Вы находитесь на странице: 1из 6

Dua Flavonoid Tergeranilasi dari Daun Sukun (Artocarpus altilis)

Yana Maolana Syah1), Sjamsul Arifin Achmad1), Eri Bakhtiar1), Euis Holisotan Hakim1),
Lia Dewi Juliawaty1), Jalifah Latip2)
1)
Kelompok Keahlian Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Bandung, Bandung
2)
School of Chemistry and Food Technology, Faculty of Science and Technology,
National University of Malaysia, Malaysia
e-mail: yana@chem.itb.ac.id.
Diterima Januari 2006, disetujui untuk dipublikasi September 2006
Abstrak
Dua senyawa turunan flavonoid tergeranilasi, yaitu 2-geranil-2’,4’,3,4-tetrahidroksidihidrokalkon (1) dan 8-geranil-
4’,5,7-trihidroksiflavanon (2), telah diisolasi dari ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis). Struktur molekul
kedua senyawa tersebut ditetapkan berdasarkan spektrum UV, IR, 1H NMR dan 13C NMR, dan dengan membandingkan
data yang sama dengan yang telah dilaporkan sebelumnya. Penemuan kedua senyawa tersebut pada A. altilis memberi
indikasi bahwa daun tumbuhan Artocarpus cenderung menghasilkan turunan flavonoid yang lebih sederhana.
Kata kunci: 2-Geranil-2’,4’,3,4-tetrahidroksidihidrokalkon, 8-Geranil-4’,5,7-trihidroksiflavanon, Flavonoid, Sukun,
Artocarpus altilis
Abstract
Two geranylated flavonoid derivatives, namely 2-geranyl-2’,4’,3,4-tetrahydroxydihydrochalcone (1) and 8-geranyl-
4’,5,7-trihydroxy-flavanone (2), had been isolated from methanol extract of the leaves of sukun (Artocarpus altilis). The
structures of the two compounds were determined based on UV, IR, 1H NMR and 13C NMR spectra, and by comparing
with the previously reported data. The presence of these two compounds in A. altilis indicated that the leaves of
Artocarpus plants tend to produce more simple flavonoids.
Keywords: 2-Geranyl-2’,4’,3,4-tetrahydroxydihydrochalcone, 8-Geranyl-4’,5,7-trihydroxyflavanone, Flavonoid, Sukun,
Artocarpus altilis
1. Pendahuluan Barat. Keberartian penemuan kedua senyawa tersebut
pada genus Artocarpus dibahas secara ringkas.
Tumbuhan sukun (Artocarpus altilis) adalah 9"
salah satu tumbuhan ‘nangka-nangkaan’ yang dikenal 9" 8"
dengan baik di Indonesia. Selain sebagai penghasil 8"
3" 10"
buah dan kayu yang bernilai ekonomi, daun tumbuhan OH
10"
ini termasuk tanaman obat sebagai obat luar untuk 1" 3
OH OH
penyembuhan pembengkakan limfa (Heyne, 1987). 4 1"
1'
4'

Berdasarkan laporan terdahulu, sejumlah turunan HO


1
HO 8a O
4'  7 2
flavon terprenilasi telah berhasil diisolasi dan 1'

4a
diidentifikasi dari bagian akar dan ranting tumbuhan ini 2' 5 4
OH O OH O
(Chen et al., 1993; Hano et al., 1994). Sementara itu,
dua turunan dihidrokalkon dan satu flavanon (1)
1 (2)
2
tergeranilasi yang bersifat inhibitor terhadap catepshin
K juga telah dilaporkan sebagai komponen aktif dari Gambar 1. Struktur molekul 2-geranil-2’,4’,3,4-
tetrahidroksidihidrokalkon (1) dan 8-geranil-4’,5,7-
bagian pucuk (Patil et al., 2002). Tambahan pula, suatu
trihidroksiflavanon (2).
turunan dihidrokalkon tergeranilasi yang bersifat
inhibitor terhadap enzim 5-reduktase juga telah 2. Metode
ditemukan dari bagian daun tumbuhan ini yang berasal
2.1 Alat dan bahan
dari Thailand (Shimizu et al., 2000a). Pada artikel ini
dilaporkan isolasi dan penentuan struktur dua senyawa Alat penetapan titik leleh mikro digunakan
turunan geranil dari dihidrokalkon dan flavanon, yaitu untuk menentukan titik leleh. Kromatografi vakum cair
2-geranil-2’,4’,3,4-tetrahidroksidihidro-kalkon (1) dan (KVC), kromatografi radial dengan menggunakan
8-geranil-4’,5,7-trihidroksiflavanon (2) (Gambar 1), silika gel 60 GF254 dan 60 PF254, dan kromatografi lapis
dari ekstrak metanol daun sukun yang tumbuh di Jawa tipis (KLT) dengan plat aluminium berlapis silika gel
100
Syah dkk, Dua Flavonoid Tergeranilasi dari Daun Sukun (Artocarpus altilis) 101

