Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Yolan Sentika Novaldi, S.Ked
G1A217019
Universitas Jambi
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Clinical Report Session(CRS) yang
berjudul “Ulkus Pedis + Cruris Dextra Wagner Grade 4 e.c Diabetes Melitus Tipe
2 Normoweight Tidak Terkontrol + Anemia e.c Penyakit Kronis” sebagai salah
satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit
Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................ ii
Kata Pengantar...................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS.............................................................................. 2
2.1 Identitas Pasien................................................................................. 2
2.2 Anamnesis......................................................................................... 2
2.3 Pemeriksaan Fisik............................................................................ 4
2.4 Pemeriksaan Laboratorium Sederhana............................................... 8
2.5 Diagnosa Kerja................................................................................... 8
2.6 Diagnosa Banding................................................................................9
2.7 Anjuran Pemeriksaan.......................................................................... 9
2.8 Tatalaksana......................................................................................... 9
2.9 Edukasi............................................................................................ 10
2.10 Prognosis......................................................................................... 10
2.11 Follow Up........................................................................................ 10
BAB III ANALISIS KASUS............................................................................. 20
3.1 Identifikasi Masalah.........................................................................20
3.2 Analisa Kasus...................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Suwarti
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kec. Berbak, Muaro Sabak
Pekerjaan : Petani
MRS : 11 Januari 2018, Pukul 21.10 (Ruang ISO P)
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada luka di kaki sebelah kanan bekas
operasi sejak ± 3 hari SMRS.
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada luka di kaki sebelah kanan bekas
operasi sejak ± 3 hari SMRS. Nyeri dirasakan semakin memberat, pasien
merasakan kakinya seperti berdenyut dan panas.
Kurang lebih 3 hari SMRS Raden Mattaher Jambi pasien melakukan
operasi pada kaki sebelah kanan di RS Baiturrahim Jambi. Pasien datang
ke RS Baiturrahim Jambi 3 hari sebelum dilakukan operasi. Pasien datang
dengan keluhan kaki bengkak, berwarna merah, berair dan berbau busuk.
Kurang Lebih satu bulan SMRS Baiturrahim Jambi, pasien pernah dirawat
di RS MMC Jambi. Pasien datang dengan keluhan bengkak pada luka di
kaki kanan dan demam. Setelah 6 hari dirawat di RS MMC dan luka sudah
sembuh, pasien pulang ke rumah. Pasien diminta untuk melakukan kontrol
rutin setiap 1 minggu sekali di RS Mayang Medical Center. Karena
keterbatasan alat transportasi, pasien tidak melakukan kontrol selama 2
minggu. Dalam waktu 2 minggu tidak kontrol, pasien makan durian dan
±5 jam setelah makan durian, kaki pesien yang bekas luka menjadi
bengkak, merah, berair, dan berbau busuk maka pasien di bawa ke RS
Mayang Medical Center. Karena tidak mendapat kamar, maka pasien
dirujuk ke RS Baiturrahim Jambi.
2 tahun SMRS pasien mengalami luka pada telapak kaki kanan. Semakin
hari luka semakin meluas dan tidak kunjung sembuh. Pasien mengaku
lukanya muncul pada waktu pasien bekerja di sawah. Karena luka tidak
juga sembuh maka pasien berobat ke puskesmas di berbak. Pasien dikasih
obat dan kata dokter disana pasien menderita kencing manis dan
mendapatkan obat Glibenclamide. Obatnya rutin diminum selama ±1
tahun. Setelah 1 tahun, obatnya tidak dimakan lagi dan pasien memilih
pengobatan tradisional dengan meminum ramuan.
4 tahun SMRS pasien mengeluh sering merasa haus, terutama pada malam
hari sehingga pasien banyak minum, makan seperti biasa, tetapi pasien
merasa berat badannya menurun. Pasien juga mengeluh mudah lelah saat
bekerja sehingga pasien sering minum minuman berenergi.
3
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani upahan. Pendidikan terakhir
pasien Sekolah Rakyat (SR). Suami pasien sudah meninggal sekitar 20 tahun yang
lalu. Pasien memiliki jaminan kesehatan yaitu BPJS kelas III. Riwayat kebiasaan
pasien; saat bekerja pasien sering minum minuman berenergi dan sebelum
berangkat kerja suka minum kopi atau teh manis.
Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 120/70 HR : 121x/menit RR : 23x/menit Suhu : 36,4 C
Status Gizi
BB : 50 Kg TB :152 cm
: (152-100) kg ± 10%
: 47 kg – 57 kg
Kulit
Warna : sawo matang
Efloresensi : (-)
Jaringan Parut : (-)
Pertumbuhan Rambut : normal
Pertumbuhan Darah : (-)
Suhu : 36,4 C
Turgor : normal, <2detik
Lainnya : (-)
4
Pembersaran KGB : (-)
Kepala
Bentuk Kepala : Normocephal
Rambut : Beruban
Ekspresi : Tampak sakit sedang
Simetris Muka : Simetris
Mata
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (+)
Sklera : Sklera Ikterik (-/-)
Pupil : isokor
Lensa : normal
Gerakan : normal
Lapangan Pandang : normal
Hidung
Bentuk : Simetris
Sekret :(-)
Septum : deviasi (-)
Selaput Lendir :(-)
Sumbatan :(-)
Pendarahan :(-)
Mulut
Bibir : Kering (-), Sianosis (-)
Lidah :atrofi papila lidah (-)
Gusi : anemis (-)
Telinga
Bentuk : simetris
Sekret :(-)
Pendengaran : normal
Leher
JVP : 5+1 cmH2O
5
Kelenjar Tiroid : tidak teraba
Kelenjar Limfonodi : tidak teraba
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Pulmo
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, spider nervi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rhonki (-), Wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi :Datar, Simetris, venatasi (-).
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-) epigastrik
Perkusi :Timpani.
Auskultasi :Bising Usus (+), Normal
Ekstremitas
Superior :
Dextra : akral hangat, CRT <2 Detik, edem (-), luka (-)
Sinistra: akral hangat, CRT <2 Detik, edem (-), luka (-)
Inferior :
6
Dextra : akral hangat, CRT <2 Detik, edem (+), luka (+) pada dorsum
pedis dextra sampai ke cruris. Ukuran luka; panjang 25 cm, lebar
10 cm dengan kedalaman ± 3 cm; berbau busuk, dengan bentuk
tidak beraturan. Warna kulit disekitar luka hitam. Tepi luka merata,
dasar luka tampak tendon dan otot serta terdapat pus. Gangren
pada digiti 3 pedis dextra dan sensibilitas menurun.
Sinistra: akral hangat, CRT <2 Detik, edem (+), luka (-)
Kriteria WAGNER : derajat 4 yaitu tukak dengan gangren pada 1-2 jari kaki.
Kriteria PEDIS :
Perfusion : derajat 2
Depth : derajat 2
Infection : derajat 4
Sensation : derajat 2
Pemeriksaan ABI :
lengan Tungkai
kanan : 120 kanan : 160
kiri : 110 kiri : 130
7
2.4 Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
Darah Rutin (16/01/2018)
Hb Sahli : 7 g/dL
Leukosit : 16.700 /ul
GDS : 232 mg/dL
8
Diagnosa Primer : Ulkus Pedis + Cruris Dextra Wagner Grade 4 e.c Diabetes
Melitus Tipe 2 Normoweight Tidak Terkontrol
2.8 Tatalaksana
Farmakologis:
Non Farmakologis:
9
2.9 Edukasi
Berhenti menggunakan obat herbal tablet dan penggunaan obat selain yang
diresepkan dokter.
Luka dibersihkan secara rutin
Kontrol gula darah secara rutin
Mobilisasi
2.10 Prognosis
2.11 Follow Up
Tanggal Perkembangan
12/01/201 S: Lemas, Nyeri pada luka, edema (+)
8 O: TD: 110/70 N : 76x/menit RR: 20x/menit T : 36,4
GDS : 219 mg/dL
Pemeriksaan generalisata:
Konjungtiva anemis (+),
A: Ulkus Pedis + Cruris Dextra Wagner Grade 4 e.c Diabetes
Melitus Tipe 2 Normoweight Tidak Terkontrol
P:
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 10 UI
Inj Novorapid 3 x 12 UI
Transfusi PRC 2 kantung
Perawatan luka
13/01/201 S: Lemas, demam, nyeri pada kaki
8 TD : 100/60 N : 113 x/I S: 38, 3 RR : 24 x/I
GDS : 224 mg/dl, 239 mg/dl, 205 mg/dL
10
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 10 UI
Inj Novorapid 3 x 12 UI
Paracetamol 3 x 500 mg
Perawatan luka
11
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 10 UI
Inj Novorapid 3 x 12 UI
Perawatan luka
17/01/201 S: Lemas, demam, nyeri pada kaki
8 TD : 100/60 N : 100 x/I S : 38,8 RR : 22 x/I
GDP : 282 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 10 UI
Inj Novorapid 3 x 12 UI
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Perawatan luka
18/01/201 S: Lemas, pusing, nyeri pada kaki
8 TD : 90/70 N : 80 x/I S : 36,0 RR :22 x/I
GDP : 297 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 10 UI
Inj Novorapid 3 x 12 UI
Perawatan luka
19/01/201 S: Lemas , nyeri pada kaki
8 TD : 100/70 N : 108 x/I S : 36,2 RR 22 x/I
GDP : 347
GDPP : 290
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
20/01/201 S: Mual, demam
12
8 TD : 120/80 N ; 99 x/I S : 38,0 RR: 20 x/i
GDS : 157 mg/dl
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Paracetamol tab 3x500 mg
Perawatan luka
21/01/201 S: Lemas, mual, nyeri pada kaki
8 TD : 100/60 N: 96 x/I S : 36, 5 RR: 23 x/I
GDP : 150
GDPP : 148
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
22/01/201 S: Lemas
8 TD : 110/70 N: 101 x/I S : 36,8 RR : 20 x/I
GDP : 93 mg/dL
GDPP : 90 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
23/01/201 S: -
8 TD : 110/70 N : 93 x/I S: 36,5 RR 24 x/i
GDN: 117 mg/dL
GDPP : 120 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
13
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
24/01/201 S : Pusing, nyeri pada kaki
8 TD : 90/60 N : 103 x/I S :36,6 RR : 24 x/i
GDN : 70 mg/dL
GDPP : 103 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 14 UI
Inj Novorapid 3 x 6 UI
Perawatan luka
Jawaban Konsul Bedah :
Penemuan :
Cruris dextra : ulkus (+), pus (+), jaringan nekrotik (+).
