Вы находитесь на странице: 1из 36

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Hipertiroidisme merupakan salah satu penyakit gangguan kelenjar endokrin
yang disebabkan karena peningkatan produksi hormone tiroid secara berlebihan
oleh kelenjar tiroid. Penyakit ini ditemukan pada 2% wanita dan 0,2% pria di seluruh
populasi dengan insiden munculnya kasus pertahun sebanyak dua puluh orang
penderita tiap satu juta populasi (Fumarola et al, 2010).
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid
stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid
untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana
saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Berbagai manifestasi klinik yang muncul akibat penyakit ini dapat
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Manifestasi klinik yang dirasakan pasien
dapat berupa gangguan psikiatrik seperti rasa cemas berlebihan dan emosi yang
mudah berubah, gangguan pencernaan berupa diare, hingga gangguan
kardiovaskuler berupa takikardi dan palpitasi (Bahn et al, 2011).
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium,
1

Nuratif Amin Huda, Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda NIC-


NOC.Jogjakarta:MEDIACTION JOGJA,hlm 107-110
Hipertiroid | 1
hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis
diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu
kuat.
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid memerlukan asuhan keperawatan
yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya
terdapat pula kondisi stress psikologi.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Hipertiroid?
2. Jelaskan etiologi dan patofisiologi Hipertiroid!
3. Apa saja manifestasi klinis dari hipertiroid?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hipertiroid?

I.3 Manfaat Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari Hipertiroid
2. Memahami etiologi dan patofisiologi Hipertiroid
3. Mengetahui manifestasi klinis dari hipertiroid?
4. Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien hipertiroid

Hipertiroid | 2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Hipertiroid


Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011).
Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau tingginya
kadar hormon tiroid, T4, T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran darah.
Peningkatan kadar hormon tiroid menyebabkan paparan berlebihan padajaringan-
jaringan tubuh yang menyebabkan munculnya berbagai manifestasi klinik yang
terkait dengan fungsi hormon tiroid dalam berbagai proses metabolisme tubuh
(Bartalena, 2011).
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat
dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis
dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid
berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan dasar penyakit.
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif
dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas
fungsinya).
Hipertiroid | 3
II.2 Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Pada anak, hipertiroid bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: hipertiroid bawaan
(congenital) dan hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired). Hipertiroid jarang
ditemukan pada bayi dan anak.

Hipertiroid bawaan (congenital)


Hipertiroid kongenital terjadi karena adanya tiro-toksikosis (keracunan tiroid
yang berlebihan) pada ibunya dan hanya ditemukan pada 1 dari 70 ibu dengan
tirotoksikosis. Sedangkan angka kejadian tirotoksikosis pada ibu hamil adalah 1-2 per
1.000 ibu hamil.
Jadi angka kejadian dari bayi dengan hipertiroid kongenital adalah sekitar 1-2
dari 70.000 kelahiran. Hipertiroid kongenital ini jarang terjadi, tetapi bila tidak
diketahui dan bayi tidak mendapat terapi, akibatnya bisa fatal.

Hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired)


Pada hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired), kejadiannya juga jarang.
Biasanya, hipertiroid didapat ini mengenai anak perempuan yang menginjak usia
remaja dan berhubungan dengan penyakit-penyakit autoimun seperti penyakit Grave
dan penyakit Hashimoto (hipotiroid autoimun) pada fase toksik akut.

II.3 Etiologi
1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya( penyebab yang berhubungan dengan kelenjar tiroid)

Hipertiroid | 4
2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar
HT
dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan(
penyebab yang tidak berhubungan dengan kelenjar tiroid)
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)
dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.Penyakit
mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon
teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.

2. Toxic Nodular Goiter


Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan


Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada

Hipertiroid | 5
pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga
timbul efek samping.

4. Produksi TSH yang Abnormal


Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)


Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hpotiroid.

6. Konsumsi Yoidum Berlebihan


Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar
tiroid.

Penyebab Lain
1. Tiroiditis
2.Penyakit troboblastis
3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
4. Pemakaian yodium yang berlebihan
5. Kanker pituitary
6. Obat-obatan seperti Amiodarone

Anatomi fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua
sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin
(Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh
yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan
cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall:
Hipertiroid | 6
703). Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai
fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel
atau pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari
metabolisme sel seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang
disebut sistem endokrin.Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat
berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam
pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang
cukup dan berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan
penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah
normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan
naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas
normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun
sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338).
Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam
hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum.
Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga
menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon
tiroid yang lain:
a) Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang.
b) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
c) Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung
d) Merangsang pembentukan sel darah merah
e) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
f) Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

