Вы находитесь на странице: 1из 11

2.

1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) merupakan

kontrakon perusahaan batubara yang berawal dari sebuah kontraktor

perkebunan kelapa sawit, dengan berbekal satu unit buldozer second

type D85A. Bapak Johan Lensa yang merupakan perintis dari PT.

Bukit Makmur Mandiri Utama memulai merintis karir dalam proyek

pertamanya pada tahun 1988 di kota Singkil, Kabupaten Aceh Selatan.

Kemudian akhir tahun1994, PT. Bukit Makmur Mandiri Utama ditarik

untuk berkecimpung di dalam bisnis kontraktor pertambangan dengan

langkah awal sebagai sub- kontraktor PAMA di Kabupaten Berau,

Kalimantan Timur tepatnya di Sungai Lati, saat itu PT. Bukit Makmur

Mandiri Utama masih bernama PT. Bukit Makmur Widya. Hingga

pada tahun 2004 PT. Bukit Makmur Mandiri Utama menjadi

kontraktor di wilayah pertambangan Berau Coal. Lokasi penambangan

(site) ini didirikan tanggal 7 September 1982 dan selesai tahapan

eksplorasi pada tahun 1987. Tahun 1992 PT. Berau Coal telah

menyeesaikan fasilitas tambang seperti fasilitas produksi, pelabuhan

khusus, dan terminal batubara Tanah Merah Coal Hauling yang

menghubungkan fasilitas produksi dengan Tanah Merah Coal

Terminal. Baru pada tahun 1992 perusahaan ini memproduksi

batubara. Semenjak tanggal 6 November 2009, PT. Bukit Makmur

Mandiri Utama beroperasi sebagai anak perusahaan dari PT. Delta

Dunia Makmur Tbk. Dengan didukung oleh keuangan yang kuat, serta

back up dari dealer alat berat utama dan berpengalaman yang cukup
luas, perusahaan akan membuktikan diri menjadi kontraktor tambang

pilihan Indonesia. PT Bukit Makmur Mandiri Utama berkantor pusat

di Komplek Harmoni Mas Blok A no.7, 8, 9 Jalan Jembatan Dua

Jakarta Utara dan memiliki 5 job site yaitu :

1. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Adaro Indonesia,


Kalimantan Selatan.

2. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Berau Coal – Binungan,
Kalimantan 3. Timur.

3. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Kideco Jaya Agung,
Kalimanta Timur.

4. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Berau Coal – Lati,
Kalimantan Timur.

5. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Sungai Danau Jaya,
Kalimantan Selatan

2.2 VISI, MISI DAN LOGO PERUSAHAAN

2.2.1 VISI

PT. Bukit Makmur Mandiri Utama memiliki visi yaitu


terkemuka dalam jasa penambangan menyeluruh melalui kemitraan
pilihan jangka panjang.

2.2.2 Misi

Adapun misi dari PT. Bukit Makmur Mandiri Utama sendiri


yaitu menyediakan jasa penambangan menyeluruh yang terpercaya
melalui SDM yang kompeten, engineering yang berkualitas, efisien
proses, budaya keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan, serta
keterlibatan dalam pengembangan komunitas.

2.2.3 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT. Bukit Makmur Mandiri Utama

Identitas brand (logo) suatu perusahaan merupakan sebuah aset

berharga serta memiliki integritas image publik yang harus tetap

dilindungi dan dijaga kelangsungannya. Logo ini menunjukan BUMA

sebagai rekan kerja yang dapat diandalkan (reliable partner). Huruf

“M” yang menjadi ciri khasnya dalam logo tersebut menggambarkan

dua tangan yang sedang berpegangan, terdiri dari kombinasi warna

biru yang menggambarkan profesionalisme dan warna hijau yang

menggambarkan kemakmuran bagi para stakeholder nya. Disamping

itu, bentuk dua tangan yang berpegangan tangan tersebut menunjukan

kepedulian BUMA yang tinggi terhadap pelanggan dan juga

karyawannya.

