Вы находитесь на странице: 1из 24

1

BAB I
STATUS PASIEN

1.1 Identitas Pasien


a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. S/Perempuan/63 tahun
b. Pekerjaan/Pendidikan : pensiunan PNS/ SMA
c. Alamat : RT 36 Lebak Bandung

1.2 Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga


a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak/saudara :3
c. Status ekonomi keluarga : Pasien dan suami merupakan pensiunan
PNS dengan penghasilan cukup.
d. Kondisi Rumah Pasien :
Pasien tinggal dirumah permanen,
lantai marmer, dinding bata dan atap seng.
Rumah pasien terdiri dari 1 ruang tamu, 3
ruang tidur, 1 dapur, dan kamar mandi
dengan jamban leher angsa di bagian
belakang. Sumber air bersih berasal dari
PDAM dan sumber penerangan berasal dari
PLN.
e. Kondisi Lingkungan di Sekitar Rumah :
Rumah pasien berjarak cukup dekat dengan rumah lainnya. Depan,
belakang dan samping rumah pasien adalah rumah warga lainnya.

1.3 Aspek Perilaku dan Psikologis dalam Keluarga :


a. Pasien jarang mengkonsumsi makanan tinggi serat dan buah-buahan.
b. Pasien jarang berolahraga
c. Hubungan dengan anggota keluarga baik.
2

1.4 Keluhan Utama :


Nyeri pada anus ± 1 hari yang lalu.

1.5 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Puskesmas Simpang Kawat dengan keluhan nyeri pada
anus yang dirasa ±1 minggu yang lalu dan semakin memberat 1 hari yang
lalu. Awalnya keluhan yang dialami hanya berupa rasa mengganjal disertai
rasa gatal pada lubang anus yang dirasa sesaat setelah buang air besar,
dirasa seperti benjolan sebesar biji jagung pada luar kulit anus. Benjolan
tersebut menetap diluar dan tidak keluar-masuk setelah BAB, tidak disertai
dengan adanya keluhan BAB darah.
± 1 hari yang lalu pasien mulai merasa nyeri pada benjolan tersebut
yang dirasa terutama saat setelah BAB dan saat duduk, keluhan membaik
bila pasien duduk dalam posisi miring. Keluhan tidak disertai dengan
demam dan diare. Pasien belum minum obat untuk meringankan
penyakitnya.

1.6 Riwayat Penyakit Dahulu :


a. Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya (-)
b. Riwayat Hipertensi (-)

1.7 Riwayat Penyakit Keluarga :


a. Riwayat keluhan serupa dalam keluarga, orang tua, saudara,anak (-)

1.8 Riwayat makan, alergi, obat-obatan dan perilaku kesehatan.


Pasien jarang mengkonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur
dan buah, pasien juga tidak mengkonsumsi air sebanyak ±2L perhari
sehingga pasien sering mengedan saat BAB, dan berlama-lama ketika
BAB. Dirumah pasien menggunakan jamban leher angsa. Pasien juga
tidak menggunakan sabun dan tissu untuk mengeringkan anus setelah
BAB. Riwayat alergi obat dan makanan (-) Pasien tidak sedang
3

mengkonsumsi obat-obatan rutin seperti hipertensi maupun diabetes


mellitus. Pasien cukup jarang berolahraga.

1.9 Pemeriksaan Fisik :


Status Generalisata
1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tekanan darah : 120/70 mmHg
4. Nadi : 84x/menit
5. Pernafasan : 24 x/menit
6. Suhu : 36,5°C
7. Berat Badan : 62 kg
8. Tinggi Badan : 158 cm
9. IMT : 24,8 (Overweight)
10. Kulit : turgor baik

Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk : normocephal, simetris
2. Mata
Exopthalmus/enophtal: (-/-)
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya +/+
3. Telinga : Sekret (-), serumen (-/-)
4. Hidung : Rhinorhea (-), deviasi septum (-)
5. Mulut
Bibir : lembab
Gigi geligi : lengkap, caries (-)
Palatum : deviasi (-)
Gusi : warna merah muda, perdarahan (-)
4