Merck Kieselgel 60 F254 setebal 0,25 mm digunakan n-heksana:etil asetat = 17:3, 4:1, dan 15:5)
untuk fraksinasi dan pemurnian. Untuk penentuan menghasilkan tiga fraksi B1-B3. Fraksi B2 (525 mg)
struktur digunakan Spektrofotometer Varian Cary 100 yang dimurnikan secara berulang-ulang menggunakan
Conc, Spektrofotometer FTIR Perkin Elmer teknik kromatografi radial (silika gel, eluen n-
SPECTRUM ONE; NMR JEOL ECP 400 yang bekerja heksana:CHCl3:metanol=19:19:2) menghasilkan
pada 400 MHz (1H) dan 100 MHz (13C) menggunakan senyawa 1 (100 mg) dan senyawa 2 (55 mg). Dengan
puncak residu dan pelarut terdeuterasi sebagai standar. menggunakan teknik yang sama, pemurnian fraksi B3
Pelarut yang digunakan pada percobaan ini (420 mg) menghasilkan senyawa 1 (200 mg).
adalah berkualitas teknis yang didestilasi terlebih
2.3 Penentuan struktur
dahulu sebelum digunakan.
Sampel daun sukun (A. altilis) dikumpulkan Struktur molekul senyawa 1 dan 2 ditetapkan
pada bulan Juli 2003 dari Desa Bojong, Karang berdasarkan hasil analisis data spektroskopi, yang
Tengah, Cianjur, Jawa Barat. Identitas biologi tumbuh- meliputi spektrum UV, IR, dan NMR. Spektrum UV
an tersebut ditentukan di Herbarium Bogoriense, diukur dalam larutan menggunakan pelarut metanol,
Bogor. dengan pereaksi geser NaOH. Spektrum IR ditentukan
dalam bentuk padatan pelet KBr, dan spektrum NMR
2.2 Ekstraksi dan isolasi
diukur dalam pelarut CDCl3 dan aseton-d6.
Serbuk kering daun sukun (1 kg) dimaserasi
3. Hasil dan Diskusi
dengan metanol (3x24 jam). Ekstrak metanol
dikeringkan pada tekanan rendah dan seluruh ekstrak Maserasi serbuk kering daun sukun (A. altilis) dengan
tersebut difraksinasi dalam etil asetat dan air, dan metanol menghasilkan ekstrak metanol berupa gum
diperoleh fraksi etil asetat sebanyak 20 g setelah berwarna hijau gelap. Partisi ekstrak metanol tersebut
pelarutnya diuapkan. Fraksi etil asetat yang difraksinasi ke dalam etil asetat dan air menghasilkan fraksi etil
lebih lanjut dengan teknik kromatografi vakum cair asetat, yang selanjutnya difraksinasi menggunakan
(KVC) menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan teknik KVC-silika gel menghasilkan lima fraksi utama
n-heksana:etil asetat (15:5, 7:3, 6:4, dan 1:1) sebagai A-E. Pemurnian fraksi B dengan teknik kromatografi
fasa gerak (eluen) menghasilkan lima fraksi utama radial (silika gel) menghasilkan senyawa 1 dan 2. Hasil
(fraksi A-E), dengan berat masing-masing 0,23, 1,46, pengukuran sifat fisik dan spektroskopi kedua senyawa
3,64, 0,8, dan 0,74 g. Fraksi B (1,46 g) difraksinasi tersebut adalah sebagai berikut.
lebih lanjut dengan teknik yang sama (silika gel, eluen
Tabel 1. Data 1H dan 13C NMR senyawa 1
H (multiplisitas, J dalam Hz)* C
No
1 1** 1 1**
1’ - - 113,5 113,7
2’ - - 164,9 165,2
3’ 6,37 (d, 2,4) 6,38 (d, 2,5) 103,5 103,6
4’ - - 163,0 162,7
5’ 6,35 (dd, 8,7 & 2,4) 6,35 (dd, 8,7 & 2,5) 108,0 107,8
6’ 7,58 (d, 8,7) 7,60 (d, 8,7) 132,2 132,3
C=O 204,1 204,0
 3,11 (t, 7,8) 3,20 (m) 39,6 39,7
 2,97 (t, 7,8) 2,99 (m) 27,7 27,8
1 - - 131,1 131,1
2 - - 126,1 126,0
3 - - 142,4 142,4
4 - - 142,6 142,8
5 6,71 (d, 8,2) 6,70 (d, 8,2) 112,9 112,9
6 6,65 (d, 8,2) 6,68 (d, 8,2) 121,3 121,4
1” 3,40 (d, 6,7) 3,42 (d, 6,7) 25,8 25,9
2” 5,17 (brt, 6,7) 5,19 (brt, 6,7) 121,7 121,7
3” - - 138,6 138,9
4” 2,06 (t, 6,2) 2,07 (t, 6,7) 39,6 39,6
5” 2,08 (q, 6,2) 2,08 (q, 6,7) 26,3 26,3
6” 5,02 (brt, 6,2) 5,04 (brt, 6,2) 123,7 123,7
7” - - 132,1 132,2
8” 1,79 (brs) 1,80 (dm, 1,1) 25,7 25,7
9” 1,57 (brs) 1,59 (dm, 0,8) 17,7 17,7
10” 1.66 (brs) 1.67 (dm, 1,1) 16,2 16,3
*
s = singlet; d = doublet; t = triplet; q = kwartet; br = lebar; m = multiplet.
**
(Patil et al., 2002).
102 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, SEPTEMBER 2006, VOL. 11 NO. 3