STRUKTUR ORGANISASI PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI


UTAMA – JOBSITE BERAU COAL – SITE LATI

Project Manager : Amudin Sormin

Mining Manager : Iwan Pramono

Head Section Engineering : Rapinaluri , Khoirudin


Chief Surveyor : Fitrianto, Berijin Asdi Purba,
Alden Sinai
Yudono, Deny Turiyadi, Rangga
Waban
Muhammad
Surveyor (PIT) : Peter Pulung, Arissandi,
Masrukhan Arif,
Widoharto, Nandari, Syahrul
Mubarok,
Yuda R Satria
Surveyor (Data Prosesing) : Wahyudi
Cahyo Nugroho

Spv. Mine Plan(Short term) : Mulyadi, Dekta Agung Negara,


Deny
Sismiyanto, Wildan Rosyidi,
Aswanto,
Hermanto Sinaga, Hari
Suherman,

Foreman Pit Engineer : Rosi Dwi Ari Wijaya, Fachrudin


Chamid, Iskandar,
AndiAshari Ahmad, Firmana Irwan
Setiadi, Donny
Susanto
Spv. Mineplan (Long Term) : Dita Fitriyanto, Ana Dwiyanto, Sahala
Bacru Jamil Sitorus, Noya Hepi
Rudianto
Drafter (Long Term) : Muhammad Mahmud

Administrasi : Ari Puji Lestari, Irma Fitriyani


Riduansyah

`Head Section Drill & Blast : Samuel Billy Awang

Svp. Drill & Blast engineer : Arius Tanta, Ibnu Widigdo, Endra
Windy
Iqbal Zakaria

Svp. Drill & Blast Operation : Agus Tri W, Anton Ariyanto Tara,
Darwis,

Nanang Hermawan,Yulius Panoto

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Daerah penelitian merupakan daerah konsesi PKP2B PT. Berau


Coal site Lati. Daerah Lati secara administratif terletak di wilayah
Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Gambar
II.1). Areal Lati terletak ± 7 km sebelah utara Sungai Berau atau terletak
sejauh ± 35 km dari kota terdekat, yaitu kota Tanjung Redeb. Kesampaian
lokasi daerah tambang tersebut dapat ditempuh dengan rute sebagai berikut
:
o Dari Jakarta – Balikpapan dengan pesawat terbang selama ± 2 jam
kemudian dari Balikpapan – Tanjung Redeb dengan pesawat
terbang ditempuh selama 1,5 jam atau dari Kota Samarinda menuju
Tanjung Redeb dapat juga ditempuh dengan menggunakan
kendaraan darat selama 20 jam. Atau dapat juga dengan
menggunakan transportasi kapal laut sampai ke Pelabuhan Tanjung
Redeb dengan lama perjalanan 26 jam.
o Dari Tanjung Redeb menuju lokasi tambang di Lati dapat ditempuh
dengan menggunakan speed boat dari dermaga khusus perusahaan
PT. BC di Sungai Kelay dengan waktu tempuh selama sekitar 30
menit atau dapat juga dengan menggunakan kendaraan darat
dengan waktu tempuh 45 menit.
LATI
Sambarat
a

Punan
Birang

Binungan

LOKASI PENELITIAN
Kelai

UTM 1984 ZONA 50 N

Gambar 2.2 Lokasi daerah penelitian (PT Berau Coal, 2016)

