Вы находитесь на странице: 1из 14

PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIII


SEKOLAH INDONESIA SINGAPURA LTD
TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun Oleh:
Mulyo Kurniati
K1215054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa meliputi empat
aspek dasar, yaitu berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan ini harus ada di dalam diri setiap siswa, karena merupakan kesatuan
yang saling melengkapi. Kemampuan berbahasa yang baik sangat berperan
penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi. Kemampuan berbahasa yang baik dapat menentukan
keberhasilan komunikasi dalam kehidupan masyarakat yang serba modern dan
seperti sekarang ini.
Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan, ia dapat menunjang kesuksesan hidup seseorang, dengan
keterampilan menulis, seseorang dapat melibatkan diri dalam persaingan global
yang saat ini terjadi. Pada era globalisasi yang serba canggih ini, semua
informasi disajikan secara instan dengan media yang beragam, termasuk media
cetak. Melalui karya tulis seseorang dapat mengaktualisasikan diri dan ikut
menjadi bagian kemajuan zaman.
Tanpa meremehkan ketiga keterampilan berbahasa yang lain, menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang paling penting dan sulit dikuasai.
Namun demikian, pembelajaran menulis di sekolah ternyata belum mempunyai
tempat yang cukup. Pembelajaran menulis hanya mendapatkan porsi waktu yang
kurang dibanding dengan pembelajaran kebahasaan yang lain seperti berbicara,
membaca dan menyimak.
Selain itu, guru hanya berorientasi untuk melihat hasil tulisan siswa tanpa
membelajarkan proses menulis pada siswa. Akhirnya, tujuan pembelajaran
menulis hanya mengarah pada pencapaian kemampuan menulis siswa, dengan
kata lain siswa hanya dituntut untuk cerdas serta intelektual saja. Hal inilah yang
menjadikan menulis sebagai suatu beban (Kusmiatun, 2005: 133).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh karenanya,
perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Keterampilan dalam menulis siswa harus dibina dan dikuasai sejak dini sebagai
salah satu keterampilan berbahasa, untuk meningkatkan keterampilan menulis
perlu melalui pelatihan yang kontinyu untuk mengembangkan suatu tulisan
dengan baik. oleh karena itu, seseorang harus menguasai kemampuan dasar
dalam menulis, yaitu yang berkaitan dengan masalah pilihan kata, efektivitas
kalimat, dan penalaran (Akhadiah, dkk, 1996: 71).
3

Bagian dari faktor penyebab ketidakberhasilan sekolah dalam


menjalankan misi sebagai agen pembaharu, pada pemahaman sikap hidup untuk
menjadikan menulis sebagai suatu budaya atau tradisi baik bagi siswa maupun
guru, yakni kesulitan siswa dalam melakukan aktivitas menulis di sekolah
maupun kekurangtepatan guru dalam memilih strategi dan memanfaatkan media
dalam pembelajaran menulis. Bahkan sangat mungkin pelajaran menulis menjadi
hal yang ditakuti dan dianggap membosankan bagi siswa. Berbagai hal yang
muncul tersebut terkait tentang kesulitan yang dihadapi dalam pelajaran menulis,
maka perlu diterapkan penggunaan suatu media pembelajaran yang efektif
sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kualitas dan memudahkan siswa dalam menulis narasi adalah
melalui media karikatur di media massa. Langkah ini akan memberikan deskripsi
kepada siswa untuk menulis serta meningkatkan keterampilan siswa dalam hal
kelancaran berkomunikasi baik dalam hal mencurahkan ide, penalaran atau
gagasan informasi. Dengan pertimbangan tersebut, maka penulis mengangkat
judul “Penggunaan Media Karikatur untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi pada Siswa Kelas VIII Sekolah Indonesia Singapura Ltd”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah proses peningkatan menulis narasi dengan menggunakan
media karikatur pada siswa kelas VIII Sekolah Indonesia Singapura Ltd?
2. Bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi
dengan menggunakan media karikatur?
3. Bagaimanakah persepsi dan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis
narasi dengan menggunakan media karikatur?

C. Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
media karikatur pada siswa kelas VIII Sekolah Indonesia Singapura Ltd.
2. Mengetahui hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi
dengan menggunakan media karikatur.
3. Mengetahui sejauh mana kah persepsi dan kesan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media karikatur.

