Вы находитесь на странице: 1из 2

METODOLOGI

Pada praktikum ini dilakukan percobaan tentang sistem Indria dilakukan 6 percobaan yaitu uji visual,uji
buta warna, menentukan tuli konduksi dan sensorineuron,menentukan kesetimbangan,uji pengaruh
olfaksi,tekstur, dan temperatur terhadap rasa dan adaptasi olfaktori. Percobaan pertama yaitu uji
visual,Pengujian visual dilakukan untuk mendeteksi adanya cacat pada material di daerah yang
terjangkau oleh mata normal tanpa menggunakan alat bantu. dilakukan 3 uji yaitu uji akuitas visual jauh,
uji akuitas visual dekat, dan astigmatisma, uji akuitas visual jauh dilakukan dengan cara subyek yang
diperiksa berada pada posisi 6 meter atau 20 kaki dari kartu snallen, karena pada jarak ini mata akan
melihat benda dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi, Kartu snellen diletakkan sejajar dengan
mata subyek yang diperiksa, kemudian Jika mata kanan yang akan diperiksa, maka subjek yang diperiksa
harus menutup mata sebelah kiri menggunakan tangan kiri dan memperhatikan instruksi yang diberikan
oleh pemeriksa, begitu pula sebaliknya, jika mata kiri yang diperiksa maka mata kanan yang ditutup.
Sebagai catatan, ketika menutup mata usahakan mata yang ditutup jangan ditekan agar tidak berdampak
pada pemeriksaan mata yang sebelumnya ditutup.

Pemeriksa menunjuk huruf-huruf yang ada pada kartu snellen, dari atas ke bawah atau dari huruf paling
besar ke satu tingkat dibawanya dan dari kiri ke kanan pada baris huruf kemudian subjek yang diperiksa
menyebutkan huruf yang ditunjuk oleh pemeriksa. Jika terjadi ketidaksesuaian antara yang ditunjuk
dengan yang di sebutkan, maka dapat diulangi hingga 3 kali untuk memastikan.Snelleen chart yang yang
digunakan dalam ukuran kaki = normalnya 20/20.

Jika orang diperiksa dapat membaca seluruh huruf pada baris ke 8. Berarti visus normal bila hanya dapat
membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 maka visus 20/30 dengan false 2. Artinya, orang normal dapat
membaca pada jarak 30 kaki sedangkan orang diperiksa hanya dapat membacanya pada jarak 20
kaki.Bila orang diperiksa membaca huruf Z, P pada baris ke 6 maka visus 20/40;bila tidak dapat membaca
huruf pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan ketentuan seperti di atas.

Uji kedua yaitu akuitas visual dekat, uji ini sama dengan uji pertama melainkan pada uji ini posisi kartu
akuitas visual snellen berada 35 cm dari wajah , kemudian menutup mata yang tidak diperiksa dan
membaca huruf dari baris paling dekat dan instruksikan subjek untuk perlahan menggeser diagram ke
wajah hingga huruf menjadi kabur, lalu diukur kartu ke pandangan mata subjek dalam cm dan catat
nilainya. Uji yang terakhir yaitu uji astigmatisma,uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui pasti apakah
kita memiliki positive mata Silinder atau tidak. Dengan kita tahu persisi masalah mata kita maka jelas kita
bisa melakukan pengobatan secara optimal dan juga menjauhkan kita dari aktivitas yang mendatang dan
menyebabkan mata Silinder dan juga memakan makanan yang bisa menunjang mata Silinder kita
sembuh total.uji ini dilakukan dengan menutup mata yang tidak diperiksa kemudian dilihat bagian
tengah diagram astigmatisma, jika seluruh garis terlihat tajam dan gelap berarti tidak memiliki
astigmatisma,dab jika beberapa garis terlihat lebih atau kurang terang dibandingkan garir yang lain
berarti memiliki astigmatisma.

Percobaan kedua yaitu uji buta warna,Tes warna ini sangat di perlukan Untuk mengetahui apakah
seseorang mengalami buta warna ataupun tidak. Uji ini dilakukan dengan melihat gambar test buta
warna.buta warna parsial (buta warna sebagian), seseorang akan mengalami kesulitan dalam
membedakan warna merah, hijau, biru atau campuran dari berbagai warna.

Percobaan ketiga yaitu menentukan tuli konduksi dan sensorineural, dilakukan dua uji yaitu uji Weber
dan uji rinne, uji pertama yaitu uji Weber Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dengan teling
akiri.

Caranya garputala digetarkan kemudian diletakkan pada garis tengah seperti di ubun-ubun, dahi, atau
pertengahan gigi seri. Pasien dengan gangguan pendengaran akan mengatakan bahwa salah satu telinga
lebih jelas mendengar bunyi garputala itu. Pada orang normal akan mengatakan bahwa tidak mendengar
perbedaan bunti kiri dan kanan. Bila lebih keras ke kanan disebut lateralisasi ke kanan. uji kedua yaitu uji
rinne,Membandingkan hantaran melalui udara dan melalui tulang.caranya ialah garputala digetarkan,
lalu diletakkan pada tulang di belakang telinga dengan demikian getaran melalui tulang akan sampai ke
telinga dalam. Apabila pasien tidak mendengar bunyi dari garputala yang digetrakan itu, maka garputala
dipindahkan ke depan liang telinga, kira-kira 2,5 cm jaraknya dari liang telinga. Hantaran disini ialah
hantaran melalui udara. Pada pasien yang pendengarannya masih baik, maka hantaran melalui udara
lebih baik dari hantaran melalui tulang. Jadi garputala yang tadi diletakkan di tulang telinga belakang
telinga tidak terdengar lagi, ketika dipegang di dekat liang telinga akan terdengar lagi, disebut uji rinne
positif

Percobaan keempat yaitu menentukan kesetimbangan dilakukan dua uji yaitu uji gait dan uji
barany, uji pertama yaitu uji gait, Uji ini juga dapat untuk mengetahui adanya gangguan fungsi
keseimbangan sekaligus untuk membedakan apakah gangguan fungsi tersebut berasal dari serebelum
(Sistem saraf pusat) atau vestibuler (sistem saraf perifer).dilakukan dengan mata terbuka dan mata
tertutup, berjalan perlahan Dengan kaki menyilang ke depan pada suatu lintasan lurus tanpa kehilangan
keseimbangan, dan mencatat berapa waktu yang dibutuhkan untuk berjalan sekitar 6m dan diulangi
dengan berjalan lebih cepat setiap waktu. Uji kedua yaitu uji barany,uju ini untuk mengetahui gangguan
keseimbangan vestibuler sisi kanan atau kiri. uji ini dilakukan dengan subjek duduk pada kursi putar
kemudian kepala subjek mengarah ke depan, berfokus pada objek yang jauh dan membuka mata selama
rotasi dan kursi diputas berlawanan dengan arah jarum jam.hasilnya Posisi mata rotatory nistagmus dan
posrotatory nistagmus OP yaitu ke kiri dan ke kanan. Hal tersebut terjadi karena refleks gerakan mata
yang dipengaruhi reseptor kanalis semi sirkularis.

Percobaan kelima yaitu uji pengaruh olfaksi, tekstur, dan temperatur terhadap rasa

Percobaan terakhir yaitu adaptasi olfaktori

Вам также может понравиться