Вы находитесь на странице: 1из 7

Kombinasi Ekstrak Cathecins (Flavonoid) pada Camellia sinensis dan

Madu sebagai Solusi Terapi Gastritis Kronik Akibat H. Pylori


Imtinanda Khalisa Amani1, Muhammad Joddy Malfica2, Qanita Izza Kemala3
1
Program Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
2
Program Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
3
Program Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta

ABSTRAK

Latar belakang : Kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Penggunaan obat antibiotik
seperti clarytimin untuk pasien gastritis kronik memiliki kelemahan yaitu dapat menimbulkan
resistensi sehingga menjadikan bakteri H. pylori kebal terhadap obat tersebut, diketahui
bahwa keberadaan resistansi terhadap klaritromisin karena mutasi pada target ribosomnya. Di
negara Perancis pada tahun 2013, terjadi peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir, dari
<10% pada awal tahun 2000 hingga >20% pada tahun 2013. Mengingat evolusi resistensi ini
menjadi isu utama dalam pencarian obat alternatif dengan bahan alami.
Tujuan : Literature review ini bertujuan untuk menjelaskan terapi alternatif pada pengobatan
Gastritis Kronik dengan penggunaan zat alami yang ada di Camellia sinensis dan madu.
Metode : Metode yang digunakan adalah randomized sampling dengan menggolongkan
kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil : Dari berbagai literatur yang ditemukan, Camellia sinensis yang mengandung
flavonoid mampu bekerja sebagai antibakteri dan madu dengan konsentrasi 20% yang
mengandung bahan-bahan aktifnya dapat membantu meringankan infeksi pada sel di
lambung akibat H. pylori.
Kesimpulan : Kombinasi Camellia sinensis dan madu dapat dijadikan solusi alternatif dalam
terapi pada pasien gastritis kronik

Kata kunci : antioksidan, Catechins, Flavonoid, H. pylori, Polifenol.

ABSTRACT

Background : The incidence of gastritis in some regions in Indonesia is quite high with a
prevalence of 274,396 cases of 238,452,952 inhabitants. The use of antibiotic drugs such as
clarytimin for chronic gastritis patients has a disadvantage that can cause resistance to make
the bacteria H. pylori immune to the drug, it is known that the presence of resistance to
clarithromycin due to mutations in the target ribosomnya. In the country of France in 2013,
there has been a rapid increase over the last 10 years, from <10% in early 2000 to> 20% in
2013. Considering the evolution of this resistance is a major issue in the search for alternative
medicine with natural ingredients.
Objective: This literature review aims to explain alternative therapies in the treatment of
Chronic Gastritis with the use of natural substances present in Camellia sinensis and honey.
Method : The method used is randomized sampling by classifying inclusion and
exclusion criteria.
Results : From the literature found, Camellia sinensis containing flavonoids can work
as antibacterial and honey with a concentration of 20% containing active ingredients can help
relieve infections of the stomach cells due to H. pylori.
Conclusion : The combination of Camellia sinensis and honey can be an alternative
solution in therapy in chronic gastritis patients

Keywords: antioxidants, Catechins, Flavonoids, H. pylori, Polifenols.

PENDAHULUAN terjadinya resistensi antibiotik untuk


Persentase dari angka kejadian pengobatan H. pylori yaitu dengan
gastritis di Indonesia menurut WHO menggunakan bahan alami yaitu zat
didapatkan mencapai angka 40,8%. flavonoid dan antibakteri yang
Berdasarkan profil kesehatan terdapat pada green tea dan madu.
Indonesia tahun 2010, gastritis Kandungan flavonoid yaitu cathecin
merupakan peringkat ke lima dari 10 yang terkandung dapat
besar penyakit terbanyak pasien membersihkan radikal bebas yang
rawat inap yaitu 24,716 kasus dan disebabkan pengrusakan sel epitel
peringkat ke enam dari 10 besar lambung oleh H. pylori.
penyakit terbanyak rawat jalan di
Rumah Sakit Indonesia yaitu 88,599. METODE
Penyakit gastritis kronik merupakan Data penulisan diambil dari
peradangan mukosa lambung kronik Googlescholar, Pubmed,
yang akhirnya dapat menyebabkan ClinicalKey, Sciencedirect,Uptodate,
atrofi mukosa dan metaplasia ACS Publication dan Medscape.
intestinal, biasanya tanpa disertai Dari 45 jurnal yang penulis temukan
erosi. Perubahan epitel yang terjadi dengan kata kunci gastritic chronic,
berupa displasia dan merupakan flavonoid, polifenol, green tea for
bibit terjadinya karsinoma. Salah gastritic, honey for gastritic, dan
satu patogenesis terjadinya gastritis pathogenesis H. pylori in gastritic.
kronis dikarenakan infeksi H. pylori. Kriteria inklusi penulis adalah jurnal
Infeksi Helicobacter pylori pada dengan penerbitaan rentang tahun
gastriris kronis terjadi hingga 90%, 2012-2017 serta termasuk
organisme ini cendrung didapat systematic review, meta-analysis
pada masa kanak dan menetap review dan randomized control trial
hingga puluhan tahun.Gastritis (RCT). Penulis mengeksklusikan
kronis biasanya dapat menyebabkan berbagai jurnal karena tidak
mual, muntah, dan rasa tidak ditemukan data yang sesuai
nyaman di perut bagian atas. Pasien sehingga penulis menggunakan 15
gastritis kronis tahap lanjut akibat H. jurnal sebagai kriteria inklusi penulis.
pylori dapat menyebabkan
kerusakan sel parietal lambung dan HASIL DAN PEMBAHASAN
atrofi mukosa korpus dan fundus
lambung. Saat ini salah satu Patogenesis Gastritis Kronis
penyembuhan yang sering
diterapkan oleh paramedis yaitu Gastritis Kronis adalah merupakan
dengan menggunakan antibiotik peradangan mukosa lambung kronik
claritomycin, namun pengobatan yang akhirnya dapat menyebabkan
tersebut dapat menyebabkan atrofi mukosa dan metaplasia
resistensi pada H. pylori sehingga intestinal. Pada kondisi ketika terjadi
menjadikan H. pylori kebal dan tidak peningkatan kadar keasaman pada
bisa diobati menggunakan antibiotik lambung (penurunan Ph) hingga
tersebut. mencapai lapisan hidrocloric pada
Maka penulis berusaha mencari lambung. Bakteri H. pylori memiliki
solusi pengobatan untuk mengurangi fungsi khusus dalam menghadapi
situasi ini sehingga menyebabkan ia melui type 4 secretion system
berbeda dengan bakteri lainnya. H. (T4SS). CagL sebagai komponen
pylori memiliki motilitas berupa (gambar dari jurnal nomor 4)
flagela yang berfungsi menjadikan
bakteri dapat berenang pada mukus
yang encer tersebut (1). lain dari T4SS juga akan berinteraksi
Bakteri juga akan mensekresikan dengan integrin a5b1 untuk
enzim urease sebagai bentuk mempermudah translokasi CagA ke
pertahanan terhadap dalam sel inang (4).
peningkatan suasana asam Di dalam sel inang, CagA diaktifkan
tersebut. Namun enzim tersebut oleh fosforilasi tirosin melalui alb
justru mengubah chemical urea yang kinase yang akan menargetkan sel
terdapat di lambung menjadi inang untuk mengubah respons
ammonium klorida dan seluler sel epitel lalu memainkan
monokloramin sebagai senyawa peran dalam gangguan bentuk epitel
toksik. Protase dan fosfolipase yang normal melalui motilitas, proliferasi,
dikeluarkan bakteri tersebut juga sitoskeletal rearrengement,
akan memecah kompleks apoptosis dan mitogenik gen. CagA
glikoprotein-lemak di mukus yang tidak terfosforilasi memiliki
lambung sehingga lini pertahanan pengaruh yang sama dengan yang
mukosa menjadi melemah (2)(3). terfosforilasi, bedanya CagA yang
Ketika lapisan mukus tersebut tidak terfosforilasi akan

mengalami kerusakan, dengan mengaktifkan NF-κB yang nantinya


bantuan lipopolisakarida bakteri H. akan menghasilkan IL-8 untuk
pylori akan dengan mudah inflamasi. Selain itu CagA memilki
menempel pada sel-sel di lambung. dampak terhadap rusaknya tight
Saat H. pylori sudah menempel ke junction antarsel (4).
membran basolateral yang ada di sel Di sisi lain ketika H. pylori menempel
lambung, bakteri tersebut akan pada permukaan sel akan
mensekresikan protein CagA melalui mensekresikan VacA dan VacA
integrin a5b1. H. pylori juga akan akan berikatan dengan VacA
mentranslokasi CagA dan reseptor, lalu masuk ke dalam sel.
Peptidoglikan ke dalam sel inang VacA akan menyebabkan hilangnya
potensial membran pada
mitokondria, melepaskan sitokrom,
mengaktivasi kaspase-3 yang Camellia sinensis
berakhir dengan apoptosis sel (4). Teh hijau merupakan salah satu
jenis minuman kedua paling
Resistensi Obat pada Terapi banyak dikonsumsi oleh penduduk
Gastritis Kronis Akut di seluruh dunia. Teh hijau berasal
dari tanaman Camellia sinensis,
Tren terbaru dalam rejimen terapi dengan diproduksi dilakukan dengan
untuk H. pylori pada gastritis kronis proses pemanasan uap yang
adalah penggunaan antibiotik bertujuan untuk menghancurkan
klaritromisin. Namun, terjadinya enzim polifenol oksidase, sehingga
resistensi bakteri H.pylori terhadap polifenol tetap sebagai flavonoid dan
klaritromisin telah menimbulkan catechin sederhana, bukan menjadi
kekhawatiran sehingga menjadikan suatu senyawa yang kompleks (7).
masalah ini sangat penting Kekurangan enzim polifenol oksidasi
khususnya pada daerah di mana mengakibatkan daun tetap
banyak orang terinfeksi H. pylori. mempertahankan warnanya (hijau).
Mutasi terhadap target ribosomnya Kandungan polifenol yang terdapat
adalah alasan utama dalam pada Camellia sinensis merupakan
kegagalan terapi antibiotik ini (5). suatu senyawa organik dan saat ini
Diketahui pada penelitian Journal of dianggap sebagai antioksidan.
Helicobacter pylori resistance to Polifenol paling banyak sering
clarithromycin in Reunion Island ditemukan pada tanaman dalam
tahun 2016 ditemukan bahwa bentuk catechin berupa flavonoid
prevalensi H. pylori yang resisten (8).
terhadap antibiotik klaritomisin Polifenol yang terdapat pada
diperkirakan sebesar 8,8% di teh hijau terdiri dari flavonoid
Negara Perancis pada awal tahun sederhana seperti; epigallocatechin-
2000 dan 9,3% di Eropa Barat, 3-gallate (EGCG), epigallocatechin
bahkan hal ini meningkat sekitar 1% (EGC), epicatechin-3-gallate (ECG)
setiap tahunnya. Prevalensi tersebut dan epicatechin (EC). EGCG
dibuktikan dengan ditemukannya memegang persentase terbesar
data resisten <10% pada awal tahun pada Camellia sinensis karena
2000 hingga >20% pada tahun 2013 EGCG merupakan antioksidan kuat.
(6). Beberapa studi menunjukkan bahwa
Penelitian juga dilakukan pada EGCG memiliki kemampuan untuk
pasien yang dirawat di Departemen menghambat urease H. Pylori (6).
Gastroenterologi dengan data yang Helicobacter pylori adalah
didapat pada tabel gambar bakteri unik yang dapat bertahan di
Hasil dari data yang diteliti oleh lingkungan asam lambung karena H.
Zemali, dkk., didapat sekitar 17 pylori dapat menetralkan asam
orang (12%) pasien yang terkena lambung dengan amonia yang
resistensi H. pylori dari 73 orang diproduksi oleh urease. Dalam
pasien yang terkena infeksi bakteri penelitian ini, epigallocatechin-3-
tersebut, penelitian ini dilakukan gallate, yang merupakan komponen
pada pasien yang dirawat di utama green tea, memiliki aktivitas
Departemen Gastroenterologi. penghambatan yang kuat pada
Setelah diamati pada 9 orang enzim H. pylori urease sehingga
tersebut, ditemukan satu orang dapat berperan ke pencegahan atau
(11%) mengalami mutasi A2142C pengurangan infeksi H. Pylori (6).
dan delapan orang (89%) Cathecin pada green tea
mengalami mutasi A2142G/A2143G dianggap sebagai komponen aktif
(6). dan dapat menekan lesi lambung
yang disebabkan H. pylori. Telah madu berpotensi sebagai
dibuktikan bahwa pemberian antiinflamasi. Dilakukan percobaan
Camellia sinensis dalam diet pada pada sel AGS yang diberi madu
dosis 5000-20.000 ppm, dapat manuka 5% dan sel AGS yang
mengurangi H. pylori lambung diberi madu manuka 20% dengan
penyebab gastritis kronik (6). masa inkubasi masing-masing
Cathecin lainnya pada Green selama 24 jam menunjukkan hasil
tea seperti gallo-catechin gallate, bahwa kesintasan sel AGS
gallocatechin, dan epigallocatechin berkurang untuk madu 20%.
ditemukan juga dapat menghambat Kemudian dilakukan percobaan sel
aktivitas urease namun tak sekuat AGS diberikan jenis madu yang lain
epigallacatechin-3-gallate (6). (madu acacia, madu alami) masing-
Salah satu penelitian yang masing masa inkubasi selama 1 jam
dilakuan untuk menguji keefektifan dan 24 jam (9,10).
kerja green tea dilakukan pada Sel AGS dengan masa inkubasi
Mongolian gerbils pada gambar selama 1 jam tidak menunjukkan
tabel 1. perubahan kesintasan sel
Madu sedangkan sel AGS dengan masa
Madu merupakan salah satu produk inkubasi 24 jam menunjukkan
alami yang dibentuk dari nektar oleh penurunan angka kesintasan sel
lebah madu. Secara farmakologi, yang signifikan. Hal ini ditunjukkan
madu memiki beberapa kandungan dengan perubahan morfologi sel
zat aktif yang membuatnya dapat seperti morfologi nukleus yang
dijadikan sebagai antibakteri seperti abnormal, perubahan sel menuju
glukosa yang tinggi, flavonoid, asam apoptosis dan penyusutan sel, sel
fenolat, vitamin, trace element, asam terindikasi sitotoksik. Dengan
amino, dan protein serta beberapa demikian, paparan berbagai jenis
enzim termasuk glukosa oksidase, madu dengan masa inkubasi 1 jam
invertase, dan katalase. Efek tidak mempunyai efek terhadap
pemberian madu terhadap kesintasan maupun morfologi sel.
mekanisme inhibisi bakteri H. pylori Paparan sel AGS terhadap H. pylori
sebenarnya belum diketahui secara (6x10⁸ CFU mL‾¹) selama 2 jam
pasti namun madu dapat mencegah menginduksi aktivitas ikatan DNA
infeksi yang lebih parah oleh H. NF-κB dan aktivitas ikatan DNA AP-
pylori (9). 1. Kemudian, ketika media sel AGS