Lidah : kotor (-), ulkus (-)


Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), detritus (-)
6. Leher : pembesaran KGB (-), struma (-)
7. Thoraks
Cor (Jantung)
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri
Perkusi Batas-batas jantung normal
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo (Paru)

Pemeriksaan Kanan Kiri


Inspeksi Statis & dinamis
:
Statis & dinamis: simetris
simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler, Wheezing (-), Vesikuler, Wheezing (-),
rhonki (-) rhonki (-)

8. Abdomen
Inspeksi Datar, sikatriks (-), dilatasi vena (-)
Palpasi Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hati dan lien
tidak teraba
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal

9. Ekstremitas Atas : akral dingin,


edema (-), CRT< 2 detik,
ulkus (-)/(-)
Ekstremitas bawah : akral dingin,
edema (-), CRT< 2 detik,
ulkus (-)/(-)

Status lokalisata :
inspeksi : tampak massa padat sebesar
biji jagung pada arah jam 10, warna
menyerupai kulit, tanda peradangan (-).
Palpasi : padat, nyeri tekan (+),
melekat pada kulit sekitar.
5

Rectal touche : spinchter ani menjepit kuat, mukosa recti


licin, ampula tidak teraba kolaps,tidak teraba
massa, nyeri tekan (-). Pada handscoen tidak
terdapat feses maupun darah.

1.10 Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan darah rutin :
WBC : 6,4 x 103/uL
RBC : 4,38 x 106/uL
HGB : 12,6 g/dl
PLT : 201 x 103/uL
 Pemeriksaan urin rutin :
Urobillinogene : 0,1
Glukosa : neg
Billirubine : neg
Keton : neg
PH :5
Protein : neg
Nitrit : neg
Leukosit : neg

1.11 Pemeriksaan Anjuran


 - Anoskopi/sigmoidoskopi

1.12 Diagnosis Kerja


Hemorroid Eksterna (ICD 10 : K64.8)

1.13 Diagnosis Banding :


 Skin tag (ICD 10 : L91.8)
 Karsinoma Anal (ICD 10 : C21.0)
6

1.14 Manajemen
1. Promotif :
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai pengertian, faktor resiko, cara
pengelolaan penyakit hemorroid.
b. Mengkonsumsi makanan tinggi serat dan konsumsi air ±8 gelas
perhari agar mempermudah BAB dan menghindari kebiasaan pasien
untuk mengedan.
c. Memperbaiki kondisi lingkungan pasien dengan meningkatkan
kebersihan jamban dan kebiasaan menggunakan sabun dan tissu
setelah BAK maupun BAB.
2. Preventif :
a. Hindari makan makanan yang mengandung serat rendah, makanan
asam dan pedas.
b. Hindari kebiasaan mengedan saat BAB.
c. Jangan membiarkan anus dalam keadaan basah atau lembab setelah
BAB.
3. Kuratif :
Non Farmakologi
1. Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buah-
buahan, sayur-mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses
menyerap air di kolon. Hal ini membuat feses lebih lembek dan besar,
sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat
merasa akan buang air besar, jangan ditahan karena akan
memperkeras feses. Hindari mengedan.

Farmakologi
 Anti hemorroid supp 1x 1 hari
1. Suppositoria disimpan dalam lemari pendingin. (bukan
freezer)
7

2. Cuci tangan, keluarkan suppositoria dari kemasan


3. Pasien berbaring dalam posisi miring dan suppositoria
dimasukkan ke dalam rektum
4. Bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari sampai
melewati otot sfingter rektal, kira-kira 1 inchi pada dewasa.
5. Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih

Pengobatan Tradisional

Daun Wungu
Graptophyllum pictum (L) Griff.
 Dosis: 1 x 7 lembar daun/hari
 Cara pembuatan/penggunaan: bahan
direbus dengan 2 gelas air sampai
menjadi setengahnya, dinginkan, saring
dan diminum sekaligus.
8