D. Manfaat Penulisan
4

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis


maupun teoritis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan kebahasaan, terutama dalam keterampilan menulis narasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai upaya untuk menawarkan inovasi baru cara pembelajaran
menulis narasi.
2) Upaya memotivasi siswa dalam kegiatan menulis.
3) Upaya meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran
bahasa Indonesia.
b. Bagi siswa, untuk memudahkan siswa dalam berlatih dan belajar
keterampilan menulis narasi dengan memanfaatkan media karikatur di
media massa

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Penelitian Wijayanti (2007) yang berjudul “Media Cergam Sebagai
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas III SD Negeri
Blitar Tahun Ajaran 2006/2007”. Hasil penelitian ini berupa penekanan
kelebihan cergam sebagai media pembelajaran. Kelebihan cergam tersebut
berupa peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun cerita; peningkatan
kemampuan siswa dalam memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang
padu dengan menggunakan kata sambung yang tepat dan peningkatan
kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dalam
karangan narasi.
Penelitian yang juga dipandang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007) yang berjudul “ Pemanfaatan
Media Komik dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Narasi
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas I SMP Negeri 24 Surakarta Tahun
Ajaran 2006/2007)”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa
pembelajaran menulis menggunakan media komik terbukti dapat membantu
siswa dalam menulis karangan narasi. Siswa lebih aktif dan memberikan
respon positif terhadap pembelajaran yang berlangsung. Mereka menjadi
5

termotivasi untuk belajar menulis karangan narasi dengan menggunakan komik


sebagai medianya. Hal ini ditunjukkan hasil kenaikan nilai siswa pada tiap-tiap
siklusnya.
Penelitian Aminudin (2006) yang berjudul “Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi dengan Menggunakan Media Teks Wacana Dialog Sebagai
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis (Penelitian Tindakan Kelas VII MTs
PUI Kancana Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2005/2006)”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil penelitian,
penggunaan media teks wacana dialog, dapat mengurangi kesalahan siswa dalam
penggunaan diksi, kesalahan ejaan, dan pengembangan isi.
Penggunaan media dalam upaya meningkatkan ketrampilan menulis
narasi, juga pernah diteliti oleh Ristanti (2007) yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi pada Siswa Kelas VII B SMP Islam Al Hadi
Sukoharjo Tahun Ajaran 2006/2007 Menggunakan Media Cerita Bergambar
(Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media cerita bergambar (cergam) dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa. Peningkatan siswa ditunjukkan dalam
kenaikan nilai siswa pada setiap siklusnya.
Dari penelitian Wijayanti (2007) yang menggunakan cergam sebagai
media pembelajaran menulis narasi, dan penelitian Astuti (2007) yang
menggunakan komik sebagai media pembelajaran menulis narasi, demikian juga
pada penelitian Aminudin (2006) dengan penggunaan media teks wacana dialog,
dan Ristanti (2007) yang menggunakan media cerita bergambar (cergam), maka
dalam penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan media karikatur untuk
meningkatkan keterampilan menulis narasi.
B. Landasan Teori
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi
a. Hakikat Menulis
Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif,
produktif dan kreatif. Oleh karena itu, menulis menyaratkan sesuatu yang
lebih kompleks dari pada pembaca (Mujiyanto, dkk., 2000: 64). Menulis
sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat mengungkapkan gagasan,
buah pikiran dan perasaan kepada pihak atau orang lain.
Dalam dunia pendidikan, menulis merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari proses belajar-mengajar. Eman (2005) menyatakan
bahwa menulis adalah sebuah proses pembelajaran dari berbagai macam
kesulitan dan kegagalan. Artinya, menulis adalah hal nyata yang dapat
dipelajari dengan ketentuan dan kemampuan untuk terus
mempraktikkannya. Menulis juga termasuk salah satu keterampilan
6