2.3 Geologi Lati

Konsesi Lati dibatasi oleh Punggungan Latong yang merupakan


daerah dengan topografi tinggi sejak kala Oligosen, yang memisahkan
Sub Cekungan Berau dengan Sub Cekungan Tidung di bagian utara.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mobil Oil tahun
1985 dan P3G tahun 1995 yang kemudian diperbaharui oleh PT. Berau
Coal berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama
melaksanakan kegiatan eksplorasi, diketahui bahwa satuan batuan di
areal ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok formasi, yaitu :
- Formasi Birang (Tomb): Perselingan napal, batugamping dan
tufaf di bagian atas, dan perselingan rijang, napal, konglomerat,
batupasir kuarsa, dan batugamping di bagian bawah; Tebal satuan
batuan lebih dari 1100 m; mengandung fosil antara lain:
Lepidocylina ephicides, Spiroclypeus sp, Miogypsina sp,
Margionopora vertebralis, Operculina sp, Globigerina tripartita,
Globoquadrina altispira, Globorotalia mayeri, Globorotalia
peripheronda, Globigerinoides immaturus, Globigerinoides
sacculifer, Pra Orbulina transitoria, Uvigerina sp, Cassidulina sp.
Kisaran Umur Oligosen – Miosen.
- Formasi Latih (Tml): Batupasir kuarsa, batulempung, batulanau,
dan batubara di bagian atas; bersisipan serpih pasiran dan
batugamping di bagian bawah. Lapisan batubara (0,2 – 5,5 m),
berwarna hitam, coklat; tebal satuan batuan kurang lebih 800 m,
diendapkan dalam lingkungan delta, estuarin, dan laut dangkal;
mengandung fosil antara lain: Pra Orbulina glomerosa, Pra
Orbulina transitioria; berumur Miosen Awal – Miosen Tengah.

- Endapan Aluvial (Qa): Lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan


gambut berwarna kelabu sampai kehitaman, tebalnya lebih dari 40 m

Berdasarkan Sandi Stratigrafi Nasional Indonesia, maka


heterogenitas batuan yang terdapat di areal ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa satuan batuan, diurut dari tua ke
muda yaitu :

o Satuan batulumpur, menempati sebagian besar dari wilayah


penelitian dan merupakan satuan batuan yang paling atas dari
Formasi Latih. Di dalam satuan batuan ini tersisipi oleh batupasir
berukuran halus hingga sangat halus.
o satuan batugamping, menempati bagian timur daerah penelitian
yang meliputi 2% dari luas areal Lati. Berdasarkan dari
rekonstruksi penampang geologi, maka tebal satuan batugamping
diperkirakan 600m. Berdasarkan kesebandingan stratigrafi, satuan
ini berumur Miosen Tengah. Secara megaskopis satuan
batugamping ini memiliki karakteristik antara lain: warna segar
abu-abu terang, sedangkan warna lapuknya abu-abu gelap, masif,
terpilah sedang, porositas terbuka, tersemenkan dengan baik,
kompak, dan memiliki kandungan mineral kalsit pada masa
dasarnya. Secara megaskopis pada batugamping tersebut dijumpai
fosil Foraminifera.
o Satuan batulempung, menempati 15% luas daerah Lati, tersebar di
bagian barat dan timur. Satuan batuan ini terdiri atas batulempung
bersisipan dengan batupasir, yang memiliki struktur paralel
laminasi. Berdasarkan kesebandingan stratigrafi, satuan ini
berumur Miosen Tengah.

o Satuan batupasir, menempati 25% dari luas daerah Lati.


Berdasarkan dari hasil rekonstruksi penampang geologi, satuan
batupasir ini diperkirakan memiliki ketebalan ± 425 m, terdiri atas
batupasir yang bersisipan dengan batulempung. Berdasarkan
kesebandingan stratigrafi, satuan ini berumur Miosen Tengah.
o Satuan batupasir sisipan batubara, menempati 28% dari luas daerah
Lati. Berdasarkan dari hasil rekonstruksi penampang geologi,
satuan batupasir ini diperkirakan memiliki ketebalan ± 400 m.
Terdiri atas batupasir yang bersisipan dengan batulempung dan
batubara yang memiliki ketebalan 0,30 - 1,00 m. berdasarkan
kesebandingan stratigrafi, satuan ini berumur Miosen Tengah.
o Satuan batulempung sisipan batubara, menempati 27% dari luas
daerah Lati. Berdasarkan dari hasil rekonstruksi penampang
geologi, satuan batulempung ini diperkirakan memiliki ketebalan
325 m, terdiri atas dominan batulempung dengan sisipan batupasir
dan batubara yang mempunyai ketebalan berkisar dari 0,50 – 5,00
m. Lapisan ini merupakan satuan batuan termuda yang berumur
Miosesn Tengah.
o Endapan aluvium, tersebar pada bagian timurlaut daerah pemetaan,
mencakup luas daerah 3% dari luas daerah pemetaan. Endapan
aluvial ini merupakan fragmen lepas berukuran kerikil hingga
lempung serta material hasil erosi batuan sekitarnya.
Gambar 2.3 Peta geologi lokal overlay dengan peta Landsat TM daerah
Lati, Sub Cekungan Berau (Heriawan, M.N. dan Koike, K., 2007