RESEP PUSKESMAS RESEP ILMIAH 1


Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Simpang Kawat Puskesmas Simpang Kawat
Jl. Buton RT 36 Payolebar, Kota Jambi, Jambi Jl. Buton RT 36 Payolebar, Kota Jambi, Jambi
36263 36263
Oifia Stemia Oifia Stemia
SIP. 1234567 SIP. 1234567
STR. 987654 STR. 987654

Tanggal: Tanggal:

Pro : Pro :
Umur : Umur :
Alamat : Alamat :

RESEP ILMIAH 2 RESEP ILMIAH 3


Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Simpang Kawat Dinas Kesehatan Kota Jambi
Jl. Buton RT 36 Payolebar, Kota Jambi, Jambi Puskesmas Simpang Kawat
36263 Jl. Buton RT 36 Payolebar, Kota Jambi, Jambi 36263
Oifia Stemia Oifia Stemia
SIP. 1234567 SIP. 1234567
STR. 987654 STR. 987654

Tanggal: Tanggal:

Pro : Pro :
Umur : Umur :
Alamat : Alamat :
9

4. Rehabilitatif
 Menggunakan obat secara teratur dengan aturan dan cara pakai yang
telah dijelaskan dokter, kontol ulang jika obat habis dan keluhan
belum berkurang atau semakin parah.
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hemoroid


Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada
mukosa rektum bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi
ketika plexus vaskular ini membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari
“hemoroid adalah dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan
superior”.1,2
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena
hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur
berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.2

2.2. Etiologi Hemoroid


Menurut Villalba dan Abbas, etiologi hemoroid sampai saat ini belum
diketahui secara pasti, beberapa faktor pendukung yang terlibat diantaranya
adalah:2
a. Penuaan
b. Kehamilan
c. Hereditas
d. Konstipasi atau diare kronik
e. Penggunaan toilet yang berlama-lama
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
g. Obesitas.
Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kongesti vaskular dan prolapsus
mukosa . Selain itu dikatakan ada hubungan antara hemoroid dengan penyakit hati
maupun konsumsi alcohol. 2
11

2.3. Anatomi Anal Canal1,2,3


Anal canal adalah akhir dari usus besar dengan panjang 4 cm dari rektum
hingga orifisium anal. Setengah bagian ke bawah dari anal canal dilapisi oleh
epitel skuamosa dan setengah bagian ke atas oleh epitel kolumnar. Pada bagian
yang dilapisi oleh epitel kolumnar tersebut membentuk lajur mukosa (lajur
morgagni).
Suplai darah bagian atas anal canal berasal dari pembuluh rektal superior
sedangkan bagian bawahnya berasal dari pembuluh rektal inferior. Kedua
pembuluh tersebut merupakan percabangan pembuluh darah rektal yang berasal
dari arteri pudendal interna. Arteri ini adalah salah satu cabang arteri iliaka
interna. Arteri-arteri tersebut akan membentuk pleksus disekitar orifisium anal.

Gambar 2.1.
Anatomi anal canal yang memperlihatkan pleksus hemoroid internal dan
eksternal2
12

Hemoroid adalah bantalan vaskular yang terdapat di anal canal yang


biasanya ditemukan di tiga daerah utama yaitu kiri samping, kanan depan, dan
bagian kanan belakang. Hemoroid berada dibawah lapisan epitel anal canal dan
terdiri dari plexus arteriovenosus terutama antara cabang terminal arteri rektal
superior dan arteri hemoroid superior. Selain itu hemoroid juga menghubungkan
antara arteri hemoroid dengan jaringan sekitar.
Persarafan pada bagian atas anal canal disuplai oleh plexus otonom,
bagian bawah dipersarafi oleh saraf somatik rektal inferior yang merupakan akhir
percabangan saraf pudendal.4

