Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular yang

menyebabkan sebanyak >17 juta kematian di dunia setiap tahun (30% dari

semua kematian), 80% dari yang terjadi pada negara-negara dengan

pendapatan rendah dan menengah, dan angka ini diperkirakan akan

meningkat menjadi 23,6 juta pada tahun 2030. Menurut data World Health

Organization (WHO) pada tahun 2012 penyakit kardiovaskular merupakan

penyebab kematian utama dari seluruh penyakit tidak menular dan

bertanggung jawab atas 17,5 juta kematian atau 46% dari seluruh kematian

penyakit tidak menular. Dari data tersebut diperkirakan 7,4 juta kematian

adalah serangan jantung akibat penyakit jantung koroner (PJK) dan 6,7 juta

adalah stroke.

SKA merupakan penyakit yang dapat membuat pasien mengalami

kecemasan, salah satunya yaitu kecemasan akan kematian atau death anxiety.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data mengenai gambaran death

anxiety pada pasien sindrom koroner akut yang dirawat di ruang CICU dan

HCCU Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang dilakukan terhadap 34

responden, didapatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden SKA

(64,7%) mengalami death anxiety tinggi dan hampir setengah dari responden

SKA (35,3%) memiliki death anxiety rendah (JURNAL KEPERAWATAN

‘AISYIYAH)
Berdasarkan diagnosis dan gejala, estimasi jumlah penderita Penyakit

Jantung Koroner (PJK) terbanyak di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur

sebanyak 375.127 orang (1,3%). Diantara beberapa diagnosis, jenis PJK yang

paling berbahaya adalah Sindrom Koroner Akut (SKA) karena dapat

menyebabkan kematian dalam waktu 15 hingga 30 menit sejak serangan nyeri

pertama (Audy Wijaya, Aloysius, dkk)

Sindrom koroner akut (SKA) seperti angina pektoris tidak stabil

(UAP, Unstable angina pectoris), infark miokard dengan non elevasi segmen

ST (NSTEMI, non ST segment elevation myocardial infarction), infark

miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI, ST segment elevation

myocardial infarction) merupakan bagian dari PJK.4 Pada SKA, suplai darah

ke jantung tiba-tiba berkurang bahkan terhenti akibat penumpukan kolesterol

dan formasi dari gumpalan darah di dalam arteri jantung. Menyebabkan

berkurangnya suplai oksigen ke jantung sehingga memicu angina pektoris

serta infark miokard, dimana terjadi kerusakan pada jantung.

SKA sering dipahami sebagai penyakit yang tergolong susah

disembuhkan dan sering menimbulkan kematian mendadak. Ketika pasien

SKA merasakan atau mengetahui kondisi sakitnya merupakan penyakit yang

susah disembuhkan dan dapat mengancam kehidupan, hal ini akan

mengakibatkan pasien SKA mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan

respon psikologi yang paling awal muncul dan paling sering muncul pada

pasien SKA sedangkan kecemasan pada pasien SKA dapat memperburuk

keadaan jantung (Rachma ,Fitria. dkk)


Berdasarkan hasil pemaparan diatas perlu lebih lanjut untuk

mengetahui “Asuhan Keperawatan Pada Tn. “M” dengan Diagnosa Infark

Miokard Akut Dan Penurunan Kesadaran Pasien Di RSAL Dr. Ramelan

Surabaya.”

1.2 Rumusan masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka

penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan Asuhan

Keperawatan infark miokard akut dan penurunan kesadaraan dengan

membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah asuhan

keperawatan dengan diagnose infak miokard akut dan penurunan kesadaran

pada pasien di ruangan ICU IGD RSAL Dr. Ramelan Surabaya”.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan

diagnosa media infark miokard akut dan penurunan kesadaraan diruang ICU

IGD RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengkaji pasien Tn. “M” dengan infark miokard akut dan penurunan

kesadaraan diruang ICU IGD RSAL Dr. Ramelan Surabaya.


2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan infark

miokard akut dan penurunan kesadaraan diruang ICU IGD RSAL Dr.

Ramelan Surabaya.

3. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan infark

miokard akut dan penurunan kesadaraan diruang ICU IGD RSAL Dr.

Ramelan Surabaya.

4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan infark

miokard akut dan penurunan kesadaraan diruang ICU IGD RSAL Dr.

Ramelan Surabaya.

5. Mengevaluasi pasien Tn . M dengan infark miokard akut dan penurunan

kesadaraan diruang ICU IGD RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan

infark miokard akut dan penurunan kesadaraan diruang ICU IGD RSAL

Dr. Ramelan Surabaya.

1.4 Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat

memberi manfaat :

1.4.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu

penegetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada Tn. M

dengan diagnosa infark miokard akut dan penurunan kesadaran pasien

Di RSAL Dr. Ramelan Surabaya.


1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi:

1. Bagi pelayanan keperawatan dirumah sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi

pelayanan dirumah sakit agar dapat melakukan asuhan

keperawatan pasien dengan kasus Sindrom Koroner Akut (SKA)

dengan diagnose Infark Miokard Akut (IMA) dengan baik.

2. Bagi Penulis

Hasil penulisan ini dapat menjadi salah satu rujukan

bagi peneliti berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada

asuhan keperawatan pada Tn. “M” dengan diagnosa infark

miokard akut dan penurunan kesadaran pasien di RSAL Dr.

Ramelan Surabaya.

3. Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan kasus Sindrom Koroner Akut

dengan diagnogas Infark Miokard Akut (IMA).

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode Diskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan

peristiwa atau gejala yang terjadi waktu sekarang yang meliputi studi

pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,

perancanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.


1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Data yang diambil atau diperoleh melalui percakapan baik dengan

pasien, keluarga maupun tim medis kesehatan lain.

2. Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan secara langsung terhadap

keadaan, reaksi, sikap, dan perilaku pasien yang diamati.

3. Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboraturium yang dapat menunjang

menegakkan diagnosa selanjutnya.

1.5.3 Sumber Data

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh dari pasien

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat dengan

pasien, catatan medik perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan

lain.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan

memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian

yaitu :
1.6.1 Bagian awal, memuat halaman judul, abstrak penelitihan,

persetujuan komisi pembimbing, pengesahan, motto dan

persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan lampiran.

1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub-

sub berikut ini :

BAB 1: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitihan dan

sistematika penulisan.

BAB 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari

sudut medis dan asuhan keperawatan pasien dengan

diagnosa ca mammae.

BAB 3 : Tinjauan kasus, berisi tentang deskripsi data hasil

pengkajian, diagnosa perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

BAB 4 : Pembahasan, yang berisi perbandingan antara teori

dengan kenyataan yang ada dilapangan.

BAB 5 : Kesimpulan dan saran, bagian akhir yang terdiri dari

daftar pustaka dan lampiran.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

Вам также может понравиться