Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung
berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan maupun gas (Bird, 1993).
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga
disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per
satuan waktu.

ŋ = viskositas cairan
V = total volume cairan
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencair
p = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa (Bird, 1993).

Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel
dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang mengandung
koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas
merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati, 1981).
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka viskositas
cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang
merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperature
(Bird,1993).

Cara-cara penentuan viskositas


a. Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu
cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung
pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu
pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan
kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai
dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ merupakan
perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis
cairan (Respati,1981).
Berdasarkan hokum Heagen Poisuille :
Dimana : p = tekanan hidrostatis
r = jari-jari kapiler
t = waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h
L = panjang kapiler

Untuk air :
Ŋair = πρr4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum berlaku :
Ŋx = πρr4 . tx . px.g.h / ( 8VL)
Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :
Ŋx / ŋair = tx.ρx / taρa
(Respati,1981).

b. Viskometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan
jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang
semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai
bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :
6πrVmax = 4/3 r3 (ρbola – ρcair) g
Ŋ = { 2/g r3 (ρbola – ρcair) g } / Vmax
Vmax = h / t
Dimana : t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :
Ŋa = [ 2/g r2 (ρa – ρ1) g ta ] / h
Ŋx = [ 2/g r2 (ρx– ρ1) g tx ] / h
Ŋx/ Ŋa = [ (ρx – ρ1) g tx ] / [ (ρa – ρ1) g ta ]

c. Viscometer cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar
Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi
disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan
konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut
aliran sumbat (Bird, 1993).

d. Viskometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam
dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).

Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu,
dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas
lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya
goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan
di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill =
nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti
air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal
sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan
untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam
pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S
(pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000
p. satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis
Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair.
Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu.
Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap
satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai
makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus
berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara
cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus
diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan
agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya
(While, 1988).

Definisi Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau
densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam
praktikum yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu
terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung
massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno
kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan nilai
cho/massa jenis (ρ) fluida dengan persamaan = cho (ρ) = m/v (Whille, 1988).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan
begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi
tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang
berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan
viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

LANDASAN TEORI
Viskositas zat cair adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau
karena benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya gesekan disebut derajat
kekentalan zat cair. Jadi, semakin besar viskositas zat cair maka semakin sulit benda padat zat
cair tersebut bergerak. Viskositas dalam zat cair yang berperan adalah gaya kohesi (gaya tarik
menarik antar molekul sejenis) dengan partikel zat cair. Viskositas(kekentalan) dapat
dianggap sebagai suatu gesekan di dalam fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk
mnggunakan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain lurus ada gaya yang bekerja.
Karena pengaruh gaya lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan (y) yang nilainya
semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga muncul gradien kecepatan. Zat cair maupun
gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental dari pada gas. (Martoharsono, 2006)
Fluida adalah suatu zat yang bentuknya dapat berubah secara continue akibat gaya
geser pada benda padat. Gaya geser dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang
tidak berubah besarnya skema gaya ini bekerja. Namun, baik fluida yang kental maupun yang
encer akan mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya apabila ada
gaya geser yang bekerja. Jadi, dapat dikatakan bahwa fluida tidak dapat menahan gaya geser.
(Hartyono, 1983)
Pada Hukum Stokes, viskositas pada fluida yang kental sama dengan gesekan pada
gerak benda padat. Pada fluida ideal, viskositas η= 0 sehingga dapat dikatakan bahwa benda
yang bergerak di dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida.
Namun, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida yang kental,
maka benda tersebut akan dihambat gerakannya oleh gaya gesek fluida benda tersebut.
Besarnya gaya gesekan fluida dapat dirumuskan dengan F = ηAV = kηV. Koefisien k
tergantung pada bentuk benda. Pada benda yang berbentuk bola dengan jari-jari (r) maka
akan dirumuskan dengan
k = 6ᴨr . maka F = 6ᴨ
Dengan menggunakan Hukum Stokes, kecepatan bola dapat diketahui dengan
persamaan : η =
Keterangan :
v = kecepaan bola jauh
= massa jenis fluida diam
ρ2= massa jenis bola
= gaya gravitasi (Anonim, 2008)

Gliserin (FI ed III 1979 : 27 )


Nama resmi : GLYCEROLUM
Nama lain : gliserol, gliserin
RM/BM : C3H8O2/92,10
Rumus struktur : CH2OH – COH – CH2OH
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna,tidak berbau, manis diikuti rasa
hangat, higroskopik.
Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut
dalam kloroform P, dan eter P, dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai emolien air
Range : ≤ 30%
Incomp : tidak cocok sebagai agen pengoksidasi kuat seperti unsur logam
pelapis kran triksida, klorat kalium atau KMnO4.