2.4. Patogenesis Hemoroid8


Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau
alas dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat
yang berasal dari sfingter anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap
bantalan terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh arteriovenosus. Struktur
vaskular tersebut membuat tiap bantalan membesar untuk mencegah terjadinya
inkontinensia.
Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan penyokong
dan bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta
mengedan akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan tersebut yang akan
mengakibatkan prolapsus. Bantalan yang mengalami prolapsus akan terganggu
aliran balik venanya. Bantalan menjadi semakin membesar dikarenakan
mengedan, konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air
besar, serta kondisi seperti kehamilan yang meningkatkan tekanan intra
abdominal. Perdarahan yang timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh
trauma mukosa lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh darah di bawahnya.
Taweevisit dkk menyimpulkan bahwa sel mast memiliki peran
multidimensional terhadap patogenesis hemoroid, melalui mediator dan sitokin
yang dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada tahap awal vasokonstriksi terjadi
bersamaan dengan peningkatan vasopermeabilitas dan kontraksi otot polos yang
diinduksi oleh histamin dan leukotrin. Ketika vena submukosal meregang akibat
13

dinding pembuluh darah pada hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel
darah merah dan perdarahan. Sel mast juga melepaskan platelet-activating factor
sehingga terjadi agregasi dan trombosis yang merupakan komplikasi akut
hemoroid.4
Pada tahap selanjutnya hemoroid yang mengalami trombosis akan
mengalami rekanalisasi dan resolusi. Proses ini dipengaruhi oleh kandungan
granul sel mast. Termasuk diantaranya tryptase dan chymase untuk degradasi
jaringan stroma, heparin untuk migrasi sel endotel dan sitokin sebagai TNF-α
serta interleukin 4 untuk pertumbuhan fibroblas dan proliferasi. Selanjutnya
pembentukan jaringan parut akan dibantu oleh basic fibroblast growth factor dari
sel mast.4

2.5. Klasifikasi Hemoroid5


Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya, dimana dentate line
menjadi batas histologis. Klasifikasi hemoroid yaitu:
a. Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal dentate line dan
dilapisi oleh epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak
persarafan serabut saraf nyeri somatik
b. Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan
dilapisi mukosa.
c. Hemoroid internal-eksternal dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan
kulit pada bagian inferior serta memiliki serabut saraf nyeri

2.6. Derajat Hemoroid Internal5


Menurut Person, hemoroid internal diklasifikasikan menjadi beberapa
tingkatan yakni:
a. Derajat I, hemoroid mencapai lumen anal canal.
b. Derajat II, hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat
pemeriksaan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c. Derajat III, hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk
kembali secara manual oleh pasien.
14

Derajat IV, hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal
meski dimasukkan secara manual.

2.7. Gejala klinis Hemoroid8


Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid yaitu:
a. Hemoroid internal
1. Prolaps dan keluarnya mukus.
2. Perdarahan.
3. Rasa tak nyaman.
4. Gatal.
b. Hemoroid eksternal
1. Rasa terbakar.
2. Nyeri ( jika mengalami trombosis).
3. Gatal.

2.8. Diagnosis Hemoroid6,7,8,9


Diagnosis hemoroid dapat dilakukan dengan melakukan:
a. Anamnesis.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pemeriksaan penunjang.
2.8.1 Anamnesis Hemoroid9,10,11
Pada anamnesis biasanya didapati bahwa pasien menemukan adanya darah
segar pada saat buang air besar. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan adanya
gatal-gatal pada daerah anus. Pada derajat II hemoroid internal pasien akan
merasakan adanya masa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman. Pasien
akan mengeluhkan nyeri pada hemoroid derajat IV yang telah mengalami
trombosis.
Perdarahan yang disertai dengan nyeri dapat mengindikasikan adanya
trombosis hemoroid eksternal, dengan ulserasi thrombus pada kulit. Hemoroid
internal biasanya timbul gejala hanya ketika mengalami prolapsus sehingga terjadi
ulserasi, perdarahan, atau trombosis. Hemoroid eksternal bisa jadi tanpa gejala
15

atau dapat ditandai dengan rasa tak nyaman, nyeri akut, atau perdarahan akibat
ulserasi dan trombosis

