Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. (Keperawatan Medical Bedah,
Brunner & Suddart hal 1127).

Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar dibawa keluar melewati
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran dari tubuh. (Evelyn. 2010)

Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara. (Rencana Asuhan
Keperawatan, Doenges hal 486).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini adalah
sebagai berikut:

1.2.1 Apa pengertian dari kolostomi?

1.2.2 Apa saja indikasinya?


1.2.3 Apa saja komplikasi dari kolostomi?

1.2.4 Bagaimana konsep keperawatan pra dan pasca operatif?

1.3 Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini agar mahasiswa S-1 Keperawatan mengerti tentang kolostomi dan dapat

menjelaskan kepada masyarakat nantinya.

1.4 Tujuan Khusus

1.4.1 Untuk mengetahui dengan jelas pengertian dari kolostomi.


1.4.2 Untuk mengetahui dengan jelas indikasi dari kolostomi.

1.4.3 Untuk mengetahui dengan jelas komplikasi dari kolostomi.


1.4.4 Untuk mengetahui dengan jelas konsep keperawatan pra dan pasca operatif.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. (Keperawatan Medical Bedah,
Brunner & Suddart hal 1127).

Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar dibawa keluar melewati

dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran dari tubuh.

Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara. (Rencana Asuhan
Keperawatan, Doenges hal 486)

Deskripsi tindakan

Colostomy bisa dibuat sementara atau permanen.

 Colostomy sementara / temporer dibuat untuk diversi feses oleh karena trauma atau penyakit pada
sebagian usus besar sehingga memungkinkan untuk istirahat dan sembuh.
 Colostomy yang permanen dikerjakan bila dibagian ujung usus (usus yang paling jauh jaraknya) harus
diangkat atau tersumbat dan tidak dapat dilakukan operasi.

Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan yaitu :

1. End colostomy: Fungsi ujung akhir dari usus dibawa keluar ke permukaan perut, pembuatan stoma

dilakukan dengan membalik usus dan dijahitkan kekulit, permukaan stoma biasanya tampak

lembab dan berwarna merah muda. Bagian distal dari usus besar diangkat atau ditutup dengan
dijahit dan ditinggalkan didalam perut. End colostomy biasanya adalah stoma yang permanen, ini
biasanya disebabkan oleh karena trauma, kanker atau penyakit yang lain.

2. Double – barrel colostomy: Colostomy ini termasuk pembuatan dua stoma yang terpisah di
dinding perut. Stoma yang proksimal adalah stoma yang berfungsi mengeluarkan kotoran dan

berhubungan dengan saluran pencernaan bagian atas. Stoma yang distal berhubungan dengan
rectum dan disebut mucous fistula, mengalirkan sedikit material lendir. Stoma ini sering

merupakan stoma yang temporer yang dibuat untuk mengistirahatkan sebagian dari usus dan
nantinya ditutup.

3. Loop colostomy: Colostomy ini dibuat dengan membawa lengkungan usus besar (loop of bowel)
melalui sebuah sayatan di dinding perut. Lengkungan usus ditahan dengan diluar dinding perut

dengan sebuah batang plastik yang diselipkan dibawahnya. Sebuah sayatan dibuat di usus
sehingga memungkinkan aliran kotoran melewati colostomy. Tangkai penahan diangkat (diambil)
setelah kira-kira 7-10 hari setelah pembedahan, bila telah sembuh maka usus tidak akan tertarik

kedalam perut. Loop colostomy paling sering adalah untuk stoma yang temporer yang berguna

untuk diversi kotoran agar tidak melewati daerah usus yang obstruksi atau adanya sepsis pelvis

karena kanker usus, diverticulitis, trauma kolorektal, trauma radiasi atau komplikasi penyakit
peradangan usus besar. Dapat pula digunakan untuk proteksi sambungan koloanal atau adanya
fistula.

2
Berdasarkan letaknya:

1. Colostomy acending pada perut kanan

2. Colostomy transversal pada perut tengah atas


3. Colostomy sigmoid / desenden pada perut kiri

2.2 Indikasi

 Kanker
 Obstruksi

 Penyakit peradangan usus

 Divertikulum yang pecah


 Iskemia usus
 Trauma

2.3 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan colostomy adalah sebagai berikut:

 Penempatan letak stoma yang tidak tepat. Dimana disini mengakibatkan pemakaian stoma bag menjadi

sulit akan cenderung menjadi bocor sehingga merusak kulit, ini akan menghalangi aktivitas sehari-hari.
 Nekrosis dan retraksi stoma Vaskularisasi yang tidak memadai pada stoma akan segera mengakibatkan

iskemia atau nekrosis segera setelah operasi, perkembangan nekrosis harus segera dievaluasi dan
ditentukan perluasannya. Bila nekrosis hanya terjadi pada bagian permukaan serosa tidak perlu

dilakukan tindakan segera, mungkin jaringan yang nekrotik akan mengelupas atau perlu debridement.

Bila nekrosis meluas hingga dibawah fasia maka perlu segera dilakukan laparatomy untuk mencegah

terjadinya peritonitis. Mobilisasi yang tidak memadai dari mesentrium atau fiksasi yang jelek dari stoma
ke kulit atau fasia mengakibatkan retraksi dari stoma, biasanya pada masa awal periode operasi. Retraksi

dibawah fasia memerlukan tindakan segera untuk mencegah peritonitis. Retraksi diatas fasia tidak
memerlukan tindakan intervensi segera. Ini biasanya akibat pemasangan stoma bag / appliance yang

jelek.
 Kerusakan kulit: Pengotoran cairan produk stoma dikulit sekitar stoma mengakibatkan kulit maserasi dan

rusak. Hal ini lebih sering terjadi pada ileostomi dimana produk stomanya cair dan mengandung zat

proteolitik dari enzim pancreas, hal ini bisa pula terjadi pada colostomy di proksimal dari pleksura lienalis

atau pada kolostomi yang diare. Biasanya terjadi oleh karena pemasangan stoma bag/appliance yang
jelek sehingga bocor. Kerusakan kulit mungkin juga terjadi oleh karena folikulitis peristomal, dermatitis

kontak/alergi. Produk ileostomi yang tinggi, penyakit crohn’s yang kambuh, obstruksi parsial usus halus,

sepsis intra abdominal stenosis soma dan gastro enteritis juga berperan terhadap kejadian kerusakan
kulit. Ekskoriasi kulit harus ditangani dengan pemasangan stoma bag/appliance yang baik untuk

mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. Dianjurkan untuk konsultasi pada stomal terapis khususnya pada
kerusakan kulit yang berat. Bila konstruksi stoma yang tidak baik dan perawatan enterostomal yang

intensif tidak membaik maka diperlukan tindakan pembedahan untuk merekonstruksi stoma tersebut.
Perhatian harus diberikan pada ileostomi dengan produk tinggi dengan menggunakan obat-obat anti
diare, manipulasi dengan diet serta penggantian cairan dan elektrolit.
 Striktura stoma: Walaupun striktura stoma merupakan komplikasi yang terjadi kemudian, ini biasanya

terjadi karena perkembangan serositis segera setelah periode operasi. Paling sering disebabkan oleh

3
nekrosis dan retraksi yang mengakibatkan lepasnya jahitan mukokutaneus sehingga serosa menjadi

terpapar dan akibatnya terjadi serositis. Dilatasi stoma biasanya tidak efektif, diperlukan tindakan eksisi

kulit dan skar dan menjahit ulang mukosa intestinal ke kulit untuk membuat lubang stoma yang

memadai.

 Prolap stoma: Biasanya terjadi pada saat konstruksi stoma usus dalam keadaan dilatasi atau edema.
Lubang stoma dibuat terlalu besar dan setelah itu usus mengecil menjadi normal kembali ukurannya. Bila
kasusnya colostomy yang temporer maka diperlukan tindakan definitif menyambung usus. Bilamana

stomanya permanen maka konversi loop colostomy ke end colostomy dengan mucous fistule pada

tempat yang baru sangat membantu. Tetapi pada prolaps kolostomi yang berlebihan perlu didiskusikan
reseksi pada bagian yang berlebihan tersebut dan merekonstruksi stomanya.
 Hernia para stomal: Hernia parastomal merupakan problem paling sering yang memerlukan tindakan

koreksi pembedahan berkenaan dengan konstruksi kolostomi. Komplikasi ini terjadi mungkin karena

pembuatan lubang stoma yang terlalu besar atau peletakkan stoma diluar muskulus rektus. Indikasi

tindakan koreksinya adalah adanya gejala obstruksi, nyeri para stomal, kesulitan perawatan stoma atau

pemasangan stoma bag / appliance. Relokasi stoma dan penutupan defek hernia adalah tindakan yang
paling efektif.

2.4 Konsep Keperawatan Pra Dan Pasca Operatif

Pasien yang memerlukan colostomy pada pra operasi dapat dimunculkan intervensi keperawatan sebagai
berikut yaitu :

 Dukungan psikososial :

o Pasien yang di diagnosis kanker kolon / rectum memerlukan colostomy permanen dan

merasa sedih akibat di diagnosa penyakit dan rencana pembedahan begitu juga yang

menjalani colostomy sementara dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah yang serupa
dengan individu.

o Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan dengan memberikan informasi actual


tentang prosedur pembedahan dan pembentukan serta penatalaksanaan ostomi.

o Berikan pasien kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

o Semua anggota tim kesehatan, termasuk perawat terapi enterostomal dan keluarga harus ada

di samping pasien untuk memberikan bantuan dan dukungan.


o Berdiskusi dengan individu yang berhasil menghadapi kolostomy sering membantu pasien.

o Menunjukkan sikap kompeten yang meningkatkan percaya diri dan kerjasama. Konsultasi
dengan ahli terapi enterostoma selama periode praoperatif sangat membantu.