Hipertiroid | 7
II.4 Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan
yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan
oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek
pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone
tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi
inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar

Hipertiroid | 8
Tanda dan Gejala Klinis
Hormon tiroid memiliki peranan yang vital dalam mengatur metabolisme
tubuh. Peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah memacu peningkatan
kecepatan metabolisme di seluruh tubuh. Salah satu gejala yang umum ditemui
pada penderita hipertiroid adalah intoleransi panas dan berkeringat berlebihan karena
peningkatan kadar tiroid memacu peningkatan basal metabolic rate. Selain itu
hipertiroidisme juga mempengaruhi sistem kardiorespiratori menyebabkan kondisi
palpitasi, takikardi dan dyspnea umum ditemukan pada pasien hipertiroidisme
(Nayak dan Burman, 2006).
Akibat stimulasi sistem saraf adrenergik berlebihan, muncul gejalagejala
psikiatrik seperti rasa cemas berlebihan, mudah tersinggung dan insomnia.
Peningkatan kecepatan metabolisme menyebabkan pasien hipertiroidisme cepat
merasa lapar dan nafsu makan bertambah, namun demikian terjadi penurunan
berat badan secara signifikan dan peningkatan frekuensi defekasi.Pada pasien
wanita dapat terjadi gangguan menstruasi berupa oligomenorrhea, amenorrhea
bahkan penurunan libido (Bahn et al, 2011; Baskin et al, 2002).
Pada pasien Graves’ disease, gejala klinis juga dapat berupa inflamasi
dan edema di otot mata (Graves’ ophtalmopathy) dan gangguan kulit lokal
(myxedema). Mekanisme terjadinya Graves’ ophtalmopathy dan myxedema
belum diketahui secara pasti namun diperkirakan pada keduanya terjadi akumulasi
limfosit yang disebabkan oleh aktivasi sitokin pada fibroblast (Weetman, 2000).
Peningkatan frekuensi denyut jantung.
Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin.
Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik).
Peningkatan frekuensi buang air besar.
Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
Gangguan reproduksi.
Tidak tahan panas.
Hipertiroid | 9
Cepat letih.
Tanda bruit.
Haid sedikit dan tidak tetap.
Pembesaran kelenjar tiroid.
Mata melotot (exoptalmus).

II.5 Diagnosa/Penunjang
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
atau kelenjar tiroid.
TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
Bebas T4 (tiroksin)
Bebas T3 (triiodotironin)
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

II.6 Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar
tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :

1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan

2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa

3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)

4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan

Hipertiroid | 10
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal
tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang
tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :

- infeksi
- pembedahan
- stress
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi
pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT
dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian.

Hipertiroid | 11
PATOFISIOLOGI HIPERTIROID

Konsumsi Iodium Tinggi Adenoma Tiroiditis

Kerja Tiroid Meningkat Hiperfungsi Kelenjar Gangguan Fungsi


Tiroid Kelenjar

Peristaltic usus meningkat Diare Hipersekresi Hormon


sehingga reabsorbsi
menurun

Triodotironin (T3) Tiroksin (T4) Kalsitonin meningkat

Peningkatan metabolisme Pertahanan laju Ca dalam darah


metabolisme menurun

Otot Kekurangan Ca
Hipermetabolisme Peningkatan suhu
tubuh
Penurunan kerja otot
Kardiovaskuler Hipertermi
Kelemahan otot,
- Takikardi & aritmia fatique, gangguan
Penurunan curah
- TD, nadi koordinasi dan
jantung
- Angina tremor
- Gagal jantung Ketidakefektifan
nutrisi kurang dari Hambatan
kebutuhan tubuh mobilitas fisik

Masukan nutrisi menurun Berat badan menurun

Respirasi Integumen Bladder

Peningkatan
Takipnea (napas pendek, Peningkatan produksi
Ta reabsorbsi cairan
cepat) keringat, kulit
kemerahan
Hipertiroid | 12
Ketidakefektifan Output urin menurun
pola nafas Kerusakan
Retensi urin
integritas kulit

INTERPRETASI TES DIAGNOSIS YANG BERHUBUNGAN DG


HORMON TIROID
N JENIS TEST PROSEDUR&PERSIAPA INTERPRETASI
O N
1 Kadar serum T4 - Sampel darah - Mengukur tiroksin sirkulasi
-Tanpa persiapan yg bebas & terikat.
- Nilai normal: 3-7µg/100ml,
- Dipengaruhi oleh
kehamilan,estrogen(menyusu
i), glukokortikoid,
hipoproteinnemia.

2 Kadar serum T3 - Sampel darah radioassay - Mengukur T3 terikat.


- Tanpa persiapan khusus - Nilai normal: 100-
170µg/100ml
3 TBG - sampel darah - Mengukur kadar TBG, TBG
- Tanpa persiapan khusus dpt naik atau turun oleh
kondisi lain & dpt merubah
kadar T3 &T4
4 T3 resin Uptake - Sampel darah diambil, - Mengukur perubahan kadar
( T3U) resin &T3 ditambahkan tiroid binding protein(TBG)
kedalamnya, T3 radioaktif - Nilai normal: 25%-30%T3
akan berikatan pada tempat radioaktifberikatan dg resin.

Hipertiroid | 13
yg kosong pd TBG, jumlah - Jika tempat ikatan protein
radioaktif radioaktif pada jenuh oleh T4 kadar T3U yg
darah & resin lebih tinggi menunjukkan
dihitunguntuk menentukan hipertiroidisme, yg rendah
jumlah T3 yg terikat pada menunjukkan hipotiroidisme
resin
5 Pemeriksaan - Sampel darah - Mengukur TSH secara
tingkat hipofise - Tanpa persiapan khusus langsung, pengukuran
TSH radio membantu membedakan
immunoassay hipertiroidisme primer &
sekunder.
- Nilai meningkat pd
hipertiroidisme primer karena
tdk ada control umpan balik
negatif.
6 Tes stimulasi Kadar TSH diukur, 500 µg Normal: TRH meningkatkan
TSH TRH diberikan 30 menit TSH 15-30µg/ml atau
kemudian TSH diukur peningkatan 5 m/U diatas
kembali nilai basal, respon datar
menunjukkan hipertiroidime,
rsepon yg hebat
menunjukkan hipertiroidisme
primer.
7 Pemeriksaan - Iodine radioactive dosis - Mengukur tingkat aktifitas
tingkat kecil peroral pada 2,6,24 tiroid
jam.
Tiroid - Detektor scitilasi - Tiroid normal menangkap
radioactive ditempatkan pd derah 5% - 35% dosis .
iodine uptake( tiroid & jumlah - Peningkatan penangkapan
RIAU) radioactive yg terkumpul terjadi pada hipertiroidisme.

Hipertiroid | 14
dihitung iodine pada - Kelebihan dosis tracer
makanan ,obat, media x- diekskresi urin & dapat
ray, obat lain, dan diukur.
makanan diperkaya - Urin 24 jam tamping
iodine merendahkan penurunan jumlahnya dalam
pembacaan.( puasa urin menunjukkan
makanan yg hipertiroidisme.
mengandung iodine
selama 3 hari sebelum
pemeriksaan)
8 Scan Tiroid Diberikan ¹²³ I, scintilasi Ukuran, bentuk, fungsi
dilakukan, gambaran anatomi kelenjar tiroid
distribusi radioactive diperiksa, terdapat area
dicatat. penangkapan yg tinggi dan
rendah , ingesti iodine (
dalam obat& zat kontras )
merubah hasil pengukuran.
9 USG Tiroid Tanpa persiapan USG digunakan untuk
mencari kelainan struktur,
kistik, nodul atau massa yg
lain,
10 Test antibody Sampel darah Antibodi tiroglobulin dan
Tiroid mikrosum terdapat pada
tiroiditis Hashimoto
11 Thiroid- Sampel darah Jika terdapat antibody TSI :
stimulating konfirmasi untuk penyakit
Immunoglobulin Grave.
(TSI )

Hipertiroid | 15
12 Pemerikasaan - Klien beristirahat & - Normal: - 15% - +15%
yg puasa - Pada klien hipertiroid BMR
berhubungan - jumlah oksigen saat > +15%
dg efek istirahat dihitung - Pada hipertiroidisme kurang
periferalhormo - Oksigen yg digunakan akurat dari pada test yang
n tiroid: dibandingkan dg jenis lainnya, tetapi dpt digunakan
a. basal kelamin,usia, &ukuran yg untuk mengevaluasi terapi.
metabolic sama.
rate(BMR)
b. Kadar - sampel darah , klien - normal: tiap laboratorium
kolesterol serum puasa mulai malam hari( 6 berbeda-beda kadarnya yg
– 8 jam) tinggi terdapat pada
hipotiroidsme dan rendah
pada hipertiroidisme,
menunjang data lain

II.7 PENATALAKSANAAN MEDIS


1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien
mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propyl thiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksima 2000
mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala- gejala :
Hipertiroid | 16
1). hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien
muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adernergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid.
Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol
setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali:
memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah
tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan
dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24
bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi.
Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien
masih dalam keadaan Hipertiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap
hipertiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif

Hipertiroid | 17
b. Tiroidektomi.

Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar

Hipertiroid | 18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

III.1 PENGKAJIAN

a. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Kedungdawa, Astanajapura, Cirebon
Tanggal Masuk RS : 25 Maret 2018
Diagnosa Medis : Hipertiroidisme

2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. F
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : istri
No. Handphone :-

b. Keluhan utama : Sering merasa lapar walaupun dia makan


dalam jumlah besar

c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan Sering merasa lapar walaupun dia makan dalam
jumlah besar, sering letih, nafasnya cepat, merasa panas

Hipertiroid | 19
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.

1. Aktivitas/istrahat
a.Gejala
- Denyut jantung meningkat
- Keringat berlebih.
- Pembesaran kelenjar tiroid.
b. Tanda
- Peningkatan ukuran kelenjar otot.
2. Pernapasan
a. Gejala
nafasnya cepat, pendek
b.Tanda
Respirasi 24 x/menit

III.2 ANALISA DATA

No Data fokus Etiologi Problem


1. Ds: Pasien mengatakan Respirasi Ketidakefektifan
nafasnya terengah-engah, pola nafas b.d
sering letih Takipnea (nafas pendek, takipnea.
cepat)
Do:
Respirasi : 24 x/menit Ketidakefektifan pola
nafas

Hipertiroid | 20
2. Ds: Pasien mengatakan Hipersekresi hormon Hipertermia b.d
tubuhnya merasa panas, peningkatan
Tiroksin (T4) meningkat laju
metabolisme
Pertahankan laju
metabolisme
Do:
Suhu: 390 C Hipermetabolisme

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermia
3. Ds: Hipersekresi hormon Penurunan curah
Pasien mengatakan jantung nya jantung
berdebar kencang Tridotironin (T3)
meningkat

Do: Peningkatan
TD: 140/90 mmHg metabolisme
N: 136 x/menit
Hipermetabolisme

Kardiovaskular

Takikardi, tekanan darah


naik

Penurunan curah
jantung

Hipertiroid | 21
III.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

- Ketidakefektifan pola nafas b.d takipnea.


- Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme
- Penurunan curah jantung

II.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional


1. Ketidakefektifan - Frekuensi - Posisikan - Untuk
pola nafas b.d pernafasan pasien memaksimalka
takipnea. dalam - Auskultasi n ventilasi
rentang suara nafas, - Mengetahui
normal catat jika adanya suara
- Tanda-tanda ada suara abnormal
vital dalam tambahan - Sirkulasi udara
rentang - Berikan yang masuk
normal Oksigen lancar,
- Monitor kebutuhan
aliran oksigen
oksigen tercukupi
- Pertahankan
posisi pasien
- Monitor TD,
suhu,
Respirasi dan
Nadi
- Monitor
frekuensi
pernafasan
- Monitor
Hipertiroid | 22
suhu, warna
dan
kelembaban
kulit.
2. Hipertermia b.d -Suhu tubuh - Monitor suhu -
peningkatan laju dalam rentang sesering
metabolisme normal mungkin
-Nadi dan RR - Monitor IWL
dalam rentang - Monitor warna
normal dan suhu kulit
- Tidak ada - Monitor tekanan
perubahan darah, nadi dan
warna kulit RR
dan tidak ada - Monitor WBC,
pusing Hb, Hct
- Monitor intake
dan output
- Berikan anti
piretik
- Berikan
pengobatan
untuk mengatasi
penyebab
demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid
sponge
- Kolaborasi
pemberian
cairan intravena

Hipertiroid | 23
- Kompres pasien
pada lipat paha
dan aksila
- Tingkatkan
sirkulasi udara
- Berikan
pengobatan
untuk mencegah
terjadinya
menggigil

Temperature
regulation
- Monitor suhu
minimal tiap 2
ja,
- Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
- Monitor TD,
nadi dan RR
- Monitor warna
dan suhu kulit
- Monitor tanda-
tanda hipertermi
dan hipotermi
- Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien

Hipertiroid | 24
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh
- Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas
- Diskusikan
pentingnya
pengaturan suhu
dan
kemungkinan
efek negative
dari kedinginan
- Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
- Berikan anti
piretik jika perlu

Vital sign
monitoring
- Monitor TD,
nadi , suhu dan
RR
Hipertiroid | 25
- Monitor VS saat
pasien
berbaring,
duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
- Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum, selama
dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas
dari nadi
- Monitor
frekuensi dan
irama
pernapasan
- Monitor suara
paru
- Monitor pola
pernapasan
abnormal
- Monitor suhu,
warna dan
kelembaban
kulit
- Monitor sianosis

Hipertiroid | 26
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
- Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
3. Penurunan curah 1. Denyut nadi 1.Periksa tanda Deteksi segara atrial
jantung < 10 diatas vital, khususnya fibrilasi atau badai
normal dalam denyut dan irama tiroid memungkinkan
72 jam pertama jantung minimal pengobatan yang
tiap 4 jam segera dan mencegah
1. Denyut nadi krisis kardiovaskuler
menurun 1. Intruksikan
secara untuk
bertahap melaporkan
setelah 72 palpitasi, nyeri
jam dada, dan
pusing
2. Aritmia
cordis tidak 2. Timbang
terjadi berat badan,
asupan dan
keluaran tiap
hari,
memeriksa
Hipertiroid | 27
tanda-tanda
edema
distensi vena
jugular dan
kongesti paru
tiap 8 jam
3. Kurangi
stressor yang
diketahui,
menerangkan
semua
intervensi, dan
mendengarkan
keluhan
pasien
4. Atur waktu
beraktivitas
dan istirahat
5. Berikan obat
dan memantau
respon terapi

III.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari
No Tanggal, Diagnosa Keperawatan Implementasi Ttd
Waktu

Hipertiroid | 28
1. Ketidakefektifan pola - Memposisikan pasien
nafas b.d takipnea. - Mengauskultasi suara nafas,
catat jika ada suara tambahan
- Memberikan Oksigen
- Memonitor aliran oksigen
- Mempertahankan posisi
pasien
- Memonitor TD, suhu,
Respirasi dan Nadi
- Memonitor frekuensi
pernafasan
- Memonitor suhu, warna dan
kelembaban kulit.

Hipertiroid | 29
2. Hipertermia b.d - Memonitor suhu sesering
peningkatan laju mungkin
metabolisme - Memonitor IWL
- Memonitor warna dan suhu kulit
- Memonitor tekanan darah, nadi
dan RR
- Memonitor WBC, Hb, Hct
- Memonitor intake dan output
- Memberikan anti piretik
- Memberikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
- Menyelimuti pasien
- Melakukan tapid sponge
- Mengkolaborasi pemberian cairan
intravena
- Mengompres pasien pada lipat
paha dan aksila
- Meniingkatkan sirkulasi udara
- Memberikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation
- Memonitor suhu minimal tiap 2
jam
- Merencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
- Memonitor TD, nadi dan RR
- Memonitor warna dan suhu kulit
- Memonitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi

Hipertiroid | 30
- Meningkatkan intake cairan dan
nutrisi
- Menyelimuti pasien untuk
mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
- Mengajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
- Mendiskusikan pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari
kedinginan
- Memberitahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
- Memberikan anti piretik jika
perlu

Vital sign monitoring


- Memonitor TD, nadi , suhu dan
RR
- Memonitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
- Mengauskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Memonitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama dan setelah
aktivitas
- Memonitor kualitas dari nadi
- Memonitor frekuensi dan irama

Hipertiroid | 31
pernapasan
- Memonitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Memonitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
- Memonitor sianosis perifer
- Memonitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
- Mengidentifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

Hipertiroid | 32
3. Penurunan curah 1.Memeriksa tanda vital,
jantung khususnya denyut dan irama
jantung minimal tiap 4 jam

2.Mengintruksikan untuk
melaporkan palpitasi, nyeri dada,
dan pusing

3. Menimbang berat badan,


asupan dan keluaran tiap hari,
memeriksa tanda-tanda edema
distensi vena jugular dan
kongesti paru tiap 8 jam
4. Mengurangi stressor yang
diketahui, menerangkan semua
intervensi, dan mendengarkan
keluhan pasien
5. Mengatur waktu beraktivitas
dan istirahat
6. Memberikan obat dan
memantau respon terapi

Hipertiroid | 33
2. Hipertermia b.d -
peningkatan laju
metabolisme

Hipertiroid | 34
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi
kelebihan sekresi hormone tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan
sekresi hormone kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme
kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan
hormone-hormon tiroid.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid yang
bersorkulasi. Hipotiroidisme ditandai dengan miksedema, edema non-pitting
dan boggy yang terjadi disekitar mata, kaki dan tangan dan juga menginfiltrasi
jaringan lain. Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis atau hipotalamus.
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid.
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid memerlukan asuhan
keperawatan yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu
sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi. Pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

Hipertiroid | 35
DAFTAR PUSTAKA

 Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media


Aesculapius
 Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
 Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
 Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta
 Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta
 Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
 Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
 Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta
 Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah, Volume 2, (Edisi
8), EGC, Jakarta

Hipertiroid | 36

Вам также может понравиться