2.8.2 Pemeriksaan Fisik Hemoroid5,6


Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena yang
mengindikasikan hemoroid eksternal atau hemoroid internal yang mengalami
prolaps. Hemoroid internal derajat I dan II biasanya tidak dapat terlihat dari luar
dan cukup sulit membedakannya dengan lipatan mukosa melalui pemeriksaan
rektal kecuali hemoroid tersebut telah mengalami trombosis.
Daerah perianal juga diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura,
fistula, polip, atau tumor. Selain itu ukuran, perdarahan, dan tingkat keparahan
inflamasi juga harus dinilai.

Gambar 2.2. menunjukkan hemoroid yang mengalami trombosis10

2.8.3 Pemeriksaan Penunjang Hemoroid5


Anal canal dan rektum diperiksa dengan menggunakan anoskopi dan
sigmoidoskopi. Anoskopi dilakukan untuk menilai mukosa rektal dan
mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid. Side-viewing pada anoskopi
merupakan instrumen yang optimal dan tepat untuk mengevaluasi hemoroid.
Allonso-Coello dan Castillejo dalam Kaidar-Person, Person, dan Wexner
16

menyatakan bahwa ketika dibandingkan dengan sigmodoskopi fleksibel, anoskopi


mendeteksi dengan presentasi lebih tinggi terhadap lesi di daerah anorektal.
Gejala hemoroid biasanya bersamaan dengan inflamasi pada anal canal dengan
derajat berbeda. Dengan menggunakan sigmoidoskopi, anus dan rektum dapat
dievaluasi untuk kondisi lain sebagai diagnosa banding untuk perdarahan rektal
dan rasa tak nyaman seperti pada fisura anal dan fistula, kolitis, polip rektal, dan
kanker. Pemeriksaan dengan menggunakan barium enema X-ray atau kolonoskopi
harus dilakukan pada pasien dengan umur di atas 50 tahun dan pada pasien
dengan perdarahan menetap setelah dilakukan pengobatan terhadap hemoroid.

2.9. Diagnosa Banding hemoroid2,5


Menurut Kaidar-Person dkk selama evaluasi awal pasien, kemungkinan
penyebab lain dari gejala-gejala seperti perdarahan rektal, gatal pada anus, rasa
tak nyaman, massa serta nyeri dapat disingkirkan. Kanker kolorektal dan anal, dan
melanoma anorektal merupakan contoh penyebab gejala tersebut. Dibawah ini
adalah diagnosa banding untuk gejala-gejala diatas:
a. Nyeri
1. Fisura anal
2. Herpes anal
3. Proktitis ulseratif
4. Proctalgia fugax
b. Massa
1. Karsinoma anal
2. Perianal warts
3. Skin tags
c. Nyeri dan massa
1. Hematom perianal
2. Abses
3. Pilonidal sinus
d. Nyeri dan perdarahan
1. Fisura anal
17

2. proktitis
e. Nyeri, massa, dan perdarahan
Hematom perianal ulseratif
f. Massa dan perdarahan
Karsinoma anal
g. Perdarahan
1. Polips kolorektal
2. Karsinoma kolorektal
3. Karsinoma anal

2.10. Penatalaksanaan Hemoroid2,5


Menurut Acheson dan Scholefield, penatalaksanaan hemoroid dapat
dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan jenis dan derajat daripada
hemoroid.
Penatalaksanaan Konservatif
Sebagian besar kasus hemoroid derajat I dapat ditatalaksana dengan
pengobatan konservatif. Tatalaksana tersebut antara lain koreksi konstipasi jika
ada, meningkatkan konsumsi serat, laksatif, dan menghindari obat-obatan yang
dapat menyebabkan kostipasi seperti kodein.
Penelitian meta-analisis akhir-akhir ini membuktikan bahwa suplemen
serat dapat memperbaiki gejala dan perdarahan serta dapat direkomendasikan
pada derajat awal hemoroid. Perubahan gaya hidup lainnya seperti meningkatkan
konsumsi cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat buang air
besar dilakukan pada penatalaksanaan awal dan dapat membantu pengobatan serta
pencegahan hemoroid, meski belum banyak penelitian yang mendukung hal
tersebut.
Kombinasi antara anestesi lokal, kortikosteroid, dan antiseptik dapat
mengurangi gejala gatal-gatal dan rasa tak nyaman pada hemoroid. Penggunaan
steroid yang berlama-lama harus dihindari untuk mengurangi efek samping.
Selain itu suplemen flavonoid dapat membantu mengurangi tonus vena,
18

