Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RIDHO ARENDO
NPM: H1AP11049
Pembimbing: dr. Ferdi Sp.An
1. Algoritma Resusitasi Jantung Paru pada henti Jantung menurut AHA Guidelines
2015
2. Resusitasi Jantung Paru (RJP) dapat dihentikan apabila:
a. Jika penolong kelelahan
b. Jika telah datang bantuan hidup lanjut untuk pasien
c. Jika terdapat tanda-tanda kematian yang irreversibel
d. Jika keluarga pasien meminta untuk tidak perlu lagi melakukan RJP
e. Jika arteri carotis teraba pada pasien setelah dilakukan RJP
Update terbaru bantuan hidup dasar dari guideline AHA (American Heart Association) 2015
Penolong yang tidak terlatih harus melakukan kompresi dada saja sebagai bentuk usaha RJP
yang ia lakukan dengan atau tanpa panduan operator untuk orang dewasa yang mengalami henti
jantung sampai AED(automated external defibrillator) atau penolong lain yang terlatih datang. Hal
ini disebabkan melakukan kompresi dada saja lebih mudah untuk dilakukan oleh penolong yang
tidak terlatih dan dapat secara lebih efektif dipandu oleh operator melalui telepon. Sementara itu
petugas kesehatan diharapkan melakukan kompresi dada dan ventilasi pada pasien henti jantung
sambil mengaktifkan SPGDT.
Kecepatan kompresi dada yang dianjurkan adalah 100-120 kali per menit. Pada banyak studi,
jumlah kompresi yang lebih banyak berhubungan dengan angka survival yang lebih tinggi dan
jumlah kompresi yang lebih sedikit berhubungan dengan angka survival yang lebih rendah. Sebuah
studi menunjukkan bahwa kompresi yang terlalu cepat (>140x/menit) berhubungan dengan
kedalaman kompresi yang inadekuat.