Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
+ - +
Na Br + H OSO 3 H Br + Na + -OSO3H
H
..
: OH O H
+ H Br
Br
H2O + Br + H2O
Alat
Labu alas bulat 100 mL, kondensor destilasi, kondensor refluks, pipet tetes, penangas air,
corong pisah 75 mL, 4 erlenmeyer 50 mL, 4 gelas beaker 100 mL, dan 5 tabung reaksi.
Bahan
2-butanol, NaBr, larutan jenuh Na2CO3, H2SO4 pekat, MgSO4 anhidrat atau Na2SO4 anhidrat.
Prosedur Kerja
Skema Kerja
5 gram NaBr
- dimasukkan ke dalam labu alas bulat 25 mL bersih dan kering
- ditambahkan 4,25 mL air dan 3,5 mL 2-butanol, diletakkan labu di dalam
penangas es
- ditambahkan 3,75 mL H2SO4 pekat tetes demi tetes melalui dinding labu sambil
menggoyang labu untuk mencampurnya setelah larutan dingin
- disambungkan labu dengan kondensor refluks. bila kondensor refluks tidak
tersedia, digunakan kondensor destilasi
- dipanaskan campuran dalam labu dengan penangas air pada suhu 85-90 oC
selama ±40 menit dan kemudian dinginkan sehingga aman untuk dirubah
susunan refluks dan diganti dengan kondensor destilasi
- diamati campuran cairan dalam labu serta dicatat hasilnya
- didestilasi campuran pada suhu 110-115 oC dalam penangas air hingga tidak
terlihat tetesan lagi, dipindahkan destilat ke corong pisah, dan dicuci sebanyak
dua kali dengan 5 mL air
- diamati ada berapa lapisan cairan dan di lapisan manakah 2-bromobutananya
- dicuci dengan larutan jenuh Na2CO3 dan ditampung cairan bukan airnya (2-
bromobutana) ke dalam erlenmeyer kering dan bersih
- ditambahkan zat pengering (MgSO4 atau Na2SO4) secukupnya hingga diperoleh
cairan yang jernih, kemudian dipisahkan cairannya dengan dituangkan ke dalam
erlenmeyer kecil lain yang kering dan bersih
- diidentifikasi cairan yang diperoleh dengan menentukan titik didih, massa jenis,
indeks refraksi, uji kimia untuk alkil halida dan uji kelarutan di dalam air,
metanol, etanol, aseton dan diklorometana
- dibandingkan sifatnya dengan 2-butanol yang digunakan
Hasil
Prosedur Kerja
Dimasukkan 5 gram NaBr ke dalam labu alas bulat 100 mL bersih dan kering, ditambahkan
4,25 mL air dan 3,5 mL 2-butanol. Diletakkan labu di dalam penangas es, setelah dingin,
ditambahkan 3,75 mL H2SO4 pekat tetes demi tetes melalui dinding labu sambil menggoyang
labu untuk mencampurnya. Disambungkan labu dengan kondensor refluks, bila kondensor
refluks tidak tersedia, gunakan kondensor destilasi, dipanaskan campuran dalam labu dengan
penangas air pada suhu 85-90 oC selama sekitar 40 menit kemudian dinginkan sehingga aman
untuk dirubah susunan refluks dan diganti dengan kondensor destilasi dan diamati campuran
cairan dalam labu serta catat hasilnya. Setelah labu dihubungkan dengan kondensor destilasi
dan erlenmeyer penampung, destilasilah campuran pada suhu 10-115 oC dalam penangas air
sampai tidak terlihat tetesan lagi. Dipindahkan destilat ke dalam corong pisah dan cucilah
sebanyak dua kali dengan sekitar 5 mL air. Diamati ada berapa lapisan cairan dan di lapisan
manakah 2-bromobutananya. Setelah itu, dicuci dengan 5 mL larutan jenuh Na2CO3 dan
ditampung cairan bukan airnya (2-bromobutana) ke dalam erlenmeyer bersih dan kering.
Ditambahkan zat pengering (MgSO4 atau Na2SO4) secukupnya sampai diperoleh cairan yang
jernih, kemudian dipisahkan cairannya dengan menuangkan ke dalam erlenmeyer kecil lain
yang bersih dan kering. Diidentifikasikan cairan yang diperoleh pada prosedur diatas dengan
menentukan titik didihnya, massa jenisnya, indeks refraksi, uji kimia untuk alkil halida dan
uji kelarutannya di dalam air, metanol, etanol, aseton dan diklorometana. Dibandingkan
sifatnya dengan 2-butanol yang digunakan.