mengurangi hiperpermeabilitas serta efek antiinflamasi meskipun belum diketahui


bagaimana mekanismenya.

Pembedahan
Acheson dan Scholfield menyatakan apabila hemoroid internal derajat I
yang tidak membaik dengan penatalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan
tindakan pembedahan.
HIST (Hemorrhoid Institute of South Texas) menetapkan indikasi
tatalaksana pembedahan hemoroid antara lain:
a. Hemoroid internal derajat II berulang.
b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.

Pembedahan yang sering dilakukan yaitu:


1. Skleroterapi. Teknik ini dilakukan menginjeksikan 5 mL oil phenol 5 %,
vegetable oil, quinine, dan urea hydrochlorate atau hypertonic salt solution.
Lokasi injeksi adalah submukosa hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut
adalah edema, reaksi inflamasi dengan proliferasi fibroblast, dan trombosis
intravaskular. Reaksi ini akan menyebabkan fibrosis pada sumukosa
hemoroid. Hal ini akan mencegah atau mengurangi prolapsus jaringan
hemoroid .Kaidar-Person dkk, Senapati dalam Acheson dan Scholfield
menyatakan teknik ini murah dan mudah dilakukan, tetapi jarang
dilaksanakan karena tingkat kegagalan yang tinggi.
2. Rubber band ligation. Ligasi jaringan hemoroid dengan rubber band
menyebabkan nekrosis iskemia, ulserasi dan scarring yang akan
menghsilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum. Komplikasi prosedur
ini adalah nyeri dan perdarahan.
19

3. Infrared thermocoagulation. Sinar infra merah masuk ke jaringan dan


berubah menjadi panas. Manipulasi instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengatur banyaknya jumlah kerusakan jaringan. Prosedur ini
menyebabkan koagulasi, oklusi, dan sklerosis jaringan hemoroid. Teknik ini
singkat dan dengan komplikasi yang minimal.
4. Bipolar Diathermy. Menggunakan energi listrik untuk mengkoagulasi
jaringan hemoroid dan pembuluh darah yang memperdarahinya. Biasanya
digunakan pada hemoroid internal derajat rendah.
5. Laser haemorrhoidectomy.
6. Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Teknik ini
dilakukan dengan menggunakan proktoskop yang dilengkapi dengan
doppler probe yang dapat melokalisasi arteri. Kemudian arteri yang
memperdarahi jaringan hemoroid tersebut diligasi menggunakan absorbable
suture. Pemotongan aliran darah ini diperkirakan akan mengurangi ukuran
hemoroid.
7. Cryotherapy. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang
sangat rendah untuk merusak jaringan. Kerusakan ini disebabkan kristal
yang terbentuk di dalam sel, menghancurkan membran sel dan jaringan.
Namun prosedur ini menghabiskan banyak waktu dan hasil yang cukup
mengecewakan. Cryotherapy adalah teknik yang paling jarang dilakukan
untuk hemoroid.
Stappled Hemorrhoidopexy. Teknik dilakukan dengan mengeksisi jaringan
hemoroid pada bagian proksimal dentate line. Keuntungan pada stappled
hemorrhoidopexy adalah berkurangnya rasa nyeri paska operasi selain itu
teknik ini juga aman dan efektif sebagai standar hemorrhoidectomy.