Penelitian dilakukan sebelumnya yang terpapar H. pylori diberi madu
oleh Mohamed M.M Abdel-Latif dan manuka 20% terdapat perubahan
Mekky M. Abouzied menggunakan penurunan aktivitas pada sel yang
beberapa jenis madu yang diberikan telah terinfeksi H. pylori (11).
selama masa inkubasi pada sel AGS Kadar glukosa yang tinggi pada
(sel adenokarsinoma) menunjukkan madu juga berkontribusi terhadap
hasil yang menunjukkan bahwa penurunan aktivitas sel yang
Tabel 1. Efek GTE pada lesi lambung oleh H. pylori.
terinfeksi oleh bakteri H. pylori. antimikroba dan bahkan dapat
Tingginya kadar tersebut akan menutup luka pada
bereaksi dengan enzim glukosa pendarahan yang telah terjadi di
oksidase yang nantinya akan mukus lambung dengan cara
menghasilkan hidrogen peroksida. mengoksidasi dinding sel.
Hidrogen peroksida ini dapat
berperan sebagai antibakteri. Selain KESIMPULAN
glukosa yang tinggi, asam fenolat Camellia sinensis dengan madu
dan flavonoid pada madu juga dapat dijadikan sebagai solusi
berperan dalam pembersihan alternatif pada terapi Gastritis
superoksida bebas dan reactive Kronis. Terbukti dari beberapa jurnal
oxygen species lainnya. Bahan- penelitian yang ditemukan bahwa
bahan radikal bebas ini terakumulasi ekstrak Flavonoid yang terkadung
dan dibebaskan saat lonjakan pada madu dan green tea dapat
respirasi yang terjadi pada sel yang menghambat kerja dari enzim
terinfeksi bakteri H. pylori. Kedua zat urease pada bakteri H.pylori.
ini, asam fenolat dan flavonoid dapat Kombinasi Camellia sinensis dengan
meningkatkan produksi musin pada madu selain dapat menambah rasa
sel-sel di lambung yang bekerja manis pada minuman juga akan
sebagai pembasmi radikal bebas memperbanyak kadar flavonoid yang
dan sebagai pelindung lapisan nantinya akan berkerja semakin
lambung dari bakteri H. pylori efektif pada terapi gastritis kronik.
(12,13). Diharapkan kombinasi Camellia
sinensis dan madu yang dikemas
Kombinasi Green tea dan Madu dalam bentuk minuman ini dapat
pada Terapi Gastritis Kronis digunakan sebagai terapi
Dengan sudah diketahuinya pengobatan non-antibiotik yang
zat flavonoid pada Camellia sinensis aman bagi semua kalangan yang
dan madu yang bekerja cukup baik mengkonsumsinya, khususnya pada
dalam mempengaruhi bakteri H. penggunaan pasien gastritis kronik
pylori secara antagonis pada
gastritis kronik. Hal ini menjadikan
penulis untuk berpikir bahwa Daftar Pustaka
kombinasi dari green tea dan madu 1. Molnar B, Galamb O, Sipos F,
dapat dijadikan sebagai obat terapi Leiszter K, Tulassay Z.
non-antibiotik yang aman dan Molecular Pathogenesis of
disukai oleh banyak orang. Helicobacter pylori Infection :
Meskipun rasa green tea memiliki The Role of Bacterial
rasa yang cukup pahit, perpaduan Virulence. Dig Dis. 2010;604–
dengan rasa manis dari madu 8.
menjadikan minuman ini menjadi 2. Kusters JG, Vliet AHM Van,
nikmat. Ernst J, Kusters JG, Vliet
Flavonoid yang terdapat AHM Van, Kuipers EJ.
pada green tea dan madu memiliki Pathogenesis of Helicobacter