berbahasa yang menjadi salah satu tujuan dalam setiap pembelajaran


keterampilan berbahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah.
Suriamiharja, dkk, (1996: 1) menjelaskan bahwa menulis
merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.
Sementara itu, Suparno dan Yunus (2004: 1-3) mengatakan bahwa
menulis merupakan aktivitas berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai medianya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Nurgiyantoro
(2001: 298) menjelaskan bahwa: menulis adalah aktivitas yang bersifat
aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan, ide, buah
pikiran pengalaman, dan perasaan kepada orang lain dengan cara
mengorganisasikan lambang bahasa atau huruf menjadi suatu kalimat
yang teratur sehingga dapat dipahami orang lain dengan mudah.
b. Hakikat Tulisan Narasi
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang
paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan
(Keraf, 2001: 135-136).
Marahimin (1999: 79) menyatakan bahwa narasi adalah sebuah
cerita. Cerita ini didasarkan pada urut-urutan suatu (serangkaian)
kejadian atau perisitiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh (atau beberapa
tokoh), dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu (atau
serangkaian) konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik inilah yang
merupakan unsur pokok sebuah narasi, dan ketiganya biasa disebut plot
atau alur, dengan demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur.
Dengan demikian, narasi tidak bercerita atau memberikan
komentar mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu
cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca
kepada suatu perasaan tertentu untuk menghadapi peristiwa yang berada
di depan matanya.
Wacana narasi mempunyai penanda sebagai berikut:
1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia.
2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa
atau kejadian yang benar-benar terjadi, atau dapat berupa semata-mata
imajinasi atau gabungan kedua.
3) Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak
menarik.
4) Mengalami nilai estetika, karena isi dan penyampaiannya.
7

5) Menekankan susunan kronologis.


6) Biasanya memiliki dialog.
c. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran mengandung pengertian proses, cara, menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar. Makhluk hidup yang dimaksud adalah
siswa, yaitu warga belajar yang memiliki tugas belajar (Husein dan
Rahman, 1996: 3).
Menurut Hamalik (2001: 57) bahwa pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan proses dan cara yang dilakukan guru untuk
dapat berinteraksi dengan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran.
d. Hakikat Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis mengkaji beberapa keterampilan, yaitu
menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui keterampilan menulis, siswa
mampu mengembangkan kreativitas, intuisi, imajinasi, dan daya nalarnya.
Prinsip penting dalam pembelajaran menulis adalah materi yang diajikan
kepada siswa harus sesuai dengan kemampuannya pada suatu tahapan
pembelajaran tertentu. Tanpa adanya relevansi antara siswa dan materi
yang diajarkan, penyampaian pembelajaran akan mengalami kegagalan.
Koermen (dalam Nuryanta, dkk., 1997:12) mengemukakan bahwa
pembelajaran menulis memiliki tujuan untuk: (a) tujuan informatif,
penulis berusaha memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pembaca
agar pesan yang ingin disampaikannya dapat dimengerti oleh pembaca;
(b) tujuan persuasif , penulis berusaha memengaruhi pembaca agar
pembaca memiliki keyakinan yang besar terhadap pesan yang ingin
disampaikannya dan berusaha untuk dapat melaksanakan pesan itu
dengan penuh kesadaran; (c) tujuan literer, penulis berusaha menghibur
dan menyenangkan pembaca, sehingga pembaca dapat memperoleh kesan
yang kuat terhadap pesan yang disampaikan penulis; (d) tujuan ekspresif,
penulis berusaha mencurahkan perasaan yang sedalam-dalamnya.

2. Hakikat Media Pembelajaran


a. Hakikat Media
Menurut pendapat Romszowsky (dalam Wibawa dan Farida
Mukti, 2001: 12) memberikan batasan media sebagai pembawa pesan
yang berasal dari suatu sumber pesan yang dapat berupa orang atau benda
kepada penerima pesan. Di dalam proses belajar-mengajar, penerima
8

pesan yang dimaksud adalah siswa, sedangkan pesan atau informasi


tersebut berasal dari sumber informasi, yakni guru, pembawa pesan
(media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa
diberikan stimulus oleh media, kemudian media itu membawa pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud
pengajaran, maka hal itulah yang disebut media pembelajaran.
Dari asumsi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
pengirim (guru) kepada penerima pesan (siswa), sehingga dapat
memotivasi dan menstimulasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan
berorientasi pada prestasi belajar.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran, khususnya media visual menurut
Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2005: 16) sebagai berikut:
1) Fungsi attensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
mampu berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan dalam teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif, yaitu dapat mempengaruhi tingkat motivasi siswa
ketika belajar membaca teks bergambar. Dari gambar visual dapat
menggugah sikap dan emosi siswa terkait dengan masalah yang
aktual, seperti masalah ekonomi, sosial, politik maupun budaya.
3) Fungsi kognitif, yaitu dengan media visual dapat memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris, yaitu media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks. Dengan
media visual/ gambar diharapkan akan membantu mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mempermudah untuk mengingatnya
kembali.
Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2005: 24) media pembelajaran
memiliki empat fungsi, yaitu: menumbuhkan motivasi belajar,
memeperjelas makna materi pembelajaran, mencegah kebosanan dalam
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak
melakukan kegiatan dan efektifitas mengamati, melakukan, dan
mendemonstrasikan.
c. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran akan memberikan
berbagai keuntungan. Adapun beberapa jenis pengklasifikasian media
9