Menurut Nagie , pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan:


1. Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buah-
buahan, sayur-mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap
air di kolon. Hal ini membuat feses lebih lembek dan besar, sehingga
mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
20

2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari


3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa
akan buang air besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses.
Hindari mengedan.
21

BAB III
ANALISIS KASUS

3.1 Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar:


Diagnosis penyakit pada pasien ini tidak ada hubungan dengan
lingkungan disekitarnya, karena penyakit pasien ini bukan merupakan
penyakit berbasis lingkungan.

1.2 Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam


keluarga:

Di dalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis di keluarga tidak ada


hubungannya dengan penyakit pasien, karena didalam keluarga pasien
hubungan pasien dengan keluarga baik. Sehingga tidak ada hubungan
diagnosis dengan aspek psikologis dalam keluarga.

3.3 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar:

Hemmoroid dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor


genetik, usia, kehamilan, diet rendah serat, kebiasaan BAB yang salah, seperti
berlama-lama saat BAB, kebiasaan mengedan dan serta penggunaan WC
duduk. Pada anamnesis pasien didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga
yang memiliki keluhan serupa, pasien merupakan ibu dari 3 orang anak
dengan riwayat persalinan normal ±20 tahun yang lalu. Pasien sering
berlama-lama saat BAB dan sering mengedan, pasien juga jarang
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan kurang konsumsi air yang
menyebabkan feses menjadi lebih keras.

Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah pasien tidak


memberikan pengaruh terhadap terjadinya penyakit pada pasien. Hal tersebut
menunjukkan lingkungan rumah dan sekitarnya tidak memiliki peranan
terhadap perkembangan penyakit yang di derita oleh pasien.
22

3.4 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini:

Faktor resiko hemmoroid yang diduga paling berpengaruh pada pasien ini
adalah kebiasaan BAB yang salah yaitu berlama-lama ketika BAB, serta
konsumsi sayur dan air yang kurang pada pasien yang menyebakan pasien
mengedan saat BAB.

3.5 Analisis untuk mengurangi paparan atau memutus rantai penularan :

Salah satu faktor resiko terjadinya hemmoroid pada pasien ini adalah usia
dan riwayat persalinan. Faktor resiko tersebut tidak dapat diubah, faktor
resiko lain penyebab hemmoroid pada pasien adalah kebiasaan BAB yang
salah makan pada pasien ini yang harus dilakukan adalah mengubah
kebiasaan BAB yang salah, yaitu untuk tidak berlama-lama saat BAB, serta
edukasi pada asien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat serta konsumsi
air ±2L perhari.

3.6 Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga :

Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang peryakit


dan tatalaksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam
berobat, menerapkan pola hidup sehat dan mengubah pola diet dan kebiasaan
yang salah sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
23

DAFTAR PUSTAKA

1. Brown, John Stuart, 1995, “Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor”, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.
2. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1994,“Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah”, Binarupa Aksara, Jakarta, hal.
266-271.
3. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1999, “Kumpulan Kuliah Patologi”, Jakarta, hal.263-279.
4. Dudley, Hugh A.F, 1992, “Ilmu Bedah Gawat Darurat”, Edisi 11,
GadjahMada University Press, Yogyakarta, hal.506-508.
5. David C, Sabiston, 1994, “Buku Ajar Bedah”, Bagian 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.56-59.
6. Gotera, W, 2006, “Ambeien yang Bandel”, www. balipost. co. id.
7. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, 2000, “Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam”, Volume 4, Edisi 13, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.159-165.
8. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper 1999, “Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam”, Volume 1, Edisi 13, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.255-256.
9. Kumar, Robbins, 1995, “Buku Ajar Patologi II”, Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.274-275.
10. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, 1998, “ Buku Ajar Ilmu Badah”,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.910-915.
11. Underwood, J.C.E, 1999, “Patologi Umum dan Sistemik”, Volume 2,
Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 468, 492.
24