Senyawa 1, diperoleh dalam bentuk gum ppm), 16 karbon-sp2 dan 8 karbon-sp3. Dengan
berwarna kuning; UV (MeOH) maks nm: 206, 232 memperhatikan intensitas sinyal, 16 karbon-sp2 dapat
(bahu), 277, 314; UV (MeOH+NaOH) maks nm: 207, dirinci terdiri dari 4 =C-O- (oksiaril), 5 =C (kuarte-
253 (bahu), 332; IR (KBr) maks cm-1: 3401, 2923, rner)-, dan 7 =CH (metin aromatik/alkena); sementara 8
2855, 1633, 1496, 1446, 1337, 1284, 1208, 1134, 988, karbon-sp3 terbagi ke dalam 5 C-metilen dan 3 C-metil.
799; 1H NMR (CDCl3)  ppm: lihat Tabel 1; 13C NMR Berdasarkan pengetahuan fitokimia Artocarpus, serta
(CDCl3)  ppm: lihat Tabel 1. memperhatikan jenis-jenis karbon, maka dapat
Senyawa 2, diperoleh dalam bentuk serbuk disarankan bahwa senyawa 1 adalah suatu
putih kekuning-kuningan, []D = - 30 (c 0,1, MeOH); dihidrokalkon yang mengandung empat gugus hidroksil
dan satu gugus geranil. Unit-unit struktur yang terdapat
UV (MeOH) maks nm: 201, 225 (bahu), 293, 344; UV
pada senyawa 1 selanjutnya diidentifikasi berdasarkan
(MeOH+NaOH) maks nm: 208, 247 (bahu), 332; IR
sinyal-sinyal proton pada spektrum 1H NMR (Tabel 1).
(KBr) maks cm-1: 3436, 2978, 2913, 2847, 1630, 1602,
Spektrum 1H NMR senyawa 1 memperlihatkan adanya
1517, 1436, 1383, 1278, 1229, 1186, 1169, 1071, 833;
sinyal pada H 12,85 ppm untuk gugus –OH terkelasi
1
H NMR (aseton-d6)  ppm: 12,13 (1H, s), 9,00 (2H,
dengan gugus –C=O, dua sinyal triplet dari dua gugus
sangat melebar), 7,39 dan 6,89 (masing-masing 2H, d, J
metilen pada H 3,11 dan 2,97 ppm untuk dua gugus
= 8,8 Hz), 6,04 (1H, s), 5,42 (1H, dd, J = 12,8 dan 2,8
metilen- dan – dari dihidrokalkon, dan sejumlah
Hz), 5,20 (1H, brt, J = 6,0 Hz), 5,06 (1H, tm, J = 6,8
sinyal yang sesuai dengan satu unit geranil (sinyal-
Hz), 3,21 (2H, d, J = 7,2 Hz), 3,11 (1H, dd, J = 17,2
dan 12,8 Hz), 2,74 (1H, dd, J = 17,2 dan 2,8 Hz), 2,01 sinyal pada H 5,17, 5,02, 3,40, 2,08, 2,06, 1,79, 166,
1,57 ppm). Selain itu, analisis sinyal-sinyal di daerah
(2H, t, J = 6,4 Hz), 1,91 (2H, t, J = 7,2 Hz), 1,60 (6H,
aromatik menunjukkan adanya unit 1,2,3,4-
brs), 1,55 (3H, brs).
Spektrum UV senyawa 1 memperlihatkan tetrasubstitusi benzena (H 6,71 dan 6,65 ppm) dan
gu- gus 2,4-dihidroksibenzoil (H 7,58, 6,37 dan 6,35
serapan maksimum pada maks 206, 232 (bahu), 277,
314 nm, yang sesuai dengan kromofor benzoil ppm). Dengan memperhatikan nilai geseran kimia
tersubstitusi, dan memperlihatkan pergeseran sinyal-sinyal proton dari dua unit aromatik tersebut,
batokromik pada penambahan larutan NaOH, yang maka disimpulkan bahwa senyawa 1 adalah 2-geranil-
berarti adanya gugus fenol bebas pada kromofor 2’,4’,3,4-tetrahidroksidihidrokalkon. Perbandingan data
13
tersebut. Spektrum IR senyawa 1 menunjukkan adanya C NMR (Tabel 1) antara senyawa 1 yang diisolasi
dengan yang dilaporkan memperlihatkan kesesuaian
gugus fungsi hidroksil (maks 3401 cm-1), alkil (maks
yang tinggi (Patil et al., 2002). Dengan demikian dapat
2923 dan 2855 cm-1), karbonil terkonjugasi (maks 1633
disimpulkan bahwa 2-geranil-2’,4’,3,4-tetrahidroksi-
cm-1), dan aromatik (1496 cm-1). Spektrum 13C NMR dihidrokalkon ditetapkan sebagai senyawa 1.
senyawa 1 (Gambar 2) memperlihatkan 25 sinyal yang
terpisah dengan baik untuk 25 atom karbon, yang
terdiri dari satu karbon karbonil terkonjugasi (C 204,1
204.1

164.9

163.0

142.6
142.4

138.6
132.3
132.1
131.1
126.1
123.7
121.7
121.3

113.5
112.9
108.0
103.5
77.3
77.0
76.7

39.6
39.6
27.7
26.3
25.8
25.7
17.7
16.2

2000

1500

5 –CH2
3 –CH3
7 =CH
1000

4 =C-O
C=O 5000

200 150 5 =Cq 100 50 0


ppm (f1 )

Gambar 2. Spektrum 13C NMR senyawa 1.


Syah dkk, Dua Flavonoid Tergeranilasi dari Daun Sukun (Artocarpus altilis) 103

Spektrum UV dan IR senyawa 2 mirip dengan keberadaan senyawa ini pada bagian daun tidak
spektrum UV dan IR senyawa 1, yang berarti bahwa terpengaruh oleh perbedaan geografis tempat tumbuh
senyawa 2 juga memiliki kromofor benzoil tumbuhan ini. Selain itu, senyawa 1, bersama-sama
tersubstitusi. Walaupun demikian, spektrum 1H NMR dengan senyawa 2, juga telah ditemukan pada bunga A.
senyawa 2 memperlihatkan tiga sinyal proton alifatik, communis asal Indonesia (Fujimoto et al., 1987).
masing-masing satu hidrogen dengan multiplisitas Adalah menarik untuk dicatat di sini bahwa berbagai
double doblet (dd), dari sistem ABX pada H 5,42, senyawa turunan flavonoid sejenis senyawa 1 juga telah
3,11, dan 2,74 ppm, serta sinyal proton gugus hidroksil diisolasi dari daun A. incisus (Shimizu et al., 2000b)
yang terkelasi pada H 12,13 (s), yang menunjukkan dan A. nobilis (Jayasinghe et al., 2004). Dengan
bahwa senyawa ini adalah turunan dari flavanon. demikian, berbeda dengan kandungan flavonoid di
Spektrum 1H NMR senyawa 2 juga memperlihatkan dalam bagian batang dan kayu yang lebih dominan dari
sejumlah sinyal proton alifatik, yaitu pada H 5,20 (1H, jenis 3-prenilflavon serta turunan siklisasinya, bagian
brt), 5,06 (1H, tm), 3,21 (2H, d), 2,01 (2H, t), 1,91 (2H, daun dari tumbuhan Artocarpus sp. lebih cenderung
t), 1,60 (6H, brs), dan 1,55 (3H, brs) ppm, yang sesuai menghasilkan turunan geranil dari kalkon,
dengan gugus geranil. Adanya dua gugus hidroksil dihidrokalkon, dan flavanon. Tambahan pula, daun A.
yang lain pada H 9,00 (2H, sangat melebar), memberi integra (Cempedak) telah dilaporkan mengandung
petunjuk bahwa, selain gugus geranil, flavanon ini juga turunan flavan-3-ol, katekin (Yamazaki et al., 1987).
memiliki tiga substituen –OH. Berdasarkan sinyal- Senyawa 1 telah dilaporkan memiliki efek
sinyal aromatik yang ada, salah satu unit aromatiknya biologis yang potensial sebagai inhibitor 5-
adalah gugus 4-hidroksifenil, sebagaimana terlihat lipooksigenase (Fujimoto et al., 1987), yang berperan
adanya dua sinyal doblet pada H 7,39 dan 6,89 ppm pada proses alergi, dan catepshin K (Patil et al., 2002),
(masing-masing 2H, d, J = 8,8 Hz), yang menjelaskan suatu enzim sistein protease yang terlibat dalam proses
keadaan cincin B dari flavanon tersebut, serta sekaligus ostereoporosis, serta sebagai antiinflamasi (Koshihara
menyarankan dua gugus –OH lainnya dan gugus et al., 1988). Potensi senyawa 1 sebagai bahan obat