yang telah dilakukan oleh Breetz and Briggs (dalam Wibawa dan Farida
Mukti, 2001: 330) sebagai berikut :
1) Media Audio
Merupakan media yang berisi suara saja, sehingga untuk dapat
memanfaatkannya, guru perlu mempehatikan kemampuan aspek
menyimak siswanya. Contoh: tape record, radio, dan kaset rekam.
Fungsi media audio untuk menyampaikan pesan audio dari
sumber pesan ke penerima pesan. Pesan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif verbal, nonverbal, maupun kombinasinya.
2) Media Visual
Adalah media yang berupa gambar tanpa penyertaan suara.
Media ini biasanya digunakan untuk pembelajaran kemampuan
membaca dan menulis siswa.
Fungsi media visual dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak,
membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang
abstrak, dan mengembangkan kreativitas siswa.
3) Media Audio Visual
Merupakan media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar
(tampak-dengar). Media ini biasanya berupa gambar yang disertai
suara yang menjelaskan gambar yang disajikan. Contoh: VCD, film,
dan lain-lain.

3. Penggunaan Karikatur pada Media Massa dalam Pembelajaran untuk


Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi
Karikatur biasanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan
dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail dengan
menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenali dan
dimengerti dengan cepat (Djuroto, 2001: 82). Apabila karikatur tersebut
mengena tentang pokok pesan yang disampaikan, maka dikatakan karikatur
telah berhasil sebagai media kritik. Pesan yang besar dalam karikatur
biasanya disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama dalam
ingatan.
Nilai pendidikan yang terkandung dalam karikatur cukup besar
terutama untuk menarik perhatian dan minat siswa. Pada pembelajaran
keterampilan menulis, khususnya menulis narasi, guru dapat menggunakan
karikatur pada media massa untuk meningkatkan keterampilan siswa. Di
samping gambar dan bentuk karikatur menarik, juga mampu membangkitkan
keingintahuan siswa untuk dapat memahami maksud atau pesan yang ada di
10

dalamnya, dan mengaplikasi gagasannya ke dalam bentuk tulisan, yang


bersifat naratif.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori-teori atau pun konsep yang telah diuraikan di atas,
kerangka berpikir penelitian ini dapat diterangkan sebagai berikut: kondisi awal
sebelum tindakan dilakukan diperoleh gambaran (yang dilakukan pada kegiatan
prasurvai dengan observasi dan wawancara), bahwa kemampuan menulis narasi
siswa kelas VIII Sekolah Indonesia Singapura Ltd rendah, media yang digunakan
guru terbatas, serta metode mengajar guru monoton. Agar kemampuan menulis
narasi siswa meningkat peneliti memberikan solusi berupa media karikatur untuk
diaplikasikan di dalam pembelajaran menulis narasi.
Penelitian ini menggunakan model pelatihan untuk mengukur kemampuan
menulis narasi siswa. Peneliti bekerjasama dengan guru untuk merumuskan
bentuk pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa dalam menulis
narasi.
Di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis narasi dengan
media karikatur ini siswa diajak mendeskripsikan karikatur yang telah disediakan
kemudian menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan narasi.
Peneliti berpendapat bahwa pemberian suasana baru menggunakan media
karikatur dapat menarik minat siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pada kompetensi menulis narasi.

D. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan media karikatur dalam pembelajaran menulis
narasi akan membantu siswa dalam kegiatan menulis narasi, sehingga dapat
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.
Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan media
karikatur dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi.
11

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Sekolah Indonesia Singapura Ltd kelas VIII
SMP yang beralamat di 20A Siglap Rd, Singapore 455859.
Sekolah Indonesia Singapura Ltd ini mewadai jenjang pendidikan dari
PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA.
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VIII, dan dilaksanakan pada bulan
Maret sampai dengan bulan Mei 2018.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
Bulan
No. RencanaKegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan X
Menyepakati jadwal X
Menyusun instrumen penelitian X
Seminar konsep pelaksanaan X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat X
Melakukan tindakan Pre-Tes X
Melakukan tindakan Siklus I X
Melakukan tindakan Siklus II X
3 Penyusunan Laporan
Menyusun konsep laporan X
Seminar hasil penelitian X
Perbaikan laporan X