LAMPIRAN

Вам также может понравиться

  • Abses Septum Nasi Fix Eya
    Abses Septum Nasi Fix Eya
    Документ32 страницы
    Abses Septum Nasi Fix Eya
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Konseling Dan Test Pap
    Konseling Dan Test Pap
    Документ5 страниц
    Konseling Dan Test Pap
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Penanganan Terkini Peb El Final
    Penanganan Terkini Peb El Final
    Документ23 страницы
    Penanganan Terkini Peb El Final
    Novi Aktari
    Оценок пока нет
  • Cover Katarak - Rahmi Nindya Sari - Ikm 2 Olak Kemang
    Cover Katarak - Rahmi Nindya Sari - Ikm 2 Olak Kemang
    Документ4 страницы
    Cover Katarak - Rahmi Nindya Sari - Ikm 2 Olak Kemang
    IvoAmrinaRasyada77
    Оценок пока нет
  • Ket
    Ket
    Документ34 страницы
    Ket
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • RS20 - Edema Paru BS DW Q PDF
    RS20 - Edema Paru BS DW Q PDF
    Документ15 страниц
    RS20 - Edema Paru BS DW Q PDF
    Muhammad Yamin
    Оценок пока нет
  • Lapsus Hemorroid
    Lapsus Hemorroid
    Документ24 страницы
    Lapsus Hemorroid
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Katarak - Rahmi Nindya Sari - Ikm2 Olak Kemang
    Katarak - Rahmi Nindya Sari - Ikm2 Olak Kemang
    Документ26 страниц
    Katarak - Rahmi Nindya Sari - Ikm2 Olak Kemang
    Citoy Bastian
    Оценок пока нет
  • TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
    TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
    Документ21 страница
    TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
    Mona Mentari Pagi
    Оценок пока нет
  • Laporan Keluarga Binaan
    Laporan Keluarga Binaan
    Документ7 страниц
    Laporan Keluarga Binaan
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Laporan 1 PREPTI SERRA
    Laporan 1 PREPTI SERRA
    Документ24 страницы
    Laporan 1 PREPTI SERRA
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • CRS Anestesi Fix
    CRS Anestesi Fix
    Документ44 страницы
    CRS Anestesi Fix
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ3 страницы
    Cover
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Laporan Jaga VK, 2 Juni
    Laporan Jaga VK, 2 Juni
    Документ4 страницы
    Laporan Jaga VK, 2 Juni
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
    TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
    Документ21 страница
    TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
    Mona Mentari Pagi
    Оценок пока нет
  • Contoh Laporan Jaga Obgyn
    Contoh Laporan Jaga Obgyn
    Документ2 страницы
    Contoh Laporan Jaga Obgyn
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • LBP Eya Fix
    LBP Eya Fix
    Документ39 страниц
    LBP Eya Fix
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Glaucoma 1
    Glaucoma 1
    Документ43 страницы
    Glaucoma 1
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Konseling Dan Test Pap
    Konseling Dan Test Pap
    Документ5 страниц
    Konseling Dan Test Pap
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • CRS Kebidanan Witri
    CRS Kebidanan Witri
    Документ34 страницы
    CRS Kebidanan Witri
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Tugas Yoga Zunandy Pratama
    Tugas Yoga Zunandy Pratama
    Документ42 страницы
    Tugas Yoga Zunandy Pratama
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Konseling Dan Test Pap
    Konseling Dan Test Pap
    Документ5 страниц
    Konseling Dan Test Pap
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ3 страницы
    Cover
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Konseling Dan Test Pap
    Konseling Dan Test Pap
    Документ5 страниц
    Konseling Dan Test Pap
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Glaucoma 1
    Glaucoma 1
    Документ43 страницы
    Glaucoma 1
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Konseling Dan Test Pap
    Konseling Dan Test Pap
    Документ5 страниц
    Konseling Dan Test Pap
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет
  • Manajemen Nyeri
    Manajemen Nyeri
    Документ7 страниц
    Manajemen Nyeri
    AhmadRafiAmrulloh
    67% (6)
  • KRIOTERAPI
    KRIOTERAPI
    Документ4 страницы
    KRIOTERAPI
    yoga zunandy pratama
    Оценок пока нет