efek langsung terhadap bakteri H. pylori Infection Pathogenesis
pylori yang bekerja sebagai of Helicobacter pylori
antagonis, zat ini nantinya akan Infection. Clin Microbiol Rev.
menghambat ketahanan bakteri H. 2006;19(3).
pylori terhadap keasaman lambung 3. Corvalán AH, Carrasco G,
yang meningkat. Kadar glukosa Olivares W. Molecular
yang tinggi pada madu juga dapat Pathology of Gastritis.
memicu produksi hidrogen peroxida 2014;(September 2011).
yang dapat berperan sebagai 4. Nejati S, Karkhah A, Darvish
H, Validi M, Ebarhimpour S, 2014;45(7):540–6. Available
Nouri HR. Influence of from:
Helicobacter pylori virulence http://dx.doi.org/10.1016/j.arc
factors CagA and VacA on med.2014.09.001
pathogenesis of 10. Abdel-Latif MMM, Abouzied
gastrointestinal disorders. MM. Molecular Mechanisms
Microb Pathog [Internet]. of Natural Honey Against H.
2018;117:43–8. Available pylori Infection Via
from: Suppression of NF-κB and
https://doi.org/10.1016/j.micpa AP-1 Activation in Gastric
th.2018.02.016 Epithelial Cells. Arch Med Res
5. Zemali N, Guillemot G, [Internet]. 2016;47(5):340–8.
Jaubert J, Picot S, Thomas E, Available from:
Becquart JP, et al. Résistance http://dx.doi.org/10.1016/j.arc
d’Helicobacter pylori à la med.2016.09.002
clarithromycine à l’île de la 11. AMARAL TY, PADILHA IG,
Réunion. Med Mal Infect PRESÍDIO GA, SILVEIRA
[Internet]. 2016;46(7):385–9. EAAS da, DUARTE AWF,
Available from: BARBOSA APF, et al.
http://dx.doi.org/10.1016/j.med Antimicrobial and anti-
mal.2016.06.004 inflammatory activities of Apis
6. Matsubara S, Shibata H, mellifera honey on the
Ishikawa F, Yokokura T, Helicobacter pylori infection of
Takahashi M, Sugimura T, et Wistar rats gastric mucosa.
al. Suppression of Food Sci Technol [Internet].
Helicobacter pylori-induced 2017;37(ahead):0–0.
gastritis by green tea extract Available from:
in Mongolian gerbils. Biochem http://www.scielo.br/scielo.php
Biophys Res Commun. ?script=sci_arttext&pid=S010
2003;310(3):715–9. 1-
7. Stoicov C, Saffari R, 20612017005008104&lng=en
Houghton J. International &nrm=iso&tlng=en
Journal of Antimicrobial 12. Ahmad RS, Hussain MB,
Agents Green tea inhibits Saeed F, Waheed M, Tufail T.
Helicobacter growth in vivo Phytochemistry, metabolism,
and in vitro. 2009;33:473–8. and ethnomedical scenario of
8. Ruggiero P, Tombola F, Rossi honey: A concurrent review.
G, Pancotto L, Lauretti L, Del Int J Food Prop.
Giudice G, et al. Polyphenols 2017;20:S254–69.
reduce gastritis induced by 13. Boyanova L, Ilieva J, Gergova
Helicobacter pylori infection or G, Vladimirov B, Nikolov R,
VacA toxin administration in Mitov I. Honey and
mice. Antimicrob Agents green/black tea consumption
Chemother. 2006;50(7):2550– may reduce the risk of
2. Helicobacter pylori infection.
9. Matongo F, Nwodo UU. Invitro Diagn Microbiol Infect Dis
Assessment of Helicobacter [Internet]. 2015;82(1):85–6.
pylori Ureases Inhibition by Available from:
Honey Fractions. Arch Med http://dx.doi.org/10.1016/j.diag
Res [Internet]. microbio.2015.03.001

Вам также может понравиться