Waktu yang dibutuhkan
Waktu yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan Waktu Alokasi Waktu
Persiapan alat dan bahan Pukul 07.00 - 07.10 10 Menit
Mencampurkan larutan Pukul 07.10 - 07.20 10 Menit
Menunggu dingin campuran Pukul 07.20 – 07.25 5 Menit
Mempersiapkan set alat refluks Pukul 07.25 – 07.35 10 Menit
Proses refluks Pukul 07.35 – 08.15 40 Menit
Pengamatan campuran hasil Pukul 08.15 – 08.20 5 Menit
Mempersiapkan set alat destilasi Pukul 08.20 – 08.30 10 Menit
Proses destilasi Pukul 08.30 – 09.00 30 Menit
Proses pencucian distilat Pukul 09.00 – 09.10 10 Menit
Pengamatan distilat Pukul 09.10 – 09.20 10 Menit
Pencucian distilat dengan Na2CO3 Pukul 09.20 – 09.25 5 Menit
Penampungan hasil pencucian Pukul 09.25 – 09.30 5 Menit
Pengeringan campuran dengan MgSO4 Pukul 09.30 – 09.35 5 Menit
Identifikasi Hasil percobaan Pukul 09.25 – 10.20 45 Menit
Pembersihan dan pengembalian alat Pukul 10.20 – 10.30 10 Menit
Data dan Perhitungan
Data
No. Perlakuan Hasil
1. NaBr ditambahkan 17 mL air dan 20 gram NaBr sebagian ada yang tidak larut
14 mL 2-butanol dengan 17 mL air dan 14 mL 2-butanol
2. Pendinginan
3. Penambahan 15 mL H2SO4 pekat H2SO4 ditambahkan tetes demi tetes timbul
panas dan uap, warna berubah dari tidak
berwarna menjadi berwarna kuning kemerahan,
dan ada padatan NaBr yang tidak larut.
4. Pemanasan dengan metode Terbentuk dua fasa, atas berwarna orange dan
refluks pada penangas air dengan bawah tidak berwarna. Terdapat padatan NaBr
suhu 85-90 °C selama 40 menit yang tidak larut, dan baunya menyengat.
5. Proses destilasi campuran pada Destilasi ± 25 menit, destilat yang dihasilkan
suhu 110-115 °C masih mengandung asam sulfat
6. Pencucian destilat dengan 20 mL Terbentuk 3 fasa (atas asam sulfat, tengah H2O
air dan bawah 2-bromobutana)
2. Pendinginan
Jumlah
lapisan cairan
dan letak
lapisan 2-
bromobutana
7. Pencucian Terbentuk 2 fasa (atas tidak
dengan berwarna, bawah keruh)
larutan jenuh
Na2CO3
CH
H3C
CH CH3 + H Br
H3C CH2
CH3
CH2
Br -
Br
H2O + CH CH3 +
H3C CH2 H3C
CH CH3 + H2O
CH2
Campuran yang telah direfluks kemudian didinginkan sampai aman, karena gas HBr yang
dihasilkan tersebut dapat menyebabkan pedih pada mata.
Langkah selanjutnya adalah pendestilasian sampel campuran hasil refluks. Tujuan
dilakukannya destilasi ini adalah 2-bromobutana terpisahkan dari zat-zat lain berdasarkan
perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Larutan didestilasi pada suhu 110-115C
sampai tidak terlihat lagi tetesan destilat. Produk yang diperoleh hasil dari refluks adalah air
dan 2-bromobutana, ditinjau berdasarkan literatur titik didih air dan 2-bromobutana masing-
masing adalah 100ºC dan 90º, sehingga kedua zat tersebut akan terdestilasi. Hasil dari
destilasi diperoleh larutan 2 fasa, dengan fasa atas berwarna kuning bening dan fasa bawah
tidak berwarna. Proses destilasi ini terjadi sedikit kesalahan karena larutan yang terdestilasi
masih terkandung asam sulfat yang ikut terdestilasi, hal ini dikarenakan suhu yang digunakan
terlalu tinggi.
