Вы находитесь на странице: 1из 9

KINCIR ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK

Posted on October 1, 2014 by andi311211

Dalam tugas saat ini saya membuat dengan tema ”Kincir angin untuk tenaga listrik”, mengapa
saya mengambil tema ini? Karna saat ini kincir angin merupakan salah satu upaya warga untuk
memenuhi kebutuhan listrik. Semua warga negara mesti berupaya untuk mencapai hal yang
dimaksud. Dalam hal ini tentu yang paling utama mesti melakukan hal tersebut para warga yang
menggunakan listrik dan pemerintah yang mengelola sistem pemakaian listrik di setiap warga.
Untuk dapat mencapai hal tersebut labih jauh masyarakat lah yang sangat perlu untuk
ditingkatkan kesadarannya. Kincir angin membutuhkan sumber energi dari angin dimana angin
adalah sumber daya alam yang tak akan habis maka sangat menjadi pilihan untuk warga juga
dalam memilih untuk membangkitkan listrik.

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan
tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan
perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang
gas ke bidang tenaga listrik.
Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih
tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita
(perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia
menempati urutan 154 dari 216 negara.

Karena terus meningkatnya konsumsi listrik disetiap daerah, hal ini merupakan suatu motivasi
penting untuk bisa mengembangkan pembangkit listrik diindonesia.
Menyoroti masalah ketergantungan suatu negara pada hanya satu jenis energi yang diimpor yaitu
minyak. Hal ini menyebabkan terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
yang dapat mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar
untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas, hidro, nuklir dan minyak. Kemudian
berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan peningkatan efisiensi pembangkitan dan
perlunya teknologi yang lebih bersahabat lingkungan.

Tentunya pemerintah pun tidak tinggal diam dalam menghadapi lonjakan kebutuhan energi,
terutama energi listrik. Salah satu langkah awal yang pemerintah lakukan adalah dengan
membuat blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 – 2025 (Keputusan Presiden RI nomer 5
tahun 2006). Secara garis besar, dalam blueprint tersebut ada dua macam solusi yang dilakukan
secara bertahap hingga tahun 2025, yaitu peningkatan efisiensi penggunaan energi
(penghematan) dan pemanfaatan sumber-sumber energi baru (diversifikasi energi). Mengingat
rasio elektrifikasi yang masih relatif rendah, yaitu 63 % pada tahun 2005, sedangkan Indonesia
menargetkan rasio elektrifikasi 95 % pada tahun 2025.

Tenaga listrik kini merupakan landasan bagi kehidupan modern, dan tersedianya dalam jumlah
dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang
baik dan perkembangan industri yang maju. Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan
tenaga listrik, lokasi fisik pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu ditentukan
dengan tepat, agar dapat diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan dapat diterima
masyarakat.
Berikut adalah skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik.

Lau bagaimana Penyediaan tenaga


listrik saat ini?

Untuk sitem penyediaan tenaga listrik yang besar pada umumnya dapat disebut tiga jenis tenaga
listrik, yaitu:
1.Pusat listrik tenaga air
2.Pusat listrik tenaga termal
3.Pusat listrik tenaga nuklir
Kini juga dikembangkan berbagai pusat tenaga listrik yang menggunakan jenis-jenis sumber
daya energi lain, seperti angin, surya dan panas laut.

Bagaimana dengan pembangkit listrik konvensional yang ada saat ini?

Pusat pembangkit berfungsi untuk mengkonversikan sumber daya energi primer menjadi energi
listrik. Pusat pembangkit listrik konvensional mencangkup:
1. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU); minyak, gas alam, dan batubara.
2. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA).
3. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG).
4. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
5. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
6. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Mari kita simak, sebenarnya seperti apa sih kincir angin pembangkit listrik ini?

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai
terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh
pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai
pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan
global.

Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang
saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun
2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts,
menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China
merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.

Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam
sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit
kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun.

Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-
masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka
Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit
listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.

Kincir Angin pembangkit listrik adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin
sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan
energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Sistem
pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi merupakan sistem alternatif
yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah satu energi yang tidak terbatas
di alam.

Belanda bukan Negara asal kincir angin. Kincir angin yang pertama dibangun pada masa
pemerintahan Umar bin Khatab sekitar 3000 tahun yang lalu di Persia (yang saat ini menjadi
Afganistan), kincir angin pertama dibuat dengan ukuran lebar 0.5 meter dan tinggi 4 meter.
Kincir angin kuna itu memiliki 8 sirip yang berputar secara vertical mirip putaran gasing. Fungsi
kincir angin untuk menggiling jagung, gandum, tebu, serta memompa air. Lalu Kincir angin
digunakan kembali untuk membangkitkan listrik dibangun oleh P. La Cour dari Denmark diahir
abad ke-19. Setelah perang dunia I, layar dengan penampang melintang menyerupai sudut
propeler pesawat sekarang disebut kincir angin type propeler’ atau turbin. Eksperimen kincir
angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940, ukurannya sangat besar yang
disebut mesin Smith-Putman, karena dirancang oleh Palmer Putman, kapasitasnya 1,25 MW
yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 55m
beratnya 16 ton dan menaranya setinggi 34m. Tapi salah satu batang propelernya patah pada
tahun 1945.

Lalu bagaimana cara kerja dari kincir angin tersebut agar dapat menghasilkan energi listrik?

Turbin angin merupakan kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Turbin angin ini yang pada awalnya dulu dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani
dalam melakukan penggilingan padi mereka, keperluan irigasi sawah, dan lain-lain. Turbin angin
terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih
dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat,
dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum
dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional seperti PLTD,PLTU,dan lain-lain, turbin angin
masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh : batubara,
minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi
putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.

Berikut penulis mencoba mengambil contoh skema rangkaian teknologi pembangkit


listrik tenaga angin secara skala kecil untuk rumahan

1. Turbin Angin.
Bagian ini merupakan komponen utama untuk mendapatkan semaksimal mungkin
hembusan angin. Bagian ini merupakan bagian paling sulit dibangun jika anda berniat
membangunnya sendiri. Eksperimen terus menerus dengan sabar sehingga didapatkan
kesesuaian antara kekuatan hembusan angin, ukuran baling-baling dan kemampuan
generator.
Bagian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Baling-baling, yang berfungsi mengubah hembusan angin menjadi energi kinetik
untuk memutar generator listrik. Semakin panjang baling-baling akan semakin luas area
yang di sapu, akan semakin banyak menerima terpaan angin sehingga akan semakin
besar energi putaran (mekanik) yang dihasilkan untuk memutar generator.
Adakalanya sebelum poros baling-baling disambung ke generator listrik, ditambahkan
gear-box, untuk menambah / mengurangi kecepatan putar generator listrik sesuai
kebutuhan.

b. Generator listrik, yang


berfungsi mengubah energi kinetik menjadi arus listrik, yang kemudian diteruskan ke
bagian 2 (Controller). Untuk skala kecil umumnya menggunakan generator listrik DC.
Jika menggunakan aki 12V sebagai penyimpan arusnya, maka generatornya harus
mampu mengeluarkan tegangan minimal 12 V agar dapat mengisi aki.

c. Ekor turbin angin, yang berfungsi mengarahkan unit turbin angin agar selalu
berhadapan dengan arah angin.
2. Unit pengontrol (Controller).
Bagian ini berfungsi mengubah arus listrik AC menjadi arus listrik DC (jika
menggunakan generator AC) dan mengontrol pengisian arus listrik ke dalam battery
agar tidak merusak battery karena pengisisan aki yang berlebihan (over charging).

3. Battery (aki).
Bagian ini akan menyimpan arus listrik yang dihasilkan generator listrik agar bisa
digunakan setiap saat. Jenis aki yang digunakan sebaiknya jenis Deep Cycle Battery.

4. Inverter.
Bagian ini berfungsi mengubah tegangan listrik DC 12V dari aki menjadi tegangan listrik
AC 220V / 110V untuk perlatan rumah tangga yang bekerja pada tegangan 220V /
110V.

Jenis turbin angin itu sendiri dibagi menjadi 2 (dua), diantaranya :

1. Turbin angin sumbu horizontal

Turbin angin sumbu horizontalialah jenis turbin angin yang paling banyak digunakan. Turbin ini
terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat sebuah baling-baling yang berfungsi
sebagai rotor dan menghadap atau membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin jenis ini
mempunyai dua atau tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah baling-balingnya
kurang atau lebih daripada yang disebut diatas. Contoh turbin angin sumbu horizontal ditunjukan
pada Gambar dibawah ini.

2. Turbin angin sumbu tegak (misalnya turbin angin Darrieus)

Turbin sumbu vertikal itu sendirii dibagi lagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu: Savonius dan Darrieus.
1. Turbin Darrieus

Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada sekitar tahun 1920-an. Turbin angin
sumbu vertikal ini mempunyai bilah-bilah tegak yang berputar kedalam dan keluar dari arah
angin (Daryanto, 2007). Contoh turbin Darrieus ditunjukkan pada dibawah ini.

2. Turbin Savonius

Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan berbentuk S apabila dilihat dari
atas. Turbin jenis ini secara umumnya bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis turbin angin
sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang besar. Contoh turbin Savonius ditunjukkan
pada dibawah ini.
Berikut merupakan tayangan cara kerja pembangkit listrik tenaga angin menggunakan kincir
angin yang saya dapatkan dari guru mata pelajaran IPA yang bertugas di SMK tempat saya
mengajar.

Lalu manfaat apa saja yang bisa dirasakan dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin ini?

Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah
disebabkan karena sifatnya yang terbaru. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan
membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh
karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan.
Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya
tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.

Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses manufaktur
komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan pembangkit listrik tenaga
angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit listrik tenaga
angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik
dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seper-
seratusnya saja. Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan
sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan menggunakan batu-bara ataupun gas.

Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan loh,
terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai
pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual, derau suara, beberapa masalah ekologi,
dan keindahan.
Mudah-mudahan kincir angin pembangkit ini bisa menjadi salah satu alternatif energi, apalagi
Indonesia memang sedang krisis energi, mungkin dengan adanya kincir angin pembangkit listrik
ini dapat bermanfaat untuk rakyat Indonesia.

Mudah-mudahan sekilas mengenai pembahasan kincir angin pembangkit listrik dapat menambah
pengetahuan kita semua. Apabila ada kekurangan dalam proses penulisannya, ini dikarenakan
penulis masih dalam proses belajar

Вам также может понравиться