Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB I

PENDAHULUAN

Artritis gout merupakan penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium
urat pada jaringan atau supersaturasi asam urat didalam cairan ekstarseluler.1 Gout berhubungan
erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam
darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Hiperurisemia
telah lama ditetapkan sebagai faktor etiologi utama dalam gout2
Prevalensi asam urat cenderung memasuki usia semakin muda yaitu usia produktif yang
nantinya berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Prevalensi asam urat di Indonesia
terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32% dan kejadian tertinggi pada penduduk Minahasa
sebesar 29,2%.3 Pada tahun 2009, Denpasar, Bali, mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar
18,2%.4
Menurut Damayanti5, asam urat terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia pubertas
hingga mencapai puncak usia 40-50 tahun, sedangkan pada perempuan, presentase asam urat
mulai didapat setelah memasuki masa menopous. Kejadian asam urat baik di negara maju
ataupun negara berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar
asam urat pada pria meningkat sejalan dengan peningkatan usia seseorang. Hal ini terjadi karena
pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat membantu membuang asam urat sedagkan
perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu membuang asam urat lewat urin.5
Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah usia, asupan
senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas), kurangnya aktivitas
fisik, hipertensi dan penyakit jantung, obat-obatan tertentu (terutama diuretika) dan gangguan
fungsi ginjal. Peningkatan kadar asam urat dalam darah, selain menyebabkan gout, menurut
suatu penelitian merupakan salah prediktor kuat terhadap kematian karena kerusakan
kardiovaskuler.6 Menurut Kristina7, penatalaksanaan diet asam urat dapat diatasi selain melalui
pemberian obat juga dengan pengaturan makanan yang dapat mengurangi asam urat didalam
darah. Pengaturan makanan sangat perlu dilakukan oleh penderita gout. Terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan nukleotida purin akan meningkatkan produksi
asam urat. Sebaliknya, mengurangi makanan dengan kandungan nukleotida purin tinggi dan
memperbanyak konsumsi makanan dengan kandungan nukloetida purin rendah akan dapat
mengurangi resiko hiperurisemia atau gout, untuk itu untuk mengurangi penumpukan protein
dibutuhkan suatu terapi diit asam urat yang baik dan benar.7

Вам также может понравиться