Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Peofil organisasi
Puskesmas Selomerto 1 yang wilayahnya terdiri dari 14 (empat belas) desa dengan
batas sebelah utara Kecamatan Wonosobo, sebelah barat Kecamatan Leksono,
sebelah Selatan wilayah Puskesmas Selomerto 2 dan sebelah timur Kecamatan
Kertek. Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas
Selomerto 1 memberikan pelayanan sebagai berikut :
a. Visi Puskesmas
b. Misi
c. Struktur Organisasi
d. Motto
e. Tata Nilai : S E L O M E R T O
S : antun
E : mpati
L : oyal
O: ptimis
R : amah
O : bjektif
2. Kebijakan Mutu
Seluruh Karyawan Puskesmas Selomerto 1 berkomitmen untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat di wilayah Puskesmas Selomerto 1 dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkesinambungan untuk mencapai
standard pelayanan minimal di bidang Kesehatan sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Proses Pelayanan
Pengertian tentang proses pelayanan “interaksi profesional antara pemberi
pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat) (depkes ri, 2001). Proses pelayanan
di Puskesmas Selomerto 1 berupa pelayanan UKM dan UKP baik yang dilaksanakan
di dalam gedung maupun diluar gedung.
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disususn sebagai acuan bagi Puskesmas Selomerto 1 dalam
membangun system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
D. Landasan hukum dan acuan
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Permenkes Nomor 44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
4. Permenkes 46 tahun 2014 tentang Standart Akreditasi Puskesmas
5. Permenkes Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
6. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 6 Tahun 2014 tentang Sistem
Kesehatan Daerah.
7. Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: standar
akreditasipuskesmas dan persyaratan ISO 9001:2008
N DEFINISI OPERASIONAL
ISTILAH
O
A. Persyaratan Umum
1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan
diterapkan. Standar-standar sistem manajemen mutu itu dipilih berdasarkan dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan hal ini, sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 dapat diplih.
2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi (top
management commitment). Implementasi dari sistem manajemen mutu membutuhkan
komitmen dari manajemen organisasi dan semua standar sistem manajemen mutu
membuthkan komitmen ini agar dapat didokomentasikan. Komitmen organsasi
terhadap mutu dapat ditunjukkan sejak awal melalui penandatanganan pernyataan
kebijakan mutu organisasi, dan berikutnya diikuti oleh sikap dan perilaku manajemen
yang konsisten dalam menerapkan prosedur-prosedur kerja.
3. Menetapkan suatu kelompok kerja (working group) atau komite pengarah (steering
committee) yang terdiri dari manajer-manajer senior. Semua manajer senior harus
berpartisipasi aktif dan paham secara benar tentang persyaratan-persyaratan standar
dari sistem manajemen mutu itu.
4. Menugaskan wakil manajemen (management representative). Organisasi harus
menugaskan wakil manajemen, yang bebas dari tanggung jawab lain, seerta harus
mendefenisikan wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa persyaratan-
persyaratan sistem manajemen mutu itu diterapkan dan dipelihara.
5. Menetapkan tujuan-tujuan mutu dan implementasi sistem. Tidak ada metode baku
atau tunggal dari implementasi sistem manajemen mutu dalam organisasi.
Bagaimanapun, program implementasi (prosedur- prosedur kerja) harus merupakan
tanggung jawab dari semua anggota organisasi dan dilakukan secara benar dari awal.
6. Meninjau ulang sistem manejemen mutu yang sekarang. Berkaitan dengan hal ini
perlu dilakukan suatu audit sistem atau penilaian terhadap sistem manajemen mutu
yang ada.
7. Mendefenisikan struktur organisasi dan tanggung jawab. Pengembangan suatu sistem
manajemen mutu menghadirkan suatu kesempatan ideal untuk suautu organisasi
melakukan evaluasi terperinci dan meninjau ulang struktur manajemen yang ada.
8. Menciptakan keasadaran mutu (quality awareness) pada semua tingkat dalam
organisasi. Kesadaran mutu dapat dibangkitkan melalui serangakaian pelatihan
tentang mutu guna menjawab pertanyaan- pertanyaan: apa itu mutu?, mengapa perlu
memiliki sistem manajemen mutu?, apa itu manual mutu?, mengapa harus
mendokumentasikan sistem manajemen mutu dalam prosedur-prosedur sistem dan
prosedur- prosedur kerja terperinci?, apa itu kebijakan mutu organisasi?, mengapa
memerlukan kerjasama dalam implementasi sistem manajemen mutu?, dan lain-lain.
9. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam manual (buku
panduan) mutu. Hal ini berkaitan dengan peninjauan ulang secara singkat dari sistem
manajemen mutu itu dan apakah kebijakan dan dokumen-dokumen yang diperlukan
telah lengkap dan tersusun rapi dalam sistem manajemen.
10. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-prosedur.
Berkaitan dengan hal ini perlu mengembangkan suatu diagram alir dari aktivitas
bisnis organisasi dan menentukan hal- hal kritis yang akan mempengaruhi
keberhasilan organisasi.
11. Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur oprasional atau prosedur
terperinci. Hal ini berkaitan dengan dokumen-dokumen spesifik terhadap produk,
aktivitas-aktivitas atau proses-proses dan harus ditempatkan pada lokasi kerja
sehingga mudah dibaca oleh karyawan atau pekerja yang terkait.
12. Memperkenalkan dokumentasi. sekali manual mutu dan prosedur- prosedur telah
disepakati , maka implementasi dari praktek-praktek sistem manajemen mutu pada
tingkat manajemen dapat dilakukan.
13. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem. Tahap ini akan menjadi
sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi dari sistem manajemen mutu.
14. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu. Peninjauan ulang
sistem manajemen mutu diperlukan untuk menjamin kesesuaian terhadap persyaratan-
persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu.
B. Pengendalia Dokumen
Dokumen meliputi :
C. Pengendalian Rekaman
a) Dokumen rekam klinik / medik inaktif wajib disimpan sekurang- kurangnya dima
tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat, setelah batas waktu
sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam klinis dapat dimusnahkan,
kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan jangka waktu 10
tahun, terhitung dari tanggal dibuatnya.
b) Rekam medis pasien dimasukkan ke dalam family folder dan disimpan ke dalam
rak penyimpanan di loket pendaftaran.
c) Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal tiga tahun.
e) Dokumen akreditasi dibuat rangkap 2, yang asli disimpan di Ketata Usahaan yang
fotocopy dengan cap terkendali didistribusikan di unit-unit yang memerlukan.
Semua rekam implementasi, upaya perbaikan dll yang merupakan rekaman ada
dimasing-masing upaya.
h) Penataan Dokumen
A. Komitmen Manajemen
1. Memahami konsep sistem manajemen mutu sebagai landasan dalam merubah pola
pikir dan pola kerja yang terfokus pada mutu;
2. Menetapkan kebijakan mutu dan memastikan bahwa sasaran mutu Puskesmas
Selomerto 1,
3. Menjalankan kegiatan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing sesuai dengan
komitmen manajemen mutu secara konsisten dengan cara mentaati pedoman
manajemen mutu, Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja yang ada, serta sesuai
peraturan perundang undangan yang berlaku;
4. Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan telah diupayakan dipenuhi;
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian sasaran manajemen mutu secara
konsisten;
6. Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan.
Manajemen bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara
konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang
diinginkan. Untuk itu maka diwajibkan kepada semua Pejabat Struktural dan semua
karyawan Puskesmas Selomerto 1 Kabupaten Wonosobo untuk :
a. Kepala Puskesmas
1. Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
2. Mengesahkan Struktur Organisasi dan uraian tugas, mengangkat Ketua Tim
Mutu dan menyediakan sumber daya yang diperlukan.
3. Mengesahkan sasaran mutu disetiap program / upaya atau unit kerja
4. Memeriksa dan meninjau rencana manajemen mutu disetiap bagian
untuk mencapai sasaran mutu Kinerja yang telah ditetapkan
5. Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan ke
pelaksana terkait di dalam Puskesmas
6. Memeriksa dan meninjau struktur organisasi, tanggung jawab dan
wewenang
7. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan Sistem kinerja setiap proses yang ada didalam proses bisnis
Puskesmas untuk mencapai tujuan organisasi.
8. Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.
9. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi diseluruh
proses pelayanan.
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum