Вы находитесь на странице: 1из 18

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No.

1 / Juni 2016

KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN


DESA (BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA
SERENTAK MELALUI METODE ELECTRONIC VOTING (E-VOTING) DI
KABUPATEN BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN
(Studi Kasus pada Pemilihan Kepala Desa Serentak Gelombang I)

Fernandes Simangunsong & Taufiq Anshari Rasak

Institut Pemerintahan Dalam Negeri


email : kisankiel@yahoo.co.id

Abstract
This research goal is to determine the performance of BPMPD in the implementation of the village head elections in
unison through e-voting methods, to determine the supporting factors and the inhibiting factorsthe performance of
BPMPD, as well as to determine the efforts in resolving the obstacle factors that happened. The author using
explorative qualitative research method with an inductive approach.Sources of research data are person, place, and
paper.The informant who were interviewed that District Secretary Bantaeng, Chief of Assembly at RegionalBantaeng,
Assistant for Regional Administration Bantaeng, Chief Division of Regional General Elections Commission, Sub-sector
Chiefs Village Governance of BPMPD and Village Head of Rappoa. The data were collected through observation,
interviews, and documentation. While the data were analyzed with data analysis, data presentation, and conclusion.
Based on the research results, shown that the performance of BPMPD in e-voting village head elections has gone
well.Each measurement indicators of performance BPMPD ie. Inputs, outputs, outcomes, benefits, and impacts have
met its achievement, Besides that, there is a good relationship process and interrelated from the initial indicators
(inputs) to thefinal indicators (impacts) which show the performance quality of BPMPD, thus created the achievement
results from the implementation of that activity. Although there are some technical inhibits in its implementation, such
us lack competence of employees, disruptions equipment and low levels of society education, but efforts have been made
to overcome these inhibits and generally do not interfere with the achievement of the overall the performance of
BPMPD.

Keywords: performance, organization, head village elections, e-voting

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja BPMPD dalam pemilihan kepala desa serentak melalui metode e-voting,
untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kinerja BPMPD, serta untuk mengetahui upaya dalam mengatasi
faktor penghambat yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksploratif dengan pendekatan
induktif. Sumber data penelitiannya adalah person, place, dan paper. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Adapun informan yang diwawancarai ialah Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng, Ketua DPRD
Kabupaten Bantaeng, Asisten Daerah I Kabupaten Bantaeng, Ketua Divisi KPUD Kabupaten Bantaeng, Kasubbid
Pemdes BPMPD, dan Kepala Desa Rappoa Kabupaten Bantaeng. Sedangkan data dianalisis dengan teknik analisis data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kinerja BPMPD dalam
pilkades e-voting telah berjalan dengan baik. Setiap indikator pengukuran dari kinerja BPMPD yaitu masukan,
keluaran, hasil, manfaat dan dampak telah terpenuhi capaiannya, di samping itu terdapat proses hubungan yang baik dan
saling terkait dari indikator awal (masukan) hingga ke indikator akhir (dampak) yang memperlihatkan kualitas kinerja
BPMPD sehingga tercipta pencapaian hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Walaupun terdapat beberapa hambatan
dalam penyelenggaraannya seperti kurangnya kompetensi pegawai, gangguan peralatan dan rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat, tetapi berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulanginya dan secara umum hambatan-
hambatan tersebut tidak mengganggu pencapaian kinerja BPMPD secara keseluruhan.

Kata kunci: kinerja, organisasi, pemilihan kepala desa, e-voting.

67
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

1. Pendahuluan hak otonomi untuk mengatur dan mengurus


kepentingan masyarakatnya. Desa sebagai
Negara Indonesia berdasarkan Undang- kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
Undang Dasar 1945 adalah negara kesatuan otonomi, maka desa merupakan subjek hukum.
yang berbentuk republik. Dalam Taliziduhu Ndraha (1991:7) menjelaskan
penyelenggaraan pemerintahannya, Indonesia bahwa “desa yang otonom adalah desa yang
menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, merupakan subjek-subjek hukum, artinya
dan tugas pembantuan. Desentralisasi sebagai dapat melakukan tindakan-tindakan hukum
dasar bagi pemerintah pusat untuk sendiri”. Salah satu tindakan hukum yang
menyerahkan urusan pemerintahan kepada dapat dilakukan adalah memilih kepala
daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Hal desanya sendiri.
inilah yang menjadi dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun
berdasarkan otonomi daerah. mHadirnya 2014 tentang Desa (Pasal 25-26), bahwa
pemerintahan daerah merupakan buah kepala desa merupakan pemerintah desa yang
pemikiran dari pemerintah guna mempercepat bertugas menyelenggarakan pemerintahan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Hal desa, melaksanakan pembangunan desa,
tersebut dilakukan karena memandang Negara pembinaan kemasyarakatan desa, dan
Indonesia yang sangat luas dan terpisahkan pemberdayaan masyarakat desa. Kepala desa
oleh beribu-ribu pulau, sehingga tentunya sulit dalam hal pemilihannya dipilih secara
bagi pemerintah untuk menjangkau setiap langsung oleh dan dari penduduk desa warga
daerah hingga ke pelosok negeri. Maka dari negara Republik Indonesia yang memenuhi
itu,melalui kebijakan otonomi, daerah persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam)
diberikan hak, wewenang dan kewajiban untuk tahun. Dalam prosesnya, pemilihan kepala
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan desa melalui tahap persiapan, pencalonan,
dan masyarakatnya. Demi mewujudkan hal pemungutan suara dan penetapan. Calon
tersebut diatas, maka Indonesia dibagi atas kepala desa yang mempunyai perolehan suara
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi terbanyak dalam pemilihan kepala desa
atas daerah kabupaten dan kota. Daerah disahkan menjadi kepala desa terpilih paling
kabupaten/kota dibagi atas kecamatan dan lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
kecamatan dibagi atas kelurahan dan/atau desa diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari
(UU No. 23 Tahun 2014, Pasal 2 Ayat (1-2)). panitia pemilihan kepala desa dalam bentuk
Dengan demikian kelurahan dan desa keputusan bupati/walikota (Undang-undang
merupakan satuan pemerintahan terendah. Nomor 6 Tahun 2014). Proses pemberian
suara untuk pemilihan kepala desa dilakukan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 dengan mencoblos salah satu calon dalam
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah surat suara (Permendagri Nomor 112 Tahun
terdapat perbedaan antara desa dan kelurahan. 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa Pasal 33
Keduanya merupakan satuan pemerintahan Ayat (2)). Warga yang mempunyai hak pilih
terendah dengan status yang berbeda. datang ke TPS (tempat pemungutan suara)
Kelurahan merupakan perangkat kecamatan pada saat hari pemilihan berlangsung.
yang bertanggungjawab kepada camat dan Kemudian warga desa masuk ke bilik
membantu camat dalam pelaksanaan tugasnya. pemilihan dan melakukan pemilihan dengan
Sedangkan desa adalah satuan pemerintahan cara mencoblos salah satu calon dalam surat
terendah yang diberikan sebagian urusan suara dan memasukkannya ke kotak suara.
kewenangan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah Seiring berjalannya waktu dan
kabupaten/kota. Dalam hal ini, urusan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di
kewenangan yang dimiliki oleh desa berupa lapangan, selama ini pemilihan kepala desa

68
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
dalam proses pelaksanaannya banyak pilihan yang dibuat oleh seseorang.
ditemukan permasalahan. Permasalahan- Banyak pemilih mengalami tekanan dan
permasalahan tersebut muncul disebabkan ancaman dari pihak tertentu untuk
karena ulah dari para aparat atau panitia memberikan suara mereka kepada pihak
pemilihan hingga kepada masyarakat tertentu. Lebih buruk lagi, terjadi “jual-
pengguna hak suara. Dalam hal ini Radityo beli suara” di kalangan masyarakat
(2013:5) mengemukakan beberapa tertentu, sehingga hasil voting tidak
permasalahan yang timbul dalam pemilihan mewakili kepentingan seluruh anggota
kepala desa selama ini, yaitu : masyarakat.
1. Banyak terjadi kesalahan pada validitas
data pemilih. Kesalahan ini terjadi karena Banyaknya masalah pelaksanaan
sistem kependudukan yang masih belum pemilihan kepala desa merupakan tugas yang
berjalan dengan baik. Konsep penggunaan berat bagi pemerintah. Dalam upaya
banyak kartu identitas menyebabkan menghadapinya diperlukan dorongan dan
banyaknya pemilih yang memiliki kartu kemauan untuk melakukan adopsi inovasi
suara lebih dari satu. Keadaan ini bisa berupa teknologi yang mampu membawa
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu pemilihan kepala desa agar terlaksana secara
untuk meningkatkan jumlah suara transparan, efektif, efisien, dan profesional
sehingga dapat memenangkan pemilihan sesuai dengan yang dicita-citakan selama ini.
tersebut. Maka muncullah suatu gagasan dalam
2. Banyak terjadi kesalahan pada proses pelaksanaan pemilihan kepala desa dengan
penyediaan, pencetakan, pendistribusian, memanfaatkan teknologi yang ada dan mampu
dan pelipatan kertas suara. memberikan solusi terhadap masalah
3. Pemilih salah dalam memberi tanda pada pemilihan selama ini yaitu dengan
kertas suara, karena ketentuan keabsahan menggunakan metode Electronic Voting atau
penandaan yang kurang jelas, sehingga yang biasa disebut e-voting. Hadirnya e-voting
banyak kartu suara yang dinyatakan tidak sebagai metode baru dalam pemilihan umum
sah atau rusak. diharapkan mampu menjawab semua
4. Proses penghitungan suara yang dilakukan tantangan dan kelemahan pada pelaksanaan
berjalan lambat karena proses tersebut pemilihan umum dengan metode yang lama.
harus menunggu semua kartu suara Selama ini, metode e-voting sebagai metode
terkumpul terlebih dahulu. Keterlambatan pemilihan umum yang terbaru telah diadopsi
yang terjadi pada proses pengumpulan, dan dipraktekkan dalam pemilu di banyak
akan berimbas kepada proses negara di dunia. Menurut data dari ACE
penghitungan suara. Lebih jauh lagi, Project yang diolah oleh Darmawan
pengumuman hasil perhitungan akan dkk.(2014:17) bahwa :
meleset dari perkiraan sebelumnya.
5. Rawan konflik. Pemilihan kepala desa Sampai dengan bulan Januari 2010, total
saat ini sering menimbulkan konflik. Hal negara yang pernah bersentuhan dengan
tersebut dipicu adanya ketidakpercayaan metode e-voting mencapai 43 negara. Dengan
terhadap hasil penghitungan suara. dibagi menjadi 4 kategori yaitu : negara yang
6. Besarnya anggaran yang dilakukan untuk mempraktekkan e-voting dengan mesin
melakukan proses pemungutan suara. pemilihan (12 negara), negara yang
Anggaran yang sangat besar tersebut mempraktekkan internet voting (7 negara),
digunakan untuk proses pencetakan kertas Negara yang baru sampai pada tahap
suara, distribusi kertas suara honor perencanaan dan percobaan e-voting (24
panitia, pengawas, dan lain-lain. negara), dan negara yang menghentikan
7. Permasalahan yang terpenting adalah pelaksanaan e-voting (4 negara).
kurang terjaminnya kerahasiaan dari

69
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

Data tersebut di atas dirangkum dalam


tabel di bawah ini :

Tabel 1. Negara yang Telah Melaksanakan atau Merencanakan E-Voting


sampai dengan Bulan Januari 2010

KATEGORI E-
NEGARA
VOTING
(1) (2)
E-voting dengan mesin Australia, Brasil, Kanada, Prancis, India, Jepang, Kazakhtan, Peru, Rusia, Amerika Serikat,
pemilihan Uni Emirat Arab, Venezuela
E-voting dengan Austria, Australia, Kanada, Estonia, Perancis, Jepang, Swiss
internet voting
Perencanaan dan Argentina, Azerbaijan, Belarus, Bulgaria, Chili, Republik Ceko, Finlandia, Yunani, Italia,
percobaan e-voting Litvia,
Lituania, Meksiko, Nepal, Nigeria, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia,
Slovenia, Afrika Selatan, Spanyol, Korea Selatan, Swedia
Pelaksanaan e-voting Jerman, Irlandia, Belanda, Inggris
dihentikan
Sumber : Darmawan dkk. (2014)

Tabel di atas menunjukkan bahwa jika hasilnya sesuai dengan apa yang
pemilihan dengan metode e-voting telah diinginkan pemerintah, maka e-voting ini akan
banyak dilakukan oleh berbagai negara dengan menjadi acuan dan gambaran dalam pemilihan
4 kategori berbeda dari negara-negara yang kepala daerah (bupati) di Kabupaten Bantaeng.
berhasil melaksanakan e-voting secara baik Berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng
sampai dengan negara-negara yang akhirnya Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman
menghentikan pelaksanaannnya. Pemilihan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa bahwa
melalui metode e-voting merupakan hal yang pelaksanaan pemilihan kepala desa dilakukan
baru di Indonesia. Namun e-voting telah secara serentak dengan menggunakan metode
dilaksanakan di beberapa daerah seperti di e-voting dan dilaksanakan bergelombang
Kabupaten Jembrana Provinsi Bali dalam selama 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6
pemilihan kepala dusun/lingkungan pada tahun (enam) tahun. Data pembagian gelombang dan
2009, Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa jadwal pelaksanaan pemilihan kepala desa
Tengah dalam pemilihan kepala desa pada dapat dilihat pada tabel berikut:
tahun 2013, dan Kabupaten Musi Rawas di
Provinsi Sumatera Selatan dengan metode Tabel 2. Pembagian Gelombang dan Jadwal
yang sama dalam pemilihan kepala desa pada Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Serentak
di Kabupaten Bantaeng
tahun 2014. Untuk Provinsi Sulawesi Selatan,
salah satu daerah yang menerapkan metode e- Ge Tahun
Desa Jml
voting dalam pemilihan kepala desa ialah l. Pelaksanaan
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten Bantaeng. Kabupaten Bantaeng Barua, Ulugalung, Bonto Marannu,
terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi I
Bonto Tallasa, Pa’jukukang, Bonto
9 2015
Karaeng, Rappoa, Pattaneteang,
Selatan. Pelaksanaan pemilihan kepala desa Bonto Cinde
melalui metode e-voting di Kabupaten Bonto Jai, Bonto Loe, Bonto
Bantaeng merupakan hal yang baru dan Salluang, Mappilawing,
Pa’bumbungan, Mamampang,
pertama kali dilaksanakan. Parang Loe, Kampala,
Adanya e-voting di Kabupaten Bantaeng Pa’bentengang, Bonto-Bontoa,
II Pattalassang, Balumbung, Nipa- 25 2017
diharapkan mampu menjawab segala Nipa, Papan Loe, Lumpangang,
permasalahan pemilihan yang selama ini ada. Bonto Rannu, Bonto Daeang, Bonto
Lojong, Tombolo, Kaloling, Bonto
Meskipun masih berada dalam skala pemilihan Bulaeng, Bonto Majannang, Bonto
yang kecil yaitu pemilihan kepala desa, namun Maccini,Bonto Tiro, Kayu Loe

70
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
Lonrong, Labbo, Bonto Tappalang, (pertama) telah dilaksanakan pada 26 agustus
Biangkeke, Biang Loe, Borong Loe,
III Baruga, Bonto Tangnga, 12 2019 2015 dengan 9 (Sembilan) objek desa yaitu
Bajiminasa, Layoa, Bonto Karaeng, Desa Barua, Desa Ulugalung, Desa Bonto
Bonto Mate’ne.
Sumber: Data diolah berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor Marannu, Desa Bonto Tallasa, Desa
15 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Pa’jukukukang, Desa Batu Karaeng, Desa
Kepala Desa
Rappoa, Desa Patteneteang, dan Desa Bonto
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat Cinde. Hasil dari pelaksanaan pemilihan
terlihat pembagian gelombang pelaksanaan tersebut langsung diketahui pada hari itu juga
pemilihan dengan total jumlah keseluruhan setelah waktu pemberian suara selesai dengan
desa yang ada di Kabupaten Bantaeng yang terpilihnya calon kepala desa yang menang
akan mengikuti pemilihan kepala desa dari masing-masing desa. Data hasil nama
serentak melalui metode e-voting adalah 46 kepala desa terpilih tertuang dalam tabel
desa. Pemilihan kepala desa gelombang I berikut:

Tabel 3. Data Hasil Nama Kepala Desa Terpilih


dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak Melalui Metode E-Voting di Kabupaten Bantaeng,Tahun 2015

No. Urut
Nama Kepala Desa
Kecamatan Desa Kepala Desa Perolehan Suara
Terpilih
Terpilih
(1) (2) (3) (4) (5)
Barua 3 Hasanuddin 532
Eremerasa
Ulugalung 2 Haleko Hb 634
Bonto Marannu 1 Kasmasn Upa 677
Ulu Ere
Bonto Tallasa 3 H. Basing 628
Pa’jukukang 1 Haryadi Nakka 1.048
Pa’jukukang Batu Karaeng 4 Gafrawi 190
Rappoa 2 Irwan Darfin 624
Tompobulu Pattaneteang 3 Lukman 476
Bissappu Bonto Cinde 1 Sarifuddin 412
Sumber: Data Diolah Dari Http:://Beritakotamakassar.Com (Senin, 19 Oktober 2015)

Pelaksanaan pemilihan kepala desa yang perangkat e-voting merupakan hal yang utama
terlihat pada tabel di atas, tidak terlepas dari dilakukan karena dalam metode pemilihan e-
peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan voting sangat tergantung pada penggunaan
Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten perangkat mesinnya. Dalam pelaksanaan
Bantaeng, sebagai organisasi perangkat daerah tugasnya, BPMPD dalam pemilihan kepala
yang memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan desa serentak ini berkoordinasi dengan Badan
kepala desa serentak melalui metode e-voting. Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Sebelum pelaksanaan e-voting, BPMPD telah Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Komisi
melakukan persiapan yang mendalam dengan Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bantaeng
membentuk panitia pemilihan dan menetapkan sebagai penyedia fasilitas dan tim teknis.
tenaga kerja pendamping dan tenaga teknis e-
voting. Di samping mempersiapkan tenaga Pemilihan kepala desa serentak melalui
aparaturnya, BPMPD juga menyiapkan metode e-voting di Kabupaten Bantaeng
peralatan atau perangkat yang digunakan ditemukan berbagai masalah dalam
seperti mesin e-voting yang berwujud monitor praktiknya. Kendati merupakan kebijakan
layar sentuh (monitor touchscreen), kartu yang baru pertama kali dilaksanakan, tentunya
pintar (smart card), alat pembaca kartu pintar banyak ditemukan kendala-kendala diluar
(smartcard reader), printer struk suara, serta perencanaannya. Sehingga BPMPD dalam
peralatan lain pendukungnya. Memperhatikan kegiatan tersebut masih belum optimal dalam

71
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

proses penyelenggaraannya. Hasil kutipan bagaimana memilih dengan menggunakan


darihttp:://beritakotamakassar.com (Senin, 19 perangkat e-voting, hal ini menyulitkan panitia
Oktober 2015), memaparkan bahwa: “Secara dalam mengarahkan dan membantu para
umum, pilkades berlangsung aman dan tertib. pemilih terutama pada masyarakat desa
Hanya saja terkesan tidak lancar disebabkan berpendidikan rendah, kelompok pemilih usia
gangguan perangkat e-voting. Di dua desa lanjut, tunanetra, tunarungu, ataupun yang
yang dipantau koran hari ini, yakni satu mempunyai halangan fisik lain dan tentunya
perangkat e-voting di Rappoa dan dua di belum pernah menyentuh peralatan teknologi.
Pa’jukukang, macet”. Di Desa Rappoa, panitia Karena merupakan yang pertama kali di
menurunkan tiga dan di Pa’jukukang empat Bantaeng, tentunya belum diketahui
perangkat. Akibatnya pemungutan suara yang bagaimana kinerja secara menyeluruh dari
diharapkan rampung pukul 14.00 wita, tidak BPMPD sebagai badan daerah yang diberikan
bisa terealisasi. amanat dalam memfasilitasi pelaksanaan e-
voting di Kabupaten Bantaeng. Maka dari itu,
Dari hasil kutipan di atas, dapat terlihat berdasarkan dari uraian di atas, Peneliti
bahwa pada saat pelaksanaannya, e-voting tertarik mengadakan penelitian mengenai
terkesan tidak lancar karena adanya gangguan kinerja BPMPD dalam penyelenggaraan
perangkat pemilihan. Peristiwa tersebut terjadi pemilihan kepala desa serentak melalui
pada Desa Rappoa Dan Desa Pa’jukukang. metode e-voting di Kabupaten Bantaeng.
Beberapa perangkat tiba-tiba terjadi error Sehingga dalam pengkajian ini Peneliti
ketika akan sedang digunakan. Dalam mengambil judul “Kinerja Badan
menghadapi peristiwa tersebut panitia juga Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
terkesan lambat dalam menormalkan kembali Desa (BPMPD) dalam Pelaksanaan Pemilihan
perangkat e-voting sehingga membuat proses Kepala Desa Serentak Melalui Metode
pelaksanaan e-voting menjadi lambat Electronic Voting (E-Voting) di Kabupaten
terselesaikan. Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan (Studi
Kasus Pada Pemilihan Kepala Desa Serentak
Berdasarkan dokumen Laporan Gelombang I)”
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Tahun
2015 oleh BPMPD menyebutkan bahwa 2. Kajian Pustaka
masalah lain yang ditemukan ialahkurangnya
sosialisasi yang diberikan oleh panitia Konsep penelitian yang dipakai sebagai
membuat masyarakat belum memahami pisau analisis dalam penelitian ini adalah
aturan/persyaratan kepala desa sehingga masih konsep “Kinerja” dari Lembaga Administrasi
banyak ditemukan aksi protes dari masyarakat. Negara dalam Sudarmanto. (2009:19) dalam
Di samping itu, karena menggunakan Buku Kinerja dan Pengembangan Kompetensi
teknologi dalam proses pemilihan dan SDM. Adapun rumah tema dalam penelitian
penghitungan suara, maka masih banyak ini adalah
masyarakat desa yang belum mengerti betul

Tabel 4. Rumah Tema dalam Penelitian


Item
Judul Tema Sub Tema Sub-sub Tema Informan
Pertanyaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kinerja Badan Kinerja BPMPD 1.1 Masukan 1.1.1 Kuantitas 1 5,6
Pemberdaya- dalam pelaksanaan 1.1.2 Kualitas 2 4,5,6
An pemilihan kepala
1.2 Keluaran 1.2.1 Kuantitas 3 4,5,6
Masyarakat desa serentak
Dan melalui metode 1.2.2 Kualitas 4 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Pemerintahan electronic voting (e- 1.3 Hasil 1.3.1 Peningkatan Kualitas 5 1,2,3,4,5,6,7,8,9

72
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
Desa (Bpmpd) voting) di 1.3.2 Perbaikan Proses 6 1,2,3,4,5,6,7
Dalam Kabupaten
1.4 Manfaat 1.4.1 Langsung 7 4,5,6,
Pelaksanaan Bantaeng Provinsi
Pemilihan Sulawesi Selatan 1.4.2 TidakLangsung 8 4,5,6
Kepala Desa
1.5.1 Jangka Pendek 9 4,5,6
Serentak 1.5 Dampak
Melalui 1.5.2 Jangka Panjang 10 4,5,6
Metode
Faktor pendukung 2.1.1 Internal 11 4,5,6,
Electronic
dan penghambat 2.1
Voting (E-
kinerja BPMPD Pendukung
Voting) Di 2.1.2 Eksternal 12 1,2,3,4,5,6,7,8,9
dalam pelaksanaan
Kabupaten
pemilihan kepala
Bantaeng 2.2.1 Internal 13 4,5,6,
desa serentak
Provinsi 2.2
melalui metode
Sulawesi Penghambat 2.2.2 Eksternal 14 1,2,3,4,5,6,7,8,9
electronic voting (e-
Selatan
voting)
Upaya untuk
mengatasi 3.1.1 Internal 15 4,5,6
3.1
hambatan kinerja Langsung
BPMD dalam 3.1.2 Eksternal 16 1,2,3,4,5,6,7,8,9
pelaksanaan
pemilihan kepala
desa serentak 3.2.1 Internal 17 4,5,6
3.2
melalui metode
TidakLangsung
electronic voting (e- 3.2.1 Eksternal 18 1,2,3,4,5,6,7,8,9
voting)
Sumber : Lembaga Administrasi Negara dalam Sudarmanto. (2009:19). Kinerja dan Pengembangan
Kompetensi SDM.

3. Metode Penelitian e. Kepala Bidang Pemberdayaan


Pemerintahan Desa dan Kelurahan
Berangkat dari Permasalahan di atas, BPMPD 1 orang
maka metode yang akan digunakan Peneliti f. Kepala Sub Bidang Fungsional Fasilitasi
dalam kegiatan penelitian ini adalah metode Administrasi Pemerintahan
kualitatif eksploratif dengan pendekatan Desa/Kelurahan dan BPD BPMPD 1 orang
induktif. Sehingga dalam penelitian ini sumber g. Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah
data yang menjadi acuan Peneliti adalah : (KPUD) Kabupaten Bantaeng 1 orang
h. Kepala Desa terpilih 2 orang
1. Person i. Ketua Badan Permusyawaratan Desa
Person yaitu sumber data yang bisa (BPD) 2 orang
memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui 2. Place
angket. Dalam penelitian ini, yang akan Place yaitu sumber data yang menyajikan
dijadikan sumber data person melalui tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.
wawancara adalah Keduanya merupakan objek untuk penggunaan
a. Bupati/Sekretaris Daerah Kabupaten metode observasi. Yang akan dijadikan
Bantaeng sumber data place pada kegiatan magang ini
b. Ketua Komisi I DPRD Kabupaten adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Bantaeng Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
c. Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Bantaeng. Dalam hal ini Peneliti akan
Daerah Kabupaten Bantaeng 1 orang melakukan pengamatan terhadap segala proses
d. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan aktifitas yang terjadi pada tempat tersebut.
Dan Pemerintahan Desa (BPMPD) 1 orang

73
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

3. Paper metode e-voting di Kabupaten Bantaeng.


Paper yaitu sumber data yang menyajikan Berdasarkan hasil wawancara dan temuan
tanda-tanda berupa huruf, angka, atau simbol- lapangan yang telah dilakukan oleh
simbol lain. Sumber data ini cocok untuk Peneliti bahwa dalam pelaksanaan e-voting
penggunaan metode dokumentasi. Dalam pada tahun 2015 jumlah aparat BPMPD
magang ini, yang akan dijadikan sumber data Kabupaten Bantaeng yang terlibat
paper dapat berupa arsip-arsip, buku-buku, keseluruhan adalah 19. Ditambah lagi
pedoman-pedoman, dan peraturan-peraturan BPMPD dibantu oleh tenaga-tenaga dari
yang relevan. pihak luar yang berasal dari anggota
BPPT, pegawai KPUD, dan pihak dari
4. Hasil Penelitian Unhas, jumlah tersebut tentunya sebanding
dengan besarnya kegiatan.
Teori yang digunakan dalam menganalisis Struktur personil dari BPMPD sendiri
kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan memang terdiri dari 32 orang, tapi tidak
Pemerintahan Desa (BPMPD) dalam semua dari personil tersebut dapat
pemilihan kepala desa serentak melalui dilibatkan karena disisi lain juga
metode electronic voting (e-voting) di memandang tugas dari setiap pegawai
Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi BPMPD tidak hanya berfokus pada
Selatan ialah dengan menggunakan indikator pemilihan kepala desa saja, melainkan
kinerja yaitu: masukan, keluaran, hasil, masih banyak juga tugas lain yang tidak
manfaat dan dampak. kalah pentingnya dari pemilihan kepala
desa. Hasil analisis terhadap sub indikator
1) Masukan kuantitas di atas menunjukkan bahwa
Indikator masukan adalah segala sesuatu BPMPD Kab. Bantaeng telah
yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan memperhitungkan dan menyiapkan dengan
dan program dapat berjalan atau dalam rangka baik jumlah personil yang dilibatkan
menghasilkan keluaran, seperti: orang, dana, dengan membagi pegawai-pegawai yang
waktu, material atau bahan, kebijakan dan akan dilibatkan dan pegawai-pegawai yang
lain-lain yang dipergunakan untuk mengurusi kegiatan selain e-voting, hal ini
melaksanakan program dan kegiatan juga didasarkan karena dalam pelaksanaan
organisasi. Sehingga untuk melihat dan tugasnya BPMPD tidak sendiri melainkan
mengkaji masukan dari kinerja BPMPD dalam dibantu oleh tenaga-tenaga dari pihak luar.
pelaksanaan pemilihan kepala desa melalui
metode e-voting digunakan sub-sub indikator b. Kualitas
yaitu : kuantitas dan kualitas. Kualitas berkaitan dengan perilaku atau
aktivitas SDM dalam organisasi dalam
a. Kuantitas menjalankan dan melaksanakan setiap
Kuantitas merupakan pengukuran jumlah yang dibebankan terhadapnya. Tentunya
yang diperlukan dan dubutuhkan dari aktivitas dan perilaku SDM dalam
pelaksanaan suatu program yang dapat menjalankan kerjanya dapat berpengaruh
dihitung secara pasti untuk menghasilkan terhadap aspek keluaran. Kualitas dapat
keluaran seperti jumlah unit kerja dalam dinilai dengan mutu, kemampuan,
organisasi, jumlah dana operasional kecerdasan, dan ketanggapan SDM dalam
kegiatan, jumlah bahan-bahan pendukung menjalankan kerja.
dalam pelaksanaan kerja, dll. Terkait Kualitas dalam penelitian ini ialah
dengan penelitian, pada sub indikator berhubungan dengan tingkatan mutu,
kuantitas ini, Peneliti ingin menganalisis kemampuan, dan ketanggapan para
jumlah unit kerja atau jumlah pegawai pegawai dari BPMPD dalam pelaksanaan
yang dilibatkan oleh BPMPD dalam pemilihan kepala desa melalui metode e-
pelaksanaan pemilihan kepala desa melalui
74
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
voting. Dari hasil wawancara dan temuan mempersiapkan regulasi-regulasi terkait
di lapangan dapat dijelaskan bahwa untuk dengan pelaksanaan e-voting, dimulai dari
pegawai dari BPMPD yang terlibat dalam peraturan daerah, peraturan bupati, sampai
kegiatan pemilihan kepala desa melalui dengan keputusan-keputusan bupati dan
metode e-voting telah baik dalam kemudian dilanjutkan dengan melakukan
menjalankan tugasnya, hal ini dikarenakan sosialisasi dan konsultasi sampai dengan
dari pihak BPMPD sendiri terlebih dahulu tingkat dusun agar terjadi pemahaman
memberikan pembekalan berupa kepada masyarakat terkait bagaimana
penjelasan dan sosialisasi terhadap hal-hal aturan pelaksanaan pemilihan kepala desa
yang harus mereka kerjakan sehingga melalui e-voting sekaligus mencoba
ketika tiba pelaksanaan pemilihan kepala alatnya. Kenyataan di atas menunjukkan
desa mereka mampu melaksanakan tugas bahwa upaya-upaya tersebut merupakan
dengan baik. Sehingga berlandaskan dari segala bentuk kegiatan berupa produk atau
fakta tersebut di atas, dapat dikatakan jasa dari BPMPDyang diharapkan hasilnya
bahwa pegawai-peagawai BPMPD telah akan membawa pelaksanaan pemilihan
dijamin kualitasnya dalam pelakasanaan kepala desa melalui e-votingyang aman,
pemilihan kepala desa melalui e-voting, lancar, dan tertib sesuai dengan yang
tentunya ini juga sejalan dengan tujuan diinginkan pemerintah daerah Kabupaten
yang akan dicapai dari sub indikator Bantaeng serta masyarakat desa yang
kualitas. melaksanakan e-voting, sehingga Peneliti
mampu menyimpulkan bahwa terkait
2) Keluaran dengan sub indikator kuantitas sebagai
Keluaran menggambarkan hasil kerja turunan dari indikator keluaran ini telah
berupa produk atau berupa jasa (fisik dan non terpenuhi capainnya.
fisik) hasil langsung dari pelaksanaan suatu
kegiatan program berdasarkan masukan yang b. Kualitas
telah digunakan sebelumnya. Jelas dikatakan Kuailitas menunjukkan kualitas produk atau
bahwa ada keterkaitan antara masukan yang jasa yang dihasilkan. Kualitas akan
digunakan terhadap keluaran yang dihasilkan. berpengaruh terhadap hasil kerja yang
Sehingga dalam indikator ini untuk diperoleh, apabila kualitasnya baik, maka
menyesuaikan masukan yang ada, sub-sub sesuatu yangakan dihasilkan juga baik,
indikator yang dipergunakan ialah : kuantitas begitupula sebaliknya.Sebelumnya pada
dan kualitas. indikator masukan, telah diberikan
gambaran bahwa pegawai yang disiapkan
a. Kuantitas BPMPD telah baik dalam menjalankan
Kuantitas sebagai sub indikator yang tugas dalam pelaksanaan pilkades melalui
dipakai untuk melihat tingkat produk atau e-voting. Maka dari itu pada sub indikator
jasa yang dihasilkan dari pelaksanaan suatu kualitas ini akan memperlihatkan hasil kerja
program dengan memanfaatkan segala dari pegawai BPMPD dalam pelaksanaan
sumber daya atau masukan yang telah pilkades melalui e-voting.
dipergunakan. Sehingga dalam penelitian Peneliti melakukan wawancara dan kajian
ini yang menjadi sasaran Peneliti terkait di lapangan dimana pegawai BPMPD
dengan sub indikator kuantitas ialah upaya- dalam pelaksanaan e-voting “ ternyata
upaya yang dilakukan oleh BPMPD untuk Tepat, cepat, dan hasil dari pelaksanaan di
menyukseskan pelaksanaan pemilihan lapangan menunjukkan bahwa e-voting
kepala desa melalui metode e-voting. tidak ada masalah. Pihak BPMPD berani
Adapun upaya-upaya BPMPD adalah mengambil inovasi. Kinerja awalnya luar
melakukan koordinasi dan konsultasi biasa, karena mereka mau menjalankan
kepada lembaga BPPT dan selanjutnya pemilihan secara e-voting yang pertama dan

75
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

serentak di Indonesia. Secara teknis, KPU menggunakan surat suara dalam bentuk
dilibatkan untuk bekerjasama dengan pihak elektronik. Kemudian cara pemungutannya
BPMPD, karena yang mengerti alat itu juga, kalau menggunakan kertas suara
adalah KPUD dan BPP dan hasil dari dengan cara dicoblos, kalau menggunakan
kerjasama tersebut maka terbentuklah e-voting itu sekedar ditekan. Kemudian
panitia baik dari desa, kecamatan, BPMPD, sistem penghitungan suaranya, kalau
KPUD dan tim teknis lainnya. manual kotak suara dibuka kemudian
dihitung satu-persatu kertasnya sementara
3) Hasil kalau sistem pemilihan e-voting kita cuma
Penggunaan indikator hasil dapat melihat rekap hasil setiap bilik. Jadi kinerja
memberikan penjelasan terhadap seberapa jauh pegawai terhadap adanya beda sistem ini
hasil nyata yang diperoleh dari keluaran suatu semakin meningkat.
kegiatan. Hasil juga dapat mencerminkan Peneliti juga mendapatkan gambaran bahwa
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka secara garis besar dengan adanya perubahan
menengah. Disisi lain juga dapat berwujud sistem pemilihan kepala desa dari metode
ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat yang lama ke metode yang baru yaitu
memenuhi kebutuhan dan harapan dari dengan menggunakan e-voting maka akan
pelaksanaan suatu program kerja organisasi. berpengaruh pada peningkatan kualitas
Sub-sub indikator yang dipergunakan Peneliti kerja dari pegawai-pegawai BPMPD. Lebih
dalam pengkajian ini yaitu: peningkatan lanjut lagi dengan adanya perubahan sistem
kualitas dan perbaikan proses. pemilihan ini akan berpengaruh juga pada
hasil yang dicapai, yaitu dengan metode e-
a. Peningkatan Kualitas voting akan memberikan dampak
Sub indikator peningkatan kualitas yang berkurangnya tingkat kecurangan pemilihan
diarahkan Peneliti dalam pengkajian ini dan terciptanya efesiensipenggunaan waktu.
ialah berhubungan dengan seberapa jauh Sehingga adanya fakta tersebut, mampu
tingkat produktivitas dari SDM dalam memperlihatkan adanya hasil nyata yang
menjalankan kegiatan, dalam hal ini mampu diperoleh dari tingkat pencapaian
memberikan penjelasan terhadap produktivitas kerja dari pegawai-pegawai
pencapaian tingat produktivitas kerja yang BPMPD dan tentunya sesuai dengan tujuan
dihasilkan oleh pegawai BPMPD dalam yang akan dicapai dalam sub indikator
pemilihan kepala desa serentak melalui peningkatan kualitas.
metode e-voting dibandingkan dengan
pelaksanaan program kerja yang sama dan b. Perbaikan Proses
pernah dilaksanakan sebelumnya dengan Perbaikan proses yang dimaksudkan
metode yang berbeda. Peneliti dalam pengkajian kali ini ialah
Berdasarkan hasil wawancara dan temuan berhubungan dengan hal-hal atau upaya-
di lapangan dapat dijelaskan bahwa upaya yang perlu dilakukan organisasi
Pelaksanaan pemilihan kepala desa dengan untuk memperbaiki, mempertahankan atau
sistem manual ataupun dengan sistem e- meningkatkan hasil yang telah diperoleh
voting pada dasarnya itu sama, aturan yang sebelumnya, dalam hal ini strategi-strategi
kita gunakan sama, tahapan-tahapan yang digunakan oleh BPMPD untuk lebih
pelaksanaan yang sama, cuma yang meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
membedakan adalah pada saat pemungutan pemilihan kepala desa serentak melalui
suara dan penghitungan suara. Kalau kita metode electronic voting (e-voting).
gunakan pemilihan kepala desa dengan Berdasarkan hasil wawancara dan temuan
secara manual dalam pemungutan suara kita peneliti di lapangan di gambarkan bahwa
gunakan surat suara menggunakan kertas, strategi-strategi yang diberikan untuk
sementara kalau menggunakan e-voting kita meningkatkan kualitas kinerja dari BPMPD

76
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
tidak hanya datang dari prakarsa dalam didapatkan data di lapangan bahwa adanya
lingkungan BPMPD sendiri, tetapi strategi- peningkatan kualitas kinerja dari BPMPD
strategi tersebut juga datang dari pihak dalam pilkades e-voting yang ternyata
pemerintah daerah dalam hal ini dari para memberikan hasil dan manfaat langsung
top manager pemerintah Kabupaten bagi peningkatan kinerja pegawai dalam
Bantaeng. Dari BPMPD sendiri berfokus melakukan efektivitas waktu, efisiensi dana,
pada peningkatan kualitas pegawai yang keterbukaan hasil pemilihan, dan
akan diturunkan dalam pilkades e-voting. kemudahan pengawasan pelaksanaan
Sedangkan dari pemerintah Kabupaten pilkades secara serentak. Tersedianya
Bantaeng memfokuskan tugasnya sebagai manfaat langsung yang diperoleh dalam
pengawas, pembimbing, fasilitator, pelaksanaan pemilihan kepala desa melalui
penyambung komunikasi, penyedia metode e-voting sebagai wujud timbal-balik
anggaran dan kegiatan pendukung lainnya. dari kualitas kerja yang baik pegawai
Hadirnya strategi-strategi tersebut, sebagai BPMPD. Sebagi hasilnya, maka dari
upaya-upaya yang dilakukan oleh BPMPD kenyataan tersebut dapat diketahui bahwa
dalam meningkatkan hasil yang telah telah terpenuhi tujuan yang hendak dicapai
diperoleh sebelumnya dan secara sengaja dalam subindikator manfaat langsung yang
dirancangbertujuan demi lancarnya digunakan dalam penelitian ini.
pelaksanaan pilkades melalui metodee-
voting. Sehingga berdasarkan hal itu, dapat b. Tidak Langsung
dikatakan bahwa subindikator perbaikan Manfaat yang tidak langsung dari
proses telah terpenuhi capaiannya dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak
mengukur kinerja BPMPD. melalui metode electronic voting (e-voting)
oleh BPMPD sangat dirasakan oleh
4) Manfaat masyarakat desa yang ikut serta dalam
Manfaat adalah kegunaan yang dapat pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak
dirasakan langsung ataupun tidak langsung melalui metode electronic voting (e-voting).
oleh berbagai pihak yang tersentuh terhadap Sesuai dengan wawancara dan hasil temuan
pelaksanaan suatu program, baik itu dari peneliti di lapangan dijelaskan manfaat
pelaksanan program maupun masyarakat yang tidak langsung yang diperoleh dari
merasakan pelaksanaan program tersebut. pelaksanaan pilkades e-voting sangat terasa
Indikator ini hadir sebagai bentuk perolehan pada kalangan masyarakat, yaitu tidak
yang dicapai dari indikator hasil. Dalam ditemukan lagi adanya aksi protes dari
penelitian ini untuk mengukur manfaat dari masyarakat terhadap hasil akhir
kinerja BPMPD dalam pemilihan kepala desa pelaksanaan e-voting, hal ini juga
serentak melalui metode electronic voting (e- membuktikan bahwa tercipta transparansi
voting), Peneliti menggunakan sub-sub dalam pelaksanaan pemilihan yang
indikator: manfaat langsung dan manfaat tidak berdampak pada kepercayaan masyarakat
langsung. makin meningkat terhadap kinerja dari
BPMPD mengurus kegiatan tersebut.
a. Langsung Segala usaha yang dilakukan oleh BPMPD
Pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak dalam menyukseskan pemilihan kepala desa
melalui metode electronic voting (e-voting) melalui metode e-voting telah membuahkan
sangat dirasakan manfaatnya dari berbagai hasil dengan diperolehnya berbagai manfaat
pihak terutama bagi BPMPD sendiri. secara tidak langsung. Sehingga dapat
Manfaat yang diperoleh tentunya juga Peneliti putuskan bahwa kenyataan tersebut
dipengaruhi terhadap adanya peningkatan telah sejalan dengan pencapaian dari
kualitas kinerja dari BPMPD yang telah subindikator manfaat tidak langsung.
digambarkan sebelumnya, dimana

77
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

5) Dampak diperoleh dari indikator manfaat terhadap


Dampak adalah ukuran tingkat pengaruh indikator dampak, dan hal tersebut juga
sosial, ekonomi, lingkungan, atau kepentingan telah mengarah kepada tujuan
umum lainnya yang dimulai oleh capaian digunakannya indikator dampak.
kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.
Indikator ini juga memberikan gambaran b. Jangka Panjang
terhadap hasil yang diperoleh dari indikator Dampak jangka panjang merupakan hasil
manfaat, sehingga terdapat kesinambungan yang diperoleh secara berkelanjutan yang
antara indikator manfaat kepada indikator berlangsung dalam jangka waktu yang
dampak. Dalam penelitian ini, yang lama. Dampak jangka panjang timbul
dimaksudkan Peneliti sebagai indikator diakibatkan adanya hasil nyata cerminan
dampak dalam kinerja BPMPD pelaksanaan dari indikator sebelumnya, yaitu indikator
pemilihan kepala desa serentak melalui manfaat. Untuk mengetahui dampak jangka
metode electronic voting (e-voting) berupa panjang yang diperoleh terhadap hasil
dampak jangka pendek dan dampak jangka kinerja BPMPD dalam pilkades e-voting,
panjang yang mampu dirasakan. maka Peneliti melakukan wawancara
dimana dijelaskan bahwa ada dampak
a. Jangka Pendek jangka panjang yang dirasakan pemeritah
Dampak jangka pendek dari pemilihan daerah yaitu mengurangi beban anggaran di
kepala desa serentak melalui metode dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa.
electronic voting (e-voting) sangat Kita tidak perlu lagi membeli alat baru pada
dirasakan oleh BPMPD, hal ini didasarkan setiap pelaksanaan pemilihan kepala desa,
pada wawancara dan hasil temuan di yang dibeli cuma tinta. Dengan kesuksesan
lapangan yang menjelaskan bahwa dampak pemilihan kepala desa dengan sistem e-
jangka pendek yang diperoleh dalam voting, hal ini juga berdampak pada
pelaksanaan pemilihan kepala desa melalui pemilihan kepala daerah. Hal ini juga
e-voting ialah mampu memudahkan dijadikan dasar untuk merevisi Undang-
pengawasan dan pemantauan fasilitasi Undang Pilkada sehingga di undang-
pemilihan kepala desa oleh BPMPD. undang tersebut sudah bisa menggunakan
sistem e-voting bagi daerah yang mampu
Kenyataan di atas juga berhubungan dengan melaksanakan. Kemudian dari kesuksesan
analisis dari sub indikator manfaat dari sistem e-voting dalam pilkades ini,
langsung, yang salah satunya menjelaskan kementrian sudah mengeluarkan
bahwa manfaat yang didapatkan dari rekomendasi kajian BPPT tentang
pelaksanaan pilkades melalui metodee- pentingnya pelaksanaan e-voting bagi
voting ialah kemudahan dalam melakukan Pilpres dan Pilcaleg di tahun 2019.
pengawasan pemilihan kepala desa secara Sehingga dari hasil penelitiannya tersebut,
serentak dan kedepan akan memudahkan Kemendagri telah megeluarkan
BPMPD dalam pengawasan dan rekomendasi terhadap pentingnya
pemantauan fasilitasi pemilihan kepala pelaksanaan e-voting pada Pilpres dan
desa. Tentunya dengan adanya hal itu akan Pilcaleg di tahun 2019.
berdampak juga pada pengawasan
pemilihan kepala desa serentak melalui e- Ditunjang dengan kualitas pegawai
votinggelombang ke-II pada tahun 2017, BPMPD yang terlibat dalam pilkades secara
dan gelombang gelombang ke-III pada e-voting yang terbilang baik kinerjanya
tahun 2019 nantinya, serta pemilihan pada serta banyaknya manfaat yang diperoleh,
periode berikutnya. Sehingga dari hasil maka hal ini tentunya berbanding lurus
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dengan timbulnya dampak jangka panjang
kesinambungan antara hasil nyata yang yang mampu untuk dijalankan secara

78
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
berkelanjutan apabila kegiatan ini e-voting dengan maksud agar KPUD
dilaksanakan secera terus-menerus. Dengan mampu mendapatkan gambaran dan kondisi
adanya gambaran yang didapatkan pelaksanaan e-voting, disisi lain
berdasarkan hasil wawancara tersebut di dikarenakan banyaknya keunggulan yang
atas, maka dapat diketahui dampak-dampak telah dirasakan dari pilkades secara e-
kedepan yang akan didapatkan dari hasil e- voting, pemerintah daerah Kabupaten
voting. Pertama, dari segi peralatan. Bantaeng juga mengusulkan kepada
Perbedaan mendasar pemilihan melalui pemerintah untuk melakukan revisi UU
metode yang lama dengan metode e-voting pilkada untuk melakukan pilkada secara e-
ialah metode yang lama menggunakan voting terkhusus kepada daerah-daerah
media kertas sebagai surat suara dalam yang mampu melakukannya.
pemilihan, surat suara yang telah dihitung Ketiga, berdasarkan wawancara di atas juga
akan langsung di buang dan tidak dapat lagi memberikan gambaran bahwa dengan
digunakan pada pemilihan-pemilihan adanya pelaksanaan pilkades secara e-
selanjutnya sehingga akan berdampak voting di Kabupaten Bantaeng, akan
kedepan penggunaan dana yang boros berdampak pada tingkat pemilihan yang
dikarenakan pembelian surat suara yang lebih tinggi yaitu pemilihan presiden dan
berulang. Sedangkan dengan metode e- pemilihan calon legislatif. Fakta ini
voting yaitu pemilihan dengan ditunjukkan melalui usaha yang dilakukan
memanfaatkan peralatan elektronik, surat oleh pihak pemerintah dengan menerbitkan
suara yang digunakan berbentuk elektronik. rekomendasi dari BPPT tentang pentingnya
Pemilih menggunakan hak suaranya hanya pelaksanaan e-voting pada pilpres dan
dengan menekan/memencet tombol pada pilcaleg tahun 2019 mendatang. Memang
layar pemilihan. Dikarenakan menggunakan dapat dikatakan bahwa di Indonesia untuk
peralatan elektronik, maka perangkat e- pemilihan secara e-voting merupakan
voting dapat dipergunakan kembali pada sesuatu yang jarang terdengar, tetapi di
acara pemilihan-pemilihan kepala desa negara-negara lain telah banyak yang
selanjutnya, tidak perlu lagi menyediakan menggunakannya dalam setiap kegiatan
peralatan yang baru untuk pemilihan yang pemilihan.
akan datang. Maka, jelas dikatakan bahwa
pemilihan dengan metode e-voting jauh Ditemukannya berbagai dampak jangka
lebih unggul dari segi penganggaran panjang dalam pelakasanaan pilkades
peralatan dan akan berdampak secara secara e-votingtentunya berbanding lurus
jangka panjang untuk penggunaan terhadap segala bentuk usaha yang telah
peralatannya secara berulang. dilakukan oleh BPMPD untuk
menyukseskan kegiatan tersebut, dimulai
Kedua, pemilihan kepala desa merupakan dari penyiapan sumber daya manusia yang
gambaran kecil dari pemilihan kepala berkualitas, penggunaan anggaran yang
daerah. Dengan pandangan sukses yang baik, pemanfaatan waktu yang tepat,
diperoleh terhadap pemilihan kepala desa penyusunan regulasi penunjang
melalui e-voting di Kabupaten Bantaeng, pelaksanaan kegiatan, koordinasi dengan
maka hal ini menjadi acuan bagi Kabupaten berbagai pihak, dan berbagai usaha lainnya.
Bantaeng untuk melakukan pemilihan Sehingga kenyataan tersebut juga telah
kepala daerah melalui e-voting. Meskipun sejalan dengan arah yang akan dicapai
belum ada tindak lanjut peraturan yang jelas dalam indikator dampak dalam mengukur
mengatur ketentuannya, tetapi usaha-usaha kinerja BPMPD.
untuk memenuhinya tetap ada, usaha
tersebut bisa terlihat dengan dilibatkannya
KPUD dalam pemilhan kepala desa secara

79
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

5. Kesimpulan dan Rekomendasi  Adanya pengawasan pemerintah


Kabupaten Bantaeng terhadap
Proses analisis telah dilakukan Peneliti pelaksanaan kegiatan pilkades
pada bab sebelumnya sehubungan dengan melalui metode e-voting;
pembahasan kinerja BPMPD dalam  Adanya kemudahan yang
pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak diberikan oleh pemerintah
melalui metode e-voting. Maka untuk Kabupaten Bantaeng dalam
mengetahui pernyataan singkat pembahasan pengesahan dan penerbitan
yang telah dilakukan, ditentukan kesimpulan regulasi/produk hukum tentang
dari penelitian ini sebagai berikut: pelaksanaan pilkades melalui
a. Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat metode e-voting;
dan Pemerintahan Desa (BPMPD) dalam  Pemerintah memfasilitasi BPMPD
pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak dalam menjamin koordinasi dan
melalui metode electronic voting (e-voting) komunikasi dengan pihak luar dan
di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi pihak dalam seperti BPPT, Unhas,
Selatan tergolong sudah sangat baik. Hal dan KPUD Bantaeng;
tersebut tampak jelas dari analisis setiap  Pemerintah membantu dalam
indikator pengukuran kinerja yang pemberian sosialisasi terkait tata
digunakan yaitu masukan, keluaran, hasil, cara pemilihan melalui metode e-
manfaat, dan dampak yang masing-masing voting dari tingkat Kabupaten,
telah terpenuhi capaiannya. Disamping itu kecamatan, hingga ke desa.
adanya proses hubungan yang baik dan
saling terkait dari indikator awal (masukan) 2) Faktor Penghambat
hingga ke indikator akhir (dampak)yang (a) Faktor Penghambat Internal:
mampu memperlihatkankualitas kinerja Pegawai dari BPMPD yang termasuk
BPMPD sehingga berdampak pada dalam tim/panitia teknis kurang
pencapaian hasil dari pelaksanaan kegiatan memiliki kompetensi dalam
tersebut. mengoperasikan perangkat e-voting.
b. Faktor pendukung dan penghambat kinerja (b)Faktor Penghambat Eksternal:
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan  Peralatan e-voting yang digunakan
Pemerintahan Desa (BPMPD) dalam masih sering terjadi gangguan
pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak dalam pelaksanaannya;
melalui metode electronic voting (e-voting)  Masih rendahnya tingkat kualitas
di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi pendidikan yang dimiliki
Selatan adalah sebagai berikut: masyarakat.

1) Faktor Pendukung c. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi


(a) Faktor Pendukung Internal: faktor penghambat dalam kinerja BPMPD
Pemberian penghargaan atau reward dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa
berupa tunjangan honor kepada setiap serentak melalui metode electronic
pegawai BPMPD yang terlibat dalam voting/e-voting.
pelaksanaan pilkades melalui metode 1) Upaya Langsung
e-voting. (a) Upaya Langsung Internal:
(b)Faktor Pendukung Eksternal  Pemberian latihan khusus secara
 Adanya dukungan pemerintah mendalam kepada pegawai
Kabupaten Bantaeng dalam BPMPD yang termasuk dalam
penyiapan anggaran kegiatan tim/panitia teknis mengenai tata
pelaksanaan pilkades melalui cara pengoperasian alat e-voting
metode e-voting; yang benar;

80
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
 Memberikan arahan atau bahwa pelaksanaan pemilihan kepala desa
bimbingan kepada pegawai serentak secara e-voting tidak hanya
BPMPD yang termasuk dalam dilakukan sekali saja, melainkan dilakukan
tim/panitia teknis untuk terlebih secara berkala untuk periode gelombang
dahulu melakukan pencobaan alat selanjutnya. Maka dari itu BPMPD harus
sebelum pelaksanaan kegiatan mampu memanfaatkan waktu luang yang
dimulai. ada denganmelakukan usaha-usaha
(b)Upaya Langsung Eksternal: pengoptimalan kualitas kinerja untuk
 Memanfaatkan tenaga terampil menghadapi pelaksanaan pemilihan yang
BPPT pada kegiatan yang bertitik akan datang.
teknis atau pengurusan alat e- 2. Terkait dengan ditemukannya faktor
voting; penghambat kinerja BPMPD dalam
 Melakukan sosialisasi kepada pilkades secara e-voting maka perlu
masyarakat secara mendalam dan dilakukan peningkatan kompetensi
berulang. pegawai BPMPD yang dilibatkan dalam
pelaksanaan pemilihan kepala desa secera
2) Upaya Tidak Langsung e-voting. Upaya peningkatan ini bisa
(a) Upaya Langsung Internal: ditempuh dengan memperbanyak
 BPMPD harus memanfaatkan pelatihan-pelatihan teknis pengembangan
waktu yang ada untuk melakukan kompetensi. Selain itu BPMPD harus
perbaikan-perbaikan terhadap menjalin hubungan komunikasi dan
kendala-kendala atau faktor yang koordinasi yang lebih baik kepada pihak-
menghambat; pihak yang terlibat dalam kegiatan e-
 Meminta masukan ataupun saran voting.Terutama komunikasi kepada pihak
dari masyarakat desa pada BPPT, hal ini perlu dilakukan dalam
pertemuan tingkat desa rangka mengatasi kejadian kerusakan
sehubungan dengan pelaksanaan mendadak perangkat e-voting pada saat
pilkades melalui metode e-voting. pelaksanaan pemilihan. Berhubung BPPT
merupakan lembaga penyedia peralatan e-
(b)Upaya Langsung Eksternal: voting sehingga mereka lebih mengerti tata
BPMPD harus menjalin komunkasi cara penggunaan perangkat tersebut. Lebih
dan koordinasi terhadap pihak-pihak lanjut, agar masyarakat desa lebih mengerti
yang terlibat dalam pilkades melalui tata cara pemilihan dengan cara e-
metode e-votingseperti BPPT, Unhas, voting,maka tidak cukup dengan hanya
dan KPUD Kabupaten Bantaeng. memberikan sosialisasi, melainkan pihak
dari BPMPD juga perlu memberikan
Bertumpu terhadap hasil temuan Peneliti kegiatan simulasi sebelum pemilihan yang
mengenai analisis kinerja Badan sebanarnya berlangsung. Hal ini
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan dimaksudkan agar masyarakat desa tidak
Desa dalam pelaksanaan pemilihan kepala kaku, dan mengetahui situasi serta
desa serentak melalui metode e-voting di gambaran keadaan nyata yang akan
Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi mereka hadapi.
Selatan, maka dikemukakan beberapa saran 3. BPMPD harus memperhatikan lagi setiap
sebagai beikut: langkah-langkahnya dalam melakukan
1. Dengan hasil yang telah diperoleh upaya-upaya dalam mengatasi faktor yang
sekarang, perlu adanya upaya menghambat kinerjanya dalam
peningkatandari kualitas kinerja BPMPD pelaksanaan pilkades. Mengingat pilkades
untuk menjadi lebih baik dari secara e-voting merupakan kegiatan yang
sebelumnya.Hal ini juga memandang berkelanjutan maka penetapan upaya-

81
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

upaya dalam mengatasi faktor penghambat Subakti, Bambang Trisantono. 2010. Pedoman
yang ditempuh janganlah bersifat Penyelengaraan Pemerintahan Desa.
sementara, melainkan upaya-upaya Jatinangor: Institut Pemerintahan Dalam
tersebut harus mampu mengatasi Negeri.
permasalahan secara permanen, agar Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
permasalahan yang ditemukan tidak timbul Pengembangan Kompetensi SDM.
kembali pada waktu yang akan datang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Daftar Pustaka
Sukmalana, Soelaiman. 2007. Manajemen
Acuan dari buku:
Kinerja. Jakarta: Pusat Pengembangan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Bisnis dan Manajemen dan PT. Intermedia
Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Personalia Utama.
Darmawan, Ikhsan., Nurul Nurhandjati &
Supriatna, Tjahya. 2010. Sistem Pemerintahan
Evida Kartini. 2014. Memahami E-Voting.
Desa. Bandung: Indra Prahasta.
Depok: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Tahir, M. Irwan& Ani Martini. 2015.
Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja.
Mendesain Organisasi Perangkat Daerah
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Yang Efisien dan Efektif. Bandung:
Effendy, Khasan dkk. 2010. Sistem
Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Pemerintahan Desa. Jatinangor: Institut
Wasistiono, Sadu & Irwan Tahir. 2006.
Pemerintahan Dalam Negeri.
Prospek Pengembangan Desa. Jatinangor:
Hasan, Erliana. 2011. Filsafat Ilmu dan
Fokusmedia.
Metodologi Penelitian Ilmu
Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Bukit
Pemerintahan. Jatinangor: Ghalia
Besar: Raja Grafindo Persada.
Indonesia.
Indrawijaya, Adam Ibrahim. 2010. Teori,
Acuan dari Peraturan Perundang-
Perilaku, Dan Budaya Organisasi.
undangan:
Bandung: Refika Aditama.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan
Indonesia Tahun 1945.
Adminstrasi. Malang: Salemba Humanika.
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor
tentang Desa.
Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Ndraha, Taliziduhu. 1991. Dimensi-Dimensi
tentang Pemerintahan Daerah.
Pemerintahan Desa. Jakarta: Bumi
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Aksara.
tentang Organisasi Perangkat Daerah.
_______________. 2005. Teori Budaya
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan &
Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Desa.
Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi
Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala
Publik. Makassar: Alfabeta.
Desa.
Sembiring, Masana. 2012. Budaya & Kinerja
Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor
Organisasi. Bandung: Fokusmedia.
27 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian
Organisasi , Kedudukan, Tugas dan
Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Fungsi Lembaga Teknis Daerah
Simangunsong, Fernandes. 2014. Perubahan
Kabupaten Bantaeng.
Status Desa menjadi Kelurahan.
Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor
Bandung: Institut Pemerintahan Dalam
05 Tahun 2015 tentang Desa.
Negeri.

82
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi
Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 33 Tahun
2010 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Kabupaten Bantaeng.
Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 15 Tahun
2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa

Acuan dalam Jurnal Akademik:


Abdillah, Rahmad., Budi Rahardjo, Rajesri
Govindaraju. 2013. “Pengembangan
Model Adopsi Teknologi E-Voting”. Vol.
2. No. 2. Halaman 9-12.
Nidya, Neyman S., Muhammad Fikri I., Sri
Nurdiati. 2013. “Penerapan Sistem E-
Voting pada Pemilihan Kepala Daerah di
Indonesia”. Vol. 3. No. 1. Halaman 45-61.
Acuan artikel dalam situs:
http:://beritakotamakassar.com.
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Serentak di Kabupaten Bantaeng Tahun
2015.
Profil Kabupaten Bantaeng Tahun 2015.
Rencana Strategis Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(BPMPD) Kabupaten Bantaeng Tahun
2013-2018.
Sumarno, Radityo. 2013. “Implementasi
Kebijakan Pemilihan Kepala Desa Melalui
Metode E-Voting Dalam Mewujudkan
Prinsip-Prinsip Good Governance”. Tesis
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

83
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VI No. 1/Juni 2016

84

Вам также может понравиться