Вы находитесь на странице: 1из 3

MALAIKAT RAQIB

A. PENGERTIAN DAN TUGAS MALAIKAT RAQIB


Raqib adalah nama malaikat yang menulis segala amalan kebaikan kita. Malaikat Raqib biasanya
bersama dikaitkan bersama malaikat Atid. Contoh ketika kita melakukan salat,maka akan dicatat
malaikat Raqib.
Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur’an atau hadits yang menyatakan bahwa
nama malaikat ini bernama Raqib, hanya Kirâman Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah
Qaaf, Al Infithaar dan Az-Zukhruf.
Tugas utama Malaikat Raqib dari Allah cuma satu: mencatat kelakuan baik serta kelakuan jahat kita.
Mereka sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah. Mencatat apa adanya. Baik ya baik,
buruk tetap buruk. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi
menjatuhkan vonis sebagaimana intelijen kampung yang seringkali bias atas nama kepentingan.
Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangan Allah SWT.
Malaikat Raqib bertugas hanya mencatat yang baik-baik saja dari kita, sedang Malaikat ‘Atid
sebaliknya, cuma mencatat yang buruk-buruk. Keduanya dikenal sangat jujur, tulus dalam bertugas
serta sungguh jauh dari pamrih. Singgasana mereka di surga tetapi prajuritnya sungguh tak
terhitung.
Tak ada sepotong nyawa pun yang tidak memiliki buku stambuk dan buku induk pencatatan amal
kita. Semuanya serba lengkap dengan superkomputer yang teramat canggih. Pada waktunya,
kepada kita akan dipertunjukkan catatan-catatan serta jejak rekam kita selama menjadi penghuni di
alam yang serba cepat ini.
Kini kalau kita berhitung secara jujur, manakah di antara dua malaikat itu yang paling sering
menuangkan catatannya untuk kita. Tampaknya tanpa dikomando telunjuk ini akan mengarah
kepada Malaikat ‘Atid. Kalau dihitung-hitung pula, maka secara logika Malaikat ‘Atid akan jauh lebih
aktif membuat catatan dibanding Malaikat Raqib yang mungkin hanya tersenyum dan geleng-geleng
karena tak terlalu banyak amal yang bisa dimasukkan dalam Buku Induk.
Tumpukan dosa-dosa akan terus menjadi daftar pertama Buku Induk Malaikat ‘Atid dalam setiap
pergantian tahun karena Allah sudah menyediakan buku baru bagi timbunan dosa yang tak terhitung
ini. Kalau tidak karena Allah Mahakuasa menjadikan Malaikai ‘Atid memiliki daya juang yang luar
biasa, boleh jadi beliau akan merasa bosan dan protes kepada anak Adam. Tapi, begitulah tugas
mulia kedua malaikat al-muqorrobin ini. Mereka tidak pernah protes apalagi menyatakan
keberatannya sebagaimana pernah dilakukan Iblis.
B. SIFAT MALAIKAT RAQIB
Seperti halnya kita, malaikat juga memiliki sifat yang memiliki ciri bagi mereka. Malaikat memiliki
keistimewaan-keistimewaan yang merupakan sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan dari cahaya (nur).
Rasulullah bersabda : “Malaikat itu diciptakan dari cahaya (nur), jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam (manusia) diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu (tanah liat).” (H.R. Muslim)
2. Malaikat adalah makhluk yang selalu patuh kepada Allah.
Allah berfirman: “… yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim : 6 )
3. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki, perempuan, juga tidak waria
4. Malaikat diberi kemampuan menjelma menjadi bentuk bermacam-macam atas seizin Allah
5. Malaikat sanggup melaksanakan tugas seberat apapun tanpa mengeluh, bahkan selalu bertasbih
kepada-Nya Firman Allah: “Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat)
yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa
letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.” {Q.S Al-Anbiya’
:19-20}
6. Malaikat dapat menempuh jarak berapapun jauhnya dalam waktu yang singkat.
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa Malaikat Raqib memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal
ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam
yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan
bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat enam ratus sayap dan bagaimana
pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi
hadits tersebut shahih dan para ulama menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas
mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-
Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh
akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan yang
berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah
bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan.
Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan Luth
‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para malaikat adalah hamba-
hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah
mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Malaikat adalah makhluk ciptaan Allh Swt, diciptkan dari cahaya dan senantiasa taat, patuh
terhadap segala perintah Allah. Jumlah malaikat banyak sekali. Namun ada sepuluh yang wajib kita
ketahui, yakni malaikat Jibril, Mikail, Izril, Israfil, Munkar, Nakir, Rakib, Atid, Malik dan Ridwan.
Mereka tidak memiliki fisik seperti manusia tetapi atas izin Allah ia dapat menyeupai manusia.
Dengan mengimani malaikat-malaikat serta memahami fungsi dan tugasnya, manusia harus berhati-
hati bertindak dan berucap dalam kehidupan sehari-hari, agar di kemudian hari akibat amal
perbuatan kita yang saleh yang dicatat oleh para malaikat akan menempatkan kita ke dalam surga.
Tetapi sebaliknya, Malaikat Izrail akan mencabut nyawa manusia dengan keras jika amal perbuatan
di dunia lebih banyak jahatnya ketimbang perbutan baiknya.
C. DALIL & HADIST TENTANG MALAIKAT RAQIB
Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara malaikat ada yang benama Raqib dan ‘Atid. Allah
Ta’ala berfirman : “Maa yalfizhu min qaulin illaa laday Hi raqiibun ‘atiidun” yang artinya ” Tidak suatu
ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS.
Qaaf : 18)
Malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan dan amal perbuatan buruk manusia. Tentang
keberadaan malaikat Raqib dan Atid ini diterangkan oleh Allah SWT “ Tiada suatu yang diucapkan
manusia, melainkan didekatnya ada (yang mencatatnya, yakni) Raqib dan Atid.” (QS. Qaf : 18).
Namun demikian pendapat ini tidak benar, wallaHu a’lam. Keduanya hanya sifat bagi dua malaikat
yang mencatat perbuatan hamba. Makna Raqib dan ‘Atid ialah dua malaikat yang hadir,
menyaksikan di dekat hamba, bukan dua nama dari dua malaikat (al Bidaayah wan Nihaayah I/35-
49)
Dari Anas r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah menugaskan dua Malaikat
untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di
sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati – maka
Tuhan perintahkan kedua Malaikat itu dengan firman-Nya: “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di
kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari
qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (Abu al-Syeikh dan Tabarani)
Dalam hadits shahih yang lain Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda : “Malaikat
diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari apa yang telah diciptakan
kepada kalian” (HR. Muslim no. 2996, dari ‘Aisyah radhiyallaHu ‘anHa)
D. HIKMAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai salah satu rukun iman, keyakinan adanya malaikat memiliki hikmah, diantaranya:
a. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di banding makhluk lainya termasuk
para malaikat, namun ibadah dan kesyukuran yang ditampilkan manusia tidak sebanding dengan
ibadah dan kesyukuran yang ditunjukan oleh para malaikat. Dengan iman kepada para malaikat dan
mengenali mereka secara benar, manusia akan sadar akan kelemahan dan kedurhakaanya kepada
Allah swt
b. Manusia akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, sehingga tidak akan sewenang-wenang
berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan tuntunan ajaran agama.
c. Senantiasa berusaha mengadakan hubungan dengan para malaikat dengan jalan mensucikan
jiwa dan meningkatkan ibadah kepada Allah, sebab seorang akan sangat beruntung apabila
termasuk golongan yang sering didoakan oleh para malaikat tidak pernah ditolak Tuhan.
d. Untuk menambah ketakwaan kepada Allah, sebab segala perbuatan dan tindak-tanduk yang
dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan Allah.

Вам также может понравиться