Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN FITOKIMIA

“IDENTIFIKASI KUALITATIF KANDUNGAN SIMPLISIA PADA DAUN TAPAK

DARA DAN DAUN SAGA”

Disusun oleh :

Puteri Agatha Lestari (1015044)

Putri Agustin Hasani (1015045)

Ranti Rupeda (1015046)

Rima Nur Aisyah (1015047)

Rismayanti (1015048)

Tingkat : IIA

AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH

CIREBON

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 DASAR TEORI :

Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis senyawa kimia atau

biasa disebut dengan skrining fitokimia yang terkandung dalam tanaman. Metode ini

digunakan untuk mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat,

tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid / terpenoid (Teyler. V. E, 1988).

Skrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang

terdapat dalam tumbuh – tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan

pereaksi tertentu. Skrining fitokimia dilakukan melalui serangkaian pengujian dengan

menggunakan pereaksi tertentu. Beberapa jenis senyawa yang dapat dideteksi secara skrining

fitokimia antara lain :

a. Alkaloid

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid

mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya

dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna, seringkali

bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal, tetapi hanya sedikit yang berupa cairan

(Teyler. V. E, 1988).

Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap. Pereaksi Mayer mengandung

kalium iodida dan merkuri klorida, dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan

berwarna putih. Pereaksi Dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam

asam nitrat berair. Senyawa positif mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan

pereaksi Dragendorff membentuk warna jingga (Sastrohamidjojo, 1996).

b. Antrakinon

Antrakinon merupakan senyawa turunan antrasena yang diperoleh dari reaksi oksidasi
antrasena. Golongan ini memiliki aglikon yang sekerabat dengan antrasena yang memiliki

gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10), larut dalam air

panas atau alkohol encer. Antrakinon yang mengandung gugus karboksilat dapat diekstraksi

dengan penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat. Hasil reduksi antrakinon

adalah antron denantranol terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida (Stanisky, 2003).

c. Polifenol

Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda

khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam

bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar (Hosttetmant, dkk, 1985).

d. Tanin

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus

dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk

kepolumer mantap yang tidak larut dalam air. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin

yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin terkondensasi hampir terdapat di

dalam paku – pakuan dan gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, terutama

pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya tanin yang terhidrolisis penyebarannya terbatas

pada tumbuhan berkeping dua (Harbrone, J.B, 1987).

e. Steroid dan Triterpenoid

Triterpenoid senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara

biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid dapat

dipilah menjadi sekurang – kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya,

steroid, saponin, dan glikosida jantung.

Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana

perhidrofenantrena. Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai


hormone kelamine, asam empedu, dll), tetapi pada tahun – tahun terakhir ini banyak senyawa

tersebut yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan (Harbrone.J.B., 1987).

1.2 Latar Belakang

Indonesia adalah negara tropis dimana banyak di tumbuhi berbagai macam tanaman.

Tidak hanya ratusan, bahkan ribuan jenis spesies tumbuhan tumbuh di negara Indonesia.

Banyak nya tumbuhan yang tumbuh di Indonesia ini, ternyata memiliki berbagai macam

manfaat yang belum ter identifikasi secara menyuluruh.

Padahal obat obatan dari herbal di kenal oleh masyarakat sebagai obat yang relatif

aman karena minim efek samping (walau tetap menimbulkan efek samping, tetapi efek

samping yang muncul relatif tidak se berbahaya seperti obat obatan dari kimia) Tetapi yang

sangat di sayangkan, masyarakat awam hanya menggunakan pengobatan obat tradisional

berdasarkan resep turun temurun. Banyak masyarakat di sekitar kita yang kurang mengetahui

apa saja manfaat dari tanaman yang mereka tanam.

Oleh karena itu, kami melakukan percobaan Identifikasi Kualitatif kandungan

Simplisia untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan Zat Berkhasiat di dalam Simplisia

tersebut.
BAB II

MONOGRAFI

1. TAPAK DARA (Catharanthus rosens)

Nama lain : tapak dara, kembang serdadu

Nama tanaman asal : Catharanthus rosens

Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama : Alkaloida: ajmalisin, serpentina, tertahidroalstonin, vindesin,

vinkristin, vinblastin.

Penggunaan : Emenagoga, Obat Diabetes, Obat Kanker

Pemerian : Tidak Berbau, Rasa Pahit.

2. DAUN SAGA (Abrus precatorius)

Nama lain : Daun Saga

Nama tanaman asal : Abrus precatorius

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama : Glisirizin sampai 10%, Ca-Oksalat

Penggunaan : Obat sariawan, antitussiv

Pemerian : Bau lemah, rasa agak manis, khas.


BAB III

METODE

3.1 Peralatan:

 Timbangan gram kasar

 Mortir dan stamper

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

 Pipet tetes

 Lampu spiritus

 Kaki tiga dan Kasa

 Penjepit tabung reaksi

 Plat tetes

 Beaker glass

 Cawan penguap

3.2 Bahan :

 Aquadest

 Chloroform

 Chloroform-Ammoniak

 Pasir Netral

 H2SO4 2M

 Pereaksi Mayer

 Pereaksi Dragendroft

 Metanol

 HCl pekat

 Logam Mg
 Eter

 Etanol

 Kertas saring

 Kapas

 FeCl3

 Daun tapak dara

 Daun saga

3.3 Tujuan Percobaan

Mahasiswa mengetahui bahwa di dalam simplisia daun tapak dara dan daun saga banyak

terkandung zat-zat kimia yang mungkin berguna dalam pengobatan, serta mengetahui

bagaimana cara mengambil (mengekstraksi) zat-zat tersebut, serta cara mengidentifikasi

zat-zat tersebut.

3.4 Cara Percobaan

4 gram daun sample

Gerus dengan pasir Netral

(+) 10 ml Chloroform

(+) 10 ml Chloroform-Ammoniak

Gerus, Saring, masukan ke tabung Reaksi

(+) 10 ml H2SO4 2M

Kocok ad terjadi pemisahan

Ambil lapisan H2SO4 pindahkan ke tabung reaksi


B. UJI FLAVANOID

4 gram daun sampel

Didihkan dengan metanol air (9:1)

Saring dalam keadaan panas

Filtrat dipekatkan sampai sepertigaanya

Ditambah HCl pekat dan Logam Mg

Timbul warna metil jingga


C. UJI FENOLIK

4 tetes daun sampel

Didihkan dengan 25ml etanol selama 15 menit

Disaring dalam keadaan panas

Filtrat diuapkan sampai kering

Sisa penguapan di titruasi dengan Eter

Bagian yang tidak larut dalam eter dilarutkan dengan air

Lapisan air ditambahkan beberapa tetes FeCl3

Jika terjadi warna biru hitam atau hijau coklat, maka positif

adanya senyawa fenolik


BAB IV

HASIL PENGAMATAN dan DISKUSI


BAB V

KESIMPULAN dan SARAN


BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться