Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
i
LEMBAR PENGESAHAN
HOME VISIT
PELAKSANAAN HOME VISIT TERHADAP
PASIEN DENGAN CVA
DI PUSKESMAS TAMAN
KABUPATEN SIDOARJO
Laporan Home Visit ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti
ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Disusun Oleh :
Lisda Pradita Wardhany
Menyetujui,
Mengesahkan
Kepala Bagian Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ub. Koordinator Kepaniteraan Klinik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis bisa menyelesaikan penyusunan “LAPORAN HOME VISIT
PUSKESMAS TAMAN CVA”. Tugas praktek kerja lapangan ini merupakan
salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik di
bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, penulis berharap dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan, serta berpikir maju dan kritis dalam
menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam
bidang kesehatan.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang membantu terwujudnya laporan ini di antaranya :
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT - KL (K), selaku rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Soedarto, dr., DTM&H, Ph.D, Sp.Par (K), Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga, dr., SKM, selaku Kepala Bagian
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Sukma Sahadewa, dr., S.KM., SH, selaku Koordinator Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
5. Atik Sri Wulandari, S.K.M., M.Kes, selaku dosen pembimbing
kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
6. Rahmad Sudarto, dr, Selaku Kepala puskesmas Taman kabupaten Sidoarjo
beserta staff.
7. M. Arif Hidayatullah, dr, selaku pembimbing di Puskesmas Taman
Kecamatan Taman Sidoarjo.
iii
8. Seluruh paramedis dan Non Medis yang telah banyak membantu kami
selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas Taman Kabupaten
Sidoarjo
9. Para bidan desa, kader puskesmas serta perawat desa yang telah banyak
membantu kami selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas
Taman Kabupaten Sidoarjo.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan laporan penelitian ini.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
2.9 Pola Interaksi Keluarga ............................................................................. 21
2.10 Pernyataan Sirkuler untuk Mendapatkan Permasalahan Keluarga .......... 21
2.11 Identifikasi Masalah Faktor Faktor Perilaku dan Non Perilaku……… .. 22
2.12 Faktor Lingkungan Pasien……… ........................................................... 23
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Masalah yang ditemukan.......... ................................................................. 25
3.2 Faktor Resiko……..................................................................................... 28
3.3 Prioritas Masalah……. .............................................................................. 29
3.4 Pembahasan Masalah.................. ............................................................... 29
3.5 Skala Prioritas Penyelesaian Masalah yang Ditemukan………………… 32
BAB 4 PENUTUP
4.1.Kesimpulan ................................................................................................ 36
4.2.Saran .. .................... ................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. . 38
LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 39
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Apgar Score ............................................................................................................17
Tabel 2.2 Screem Score ..........................................................................................................18
Tabel 2.3 Daftar Anggota keluarga ......................................................................20
Tabel 3.1 Prioritas Masalah …………………………...................................…...29
Tabel 3.2 Skala Prioritas Penyelesaian Masalah ..................................................33
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan .................................................................................34
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Genogram keluarga ..........................................................................15
Gambar 2.2 Pola Interaksi Keluarga ....................................................................21
Gambar 2.3 Gambaran Denah Rumah .................................................................24
viii
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Puskesmas Taman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1000
penduduk. Menurut riskesdas tahun 2007 Stroke bersama hipertensi,
penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya, merupakan penyakit
yang tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia. Stroke
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di
Indonesia.
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita CVA, berjenis kelamin perempuan dan berusia 58 tahun, dimana
penderita merupakan penderita CVA yang berada di wilayah Puskesmas
Taman, Kabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi.
Kasus ini merupakan kasus yang cukup kompleks mengingat faktor resiko
yang berperan umumnya dapat dicegah dengan pemeberian pemahaman
yang cukup. Disamping itu komplikasi atau dampak yang ditimbulkan
sering membuat pasien maerasa putus asa karena penyakitnya. Oleh karena
itu kasus ini dianggap penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan
dan mencermatinya untuk kemudian bisa dijadikan sebgai pengalaman di
lapangan dan bahan pembelajaran bersama dengan mempertimbangkan
berbagai aspek dalam individu, keluarga dan masyarakat.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.1.1. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi pasien dengan
kondisi sosial dan ekonomi serta pelayanan kesehatan dan
lingkungan sekitar desa Kletek, Kecamatan Taman,
Kabupaten Sidoarjo ?
2
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan dalam penyusunan laporan ini antara lain:
1.3.2.1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga
yang di kunjungi sesuai dengan penyakit dan instrument yang
ditetapkan oleh Puskesmas Taman.
1.3.2.2. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram.
1.3.2.3. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui
APGAR.
1.3.2.4. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui
SCREEM.
1.3.2.5. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan.
1.3.2.6. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya.
1.3.2.7. Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial dan
ekonomi).
1.3.2.8. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
1.4. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan home visit yang dilakukan antara lain:
1.4.1. Bagi Dokter Muda
1.4.1.1. Sebagai pengalaman riil di lapangan melakukan proses
pendataan yang di analisis secara holistik tentang hubungan
antara penyakit dengan kebersihan individu dan
lingkungan.
1.4.1.2. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada
penatalaksaan penyakit di masyarakat.
1.4.1.3. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal
menjadi seorang dokter.
3
1.4.2. Bagi pasien dan keluarganya
1.4.2.1. Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan
keluarganya.
1.4.2.2. Meminimalisir angka kekambuhan penyakit dengan
pemahaman pengobatan yang baik.
4
BAB II
HASIL KEGIATAN HOME VISIT
2.1.1. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Tangan dan kaki sebelah kanan lemah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh tangan dan kaki sebelah kanan lemah sudah sejak
kurang lebih 3 tahun. Awalnya pasien merasa tubuh sebelah kanan lemah
secara mendadak pada pukul 9 pagi saat akan pergi bekerja. Pasien
kemudian dibantu oleh suaminya dan dibawa ke Rumah Sakit terdekat.
Pasien juga pernah mengalami bicara pelo dan wajah sedikit merot, tetapi
sudah membaik pada saat ini. Tidak ada nyeri kepala, pusing, mual, dan
muntah. Makan dan minum lancar, BAK (+), BAB (+) lancar. Gejala yang
dirasakan hingga saat ini yaitu masih terasa lemah pada tangan dan kaki
sebelah kanan, tetapi pasien sudah dapat berjalan sendiri meskipun masih
menyeret kaki kanannya, dan badan sebelah kiri terasa pegal dan
kesemutan.
5
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat Sakit Sebelumnya : Disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus :+
- Riwayat Hipertensi :+
- Riwayat Asma : disangkal
- Riwayat Alergi Obat : disangkal
- Riwayat Sakit Jantung : disangkal
Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok : Disangkal
- Riwayat Ayah/ibu merokok : Disangkal
- Pasien lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, karena sudah
tidak bekerja lagi. Saat ini pasien sudah bisa berjalan sendiri tetapi
masih dengan menyeret kaki sebelah kanannya. Pasien banyak
duduk di rumah dan dirawat oleh suami pasien.
tidak dapat bekerja lagi karena sakit. Suami pasien sudah pension dan
6
saat ini hanya merawat pasien. Pasien selalu dikunjungi oleh anak
Riwayat Gizi.
Pasien makan sehari-harinya 3 kali sehari dan teratur. Kadang
pasien makan lauk pauk seperti ayam, ikan, telur dan tahu-tempe dan
cukup.
7
Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk normocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah
dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-),
nodula (-)
Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),
reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-), arcus
senilis (-/-) radang/conjunctivitis/uveitis (-/-/-).
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-
), hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-),
tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)
Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor : I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis tidak teraba
P :
batas kiri atas : ICS II 1 cm lateral PSLS
batas kanan atas : ICS II PSLD
batas kiri bawah : ICS V 1 cm lateral MCL S
batas kanan bawah : ICS IV PSL D
8
batas jantung kesan tidak melebar
A : BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo : Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P: fremitus raba kiri sama dengan kanan
P: sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)
dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P: fremitus raba kiri sama dengan kanan
P: sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)
Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
A : peristaltik (+) meningkat
P : soefl, nyeri tekan (-) daerah epigastrium, hepar dan lien tak
teraba
P : timpani seluruh lapang perut
Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : NKCV (-)
Ektremitas: palmar eritema(-/-)
akral dingin oedem
- - - -
- - - -
K 4 5
4 5
9
NIII : isokor, 3mm/3mm
NVII : dbn
NXII : dbn
Reflek Fisiologis :
BPR : +2/+2 KPR : +2/+2
TPR : +2/+2 APR : +2/+2
Reflek Patologis :
Babinsky : -/- Gondon : -/-
Chaddock : -/- Gonda : -/-
Oppenheim : -/- Schaeffer : -/-
Hofmen : -/- Trommer : -/-
Rosolimo : -/- Mendelbectrew : -/-
Sistem Vegetatif
Miksi : dbn
Defekasi : dbn
Sekresi keringat : dbn
Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir :
bentuk : realistik
isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus : koheren
Insight : baik.
10
2.2.1. Usulan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan CT Scan
Foto Thorax
Pemeriksaan Kadar Gula Darah (Gula darah acak, Gula darah
puasa, Gula darah 2 jam pp)
Pemeriksaan Tekanan Darah
2.2.2. Resume
Seorang wanita, berusia 59 tahun mengeluh merasa pegal-
pegal pada badan sebelah kirinya, dan merasakan kesemutan pada
seluruh tangan kirinya. Pasien pernah mengalami stroke sekitar 3
tahun yang lalu. Pasien mengatakan badan sebelah kanan
mendadak terasa lemah dan pasien terjatuh pada saat akan bekerja
pada pukul 9 pagi. Sebelumnya pasien tidak mengeluh nyeri
kepala, pusing, mual, maupun muntah.
Pasien mengatakan memiliki riwayat Hipertensi sudah
sangat lama, namun tidak rutin berobat. Selain itu pasien juga
memiliki riwayat Diabetes Melitus sejak kurang lebih 4 tahun yang
lalu. Riwayat Keluarga bahwa pasien tidak mengetahui apakah ada
keluarga yang juga mengidap penyakt yang sama seperti pasien.
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan tekanan darah
120/70 mmHg, RR 23x/menit, nadi 90x/menit, dan suhu 36,7oC.
Pada pemeriksaan motorik didapatkan hasilnya 4 pada lengan
kanan dan kaki kanan, dan 5 pada lengan dan kaki kiri. Pada
pemeriksaan reflek fisiologis dan patologis pada saat ini normal,
begitu juga dengan reflek neurologic didapatkan hasil dalam batas
normal.
11
2.2.3. Patient Centered Diagnosis
1. Diagnosis Biologis
a. Post CVA
b. Hipertensi
c. Diabetes Melitus tipe 2
2. Diagnosis Psikologis : -
3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakitnya.
2.2.4. Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
a. Fisioterapi
b. Olahraga teratur
c. Diet rendah karbohidrat
d. Diet rendah garam
2. Medikamentosa
Yang di dapat pasien dari Puskesmas :
a. Amlodipine 1x10mg
b. Simvastatin 1x20mg
c. Glimepirid 1x2mg
d. Acarbose 3x50mg
e. Aspirin 1x1
2.2.5. Prognosis
Dubia ad Malam
2.2.6. Follow Up
1. Follow UP (Tanggal : 11 Mei 2018)
S : Penderita mengeluhkan badan sebelah kiri pegal-pegal dan
tangan kiri kesemutan
O : KU : Cukup , compos mentis.
12
Tanda vital :
T : 120/70 mmHg
R : 23x/menit
N : 90x/menit
S : 36,7°C
Status Generalis : dalam batas normal.
Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Psikiatri : dalam batas normal.
Status Dermatologis : dalam batas normal
A : Post CVA
P:
Per Oral :
o Amlodipine 1x10mg
o Simvastatin 1x20mg
o Glimepirid 1x2mg
o Acarbose 3x50mg
o Aspirin 1x1
Edukasi untuk kontrol ke puskesmas, minum obat teratur,
konsumsi makanan seimbang dan gaya hidup sehat.
13
Status Psikiatri : dalam batas normal.
Status Dermatologis : dalam batas normal
A : Post CVA
P:
Per Oral :
o Amlodipine 1x10mg
o Simvastatin 1x20mg
o Glimepirid
o Acarbose
o Aspirin
Edukasi untuk kontrol ke puskesmas, minum obat
teratur, konsumsi makanan seimbang dan gaya hidup
sehat.
14
- Tn. S - Ny. I
- 75 tahun - 65 th
- ♂ - ♀
- Pensiun - IRT
- Etnis Jawa - Etnis Jawa
Keterangan :
Tn. S : Suami
Ny. I : Pasien
Sdra. M.T : Anak pertama
Sdri. S : Anak Kedua
Keterangan Simbol:
: Pasien
: Meninggal
: Laki - Laki
: Perempuan
15
2.5. FUNGSI FISIOLOGI KELUARGA (APGAR SCORE)
ADAPTATION
PARTNERSHIP
Hubungan anggota keluarga berjalan harmonis, saling mengisi
satu sama lain sehingga komunikasi yang terjalin baik. Suami pasien
sabar dalam merawat pasien. Selain itu, anak-anak pasien selalu
mendukung pasien dan suaminya, sehingga pasien mau berobat secara
teratur yang dimana pasien berkeinginan untuk sembuh. Meskipun
demikian pasien tetap merasa khawatir jika suami dan anaknya sangat
terbebani dengan penyakit pasien, akan tetapi keluarganya selalu
mendukung serta member motivasi kepada pasien untuk selalu sabar
dalam menjalani pengobatan dan yakin akan sembuh
GROWTH
Pasien mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dan anak pertamanya sehingga hal ini sangat baik untuk membantu
dalam pengobatan pasien. Meskipun Ny. I menyadari bahwa dirinya
harus bersabar dalam menjalani pengobatan meskipun terkadang
pasien merasa kesulitan menjalani aktifitas sehari – hari. Namun
pasien tetap sabar dan berusaha untuk sembuh.
16
AFFECTION
Pasien terkadang merasa terbebani dengan penyakitnya, akan
tetapi dengan kasih sayang suami serta perhatian dari anaknya,
sehingga beliau menjalani hari-harinya dengan bahagia. Anak pertama
pasien datang selalu datang kerumah pasien pada akhir minggu untuk
menjaga dan memberi dukungan agar pasien bisa sembuh kembali.
RESOLVE
Pasien dalam kesehariannya sering bersama suaminya yang
merawat pasien yang sedang sakit, dan setiap 1 minggu sekali anak
pasien yang sudah menikah menjenguk pasien. Pasien lalu berkumpul,
nonton TV dan makan bersama. Dengan demikian pasien merasa
cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan bersama
keluarga. Tetapi pasien mengaku merindukan anak keduanya yang
saat ini ada di luar kota untuk kuliah.
Tabel 2.1. APGAR Score Ny. I Terhadap Keluarga
APGAR Ny. I Terhadap Sering/ Kadang Jarang
Keluarga selalu -kadang / tidak
A Saya puas bahwa saya dapat
kembali ke keluarga saya bila
saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara
keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara
keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara
keluarga saya
mengekspresikan kasih
17
sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara
keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama
18
Ekonomi keluarga ini tergolong mengengah ke atas,
untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, walaupun
sumber dananya berasal dari kiriman anaknya yang
Ekonomi +
berkerja sebagai perawat. Kebutuhan sekunder sudah
terpenuhi dan kebutuhan tersier juga terpenuhi dalam
bebrapa hal.
Pendidikan anggota keluarga cukup memadai. Tingkat
Edukasi +
pendidikan dan pengetahuan pasien cukup.
Medical Mampu menggunakan pelayanan kesehatan yang
Pelayanan memadai. Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga
kesehatan ini biasanya menggunakan Bidan desa dan Puskesmas
puskesmas hal ini mudah dijangkau karena letaknya dekat.
-
memberikan
perhatian khusus
terhadap kasus
penderita
19
pendapatan pasien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga
kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier.
c. Budaya
Budaya daerah tempat tinggal Ny. I memiliki semangat gotong
royong yang tinggi jika ada warga yang memiliki masalah selalu
dibantu, dan dari segi kebersihan masyarakat memiliki kebiasaan
mejaga kebersihan lingkungan, warga tidak melarang dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan dan tidak ada pandangan buruk terhadap wanita
yang menderita Stroke.
d. Faktor Pelayanan Kesehatan
Pasien mengatakan sudah pernah mendapatkan penjelasan dari
tenaga kesehatan tentang penyakitnya. Untuk masalah kesehatan, pasien
memiliki jaminan BPJS. Setiap sakit pasien akan pergi ke Rumah Sakit
terdekat.
20
2.9. POLA INTERAKSI KELUARGA
Anak
Tn. M T
30 tahun
21
4. Apakah keluarga lain mengetahui penyakit yang ibu derita ?
Jawab : Mengetahui, keluarga saudara dari ibu dan suaminya sudah
menjenguk ke rumah pasien. Kedekatan antara keluarga pasien
maupun suami terjalin dengan baik.
Ny.I adalah seorang istri dan ibu rumah tangga. Pasien sidah tidak
bisa bekerja lagi karena sakit setelah serangan stroke. Untuk makan
setiap hari baik untuk dirinya dan suami, Tn. S memasak sendiri di
makan secara sekilas saja dan menggunakkan sabun saat hanya sesudah
22
memiliki fasilitas MCK bagi keluarga. Kamar mandi nampak cukup
bersih dan air di bak mandi dikuras dua kali dalam seminggu. Sampah
keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di depan
rumah. Rumah di sapu sehari sekali dan di pel 3 kali dalam seminggu.
Pembuangan limbah keluarga sudah memenuhi sanitasi lingkungan
karena limbah keluarga dialirkan ke septic tank yang ada di dalam
rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika
sakit dan ingin konsultasi masalah kesehatan adalah Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang.
23
b. Gambaran Denah Rumah
8m
TERAS
RUANG TAMU
KAMAR
TIDUR 16 m
RUANG MAKAN
DAPUR
KAMAR
TEMPAT TIDUR
CUCI WC
Keterangan :
Jendela
Pintu
24
BAB III
PEMBAHASAN
CVA
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal
maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan
peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat
pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan
pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron).
Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi,
2011).
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak
(Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah cedera otak yang berkaitan
dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi karena
pembentukan trombus disuatu arteri serebrum, akibat emboli yang
mengalir ke otak dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak
(Corwin, 2001).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
stroke adalah gangguan peredaran otak yang dapat mengakibatkan fungsi
otak terganggu dan bila gangguan yang terjadi cukup besar akan
mengakibatkan kematian sebagian sel saraf.
Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai
berikut :
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan
pasokan darah yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh
darah otak. Penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang
25
mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa
terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis), atau pembuluh
darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.
Penyumbatan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding
bagian dalam pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga
aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan
kental, maka ada kemungkinan akan terjadi gumpalan darah
(trombosis), sehingga aliran darah makin lambat dan lama-lama
menjadi sumbatan pembuluh darah.
Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan darah yang
membawah nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah. Sekitar 85
% kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau infark, stroke
infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak.
Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat menyebabkan
kematian jaringan otak. Penggolongan stroke iskemik atau infark
menurut Junaidi (2011) dikelompokkan sebagai berikut :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang
gejalanya berlangsung kurang dari 24 jam atau serangan sementara
dan disebabkan oleh thrombus atau emboli. Satu sampai dua jam
biasanya TIA dapat ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga
belum bisa teratasi sekitar 50 % pasien sudah terkena infark
(Grofir, 2009; Brust, 2007, Junaidi, 2011).
b. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)
Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih
24 jam, biasanya RIND akan membaik dalam waktu 24–48 jam.
c. Stroke In Evolution (SIE)
Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus
berkembang dimana terlihat semakin berat dan memburuk setelah
48 jam. Defisit neurologis yang timbul berlangsung bertahap dari
ringan sampai menjadi berat.
26
d. Complete Stroke Non Hemorrhagic
Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau
permanen tidak berkembang lagi bergantung daerah bagian otak
mana yang mengalami infark.
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran
atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah
menggenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya
darah yang mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak
akan menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan
kerusakan fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak
sekitar pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemorage) atau
dapat juga genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak
(subarachnoid hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan
fatal bahkan sampai pada kematian. Stroke hemoragik pada umumnya
terjadi pada lanjut usia, karena penyumbatan terjadi pada dinding
pembuluh darah yang sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang
sudah rapuh ini, disebabkan karena faktor usia (degeneratif), akan
tetapi bisa juga disebabkan karena faktor keturunan (genetik). Keadaan
yang sering terjadi adalah kerapuhan karena mengerasnya dinding
pembuluh darah akibat tertimbun plak atau arteriosklerosis akan lebih
parah lagi apabila disertai dengan gejala tekanan darah tinggi.
Beberapa jenis stroke hemoragik menurut Feigin (2007), yaitu:
a. Hemoragi ekstradural (hemoragi epidural) adalah kedaruratan
bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Stroke ini
biasanya diikuti dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri
tengah atau arteri meningens lainnya. Pasien harus diatasi beberapa
jam setelah mengalami cedera untuk dapat mempertahankan hidup.
b. Hemoragi subdural (termasuk subdural akut) yaitu hematoma
subdural yang robek adalah bagian vena sehingga pembentukan
hematomanya lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak.
27
c. Hemoragi subaraknoid (hemoragi yang terjadi di ruang
subaraknoid) dapat terjadi sebagai akibat dari trauma atau
hipertensi tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran
aneurisma.
d. Hemoragi interaserebral, yaitu hemoragi atau perdarahan di
substansi dalam otak yang paling umum terjadi pada pasien dengan
hipertensi dan aterosklerosis serebral karena perubahan degeneratif
karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah.
28
3.3. PRIORITAS MASALAH
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang
ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Faktor keturunan
Pasien merasa tidak ada
keluarga pasien yang
menderita Stroke
sebelumnya
terjadinya CVA.
29
3.4.2. Faktor pelayanan kesehatan
30
3.4.2.2. Kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS
31
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan
juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
beraktivitas.
32
Tabel 3.2. Skala Prioritas Penyelesaian Masalah
Pemberian
Penyuluhan
1 mengenai penyakit 4 3 4 2 24
CVA dan penyakit
kronis Hipertensi
Pemberiah
Penyuluhan
2 mengenai 3 3 2 2 9
pentingnya PHBS di
rumah tangga
Keterangan :
tabel dibawah.
33
Tabel 3.3. Rencana Kegiatan Memberikan Penyuluhan Mengenai Penyakit Kronis CVA dan HT Serta Pentingnya
PHBS
34
4 Penyuluhan Warga desa Materi 1x 1. Penyuluhan Balai Angota Sebulan Konsumsi
tempat bisa penyuluhan 2. Tanya jawab desa TIM yang Sekali LCD
penyuluhan diterima tiap desa 3. Membagikan leaflet ditunjuk MIC
peserta Laptop
Kursi
5 Evaluasi Warga desa Tingkat 1x sebulan 1. Pendataan pasien Desa Anggota Sebulan Buku
kejadian dengan penyakit kronis yang TIM sekali Pulpen
Strokeber sudah
kurang mendap
at
penyulu
han
35
BAB IV
PENUTUPAN
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
a. Preventif :
36
b. Promotif : Edukasi mengenai penyakit Stroke, Diabetes Mellitus, dan Hipertensi
4.2.2 Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat dilakukan
langkah-langkah :
masak di dalam keluarganya. Selain itu mendorong pasien dan keluarga untuk
memperoleh pendapatan yang layak, sehingga diharapkan pada masa yang akan
pemukiman yang lebih sehat, dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
4.2.4 Untuk masalah persepsi mengenai penyakit stroke, Hipertensi, dan dilakukan
langkah-langkah:
37
DAFTAR PUSTAKA
Aliah A, Kuswara F.F, Limoa RA, Wuysang.2003.Gangguan Peredaran Darah Otak. Dalam:
Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Gofir, Abdul. 2009. Evidence Base Medicine ; Manajemen Stroke. Pustaka Cendekia Press.
Yogyakarta.
Susilo, Hendro, 2000, Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan Stroke, Suatu
Pendekatan Baru Millenium III, Bangkalan, Diakses 5 Desember 2010, Dari
www.blog.asuhankeperawatan.com.
38
LAMPIRAN
39