Вы находитесь на странице: 1из 11

HIPERLIPIDEMIA

A. Definisi
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,
kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserid. Hiperlipoproteinemia adalah
meningkatnya konsentrasi makro molekul lipoprotein yang membawa lipid
dalam plasma. Ketidaknormalan lipid plasma dapat menyebabkan
pengaruh yang buruk ( predisposition ) terhadap koroner, serebrovaskular,
dan penyakit pembuluh arteri perifer.

B. Patofisiologi
Kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid dibawa dalam darah sebagai
kompleks lipid dan protein, dikenal sebagai lipoprotein. Peningkatan
kolesterol total dan LDL (Low-Density Lipoprotein) dan penurunan
kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) berhubungan dengan
perkembangan penyakit jantung koroner (PJK).
Hipotesis respon terhadap luka menyatakan bahwa faktor resiko
seperti LDL teroksidasi, luka mekanis terhadap endotelium, peningkatan
homosistein, serangan imunologi, atau induksi infeksi yang menginduksi
perubahan dalam endotelial dan fungsi intima membawa kepada disfungsi
endotelial dan serangkaian interaksi selular yang lama kelamaan
memuncak menjadi aterosklerosis. Gejala klinis yang dapat muncul
adalah angina, infark miokardiak, aritma, stroke, penyakit arteri perifer,
aneurisme pada aorta abdomen dan kematian mendadak.
Lesi aterosklerosis diduga berkembang dari transport dan retensi
LDL plasma melalui lapisan sel endotelial ke dalam matriks ekstraselular
daerah subendotelial. Pada dinding arteri, LDL dimodifikasi secara kimia
melalui proses oksidasi dan glikasi nonenzimatik. Perlahan-lahan LDL
teroksidasi menarik monosit ke dalam dinding arteri. Monosit-monosit ini
akan berubah menjadi makrofag yang mempercepat oksidasi LDL.
LDL teroksidasi mempengaruhi respon inflamasi yang dimediasi
oleh beberapa zat kimia penarik dan sitokin (misalnya faktor stimulasi-
koloni-monosit (MCSF), molekul adhesi intraselular, faktor pertumbuhan
turunan-platelet (PDGF), faktor pertumbuhan transformasi (TGF),
interleukin-1, interleukin-6.
Luka yang berulang dan perbaikan plak aterosklerosis akhirnya
mengarah kepada perlindungan fibrous cap yang didasari oleh inti lipid,
kolagen, kalsium, dan sel inflamatori seperti limfositT. Pemeliharaan
fibrous plak sangat penting untuk mencegah hancurnya plak dan diikuti
oleh trombosis koronari.
Terjadinya oksidasi dan respon inflamasi dikendalikan secara
genetik dan primer atau penyakit genetik lipoprotein diklasifikasikan ke
dalam enam kategori untuk penjelasan fenotip hiperlipidemia. Tipe dan
peningkatan lipoprotein yang berhubungan addalah: I (kilpmikron), Iia
(LDL), Iib (LDL + VLDL atau Very Low Density Lipoprotein), III (IDL atau
Intermediate Density Lipoprotein), IV (VLDL), dan V (VLDL + Kilomikron).
Bentuk Hiperlipidemia sekunder juga dapat terjadi dan beberapa obat
dapat meningkatkan lipid (seperti progestin, diuretik tiazid, glukokortikoid,
β bloker, isotretionin, inhibitor protease, siklosporin, mirtazapin, sirolimus).
Kerusakan primer pada hiperkolesterol familial adalah
ketidakmampuan pengikatan LDL terhadap reseptor LDL (LDL-R) atau,
jarang terjadi, kerusakan pencernaan kompleks LDL-R ke dalam sel
setelah pengikatan normal. Hal ini mengarah pada kurangnya degradasi
LDL oleh sel dan tidak teraturnya biosintesis kolesterol, dengan jumlah
kolesterol total dan LDL tidak seimbang dengan kurangnya reseptor LDL.

