Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kuadran pada abdomen

3.2 Anatomi dan Fisiologi Hepar


Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rat-rata sekitar 1.500 gr. 2
% berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan
tercetak oleh struktur sekitar. Hati memiliki permukaan superior yang cembung
dan terletak di bawah kubah merupakan atap dari ginjal, lambunga, pancreas dan
usus. Hati memilikki dua lobus yaitu kiri dan kanan. Setiap lobus hati terbagi
menjadi struktur-struktur yang disebut lobulus, yang merupakan unit mikroskopi
dan fungsional organ. Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus. Di
antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sebagai sinusoid.
Sinusoid dibatasi oleh sel fagostik dan sel kupffer. Sel kupffer fungsinya adalah
menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. (Sylvia a. Price, 2006).
Hati memiliki dua sumber suplai darah, dari saluran cerna dan limpa melalui
vena porta hepatica, dan dari aorta melalui arteri hepatica. Sekitar sepertiga darah
yyang masuk adalah darah arteri dan dua pertiganya adalah darah vena porta.
Volume total darah yang melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml. (Sylvia
a. Price, 2006).
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting dalam tubuh. Organ ini
melakukan berbagai fungsi, mencakup hal-hal berikut:
1. Pengolahan metabolik kategori nutrient utama (karbohidrat, lemak,
protein) setelah penyerapan mereka adalah saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan
senyawa asing lainnya.
3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang
penting untuk pembekuan darah, serta untuk mengangkut hormon
tiroid, steroid dan kolesterol dalam darah.
4. Penyimpangan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Pengaktifan vitamin D.
6. Pengeluaran bakteri dari sel-sel darah merah yang usang berkat adanya
makrofag residen.
7. Ekskresi Kolesterol dan bilirubin (Sherwood, 2001) (tambah lagi)
3.3 Epidemiologi
Di negara-negara yang sudah berkembang, AHA didapatkan secara endemik
dan jauh lebih sering dibandingkan AHP. AHP tersebar di seluruh dunia, dan
terbanyak di daerah tropis dengan kondisi sanitasi yang kurang. AHP lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan perempuan, dengan rentang usia berkisar lebih dari
40 tahun, dengan insidensi puncak pada dekade ke-6.1,4

3.4 Etiologi
a. Abses Hati Amebik (AHA)
Penyakit AHA ini masih menjadi masalah kesehatan terutama di daerah
dengan strain virulen Entamoeba histolytica (E. Histolytica) yang tinggi. Abses
hati amebik merupakan komplikasi ekstra intestinal yang paling sering terjadi
akibat infeksi E. histolytica yaitu pada 1-25 % (rata-rata 8,1 %) penderita dengan
amebiasis intestinalis klinis. 1
Entamoeba histolytica mempunyai 3 bentuk yaitu: bentuk minuta, bentuk
kista, dan bentuk aktif (vegetatif). Kista dewasa berukuran 10-20 mikron, resisten
terhadap suasana kering dan suasana asam. Bentuk trofozoit ada yang berukuran
kecil (yaitu 10-20 mikron) dan berukuran besar (yaitu 20-60 mikron). Bentuk
trofozoit ini akan mati dalam suasana kering atau asam. Trofozoit besar sangat
aktif bergerak, mampu memangsa eritrosit, mengandung protease yaitu
hialuronidase dan mukopolisakaridase yang mampu mengakibatkan destruksi
jaringan.1,3
b. Abses Hati Piogenik (AHP)
Sedangkan etiologi AHP adalah enterobacteraceae, microaerophilic
streptococci, anaerobic streptococci, klebsiella pneumonia, bacteroides,
fusobacterium, staphylococcus aureus, staphylococcus milleri, candida albicans,
aspergillus, actinomyces, eikenella corrodens, yersinia enterocolitica, salmonella
typhi, brucella melitensis dan fungal. 2
Infeksi dari hati dapat juga berasal dari 1,2
1. Sistem biliaris langsung dari kandung empedu atau melalui saluran-
saluran empedu.

2. Viscera abdomen melalui vena porta yaitu secara langsung atau


pieloflebitis atau embolisasi. Biasanya berasal dari apendisitis,
diverticulitis atau penyakit Crohn. Kolitis ulseratif jarang dengan abses
hati.

3. Arteri hati pada bakterimia/septikemia akibat infeksi ditempat lain.

4. Penyebaran langsung dari infeksi organ sekitar hati seperti gaster,


duodenum, ginjal, rongga subdiafragma atau pankreas.

5. Trauma tusuk atau tumpul.

6. Kriptogenik.

(96103640)

3.5 Patogenesis
3.6 Gambaran Klinis
3.7 Diagnosis Banding
3.8 Pemeriksaan Penunjang
3.9 Penatalaksanaan
3.10 Komplikasi
3.11 Prognosis

Вам также может понравиться