Вы находитесь на странице: 1из 3

BAHTERA HIDUP RAJA UBUD

KETEGUHAN SPIRITUAL, TUNDUKNYA SANG RAJA PADA YANG MAHA ESA

Dalam menunjukan baktinya kepada pencipta sosok Tjokorda Gede Agung Sukawati
merupakan tokoh yang sangat spiritualis. Diberbagai pura yang monumental dan memiliki
ikatan historis dengan Bali selalu ada jejak perjuangannya didalamnya, sebut saja pura
Pedharman Dalem Sukawati, Pura Semeru Agung, ………….
Dan berbagai pura lain seluruh Bali. Semasa hidupnya Tjokorda Gede Agung Sukawati
memang dikenal suka berkelana keberbagai daerah di Bali bahkan luar Bali membangun dan
memugar pura-pura, dialah inisiator dan tokoh sentral yang mampu menggerakkan berbagai
eleman masyakat memberikan kesadaran spiritual pentingnya kepedulian terhadap rumah-
rumah ibadah. Tak jarang Tjokorda Agung Sukawati harus menginap berbulan-bulan
menunggu hingga pura selesai dibangun.

____________________________
Setelah perjalanan ke Singaraja untuk sembahyang. Itulah pertama kalinya Tjokorda Agung
Sukawati melihat pembangunan pura dengan dihiasi patung sebagai dekorasinya, dari
Singaraja kemudian melanjutkan perjalanan menuju pura Pulaki. Dalam perjalanan menuju
pulaki Tjokorda menggunakan mobil dari anak Angkatnya.

PERNIKAHAN & LAHIRNYA PENERUS RAJA


Sepeninggal sang ayah Tjokorda Gede Agung Sukawati menjadi anak yatim piatu mulailah
saat itu terjadi kekosongan kekuasaan di puri Ubud. Tjokorda Gede Agung Sukawati sebagai
putra mahkota masih saat belia untuk mengemban tugas menduduki tahta puri yang saat
itu berusia……..tahun. Dalam perjalanannya sang Kakak Tjokorda Gede Raka Sukawati
menikahkah Tjok Agung di usia yang sangat belia sekitar umur………tahun agar dapat
diberikan tanggungjawab mengelola puri. Pernikahan pertama berlangsung dipuri Ubud
menyunting Anak Agung Putra dari Mas yang juga merupakan sepupu Tjok Agung dan ketika
bersama-sama tinggal di Denpasar semasa sekolah. Dari pernikahan pertama Tjok Agung
memiliki seorang putri namun meninggal ketika masih bayi. Pernikahan kedua yaitu dengan
Anak Agung Rai yang juga merupakan sepupu dari Tjok Agung dari saudara ibunya dari Puri
Mengwi. Dari pernikahan tersebut Tjok Agung tidak memiliki putra. Di tahun 1941
merupakan pernikahan yang ketiga bagi Tjokorda Agung Sukawati dengan Anak Agung
Niang Agung sepupunya anak dari Tjokorda Gde Ngurah Sarenkauh. Di saat itu juga istri
pertama dari Tjokorda Gede Agung Sukawati menikah kembali ke puri Gianyar. Yang
kemudian Tjokorda Agung Sukawati tinggal di puri hanya dengan istri kedua dan ketiganya.
Pernikahan dengan istri ketiganya melahirkan seorang putri perempuan bernama Tjok Istri
Sriatun yang lahir tanggal 21 Juli 1942 dan dibantu persalinannya Anak Agung Gde Barak.

MEmiliki 3 putra dan satu Putri

KERAMAHAN DAN PERSAHBATAN


Sikap terbuka dan merangkul membuat Tjokorda Gede Sukawati disenangi berbagai
kalangan dan golongan, tak terkecuali tokoh-tokoh nasional seperti Ir.
Soekarno,……………………………..bahkan ia pernah kedatangan tamu agung, yaitu Ratu Belanda
Juliana. Dengan piawai, Tjokorda Gde Agung Sukawati malah menjamunya dengan makan
crorot atau kue tradisional Bali, ditemani dengan minuman air kelapa. Sebuah foto
menggambarkan perjumpaan Tjokorda Gde Agung Sukawati dengan Ratu Juliana. Lengkap
dengan sebuah informasi unik. ”The coolest drink of the island,” begitu tutur Tjokorda Gde
Agung Sukawati kepada Ratu Juliana ketika meminta Ratu mencoba air kelapa. Para
seniman yang menetap di Ubud pun digunakan sebagai media mempromosikan Bali ke
dunia. Melalui goresan-goresan lukisan mereka, Bali digambarkan begitu eksotis. Para
penikmat lukisan yang menyebar di seluruh dunia menjadi terpesona dan akhirnya tertarik
melancong ke Bali untuk melihat langsung eksotisme itu.Surat lain yaitu dari Robert F
Kennedy, saudara dari Presiden Amerika Serikat John F Kennedy, di tahun 1962. Saat itu ia
dan istri berkunjung ke Ubud dan diterima dengan ramah oleh Tjokorda Gde Agung
Sukawati. Tjokorda bahkan memberikan lukisan kepada Robert sebagai cenderamata dan
menitipkan pula lukisan untuk Presiden Amerika Serikat.Atas segala keramahan yang ia
terima, Robert F Kennedy mengirim surat terima kasih kepada Tjokorda Gde Agung
Sukawati. Apa yang dilakukan Tjokorda Gde Agung Sukawati menunjukkan hal paling
penting sekaligus paling sederhana jika ingin mengembangkan pariwisata sebuah destinasi.
Kata kuncinya hanyalah ”keramahan”. Penuh ramah dan dengan tangan terbuka, Tjokorda
Gde Agung Sukawati membuka pintu Puri Saren Ubud yang biasanya tertutup bagi orang
asing. Pada akhirnya, orang-orang asing yang jatuh cinta dengan keramahan ini pun menjadi
sarana promosi gratis bagi Ubud dan Bali.