Langkah selanjutnya adalah pemurnian destilat. Pemurnian destilat ini dilakukan
dengan ditambahkan air sebanyak 20 ml untuk memudahkan pemisahan antara 2-
bromobutana dengan campuran yang ada menggunakan corong pisah. 2-bromobutana tidak
larut dalam air sehingga penambahan air ini tidak akan menyebabkan reaksi dengan 2-
bromobutana. Hasil yang diperoleh adalah terbentuk 2 fase dengan fase bawah berwarna
keruh sedangkan yang atas berwarna kuning bening. Fasa bawah diduga merupakan 2-
bromobutana, hal ini dikarenakan 2-bromobutana memiliki massa jenis yang lebih besar
dibandingkan dengan air. Fasa bawah yang dihasilkan tersebut dipisahkan dari campuran
tersebut dengan menggunakan corong pisah. Lapisan yang telah dipisahkan ini kemudian
dicuci dengan larutan jenuh Na2CO3. Penambahan Na2CO3 berfungsi untuk mengikat air dan
memisahkan dari Na2CO3. Pencucian membentuk 2 fase dimana 2-bromobutana berada pada
bagian atas tidak berwarna sedangkan fasa bawah menjadi keruh. Lapisan atas yang telah
dipisahkan tersebut kemudian ditambahkan dengan zat pengering MgSO4 anhidrat. Fungsi
penambahan zat pengering ini untuk menjernihkan larutan dan mengikat air yang mungkin
masih tersisa. Hasil 2-bromobutana yang didapatkan yaitu masih sedikit keruh. Hal ini
menenjukkan kemungkinan masih terdapat zat-zat pengotor lain yang masih bercampur
dengan 2-bromobutana tersebut. Hasil rendemen yang diperolh adalah sebesar 159,73%.
Langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian 2-bromobutana yang diperoleh.
Pegidentifikasian ini hanya diuji kelarutannya saja. Berdasarkan uji kelarutan yang dilakukan,
2-bromobutana larut dalam air, dan metanol, sedangkan pada aseton, dan kloroform tidak
larut. Hasil kelarutan yang diperoleh ini tidak sesuai dengan literatur, karena seharusnya 2-
bromobutana dapat larut dalam metanol, kloroform, dan aseton karena sama-sama bersifat
nonpolar, sedangkan dengan air seharusnya tidak larut karena air bersifat polar. Kesalahan
yang terjadi ini dikarenakan pada proses refluks suhu yang dipakai terlalu tinggi sehingga ada
beberapa zat yang seharusnya tidak ikut terdestilasi menjadi ikut terdestilasi sehingga akan
memepengaruhi hasil pada perlakuan yang selanjutnya. Hal ini ditunjukkan dari nilai
rendemen yang diperoleh lebih besar dari 100%.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan kali ini adalah reaksi halogenasi alcohol
adalah reaksi substitusi nukleofilik, dengan mensubstitusikan gugus hidroksi pada 2-butanol
dengan gugus halogen (Br) untuk menjadi gugus pergi yang baik sehingga akan
menghasilkan 2-bromobutana dengan menggunakan mekanisme SN1.
Referensi
Fessenden, R. J. dan J. S. Fessenden. 1992. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1997. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga:
Jakarta.
Fieser, Louis. F. 1957. Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition. Boston: Revised, D.
C. Heath and Company.
Madan, R. L. 2013. Organic Chemistry Multi Coloured Edition. New Delhi : Tata McGraw
Hill Education Private Limited.
Paula, Yurkanis. 2001. Organic Chemistry. USA: Pearson Prentice Hall.
Slamet, S. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Tim Penyusun. 2016. Petunjuk Praktikum Sintesis Senyawa Organik. Jember: Universitas
Jember.
Zean. 2004. Reaksi Substitusi dan Eliminasi. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.
Saran
Praktikan sebaiknya lebih memahami prosedur kerja yang akan dilakukan pada saat
praktikum agar tidak terjadi kebingungan pada pelaksanaannya. Praktikan juga sebaiknya
menggunakan suhu pemanasan yang sesuai dengan modul agar hasil yang diperoleh benar
dan tidak terjadi reaksi samping. Praktikan sebaiknnya lebih berhati-hati dalam menggunakan
alat-alat praktikum karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Nama Praktikan
Muhammad Hisyam Nuri Abdul Ghani (141810301015)