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


Penelitian ini berbentuk Penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif ini
merupakan bentuk penelitian yang kolaboratif dan partisipasif. Artinya, peneliti
tidak melakukan penelitian ini secara sendiri, akan tetapi berkolaborasi dan
berpartisipasi dengan guru, siswa, dan staf sekolah untuk menciptakan suatu
kinerja yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis narasi di
sekolah dan untuk memberikan alternatif usaha guna mengatasi kesulitan-
kesulitan tersebut.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang
bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan realita atau kenyataan yang
ada.
12

Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) dalam


Asep Suryana (2007:5) tahapan penelitian kualitatif meliputi:

1. Menentukan permasalahan

2. Melakukan studi literatur

3. Penatapan lokasi

4. Studi pendahuluan

5. Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen,


diskusi terarah

6. Analisa data selama penelitian

7. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas

8. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table


frekuensi.

C. Sumber Data Penelitian


Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran eksplorasi
dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut
meliputi:
a. Tempat dan peristiwa yang mejadi sumber data dalam penelitian ini, yaitu
berbagai kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media
karikatur yang berlangsung di dalam kelas VIII Sekolah Indonesia Singapura
Ltd, pada tanggal 26 Maret 2018 sampai dengan tanggal 27 Mei 2018.
b. Informan dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas
VIII Sekolah Indonesia Singapura Ltd.
c. Dokumen yang berupa karikatur yang diambil dari artikel media massa, hasil
tes siswa, dan foto kegiatan selama proses belajar mengajar.

D. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah
Indonesia Singapura Ltd. Sebagai upaya untuk memperbaiki proses dan hasil
KBM menulis narasi dengan meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan
menggunakan media karikatur.
13

E. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan tujuan penelitian di muka, metode dan jenis sumber data
yang digunakan, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:
1. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di kelas. Observasi bertujuan untuk mengamati perkembangan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam
mengelola kelas, membangkitkan minat siswa, dan memancing keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Sedangkan observasi terhadap siswa difokuskan
pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan minat siswa dalam
setiap kegiatan pembelajaran menulis narasi.
Observasi ini dilakukan dengan cara peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif. Peneliti mengambil posisi di tempat duduk paling belakang,
mengamati jalannya proses pembelajaran.
2. Wawancara Mendalam
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang
pelaksanaan pembelajaran menulis narasi di dalam kelas, berbagai informasi
mengenai kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran menulis narasi,
serta faktor-fator penyebabnya.
3. Tes / Pemberian Tugas
Untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran menulis narasi yang
dilaksanakan oleh siswa, guru melaksanakan dua kali pentahapan tes/
pemberian tugas yaitu pretes dan postes.
Pemberian tugas pada pretes, dilakukan dengan cara memberikan tugas
menulis karangan narasi, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dalam menulis narasi, serta postes untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media
karikatur.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan
data dengan menggunakan tes adalah dengan menyiapkan perangkat bahan
tes dan menilai, serta mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran. Hasil/
nilai tes ini digunakan peneliti dan guru untuk mengukur aspek kognitif
siswa. Dalam pemberian tugas ini, peneliti dan guru menetapkan skor
penilaian sebagai berikut:
Tabel 2
Tabel Penilaian Tes
ASPEK PENILAIAN SKOR
Aspek menulis berdasarkan isi 40
14

Koherensi antarparagraf 30

Ejaan dan tanda baca 30


TOTAL SKOR 100

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam uji validitas data, peneliti menggunakan teknik Triangulasi
Sumber Data yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis
(Syamsudin dan Damaianti, 2006: 242). Selain itu juga digunakan Review
Informan atau member check, teknik ini digunakan untuk menanyakan kembali
kepada informan, apakah data yang diperoleh dari hasil wawancara sudah valid
atau belum (Syamsudin dan Damaianti, 2006: 242).

G. Model Analisis Data


Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi,
mengelompokkan data (Mahsun, 2005: 229). Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah Reduksi data, pada tahap reduksi data, data ditulis dan
diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci, sehingga
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang sekiranya penting
dalam pelaksanaan penelitian. Kemudian Display data, pada tahap ini peneliti
banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data
yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya. Syamsudin dan Damaianti
(2006: 112) mengemukakan bahwa display adalah format yang menyajikan
informasi secara sistematis kepada pembaca. Teknik analisis selanjutnya adalah
penarikan simpulan. Pada tahap ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian
berdasarkan semua data yang terkumpul, kemudian diolah dan ditampilkan dalam
suatu gambar yang singkat tetapi jelas. Setelah ditarik suatu simpulan, peneliti
melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa semua data yang dikumpulkan
sudah valid.

Вам также может понравиться