Pedis dextra : gangrene (+) Digiti III
Diagnosa : Ulkus cruris dextra + gangrene digiti III pedis
dextra
Nasehat : Rencana OP Debridement cruris dextra + amputasi
digiti III pedis dextra
Cito. Besok pagi (25/01/2018) di OK pukul 08.00 WIB
25/01/201 S: Lemas, badan terasa panas
8 TD : 100/70 N: 100 x/I S : 37,2 RR : 22 x/i
GDS : 182 mg/dL, 279 mg/dL, 198 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
26/01/201 S: Nyeri pada kaki
8 TD : 110/70 mmHg N : 111 x/I S : 37,1 RR: 24 x/i
14
GDS : 166 mg/dL, 183 mg/dL,151 mg/dL, 132 mg/dL
WBC : 7,23
RBC : 2,88
Hb : 7,6
PLT : 158
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
27/01/201 S: Lemas, demam, nyeri pada kaki, pusing
8 TD: 120/60 mmhg N : 117 x/I S; 37,8 RR : 21 x/i
GDS : 267 mg/dL, 183 mg/dL, 190 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 14 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Parasetamol tab 3x 500mg
Perawatan luka
28/01/201 S: Lemas, mual
8 TD : 130/80 mmhg N: 107 x/I S: 36,3 RR : 20 x/i
GDS: 248 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
29/01/201 S: BAB susah
8 TD : 130/80 mmhg N : 96 x/I S : 36,7 RR 23 x/i
GDN : 254 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
15
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Laxadin 3x 1
Perawatan luka
30/01/201 S: Nyeri pada kaki
8 TD : 110/60 mmhg N : 108 x/I S : 36,8 RR : 20 x/i
GDN : 210 mg/dL
GDPP : 205 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
31/01/201 S: Mual
8 TD : 110/70 mmhg N : 76 x/I S : 36,1 RR: 22 x/i
GDN : 217 mg/dL
GDPP : 395 mg/dL
WBC : 7,64
RBC : 4,03
Hb : 10,8
PLT : 231
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
01/02/201 S: -
8 TD : 100/70 mmhg N: 85 x/I S : 37,0 RR: 24 x/i
GDN : 344 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
16
02/02/201 S: sedikit lemas
8 TD : 110/70 mmhg N 102 x/I S : 36,4 RR : 22 x/i
GDS : 385 mmhg
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
03/02/201 S: -
8 TD : 110/70 mmhg N 102 x/I S : 36,4 RR : 20 x/i
GDS : 381 mg/dl
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 16 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
04/02/201 S:-
8 TD : 110/60 mmhg N: 80 x/I S : 36,5 RR : 20 x/i
GDN : 179 mg/dL
GDPP : 174 mg/dL
IVFD Nacl 0,9% 20 ttpm
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 14 UI
Inj Novorapid 3 x 8 UI
Perawatan luka
17
BAB III
ANALISA KASUS
3.1 Resume
A. Anamnesis
1. Nyeri pada luka di kaki sebelah kanan bekas operasi
2. Luka di kaki yang tidak kunjung sembuh
3. Gula darah yang tidak terkontrol
4. Sering merasa haus, banyak minum, sering kencing terutama pada
malam hari. Berat badan turun dan mudah lelah saat bekerja.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Konjungtiva anemis
2. Ekstremitas
Dextra : akral hangat, CRT <2 Detik, edem (+), luka (+) pada
dorsum pedis dextra sampai ke cruris. Ukuran luka; panjang 25 cm,
lebar 10 cm dengan kedalaman ± 3 cm; berbau busuk, dengan bentuk
tidak beraturan. Warna kulit disekitar luka hitam. Tepi luka merata,
dasar luka tampak tendon dan otot serta terdapat pus. Gangren pada
digiti 3 pedis dextra dan sensibilitas menurun.
C. Laboratorium Sederhana
1. Leukositosis
2. Anemia
18
3.2 Identifikasi Masalah
1. Nyeri pada luka di kaki sebelah kanan bekas operasi
2. Luka di kaki yang tidak kunjung sembuh
3. Gula darah yang tidak terkontrol
4. Sering merasa haus, banyak minum, sering kencing terutama pada malam
hari. Berat badan turun dan mudah lelah saat bekerja.
5. Anemia
3.3 Analisis Masalah
1. Nyeri pada luka di kaki sebelah kanan bekas operasi
19
Proses terjadinya kaki diabetik diawali oleh angiopati, neuropati, dan
infeksi. Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan atau
menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi tanpa terasa.
Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga mengubah titik
tumpu yang menyebabkan ulserasi kaki. Angiopati akan mengganggu aliran darah
ke kaki; penderita dapat merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak
tertentu. Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran darah
atau neuropati. Ulkus diabetik bisa menjadi gangren kaki diabetik.
Stadium Tingkat
0 1 2 3
A Tanpa tukak Luka Luka sampai Luka sampai
atau pasca superficial, tendon atau tulang/sendi
tukak, kulit tidak sampai kapsul sendi
20
intak/utuh tendon atau
tulang kapsul sendi
B Dengan infeksi
C Dengan iskemia
D Dengan infeksi dan iskemia
Ulkus kaki diabetes disebabkan tiga faktor yang sering disebut trias, yaitu:
iskemi, neuropati, dan infeksi. Kadar glukosa darah tidak terkendali akan
21
menyebabkan komplikasi. Selain pentingnya pengelolaan luka pada kaki diabetik,
edukasi pada pasien dan keluarga juga diperlukan untuk penyembuhan luka.5
Pencegahan primer
Pencegahan Sekunder
22
Pengelolaan Holistik Ulkus/Gangren Diabetik Kerjasama multidisipliner sangat
diperlukan. Berbagai hal harus ditangani dengan baik dan dikelola bersama,
meliputi:
Wound control
Microbiological control-infection control
Mechanical control-pressure control
Educational control
Terapi Farmakologis
Jika mengacu pada berbagai penelitian aterosklerosis (jantung, otak), obat seperti
aspirin yang dikatakan bermanfaat,akan bermanfaat pula untuk kaki DM. Namun,
sampai saat ini belum ada bukti kuat untuk menganjurkan pemakaian obat secara
rutin guna memperbaiki patensi pembuluh darah kaki penyandang DM.
Revaskularisasi
Jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau kondisi klaudikasio intermitten
hebat, maka tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan,
diperlukan pemeriksaan arteriografi. Untuk oklusi panjang dianjurkan operasi
bedah pintas terbuka. Untuk oklusi pendek dapat dipikirkan prosedur
endovaskular. Pada keadaan sumbatan akut dapat dilakukan tromboarterektomi.
Dengan berbagai teknik bedah tersebut, vaskularisasi daerah distal dapat
diperbaiki, sehingga pengelolaan ulkus diharapkan lebih baik. Terapi hiperbarik
dilaporkan juga bermanfaat memperbaiki vaskularisasi dan oksigenisasi jaringan
luka pada kaki diabetes sebagai terapi adjuvan. Masih banyak kendala untuk
menerapkan terapi hiperbarik secara rutin pada pengelolaan umum kaki diabetes.
23
kadar glukosa darah, kadar lipid, dan HbA1c mencapai kadar yang diharapkan,
serta status gizi maupun tekanan darah sesuai target yang ditentukan.
Pilar penatalaksanaan DM 3
1. Edukasi
2. Terapi Nutrisi Medis
24
3. Latihan Jasmani
4. Intervensi Farmakologis
4. Sering merasa haus, banyak minum, sering kencing terutama pada malam
25
hari. Berat badan turun dan mudah lelah saat bekerja.
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
Atau
2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
Atau
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam
air.
5. Anemia
26
pembentukan eritrosit pada sumsum tulang, adanya pendarahan, dan adanya
proses penghancuran eritrosit dalam tubuh (hemolitik). Selain itu pembagian dari
anemia juga dapat dilakukan berdasarkan gambaran morfologis dengan melihat
indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. Dalam klasifikasi ini anemia dibagi
menjadi anemia hipokromik mikrositer (bila MCV <80 fL, dan MCH < 27 pg),
anemia normokromik normositer (bila MCV 80-95 fL, dan MCH 27-34 pg), dan
anemia makrositer (bila MCV >95 fL).8
Tatalaksana Anemia
27
penyakit pasien, serta dilakukan evaluasi terus menerus tentang
kemungkinan perubahan diagnosis.
5. Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan tanda
tanda gangguan hemodinamik. Pada anemia kronik transfusi hanya
diberikan jika anemia bersifat simtomatik atau adanya ancaman payah
jantung. Transfusi yang diberikan hanyalah packed redcell dan bukan
whole blood. Pada anemia kronik sering dijumpai peningkatan volume
darah, oleh karena itu transfusi diberikan dengan tetesan pelan. Dapat juga
diberikan diuretika kerja cepat seperti furosemide sebelum transfusi.8
DAFTAR PUSTAKA
28
2. World Health Organization (WHO) Global Report on Diabetes 2016.
Diakses 1 Februari 2018. Dari http://www.who.int
29