geranil berada di cincin A. Sesuai dengan kelaziman antialergi dan antitumor telah dipatenkan (Fujimoto et
pola oksigenasi flavanon, kedua gugus –OH dapat al., 1987; Fujimoto et al., 1988) termasuk juga metode
diperkirakan berada pada posisi C-5 dan C-7, sintesisnya (Nakano dan Kuchida, 1990).
sementara gugus geranil dapat berada pada posisi C-6
4. Kesimpulan
atau C-8, sehingga muncul sinyal proton aromatik yang
lain pada spektrum 1H NMR pada H 6,04 ppm. Dua senyawa turunan flavonoid tergeranilasi,
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan nilai geseran yaitu 2-geranil-2’,4’,3,4-tetrahidroksidihidrokalkon (1)
kimia sinyal singlet dari proton aromatik tersebut, dapat dan 8-geranil-4’,5,7-trihidroksiflavanon (2), telah
diperkirakan bahwa gugus geranil berada pada C-8. berhasil diisolasi dari ekstrak metanol daun sukun (A.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur altilis) asal Jawa Barat.
molekul senyawa 2 adalah 8-geranil-4’,5,7-trihidrok-
siflavanon. Bukti yang mendukung kesimpulan tersebut Ucapan terima kasih
diperoleh berdasarkan adanya kesesuaian yang tinggi
Kami mengucapkan terima kasih kepada staf
pada parameter NMR senyawa 2 dengan data yang
dari Herbarium Bogoriense, Bogor, Indonesia, yang
sama yang telah dilaporkan (Patil et al., 2002).
telah mengidentifikasi tumbuhan yang spesimennya
Stereokimia pada atom karbon kiral C-2 ditetapkan
digunakan dalam penelitian ini.
berdasarkan konstanta kopling sinyal dobel doblet H-2
pada H 5,42 ppm (12,8 dan 2,8 Hz). Adanya kopling Daftar Pustaka
besar (12,8 Hz) yang dimiliki oleh H-2 berarti bahwa
Chen, C. C., Y. L. Huang, J. C. Ou, C. F. Lin, and T.
konfigurasi hidrogen tersebut adalah aksial, sehingga
M. Pan, 1993, Three New Prenylflavones from
dengan memperhatikan nilai putaran optik spesifiknya,
maka dapat disimpulkan stereokimia absolut H-2 Artocarpus altilis, J. Nat. Prod. 56:9, 1594-
adalah S. 1597.
Penemuan turunan geranil dari dihidrokalkon Fujimoto, Y., J. Uzawa, S. Suhanda, A. Soemartono,
(1) dan flavanon (2) pada daun sukun (A. altilis) M. Sumatra, and Y. Koshihara, 1987, Isolation
melengkapi penelitian terdahulu terhadap tumbuhan ini, and Structural Elucidation of New
serta memberi arti yang penting pada aspek fitokimia Lipoxygenase Inhibitors from Indonesian
tumbuhan Artocarpus sp. secara keseluruhan. Senyawa Artocarpus communis, Tennen Yuki
1 telah ditemukan sebelumnya dari daun tumbuhan Kagobutsu Toronkai Koen Yoshishu, 29:4,
yang sama yang tumbuh di Thailand (Shimizu et al., 721-728.
2000a). Penemuan kembali senyawa ini pada tumbuhan Fujimoto, Y., S. Agusutein, and S. Made, 1987,
yang sama asal Jawa Barat memberi arti bahwa Isolation of A Chalcone Derivative and
104 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, SEPTEMBER 2006, VOL. 11 NO. 3