4
WOC

Kanker obstruksi, peradangan divertikulosis kronis, iskemia usus(trauma)

Feses tidak dpt nekrosis pd struktur abses perikolik nekrosis jar.


dikeluarkan jar. Usus

Feses lunak obstruksi usus


dan berlendir

pe↑an tek.intra
pean volume
abdomen
cairan

Nutrisi < gangg.citra Operasi Colostomy 


keb.Tubuh tubuh Nyeri (akut)

Iritasi kimiawi Resiko infeksi disfungsi


pda kulit Gangg.pola seksual
tidur

Gangg.intregritas komplikasi
kulit

Kurangnya
pengetahuan

5
Dari WOC di atas dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
yang telah dilakukan colostomy adalah sebagai berikut:

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit


2) Gangguan citra tubuh
3) Nyeri (akut)
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

6) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual


7) Gangguan pola tidur

8) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare


9) Kurang pengetahuan
10) Risiko terhadap infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi dari cairan yang keluar pada kulit

yang terkena
2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus eliminasi dan psikososial :

gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma didaerah abdomen.


3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap pembedahan

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi
kolon

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan masukan secara

medik

6) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur
pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat

7) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran kantong / cedera stoma d /d
sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran kantong

8) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon sigmoid atau desenden

9) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi; kurang mengingat
10) Risiko terhadap infeksi b/d sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan

INTERVENSI

Pada tahap ini diawali dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan yang dibuat dengan
mengambil acuan pada rencana asuhan keperawatan, Doenges yaitu sebagai berikut: :

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi dari cairan yang keluar pada kulit

yang terkena
2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus eliminasi dan psikososial :

gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma didaerah abdomen.

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap pembedahan

6
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi

kolon

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan masukan secara

medik

6) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran kantong / cedera stoma d /d
sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran kantong
7) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon sigmoid atau desenden

8) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur

pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat


9) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi; kurang mengingat
10) Risiko terhadap infeksi b/d sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan

Adapun Rencana Perawatan Yang Dapat Dilakukan Adalah : (Doengoes. 2000)

1. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi dari cairan yang keluar pada kulit
yang terkena.
a. Tujuan: dapat mempertahankan integritas kulit

b. Kriteria hasil : pasien dapat mengidentifikasi factor risiko individu, menunjukkan perilaku / tehnik
peningkatan penyembuhan / mencegah kerusakan kulit.

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Lihat stoma / area kulit peristomal pada tiap penggantian kantong. Bersihkan dengan air

dan keringkan. Catat iritasi, kemerahan


ii. Ukur stoma secara periodic mis: tiap perubahan kantong selama 6 minggu pertama,
kmd sekali sebulan selama 6 bulan

iii. Yakinkan bahwa lubang pada bagian belakang kantung berperekat sedikit lebih besar ⅛

ukuran stoma dengan perekat adekuat menempel pada kantong


iv. Berikan pelindung kulit yang efektif
v. Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi dengan rutin, gunakan alat yang tepat

vi. Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong dengan perlahan. Lakukan pengangkatan

kantong sesuai indikasi, kemudian cuci dengan baik

vii. Selidiki keluhan rasa terbakar atau gatal atau melepuh disekitar stoma.
viii. Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantung

Rasional:

 Konsul dengan ahli terapi atau enterostomal 1.Memantau proses penyembuhan / keefektifan alat

dan mengidentifikasi masalah pada area, kebutuhan intervensi lebih lanjut. Mempertahankan

kebersihan membantu pencegahan kerusakan kulit

 Sesuai dengan penyembuhan edema pascaoperasi (slama 6 mgg pertama) ukuran kantong yang
dipakai harus tepat sehingga feses terkumpul sesuai aliran dari ostomi dan kontak dengan kulit

dicegah
 Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit periostomal. Perekatan area yang

adekuat penting untuk mempertahankan cincin kantong bila terlalu kencang menyebabkan iritasi
kulit saat pengangkatan kantong

 Melindungi kulit dari perekat kantong dan memudahkan pengangkatan kantong bila perlu

7
 Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat tidak

hanya menghilangkan bakteri dan menyebabkan kantong menjadi bau

 Mencegah iritasi jaringan / kerusakan sehubungan dengan penarikan kantong

 Indikasi kebocoran feses dengan iritasi periostomal memerlukan intervensi

 Memberikan kesempatan untuk pemecahan masalah dan menentukan kebutuhan intervensi lebih
lanjut
 Membantu pemilihan produk yang tepat untuk kebutuhan penyembuhan pasien.

2. Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus eliminasi dan psikososial :
gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma didaerah abdomen.

a. Tujuan: menyatakan penerimaan diri sesuai situasi


b. Kriteria hasil :- Menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri yang negative
Menunjukkan penerimaan dengan melihat / menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam

perawatan diri

Menyatakan perasaan tentang stoma / penyakit


Mulai menerima situasi secara konstruktif
c. Rencana Tindakan Rasional:
i. Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan atau ostomi perlu untuk

didiskusikan

ii. Dorong pasien / orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang ostomi
iii. Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan masa datang
iv. Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi / tidak terlibat

pada perawatan
v. Berikan kesempatan pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi pada perawatan

diri
vi. Rencanakan / jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

vii. Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan


viii. Diskusikan kemungkinan kontak dengan ostomi dan buat perjanjian untuk kunjungan
bila diperlukan

Rasional:

 Memberikan informasi ttg tingkat pengetahuan pasien / orang terdekat terhadap pengetahuan ttg

situasi pasien dan proses penerimaan

 Membantu pasien utk menyadari perasaannya tidak biasa, perasaan bersalah

 Pasien dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa ostomi dilakukan untuk memperbaiki penyakit

kronis / jangka panjang daripada sebagai cedera traumatic meskipun ostomi hanya sementara
 Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat

 Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri dan
penerimaan situasi
 Meningkatkan rasa control dan meningkatkan harga diri

 Bantu pasien/orang terdekat utk menerima perubahan tubuh, merasakan baik ttg diri sendiri

 Dapat memberikan system pendukung yang baik. Memudahkan penerimaan perubahan sesuai
dengan kesadaran pasien akan hidup harus berjalan terus dan dapat menjadi relatif normal

3. Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap pembedahan
8
a. Tujuan: menyatakan nyeri hilang / terkontrol

b. Kriteria hasil : menunjukkan nyeri hilang mampu tidur/istirahat dengan tepat menunjukkan

penggunaan keterampilan relaksasi dan kenyamanan umum sesuai indikasi siuasi individu

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala0-10)


ii. Dorong pasien untuk menyatakan masalah, memberikan dukungan dengan penerimaan,
mengingat pasien dan memberikan informasi yang tepat

iii. Berikan tindakan kenyamanan. Yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak akan

mencederai stoma
iv. Dorong penggunaan tehnik relaksasi mis : bimbingan imajinasi. Berikan aktivitas
senggang

v. Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini. Hindari posisi duduk

lama

vi. Selidiki dan laporkan adanya kekakuan otot abdominal, kehati-hatian yang tak disengaja

dan nyeri tekan


vii. Berikan obat sesuai indikasi mis: analgetik

viii. Berikan rendam duduk

Rasional:

 Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan membantu dalam menentukan pilihan

atau keefektifan intervensi


 Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan
koping

 Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan. Menurunkan tegangan otot,

meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping


 Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian sehingga
menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan

 Menurunkan kekakuan otot /sendi. Ambulasi mengembalikan organ keposisi normal dan

meningkatkan kembalinya fungsi ketingkat normal

 Diduga inflamasi peritoneal yang memerlukan intervensi medic cepat


 Menurunkan nyeri dan juga meningkatkan kenyamanan

 Menurunkan ketidaknyamanan local, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan luka


perineal

4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi

kolon
a. Tujuan : dapat mempertahankan hidrasi adekuat

b. Kriteria hasil : membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital
stabil
c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair. Timbang BB tiap hari

ii. Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia. Evaluasi turgor kulit, pengisian
kapiler dan membrane mukosa
iii. Awasi hasil lab mis: Ht dan elektrolit

9
iv. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasi 1.Memberikan indicator langsung

keseimbangan cairan.

v. Menunjukkan status hidrasi / kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian

cairan

vi. Mendeteksi homeostatis atau ketidakseimbangan dan membantu menentukan


kebutuhan penggantian
vii. Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan adekuat / fungsi organ

5. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan masukan secara

medik
a. Tujuan : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi / membatasi gangguan GI
b. Kriteria hasil : dapat mempertahankan BB / menunjukkan peningkatan BB bertahap sesuai tujuan

dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda –tanda malnutrisi

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

ii. Auskultasi bising usus


iii. Mulai dengan makanan cair perlahan

iv. Konsul dengan ahli diet


v. Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila masukan oral dimulai
vi. Berikan makanan enteral atau parenteral bila diindikasika

Rasional:

 Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi


 Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai makan lagi

 Menurunkan insiden kram abdomen, mual

 Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus
 Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6-8 minggu pertama
 Pada kelemahan atau tidak toleran pada masukan peroral, hiperparalimentasi digunakan untuk

menambah kebutuhan komponen pada penyembuhan dan mencegah suatu katabolisme

6. Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran kantong / cedera stoma d /d

sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran kantong


a. Tujuan : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan

b. Kriteria hasil : melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat istirahat

Tidak mudah marah, tidak gelisah lagi

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode pasca operasi


ii. Berikan system kantong adekuat. Kosongkan kantong sebelum tidur, bila perlu pada

jadwal yang teratur


iii. Biarkan pasien mengetahui bahwa stoma tidak akan cedera bila tidur
iv. Batasi masukan makanan/ minuman mengandung kafein

v. Tentukan penyebab terlalu banyaknya flatus / feses mis;rujuk pada ahli diet ttg

pembatasan makanan bila berhubungan dengan hal tersebut


vi. Berikan analgesic, sedative saat tidur sesuai indikasi

Rasional:
10
 Pasien lebih dapat mentoleransi gangguan dari staf bila ia memahami alasan / pentingnya

perawatan

 Flatus/feses berlebihan terjadi meski diintervensi, pengosongan pada jadwal teratur

meminimalkan kebocoran

 Pasien akan mampu istirahat lebih baik bila merasa aman tentang stoma dan ostominya
 Kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi tidur tahap REM,
mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun

 Identifikasi penyebab meningkatkan kemampuan memperbaiki tindakan yang dapat

meningkatkan tidur / istirahat


 Obat yang tepat waktu dapat meningkatkan istirahat/ tidur selama periode pasca operasi

7. Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon sigmoid atau desenden
a. Tujuan : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan

jumlah dan konsistensi

b. Kriteria hasil : pasien dapat mengatur pola eliminasinya, konsistensi feses lembek, tidak terjadi
diare yang berlebihan,tidak terjadi konstipasi
c. Rencana Tindakan Rasional:
i. Pastikan kebiasaan defekasi pasien dan gaya hidup sebelumnya

ii. Tinjau ulang pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan

iii. Demonstrasikan penggunaan peralatan irigasi untuk menginjeksikan salin normal per
protocol sampai pengurangan didapatkan
iv. Libatkan pasien dalam perawatan ostomi secara bertahap

Rasional:

 Membantu dalam pembentukan jadwal irigasi efektif


 Masukan adekuat dan cairan adalah factor penting dalam menentukan konsistensi feces

 Irigasi yang dilakukan kadang-kadang bermanfaat pada pengosongan usus untuk menghindari
kebocoran bila direncanakan kejadian khusus
 Rehabilitasi dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri dan terkontrol

8. Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur
pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat

a. Tujuan : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada masalah seksual


b. Kriteria hasil : melakukan hubungan seksual dengan tepat, tidak malu dengan respons orang

terdekat / pasangan,tidak takut impoten, tidak takut terjadi kebocoran saat aktivitas seksual

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Tentukan hubungan seksual pasien / OT sebelum sakit/ dilakukan pembedahan dan

apakah mereka mengantisipasi masalah berkenaan dengan adanya ostomi


ii. Tinjau ulang dengan pasien/OT tentang fungsi seksual dalam hubungannya dengan

situasi masing-masing
iii. Diskusikan bermain peran kemungkinan interaksi / pendekatan bila menerima pasangan

seksual baru
iv. Rujuk pada konseling/terapi seksual bila ada

Rasional:

11
 Mengidentifikasi harapan dan keinginan yang akan datang

 Pemahaman apakah kerusakan saraf telah mengubah fungsi normal seksual(mis;ereksi) membantu

pasien/OT memahami pentingnya metoda kepuasaan alternative

 Latihan membantu dalam menerima situasi actual bila hal ini timbul,mencegah kesadaran diri tentang

citra tubuh yang berbeda


 Bila masalah menetap lebih lama beberapa bulan setelah pembedahan,terapis terlatih dapat diperluakn
untuk memudahkan komunikasi antara pasien dan OT. (Doengoes. 2000)

EVALUASI

Hasil yang diharapkan pada evaluasi yaitu :

 Dx I : dapat mempertahankan integritas kulit

 Dx 2 : menyatakan penerimaan diri sesuai situasi

 Dx 3 : menyatakan nyeri hilang / terkontrol


 Dx 4 : dapat mempertahankan hidrasi adekuat

 Dx 5 : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi / membatasi gangguan GI


 Dx 6 : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan

 Dx 7 : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup sesuai dengan
ketepatan jumlah dan konsistensi
 Dx 8 : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada masalah seksual

PROSEDUR TINDAKAN

a. Persiapan pre operasi

1. Persiapan psikologis:

Pasien yang akan menjalani operasi dengan stoma permanen akan timbul respon kehilangan seperti

syok, tidak percaya, denial, menolak, marah. Pemahaman terhadap keadaan emosi pasien merupakan hal
penting untuk mengadakan pendekatan. Karena dengan stoma berarti pasien akan kehilangan bagian

penting dari tubuhnya yang mungkin mempengaruhi perubahan besar dalam hidupnya. Pada keadaan
ini dorongan psikologis sangat dibutuhkan.

2. Persiapan pembedahan

a. Diit

Diberikan diit rendah serat untuk mengurangi feses pada colon, biasanya diberikan beberapa hari sebelum
operasi.

b. Persiapan colon

Persiapan colon dilakukan beberapa hari sebelum operasi. Tujuannya untuk membersihkan colon dari feses
dan menghambat pertumbuhan bakteri di colon untuk mencegah infeksi post operasi.

12
 Persiapan secara mekanik dengan menggunakan laxative, lavement dan lavage lambung dengan

menggunakan cairan isotonic.


 Antibiotic juga diberikan untuk mengurangi bakteri yang ada di dalam colon.

c. Cukur

Abdomen dan perineum dipersiapkan untuk pembedahan

d. Pemasangan nasogastrik tube mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan udara dalam saluran
pencernaan dan mengurangi distensi post operasi.

3. Letak stoma

Letak stoma memungkinkan pasien ketika duduk atau berdiri, jauh dari jahitan operasi dan lipatan, juga
disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk merawat dengan baik setelah operasi.

b. Persiapan post operasi

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Selama periode post operasi pengamatan balance cairan sangat penting. Pasien dengan asending colostomy

atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin fesesnya liquid sehingga diperlukan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Perawatan kulit

Iritasi kulit dapat ditekan sekecil mungkin dengan perawatan yang baik atau menggunakan kantong stoma

yang mempunyai proteksi kulit. Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara hati-hati sehingga tindakan yang

diambil tepat. Prinsip perawatan kulit di sekitar stoma antara lain:


a. Pencegahan primer yang bertujuan untuk proteksi :

 Bersihkan dengan perlahan-lahan

 Gunakan skin barrier

 Ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes

b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan :


Kulit dengan eritema :

 Ganti kantong colostomy tiap 24 jam

 Bersihkan kulit dengan air hangat dan keringkan

 Gunakan kantong colostomy yang tidak menimbulkan alergi

Kulit yang erosi :

13
 Sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan sejenis salf misalnya zinksalf

 Ganti kantong tiap 24 jam

3. Diit

Pasien dengan stoma permanen dianjurkan untuk mengkonsumsi diit yang seimbang. Diit yang dikonsumsi

sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare, konstipasi dan menimbulkan gas. Makanan yang dapat
menimbulkan gas dan bau seperti kobis, telur, kacang- kacangan.

4. Irigasi colostomy

Irigasi colostomy adalah lavement melalui stoma dengan tujuan :

a) Mengeluarkan feses, gas dan lendir / mucus yang memenuhi colon

b) Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah

c) Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal

Kontraindikasi :

 Pasien dengan diare


 Pasien dengan terapi radiasi

 Pasien dengan prognosa jelek

 Pasien mempunyai riwayat inflamasi colon


 Pasien dengan peristomal hernia

c. Latihan sebelum operasi

Pengertian :

Latihan fisik yang dilakukan oleh pasien sebelum melakukan operasi / tindakan pembedahan

Tujuan :

Mengurangi efek narkose setelah operasi

Kebijakan :

Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan latihan sebelum operasi

Persiapan :

Persiapan pasien : pasien diberitahu tindakan yang harus dilakukan

1. Prosedur kerja : Perawat menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan sebelum dilakukan
tindakan operasi

2. Perawat menjelaskan latihan nafas dalam


a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

14
b. Kedua tangan dikepal diletakkan keperbatasan antara perut dan dada serta ibu jari menempel

pada tulang iga terakhir

c. Keluarkan nafas dengan penuh sampai tulang iga terasa turun

d. Kemudian tarik nafas dalam melalui hidung dan mulut sampai perut terasa naik

e. Tahan nafas sampai hitungan kelima


f. Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui hidung mulut dan mulut
g. Ulangi sebanyak 15 kali dan istirahat setiap 5 kali

h. Lakukan latihan 2 kali sehari

3. Anjurkan dan dampingi pasien untuk melakukan tindakan ini


4. Perawat mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif
a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

b. Letakkan tangan dengan jari saling menyisip diatas perut dengan ibu jari diatas dada

c. Lakukan nafas perut seperti diatas

d. Dengan mulut sedikit terbuka tarik nafas penuh

e. Lakukan batuk 3 kali dengan bunyi “ huck”


f. Kemudian selagi mulut terbuka tarik nafas dalam dengan cepat

g. Lakukan batuk dengan kuat 1-2 kali lagi


5. Perawat menganjurkan dan mengajarkan latihan tungkai :

a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal


b. Luruskan kedua tungkai

c. Angkat tungkai dengan posisi lurus secara perlahan kemudian tekuk lutut dan tahan beberapa
menit

d. Turunkan tungkai secara perlahan dalam posisi lurus

e. Lakukan sebanyak lima kali

6. Perawat menganjurkan dan mengajarkan pasien latihan kaki


a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

b. Luruskan kedua tungkai

c. Kemudian lakukan gerakan memutar pergelangan kaki dengan arah yang sama

d. Lakukan pemutaran dengan dua arah ( kiri/kanan)


e. Lakukan gerakan ini sebanyak 5 kali

7. Selama melakukan latihan, perawat mengobservasi keadaan pasien


8. Perawat menganjurkan pasien untuk melakukan latihan terlampir

d. Perawatan colostomy

Pengertian :

Membersihkan stoma colostomy, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong colostomy secara berkala sesuai
kebutuhan.

Tujuan :

1. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi

2. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma


3. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
4. Memunculkan dampak psikologis terhadap stoma tersebut

15
Kebijakan :

1. Colostomy dibuat berdasarkan indikasi permanen dan temporer

2. Harus dapat persetujuan pasien / keluarganya


3. Pasien / keluarga wajib mendapat pendidikan tentang colostomy

Persiapan :

1. Kantong colostomy
2. 1 set rawat luka ( pinset, kom kecil, gunting)

3. Kapas, Nacl 0,9%

4. Kasa steril, plester


5. Zink salp / zink oil
6. Bengkok dan pengalas

7. Sarung tangan
8. Kantong plastic untuk sampah

Prosedur Kerja :

1. Tahap prainteraksi

Cek catatan keperawatan, siapkan alat dan cuci tangan

2. Tahap orientasi

a. Beri salam, panggil nama pasien

b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan

3. Tahap kerja
a. Berikan kesempatan pasien bertanya

b. Jaga privasi pasien


c. Memakai sarung tangan

d. Pasang pengalas dibagian kanan / kiri sesuai stoma


e. Observasi produk stoma ( warna, konsistensi, dll)

f. Membuka kantong stoma dengan hati-hati menggunakan pincet dan tangan kiri menekan kulit
g. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas Nacl 0,9 % atau kapas air hangat

h. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril


i. Observasi stoma dan kulit sekitar stoma

j. Memberika salep / zink oil tipis-tipis jika ada iritasi kulit sekitar stoma
k. Mengukur stoma dan membuat lubang kantong colostomy sesuai ukuran stoma
l. Membuka satu sisi / sebagian perekat kantong colostomy

m. Menempelkan kantong colostomy dengan posisi sesuai kebutuhan

n. Menggunakan pincet untuk mempermudah memasukkan stoma melalui lubang kantong

colostomy
o. Membuka sisa perekat dan hindari masuknya udara dalam kantong

p. Merapikan pasien dan lingkungannya

q. Merapikan alat dan membuang sampah


r. Melepas sarung tangan dan cuci tangan

16
4. Terminasi

a. Evaluasi hasil kegiatan

b. Berikan umpan balik positif pada pasien

c. Kontrak pertemuan selanjutnya

d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat hasil kegiatan pada catatan keperawatan

e. Prosedur mengirigasi colostomy

Tujuan :

Colostomy diirigasi untuk mengosongkan kolon dari feses, gas atau mucus, membersihkan saluran usus
bawahdan membuat pola evakuasi teratur sehingga aktivitas kehidupan normal dapat dilanjutkan.

Persiapan :

Waktu : yang tepat untuk irigasi dipilih, lebih disukai setelah makan sehingga waktu ini cocok dengan pola
aktivitas pasien pasca operatif. Irigasi harus dilakukan pada waktu yang sama setiap hari.

Pasien : sebelum prosedur dilakukan pasien duduk dikursi toilet atau di toilet itu sendiri.

Wadah pengirigasi berisi air hangat 500 sampai 1500 ml digantung 45 sampai 50 cm diatas stoma ( setinggi
bahu bila pasien duduk). Balutan atau kantung diangkat.

Tahap kerja :

Prosedur berikutnya diikuti, pasien dibantu untuk berpartisipasi dalam prosedur supaya belajar melakukannya
tanpa bantuan

1. Pasang pengalas irigasi di stoma. Tempatkan ujung pispot

Rasional :

Ini membantu untuk mengontrol bau, mendorong dan memungkinkan feses dan air mengalir secara
langsung kedalam pispot

2. Masukkan cairan dalam selang dan biarkan mengalir

Rasional:

Gelembung air dalam alat dilepaskan sehingga udara tidak masuk kedalam kolon, yang akan
menyebabkan nyeri / kram

3. Lumasi kateter / selang dan masukkan dengan perlahan kedalam stoma. Pemasukan kateter tidak lebih
dari 8 cm. Pegang selang dengan perlahan, tetapi kuat terhadap stoma untuk mencegah air mengalir
balik.

Rasional : langkah ini perlu untuk mencegah perforasi usus

17
4. Bila kateter sulit masuk, biarkan air tetap mengalir dengan perlahan sementara kateter terus dimasukkan.
Jangan pernah memasukkan kateter secara paksa!

Rasional : kecepatan lambat aliran membantu merelakskan usus dan memudahkan passase kateter

5. Alirkan air hangat masuk kedalam kolon dengan perlahan. Apabila terjadi kram, klem selang dan biarkan
pasien beristirahat. Air harus mengalir dalam waktu 5 sampai 10 menit.

Rasional: :
Kram yang nyeri biasanya disebabkan oleh aliran terlalu cepat atau terlalu banyak larutan. Mungkin

hanya 300 cc cairan yang diperlukan untuk merangsang evakuasi. Selanjutnya volume untuk irigasi dapat
ditingkatkan sampai 500, 1000 atau 1500 cc sesuai kebutuhan pasien untuk hasil yang efektif.

6. Pegang selang di tempatnya selama 10 detik setelah air dimasukkan; kemudian dengan perlahan angkat

7. Biarkan 10 sampai 15 menit agar seluruh isinya keluar, kemudian keringkan dasar pengalas dan lipat
keatas atau pasang klem yang tepat pada dasar pengalas

Rasional : kebanyakan air,feses dan flatus dikeluarkan dalam 10 sampai 15 menit

8. Biarkan pengalas ditempatnya selama kira-kira 30-45 menit sementara pasien duduk dan bergerak

Rasional : ambulasi merangsang peristaltik & mengeluarkan seluruh larutan irigasi

9. Bersihkan area dengan sabun ringan dan air; keringkan area tersebut

Rasional : pembersihan dan pengeringan memberikan rasa nyaman pada pasien

10. Ganti balutan atau kantung colostomy

Rasional : pasien harus menggunakan kantung sampai colostomy terkontrol dengan baik. Mungkin
hanya memerlukan balutan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai

berikut:

3.1.1 Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar dibawa keluar
melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran dari tubuh.

3.1.2 Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan yaitu: End colostomy, Double
– barrel colostomy, Loop colostomy

3.1.3 Kolostomi juga bisa menimbulkan beberaa komplikasi, seperti: merusak kulit, iskemia atau
nekrosis, Kerusakan kulit, Striktura stoma, Prolap stoma, Hernia para stomal

19
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2. EGC. Jakarta

C. Pearce, Evelyn. 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Penerbit: Gramedia. Jakarta

Marilyn E. Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pendekatan Untuk Perencanaan Dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

20

Вам также может понравиться

  • CKS Bab I IV
    CKS Bab I IV
    Документ43 страницы
    CKS Bab I IV
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Iffah PP 1
    Iffah PP 1
    Документ5 страниц
    Iffah PP 1
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Instrumen Kepuasan Kerja Perawat
    Instrumen Kepuasan Kerja Perawat
    Документ6 страниц
    Instrumen Kepuasan Kerja Perawat
    Ariyani
    Оценок пока нет
  • Kuesioner Pasien Rawat Inap
    Kuesioner Pasien Rawat Inap
    Документ3 страницы
    Kuesioner Pasien Rawat Inap
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Heriyati - Konsep PICU
    Heriyati - Konsep PICU
    Документ4 страницы
    Heriyati - Konsep PICU
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • CKS Bab I IV
    CKS Bab I IV
    Документ10 страниц
    CKS Bab I IV
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Askep Icu New
    Askep Icu New
    Документ30 страниц
    Askep Icu New
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • LP CHF
    LP CHF
    Документ20 страниц
    LP CHF
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Askep DHF
    Askep DHF
    Документ8 страниц
    Askep DHF
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • COLOSTOMY
    COLOSTOMY
    Документ20 страниц
    COLOSTOMY
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • COLOSTOMY
    COLOSTOMY
    Документ20 страниц
    COLOSTOMY
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Askep Gangguan Bicara
    Askep Gangguan Bicara
    Документ21 страница
    Askep Gangguan Bicara
    Syahril Fauzi
    100% (2)
  • Rencana Asuhan Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Intervensi NOC: Setelah Dilakukan
    Rencana Asuhan Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Intervensi NOC: Setelah Dilakukan
    Документ6 страниц
    Rencana Asuhan Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Intervensi NOC: Setelah Dilakukan
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Konsep Icu
    Konsep Icu
    Документ42 страницы
    Konsep Icu
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Kasus Dan Jurnal Kista
    Kasus Dan Jurnal Kista
    Документ35 страниц
    Kasus Dan Jurnal Kista
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Postural Drainage Pada Anak
    Postural Drainage Pada Anak
    Документ8 страниц
    Postural Drainage Pada Anak
    Tensai Olive Dundund
    100% (1)
  • (Lamp 6) Format Pengkajian Picu
    (Lamp 6) Format Pengkajian Picu
    Документ12 страниц
    (Lamp 6) Format Pengkajian Picu
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Bayi Baru Lahir
    Bayi Baru Lahir
    Документ17 страниц
    Bayi Baru Lahir
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Kelompok Iv
    Kelompok Iv
    Документ3 страницы
    Kelompok Iv
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • BAB 1 Kista Ovarium
    BAB 1 Kista Ovarium
    Документ5 страниц
    BAB 1 Kista Ovarium
    risda hanifa rahman
    Оценок пока нет
  • D (Agnosa Dan Rasional Rifaldi
    D (Agnosa Dan Rasional Rifaldi
    Документ1 страница
    D (Agnosa Dan Rasional Rifaldi
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Format Analisis Tindakan
    Format Analisis Tindakan
    Документ1 страница
    Format Analisis Tindakan
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Tugas Rifaldi
    Tugas Rifaldi
    Документ2 страницы
    Tugas Rifaldi
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurna Kista Kelompok 4
    Analisa Jurna Kista Kelompok 4
    Документ10 страниц
    Analisa Jurna Kista Kelompok 4
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет
  • Leaflet Kejang Demam 1
    Leaflet Kejang Demam 1
    Документ3 страницы
    Leaflet Kejang Demam 1
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    100% (1)
  • Eliminasi Urine
    Eliminasi Urine
    Документ20 страниц
    Eliminasi Urine
    Bintu Fauzan Bin Zainuddin
    Оценок пока нет