7. Propilenglikol (FI III, 1979 : 534)


NamaResmi : PROPYLEN GLYCOLUM
Nama Lain : Propilenglikol
RM/BM : C3H8O2/76,10
Pemerian : Cairankental, jernih, tidakberwarna, tidakberbau, rasa agakmanis,
Higroskopik.
Kelarutan : Dapatcampurdengan air, denganetanol (95%) P. Dan
dengankloroform P., larutdalam 6 bagianeter P. Tidakdapatcampurdenganeterminyaktanah P.
Dan denganminyaklemak.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik
Kegunaan : pengawet
Incomp : Incompdenganagenpengoksidakuuatdan KaliumPermanganat.
Range : 10%

Вам также может понравиться

  • Laporan Praktek Farmasi Klinik
    Laporan Praktek Farmasi Klinik
    Документ9 страниц
    Laporan Praktek Farmasi Klinik
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • PMK No. 9 TTG Apotek
    PMK No. 9 TTG Apotek
    Документ36 страниц
    PMK No. 9 TTG Apotek
    Alpajri
    Оценок пока нет
  • FARMAKOLOGI
    FARMAKOLOGI
    Документ26 страниц
    FARMAKOLOGI
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Aloe Vera
    Aloe Vera
    Документ1 страница
    Aloe Vera
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Makalah Enzim Kelompok 2
    Makalah Enzim Kelompok 2
    Документ18 страниц
    Makalah Enzim Kelompok 2
    Mariana Yuli
    Оценок пока нет
  • Contoh Jurnal
    Contoh Jurnal
    Документ7 страниц
    Contoh Jurnal
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Metformin
    Metformin
    Документ6 страниц
    Metformin
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Makalah Enzim Kelompok 2
    Makalah Enzim Kelompok 2
    Документ18 страниц
    Makalah Enzim Kelompok 2
    Mariana Yuli
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ8 страниц
    Bab Iii
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ8 страниц
    Makala H
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Cerpen
    Cerpen
    Документ19 страниц
    Cerpen
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Golongan Obat Hormon
    Golongan Obat Hormon
    Документ18 страниц
    Golongan Obat Hormon
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Amoxicillin
    Amoxicillin
    Документ30 страниц
    Amoxicillin
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ8 страниц
    Makala H
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Makalah Komunikasi Farmasi
    Makalah Komunikasi Farmasi
    Документ10 страниц
    Makalah Komunikasi Farmasi
    Rispa Mina
    100% (2)
  • Farmakologi Obat Q
    Farmakologi Obat Q
    Документ8 страниц
    Farmakologi Obat Q
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Karakteristik Amylum Folium Angg
    Karakteristik Amylum Folium Angg
    Документ12 страниц
    Karakteristik Amylum Folium Angg
    Mariana Yuli
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar N DFTR Isi
    Kata Pengantar N DFTR Isi
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar N DFTR Isi
    Uli Suliy Ansyah
    Оценок пока нет
  • Larutan Fehling A Dan Fehling B
    Larutan Fehling A Dan Fehling B
    Документ1 страница
    Larutan Fehling A Dan Fehling B
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Laporan III
    Laporan III
    Документ7 страниц
    Laporan III
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Tugas Bu' Gem
    Tugas Bu' Gem
    Документ4 страницы
    Tugas Bu' Gem
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Obat Neostigmin
    Obat Neostigmin
    Документ2 страницы
    Obat Neostigmin
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Obat Kombinasi
    Obat Kombinasi
    Документ6 страниц
    Obat Kombinasi
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Tugas Sma
    Tugas Sma
    Документ2 страницы
    Tugas Sma
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Mirda Ibadah Salubua
    Mirda Ibadah Salubua
    Документ2 страницы
    Mirda Ibadah Salubua
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Lidah Buaya
    Lidah Buaya
    Документ14 страниц
    Lidah Buaya
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Tugas Pendahuluan
    Tugas Pendahuluan
    Документ5 страниц
    Tugas Pendahuluan
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Golongan Makrolida
    Golongan Makrolida
    Документ5 страниц
    Golongan Makrolida
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • RESEP
    RESEP
    Документ18 страниц
    RESEP
    Rispa Mina
    Оценок пока нет
  • Leukemia
    Leukemia
    Документ11 страниц
    Leukemia
    Rispa Mina
    Оценок пока нет