Cara bicara Cok Gede memang sangat sederhana, tapi begitu menarik saat orang-orang
mendengar apa yang ia katakan, dalam pembicaraannya yang lebih banyak berbicara soal
kebudayaan.
Cok Gede Sukawati sangat dekat dengan beberapa pelukis saat itu, salah satunya bernama
Bonet, begitu akrab seperti saudara, mereka saling mengunjungi tempat tinggal masing-
masing. Walaupun berteman dengan warga asing, tapi Cok Gede Sukawati sangat menentang
penjajahan. Karena seorang budayawan, itulah mengapa ada beberapa warga asing tertarik
untuk berteman.
Selain beberapa pelukis, Cok Gede pun akrab dan memiliki hubungan baik dengan Soekarno,
seperti cara Soekarno memanggil Cok Gede dengan sebutan “anak muda”. Suatu saat Cok
Gede diundang makan ke istana Tampaksiring, ia melihat lukisan dengan posisi yang miring,
langsung saja lukisan tersebut dibetulkan oleh Cok Gede sambil marah-marah, ia berkata
“Siapa petugas di sini? malu saya melihat lukisan yang dilihat banyak orang, posisinya miring
seperti ini”. Cok Gede juga melihat rayap di istana tampaksiring “rayap bisa merusak koleksi
lukisan disini”
Dengan pakaian dekil, dan tidak mandi Cok Gede datang atas undangan menteri-menteri di
istana Bogor, tapi sejak Soekarno menegurnya, ia mulai lebih memperhatikan
penampilannya, dengan membeli seragam dan mengenakannya. Pada saat itu, di Istana
Bogor, sedang diadakan pertemuan dengan para menteri, saat Cok Gede menginjakan
kakinya, ia langsung mencuri perhatian dan menghentikan pertemuan para menteri tersebut.
Cok Gede yang sebelumnya membangun jembatan bambu datang ke isrtana tersebut untuk
menagih uang kepada presiden Soekarno untuk membangun jembatan dari batu padas.
Pernah suatu ketika Cok Gede bermalam di istana raya Bogor dengan langit bangunan yang
terlalu banyak terdapat permata, membuat ia tidak bisa tidur.
Di setiap ada tamu besar baik lokal hingga tamu Amerika, John F, Kennedy dibuatkan upacara
besar dengan iringan gamelan yang besar tiap bulan.
Mendidik anak-anak, disiplin dan cinta dalam perbuatan
Dalam mendidik putra-putrinya, Cok Gede Sukawati tidak membedakan anak laki-laki dan
perempuan. Ketiga anaknya yang lain yaitu Cok Putra, Cok Ace dan Cok Ade lahir pada saat
ayahnya sudah tua, ayahnya pun menginginkan agar anaknya cepat memiliki pikiran yang
dewasa
pendidikan hingga ke luar negeri, Cok Gede Sukawati begitu melihat anak-anaknya
memegang pendidikan formal, ayahnya lebih bangga bila anak-anaknya lebih menanamkan
nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan, terbuka dengan dunia luar dalam artian “belajar di
negara lain dan melihat Bali lebih objektif dari negara yang kamu tinggali dan mempelajari
siapa kamu sebenarnya”

Tingginya Rasa Hormat pada Saudara Tua


Cok Gede Sukawati menaruh rasa hormat yang besar kepada kakaknya,

Pendidikan yang Utama


Tahun 1960 belum lazim bagi masyarakat Bali untuk mengirim anak mereka bersekolah ke
luar negeri. Tapi hal itu berbanding terbalik dengan Cok Gede Sukawati, hingga masyarakat
saat itu berpikir, tega sekali dan tidak menyayangi anaknya. Tapi akhirnya semua
kesalahpahaman itu terjawab, saat salah satu orang lokal yang mengintip pembicaraan
ayahnya dengan salah satu tamu, sambil menangis ayahnya bercerita bahwa di hatinya ada
perang batin untuk menyekolahkan anaknya di luar negeri, terpaksa ayahnya harus berpisah
dari anak-anaknya.
Ayahnya baru menginjakan kaki di luar negeri pada tahun 1974, dan berani menyekolahkan
anaknya di luar negeri padahal tidak ada bayangan sama sekali tentang negara tersebut dan
akan jadi apa anaknya kelak. Ayahnya memiliki filsafat dimana yadnya tertinggi orangtua
membuat derajat hidup anaknya lebih tinggi daripada hidup dirinya sendiri. Menanamkan
rasa persaudaraan berteman, semua lahir dengan bakit tapi bagaimana mengapresiasikan
bakat tersebut.

Вам также может понравиться