C. Klasifikasi
Klasifikasi ini merupakan alat bantu yang penting karena meliput
berbagai metabolisme yang berhubungan dengan keadaan hiperlipidemia,
mengidentifikasi jenis lipoprotein yang meningkat dengan gejala klinik
serta bermanfaat dalam menentukan pengobatan tanpa memandang
etiologi penyakit. Hperlipidemia diklasifikasikan sebagai berikut :
 TIPE I. Hiperkolesterolemia familial dijelaskan dengan peningkatan selektif
LDL plasma dan perubahan penyimpangan turunan kolesterol LDL pada
tendon (xantoma) dan arteri (ateroma).
 TIPE II. Pada tipe ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B dengan
VLDL kadar normal atau meningkat sedikit. Gejala klinik timbul semenjak
masa anak pada individu homozigot, tetapi pada heterozigot gejala tidak
muncul setelah umur 20 tahun.
 TIPE III. Penimbunan IDL pada tipe ini mungkin disebabkan oleh blokade
parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi
apoprotein B atau peningkatan kadar apoprotein E total. Gejala klinik
muncul pada masa dewasa muda berupa xantoma pada telapak tangan
dan kaki, dan kelainan tuberoeruptif di siku, lutut, atau bokong yang
mungkin bersifat karakteristik. Penyakit koroner, kardiovaskular, dan
pembuluh darah tepi terjadi lebih cepat yaitu pada usia 40-50 tahun.
 TIPE IV. Tipe ini mungkin merupakan hiperlipidemia yang terbanyak
dijumpai di negeri Barat. Disini terjadi peningkatan VLDL dengan
hipertrigliseridemia. Gejala klinik muncul pada usia pertengahan. Separuh
dari pasien ini meningkat kadar trigliseridanya pada umur 25 tahun.
Mekanisme kelainan yang familial tidak diketahui, tetapi tipe IV yang
didapat biasanya bersifat sekunder akibat penyakit lain, alkoholisme berat,
atau diet kaya karbohidrat.
 TIPE V. Dijelaskan dengan nyeri abdominal, pankreatitis, munculnya
xantoma, dan polineuropathy perifer. Pasien-pasien ini biasanya obesitas,
hiperurisemnia, dan diabetes; peminum alkohol, eksogenus estrogen, dan
gagal ginjal dapat memperburuk faktor yang telah ada. Resiko
aterosklerosis meningkat dengan penyakit tipe ini.

D. Diagnosis
Profil lipoprotein puasa termaksud kolesterol total, LDL, HDL, dan
trigliserida seharusnya diukur pada semua orang dewasa berumur 20
tahun atau lebih setidaknya setiap 5 tahun sekali.
Pengukuran kadar kolesterol plasma (sekitar 3% lebih rendah
daripada determinasi serum), trigliserida, dan HDL setelah 12 jam puasa
merupakan hal yang penting karena trigliserida dapat meningkat pada
seseorang yang tidak puasa, kolesteroltotal tidak hanya dipengaruhi oleh
puasa.
Pemeriksaan 2kali, satu sampai delapan minggu, dengan pasien
dalam kondisi asupan makanan yang stabil dan tidak memiliki penyakit
akut, dianjurkan untuk meminimalisir keragamaan dan untuk mendapatkan
data dasar yang dapat dipercaya.jika kolesterol total lebih besar dari 200
mg/ dl, pemeriksa kedua dianjurkan dan jika nilainya lebi dari 30 mg/ dl
secara terpisah, rata-rata dari 3 nilai harus digunakan
Setelah abnormalitas lipid dipastikan, hal-hal utama untuk
dievaluasi adalah sejarah pasien (umur, jenis kelamin dan jika wanita
diperhatikan status menstrual dan ekstrogennya),pemeriksa fisik dan
pemeriksa labolatorium
Sejarah lengkap dan pemeriksan fisik harus menggambarkan (1)
ada atau tidaknya faktor resiko penyakit resiko penyakit jantung atau
menjelaskakn penyajit jantung dalam perseorangan (2) sejarah keluarga
penyakit jantung prematur ataugangguan lipid (3) ada atau tidaknya faktor
sekunder hiperlipidemia, termaksud pengobatan bersamaan, (4) ada atau
tidaknya xantoma, abdominal, sejarah pankreatitis penyakit ginjal atau
hati, penyakit pembuluh darah perifer, aneurisme aortik abdominal,
penyakit pembuluh darah otak (bruits karotid, struk, serangan eskemik
transien)
Diabetes melitus dikenal berhubungan dengan resiko PJK.
Munculnya diabetes pada pasien tanpa diketahui PJK berhubungan pada
tingkat resiko yang sama dengan pasien tanpa diabetes tapi dipastikan
PJK.
Jika pemeriksaan fisik dan sejarah tidak cukup untuk mendiagnosis
penyakit familial. Maka elektroforesis lipoprotein gel-agarosa berguna
untuk memeriksa kelas mana yang mempengaruhi lipoprotein. Jika kadar
trigliserid dibawah 400mg/dl dan baik hiperlipidemia tipe III atau kilomikron
tidak terdeteksi dengan elektroforesis, maka salah satu dapat menghitung
konsetrasi LDL atau VLDL; VLDL = trigliserid/5; LDL = kolesterol total -
( VLDL + HDL ). Uji awal menggunakan kolesterol total untuk menemukan
masalah, tapi pengaturanyang berhubungan harus didasarkan pada LDL.
Karena kolesterol total tersusun atas turunan kolesterol dari LDL,
VLDL dan HDL, pemeriksaan HDL yang berguna ketika kolesterol plasma
meningkat, HDL dapat meningkatkan dengan asupan alkohol cukup
(kurang dari dua kali minum sehari), alkohol, berhenti merokok,
pengurangan bobot badan, kontrasepsi oral, fenitoin, dan terbutalin. HDL
dapat turun karena merokok, obesitas, gaya hidup yang pasif, dan
obatnya seperti betabloker.
Diagnosis defisiensi lipoprotein lipase berdasarkan kurang atau
hilangnya aktifitas enzim pada plasma normal manusia atau
apolipoprotein C-II, yang merupakan kofaktor enzim.

3. Inhibitor Hmg Coa reduktase (atorvastatin, fluvastatin, lovastatin,


pravastatin, rosuvastatin, simvastatin).
 Statin
 Menghambat 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (HMG-CoA)
reduktase, mengganggu konversi HMG CoA reduktase menjadi
mevalonate, tahap yang menentukan dalam biosentesis
kolesterol de-novo. Pengurangan sintesis LDL dan peningkatan
katabolisme LDL dan peningkatan katabolisme LDL dimediasi
melalui reseptor LDL menjadi prinsip kerja untuk efek
penurunan lipid.
 Ketika digunakan sebagai terapi tunggal, statin merupakan agen
penurun kolesterol total dan LDL yang paling paten dan
toleransi paling baik. Kolesterol total dan LDL direduksi hingga
30% atau lebih dalam dosis yang berhubungan dengan
penggunaan ketika ditambahkan terapi makanan.
 Kombinasi terapi statin dengan recin asam empedu masuk akal,
secara terjadinya peningkatan beberapa reseptor LDL,
mengarah kepada degradasi besar-besaran kolesterol LDL;
sintesis intraselular kolesterol dihambat : dan penggunaan ulang
asam empedu terinteruksi.
 Kombinasi terapi statin dengan ezetimibe juga masuk akal,
karena ezetimibe menghambat absorbsi kolesterol melalui batas
usu dan redukdi bertambah 12-20% ketika dikombinasikan
dengan statin atau obat lain.
 Farmakokinetik
Absorpsi Ikatan t1/2 Eliminasi
oral protein
plasma
Lovastatin 25 % 95 % 1,5 jam Fekal
(renal)
Pravastatin 1,5-2 jam
Simvastatin 1,9 jam
(metabolit)

 Lovastatin
 Penurunan kolesterol bergantung pada dosis sekitar 20-40%
 First Pass Effect kl 66 %
 Efek-efek samping :
- Keluhan abdominal ringan, ruam kulit, rangsangan gatal,
nyeri kepala, lelah, gangguan tidur
- Kenaikan konsentrasi transaminase
- Nyeri otot, kejang otot, jarang: rhabdomiolis, miopati
 Kontraindikasi
- Penyakit hati, kolestasis, miopati
- Kehamilan, masa menyusui
 Interaksi
- Penguatan efek antikoagulan oral, Digoksin
- Peningkatan risiko suatu miopati atau rhabdomiolis pada
pemberian bersama-sama dengan imunoserum, fibrat,
Asam imunosupresan, fibrat, Asam Nikotinat, Eritromisin
 Sediaan beredar :
- Atorvastatin : Lipitor
- Rosuvastatin : Crestor
- Fluvastatin : Lescol
- Pravastatin : Pravastatin (generik), Mevalotin,
Pravachol
- Simvastatin : Simvastatin (generik), Detrovel,
Nofet,Rechol, Simcor, Sinova, Valemia, Vaster, Zocor
- Lovastatin : Belvas, Cholestra, Kolvastin, Lipovas,
Lofacol, Lotivas, Lotyn, Minipid, Vastachol.

4. Asam Fibrat (Gemfibrozil, Fenofibrat, Klofibrat)


Terapi tunggal efektif dalam penurunan VLDL, tapi akibatnya terjadi
peningkatan LDL dan kadar kolesterol total akan cenderung berubah.
Gemfibrozil mengurangi sintesis VLDL dan khususnya,
apolipoprotein B yang berkelanjutan dengan meningkatnya kecepatan
pemindahan lipoprotein kaya trigliserida dari plasma. Clofibrate kurang
efektif dibandingkan gemfibrozil atau niacin dalam penurunan produksi
VLDL.
Keluhan gastrointestinal terjadi dalam 3-5% pasien, kemerahan
pada kulit (rash) 2%, pusing 2,4% dan peningkatan sementara kadar
transaminase dan alakalin fosfatase dalam 4,5% dan 1,3% , klofibrate dan
jarang biasanya genfibrozil dapat menginduksi pembentukan batu
empedu.
Gejala miositis seperti myalgia, lemah, stiffness, malaise, dan
peningkatan kreatinin kinase dan aminotransferase aspartat dapat terjadi
dan lebih sering pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Fibrat berpotensi memberikan efek terhadap anti koagulan oral,
dan The International Normalized Ratio (NRI) harus dipantau sangat teliti
pada kombinasi ini.
Farmakokinetik
Absorbsi Ikatan T½ Eliminasi
oral Protein
Plasma
Asam 100% 94% 1,5 jam Renal
Klofibrat (fekal)
Bezofibrat 95% 2,1 jam
Etofibrat 95% 5,5 jam Biliar
(renal)
Asam 100% 45 menit renal
Nikotinad

Asam klofibrat atau derivatnya :


- Penurunan kadar darah lipoprotein yang kaya trigliserid lebih
banyak (25-50%) dari pada kolesterol (kl 10%)
- Etofibrat mengalami reabsorbsi hingga 60%
Asam nikotinat ata derivatnya : penurunan kadar tergantung
dosis, yaitu sekitar 12-15%
Efek-efek samping :
- Asam klofibrat atau derivatnya : keluhan keluhan abdominal
ringan, ruam kulit, kecenderungan terbentuknya batu empedu
(kolesterol), miositis toksik, kenaikan konsentrasi AP
(alkalifosfatase) dan transaminase.
- Asam Nikotinat atau derivatnya : flush, pruritus, keluahan
abdominal, kenaikan asam urat, penurunan toleransi glukosa
pada terapi jangka panjang.
Kontraindikasi :
- Kehamilan, Masa menyusui.
- Asam Klofibrat dan derivatnya : penyakit hati, insufisiensi ginjal;
pengobatan pada waktu yang sama dengan :
Perheksilinhidrogenmaleat, penghambat MAO, penghambat
HMG-CoA-reduktase; relatif : penyakit kandung empedu,
hipalbuminemia, anak-anak.
- Asam nikotinat atau derivatnya : insufisiensi kardiovaskuler
akut.
Interaksi :
- Asam Klofibrat atau derivatnya
- Penguatan efek Kumarin, antidiabetik oral
- Bahaya rhabdomiolisis pada terapi bersamaan waktu dengan
penghambat HMG-CoA-reduktase
- Asam Nikotinat atau derivatnya : pengurangan efek obat
antidiabetik
Sediaan Beredar :
- Bezafibrat : Benzafibrat (generik), Bezalip, Lipobez
- Fenofibrat : Hipolip, Lipanthyl, Trolip, Yosenop, Zumafib
- Gemfibrozil : Gemfibrozil (generik), Dubrozil, Fetinor,
Fibralip, Grospid, Hypofyl, Inobes, Lanateron, Lapibroz,
Lifibron, Lipira, Lipitrop, Lochol, Lokoles, Lopid, Lypicam,
Mersikol, Mersazol, Nyfalemzil, Progemzal, Scantipid, Zenibroz,
Zilop
- Klofibrat : Arterol
Lampiran
Tanya Jawab

1. Kenapa merokok dapat menyebabkan terjadinya hiperlipidemia? (Edi


Susanto)
 Karena merokok menyebabkan HDL menurun mengakibatkan HDL
yang digunakan untuk melawan LDL tidak ada, sehingga LDL
meningkat di pembuluh darah. (Nurul Fajar Pratiwi & Rizky Fajar
Yunita)

2. Apa saja gejala-gejala dari hiperlipidemia? (Lusyanah)


 Kejala klinis yang dapat muncul adalah pusing, kaku, kesemutan,
angina, infark miokardiak, aritma, stroke, penyakit arteri perifer,
aneurisme pada aorta abdomen, dan kematian mendadak. (Adianti
Lupita Sari & Nurul Fajar Pratiwi)

3. Apakah hanya orang gemuk saja yang dapat terserang


hiperlipidemia? (Atin Nur’aini)
 Tidak. Orang yang bertubuh kurus juga bisa terkena hiperlipidemia.
Semua itu tergantung dengan pola hidupnya, yang misalnya seperti
alkoholisme berat, sering mengkonsumsi junk food, dan lain
sebagainya. (Nurul Fajar Pratiwi)

4. Apakah iperlipidemia sama dengan varises? (Daniel Maureeka


Joseph Pattinama)
 Hiperlipidemia dan varises adalah dua penyakit yang berbeda
walaupun sama-sama disebabkan oleh lemak. Lemak pada
hiperlipidemia terdapat pada bagian dalam pembuluh darah,
sedangkan lemak pada varises terdapat di sekeliling bagian luar
pembuluh darah. (Fauzan Habibi & Rizky Fajar Yunita)

5. Apa saja terapi untuk hiperlipidemia? (Nazarudin)


 Terapi non farmakologi, seperti terapi diet. Dan juga terapi
farmakologi yang menggunakan obat-obatan seperti Resin, Niasin,
Asam fibrat, dan lain sebagainya. (Fauzan Habibi)

Вам также может понравиться