Penyusun batuan yang menjadi Formasi Latih merupakan formasi


pembawa batubara utama di daerah penyelidikan. Menurut Maryanto,
et.al., 2005, bagian bawah dari Formasi Latih berupa batulumpur
gampingan yang mengandung bintal, siderit dan jejak tumbuhan dan
berstruktur perarian sejajar. Di dalam batulumpur ini hadir beberapa
sisipan batupasir berukuran halus hingga sangat halus, gampingan,
mengandung siderit, kadang-kadang dengan jejak galian organisme, dan
ukuran butir halus hingga sangat halus.

Sisipan batubara di bagian atas Formasi Latih memiliki ketebalan


berkisar antara 30 - 380 cm. Sisipan batubara yang terkonsentrasi di
bagian atas Formasi Latih secara umum berwarna hitam hingga hitam
kecoklatan, gores (streak) coklat muda hingga coklat kehitaman, bright
banded hingga dull banded, keras hingga dapat diremas. Lapisan pada
umumnya terkekarkan yang memotong tegak lurus bidang perlapisan,
batuannya mudah hancur, dengan pecahan subkonkoidal, mempunyai
densitas sedang dan sangat jarang rendah atau tinggi. Lapisan batubara
kadang- kadang mengandung parting lensa batulumpur, batupasir, dan
serpih batubaraan. Sebagian kecil batubara mengandung pirit berbutir
halus. Bagian bawah dan atas lapisan batubara pada umumnya menjadi
kusam dan menyerpih, meskipun kontak dengan lapisan batuan di bawah
dan di atasnya masih tegas.
Struktur geologi yang berkembang di daerah Lati dan sekitarnya
adalah struktur geologi yang berarah relatif baratlaut-tenggara yaitu Sesar
Naik, Sinklin Lati dan Antiklin Lati. Tingginya tingkat pelapukan di
daerah ini menjadi suatu kendala bagi ditemukannya singkapan-singkapan
segar yang dapat dijadikan sebagai indikasi keberadaan suatu zona
struktur. Pola struktur geologi daerah Lati yang cukup berkembang
ditandai oleh bentuk geometris lipatan.

Secara umum jurus dan lapisan batuan yang ada di daerah ini
relatif berarah baratlaut - tenggara, yaitu sayap barat sinklin berkisar
antara N 300° E – N 5° E, sedangkan untuk sayap timur berkisar antara N
160° E - N 180° E. Untuk kemiringan lapisan berkisar antara 8° NE - 40°
NE dan 10° SW - 23° SW. Untuk Antiklin Lati, pola jurus yang
berkembang pada sayap barat Antiklin Lati berkisar N 140° E – N 180° E,
sedangkan untuk sayap timur Antiklin Lati berkisar antara N 300° E – N
7° E

Sinklin Lati terletak di bagian tengah daerah Lati, memanjang


relatif ke arah baratlaut – tenggara, sedangkan Antiklin terletak di bagian
timur, memanjang relatif ke arah baratlaut – tenggara. Ditinjau dari aspek
geometrinya, jenis lipatan yang terdapat di daerah Lati diperkirakan sebagai
struktur lipatan sinklin asimetri

Berdasarkan hasil evaluasi pemodelan yang dilakukan, diketahui


bahwa terdapat sekitar 19 lapisan seam batubara di areal Lati. Seam
batubara yang dilakukan penyelidikan secara detail hanya 4 (empat) seam
utama (seam P, Q, R, dan T). memperlihatkan tipikal penampang batubara
berdasarkan topografi daerah penelitian.
Gambar 2.4

Kolom stratigrafi area Lati (PT. Berau Coal, 2006)

Вам также может понравиться