Antitumor Compositions Containing It, Jpn. Edema, Biochem. Pharmacol., 37:11, 2161-
Kokai Tokkyo Koho, 5 hal, CODEN: JKXXAF 2165.
JP 62270544 A2 19871124 Showa, Paten Nakano, J. and K. Uchida, 1990, Preparation of 2-
ditulis dalam bahasa Jepang, aplikasi: JP 86- Geranyl-3,4,2',4'-tetrahydroxydihydrochalcone
50070 19860307. and Its Intermediates, Jpn. Kokai Tokkyo
Fujimoto, Y., Y. Koshihara, S. Made, and S. Agusutein, Koho, 17 hal, CODEN: JKXXAF JP
1988, Isolation of 2-Geranyl-3,4,2',4'- 02011537 A2 19900116 Heisei, paten ditulis
tetrahydroxychalcone as An Antiallergy dalam bahasa Jepang, aplikasi: JP 88-164577
Agent, Jpn. Kokai Tokkyo Koho, 5 hal, 19880630.
CODEN: JKXXAF JP 63023816 A2 Patil, A. D., A. J. Freyer, L. Killmer, P. Offen, P. B.
19880201 Showa, paten ditulis dalam bahasa Taylor, B. J. Votta, and R. K. Johnson, 2002,
Jepang, aplikasi: JP 86-167288 19860716. A New Dimeric Dihydrochalcone and A New
Hano, Y., R. Inami, and T. Nomura, 1994, Constituents Prenylated Flavone from The Bud Covers of
of Moraceae Plants. 20. A Novel Flavone, Artocarpus altilis: Potent Inhibitors of
Artonin V, from The Root Bark of Artocarpus Cathepsin K, J. Nat. Prod., 65:4, 624-627.
altilis, J. Chem. Res., Synop., 1994:9, 348- Shimizu, K., R. Kondo, K. Sakai, S. Buabarn, and U.
349. Dilokkunanant, 2000a, 5-Reductase
Heyne, K., 1987, Tumbuhan berguna Indonesia, Inhibitory Component from Leaves of
Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Artocarpus altilis, J. Wood Sci., 46:5, 385-
Jakarta. 389.
Jayasinghe, L., B. A. I. S. Balasooriya, W. C. Padmini, Shimizu, K., R. Kondo, K. Sakai, S. Buabarn, and U.
N. Hara, and Y. Fujimoto, 2004, Geranyl Dilokkunanant, 2000b, A Geranylated
chalcone Derivatives with Antifungal and Chalcone with 5-Reductase Inhibitory
Radical Scavenging Properties from The Properties from Artocarpus incisus,
Leaves of Artocarpus nobilis, Phytochem., Phytochem., 54:8, 737-739.
65:6, 1287-1290. Yamazaki, M., E. Okuyama, T. Matsudo, T. Takamaru,
Koshihara, Y., Y. Fujimoto, and H. Inoue, 1988, A and T. Kaneko, 1987, Principles of Indonesian
New 5-Lipoxygenase Selective Inhibitor Herbal Drugs Having Antiulcerogenic
Derived from Artocarpus communis Strongly Activity. I. Isolation and Identification of ()-
Inhibits Arachidonic Acid-induced Ear Catechin from Artocarpus integra Merr,
Yakugaku Zasshi, 107:11, 914-916.

Вам также может понравиться