Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dengan postpartum normal adalah Nyeri berhubungan agen cidera fisik, gangguan
eliminasi urin berhubungan dengan edema jaringan, konstipasi berhubungan dengan
penurunan tonus otot, ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan, resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan kegagalan miometrium dan
mekanisme homeostatic, resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Diagnosa yang ditemukan pada kasus I dan kasus II yaitu Nyeri berhubungan agen cidera
fisik, resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan kegagalan miometrium dan
mekanisme homeostatic, resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Tidak terdapat diagnosa gangguan eliminasi urin berhubungan dengan edema jaringan
hal ini karena ibu sudah BAK sejak 6 jam setelah melahirkan pernyataan ini didukung
oleh teori intan kumalasari (2015: 160) tentang perubahan sistem perkemihan dimana ibu
postpartum hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya kadang-
kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil karena spingter uretra ditekan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan juga oleh
karena adanya edema kandung kemih selama persalinan, selain itu ambulasi dini juga
mempengaruhi faal usus dan kandung kemih lebih baik. Tidak terjadi konstipasi
berhubungan dengan penurunan tonus otot karena ibu banyak mengkonsumsi makanan
yang tinggi serat hal ini didukung oleh teori intan kumalasari (2015: 160) tentang
perubahan fisiologi ibu postpartum kesulitan buang air besar atau konstipasi dapat terjadi
karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan kebuka, atau karena hemoroid. Kesulitan
ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup
minum sehingga dapat buang air besar dengan lancar.
Tidak terdapat ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan
karena klien sudah berpengalaman dalam menyusui, klien juga rajin mengkonsumsi
makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI, menurut Intan Kumalasari (2015: 156)
Selama kehamilan hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar
karena pengaruh hormone estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesterone
akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi
ASI. Pada hari-hari pertama ASI mengandung banyak kolostrum, yaitu cairan berwarna
agak kuning dan sedikit lebih kental dari ASI yang disekresi setelah hari ketiga
postpartum