Вы находитесь на странице: 1из 4

Kumpulan Tesis Tanggung Jawab PPAT terhadap BPHTB

Tanggung jawab PPAT terhadap titipan pajak BPHTB dari klien, Studi kasus Putusan
Perkara Pidana reg. 181/Pid.B/2009/PN.Btl

Penulis
Wiyana, Dwi Apriliyani
Pembimbing: Dwi Haryati, S.H.,M.H

ABSTRACT : Dwi Apriliyani Wiyana3 , Dwi Haryati4 The purpose of this research
was to find out the responsibility of PPAT towards BPHTB tax deposit from the client
(Case Study on Criminal Case Decision Registration Number 181/Pid.B/2009/PN.Btl)
and to find out the construction conducted by National Land Institution towards
PPAT conducted by BPHTB tax peculation. This research was normative and
empirical research. Normative legal research is a research focused on literary
research comprising of the legal principles, legal norms and existing regulation.
Meanwhile the empirical legal research is a research focused on field research
directly gained from the field. Thu the research is a mixture of both, i.e. normative
and empirical legal research. The determination of respondent used purposive
sampling technique. The data gained, both primary and secondary data, was
analyzed qualitatively by using problem relating to the result of research. The result
of this research shows that first, the relationship to the responsibility of PPAT
towards the BPHTB tax deposit from client (Case Study on Criminal Case Decision
Registration Number 181/Pid.B/2009/PN.Btl) is PPAT should be responsible its deeds,
its capacity as an individual beyond the task and authority as PPAT. PPAT in its
capacity as an individual in this case should conduct punishment appropriately to the
verdict decided by the judge, i.e. imprisonment punishment for 2 (two) years,
without gaining punishment to pay th fine as compensation suffered by the client
(PT. BENTOEL PRIMA). Secondly, the construction and supervision of BPN to PPAT
that conducted BPHTB tax peculation is temporary dismissal until PPAT has been
finished to conduct the punishment. After it has been finished to conduct
punishment, PPAT can submit the application to conduct its task and occupation as
PPAT. BPN also conveyed the construction to PPAT that conduct the tax peculation to
the related Professional Organization of PPAT. IPPAT conducts construction by giving
inputs in order the related PPA consider on its mistake and will not redo it.
Keywords: Land Certificate Issuer Official, Fee of Building and Land Right Acquisition,
Construction, Supervision.

INTISARI : Dwi Apriliyani Wiyana1 , Dwi Haryati2 Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui tanggung jawab PPAT terhadap titipan pajak BPHTB dari Klien
(Studi Kasus Putusan Perkara Pidana Reg.No.181/Pid.B/2009/PN.Btl) dan untuk
mengetahui pembinaan yang dilakukan oleh Badan pertanahan Nasional terhadap
PPAT yang melakukan penggelapan pajak BPHTB. Penelitian ini bersifat normatif dan
empiris. Penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang menitik beratkan pada
penelitian pustaka yang meliputi asas-asas hukum, kaedah-kaedah hukum dan
peraturan yang ada. Sedangkan penelitian hukum empiris adalah penelitian yang
menitik beratkan pada penelitian lapangan yang didapat langsung dari lapangan.
Sehingga penelitian ini merupakan perpaduan keduanya, yaitu penelitian hukum
normatif dan empiris. Penentuan responden menggunakan teknik purposive
sampling. Data yang diperoleh, baik data primer dan data sekunder, diolah secara
kualitatif dengan menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan hasil
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kaitannya dengan
tanggung jawab PPAT terhadap titipan pajak BPHTB dari Klien (Studi Kasus Putusan
Perkara Pidana Reg.No. 181/Pid.B/2009/PN.Btl) adalah PPAT harus mempertanggung
jawabkan perbuatannya selain kapasitasnya sebagai individu pribadi, juga sebagai
pengemban jabatan PPAT. Penulis berpendapat bahwa selain harus menjalani
pemidanaan atas perbuatan pidana yang telah dilakukan, PPAT tersebut juga harus
dikenai sanksi pidana pengganti atas kerugian yang diderita oleh klien (PT. BENTOEL
PRIMA). Kedua Pembinaan dan pengawasan BPN terhadap PPAT yang melakukan
penggelapan pajak BPHTB adalah berupa pemberhentian sementara hingga PPAT
tersebut selesai menjalani pemidanaan. Setelah selesai menjalani pemidanaan, PPAT
dapat mengajukan permohonan kembali untuk dapat menjalankan tugas dan
jabatannya sebagai PPAT. BPN juga menyerahkan pembinaan terhadap PPAT yang
melakukan penggelapan pajak kepada Organisasi Profesi PPAT terkait hal tersebut.
IPPAT melakukan pembinaan dengan memberi masukan-masukan agar PPAT terkait
menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi kesalahan. Kata Kunci: Pejabat
Pembuat Akta Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pembinaan,
Pengawasan

Kata kunci Pejabat pembuat akta tanah,Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan,Pem
Program Studi S2 Magister Kenotariatan UGM
No Inventaris c.1 (2295-H-2010)
Deskripsi ix, 96 p., bibl., ills., 29 cm
Bahasa Indonesia
Jenis Tesis
Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2010
Lokasi Perpustakaan Pusat UGM
Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi
File

Sumber:
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet
ail&act=view&typ=html&buku_id=47458

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Berkaitan Dengan Pasal 24
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan di Kapubaten Sleman

Penulis
Andrie Saputra
Pembimbing: Prof. Dr. Sudjito, S.H., M.Si.

ABSTRACT: The research deals with the responsibilities of Land Deed Officials in
relation to Article 24 Law No. 20 Year 2000 on Tax on Acquisition of Land and
Building (BPHTB). Data employed in the research are primary and secondary data.
Primary data are obtained from the respondents and informants through interview
and answering questions asked, while secondary data are obtained from library
study which also consist of primary data and secondary data. The research adopts
empirical juridical method which emphasizes on field study to obtain primary data.
Subsequently, data obtained from the field study are analyzed by adjusting with the
prevailing statutory provisions which results in a uniformity in the implementation of
BPHTB payment. The rensponsibilities of Land Deed Officials related to article 24
Law No. 20 Year 2000 on BPHTB are actually limited only on conducting the
signature and ratification on SPPD-BPHTB before the signing of transfer deed which
is desired by the parties. Hence, Land Deed Officials do not function as cashier for
BPHTB payment and so Land Deed Officials are not responsible for receiving the
BPHTB payment. Therefore, Land Deed Officials are suggested to refuse and advise
as well as urge their clients to pay their BPHTB taxes in Regional Revenue Office first
before signing the land rights transfer deed.
INTISARI: Penelitian ini menyangkut tanggung jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) berkaitan dengan pasal 24 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang
Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan. Jenis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang bersifat primer
diperoleh dari responden dan nara sumber dengan wawancara serta menjawab
pertanyaan yang diajukan, sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian
kepustakaan yang terdiri data primer dan data sekunder. Dalam melaksanakan
penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris yaitu dimana dalam
melaksanakan penelitian tersebut menitik beratkan kepada penelitian dilapangan
guna memperoleh data yang bersifat primer, kemudian dari hasil data yang
diperoleh dilapangan diolah dengan menyesuaikan ketentuan perundangan
undangan yang berlaku sehingga diperoleh suatu kesesuaian dalam pelaksanaan
pembayaran BPHTB. Tanggung jawab PPAT berkaitan dengan pasal 24 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan
Bangunan sesungguhnya hanya sebatas melakukan penandatanganan atau
pengesahan terhadap SPPD-BPHTB sebelum ditanda tanganinya akta peralihan yang
diinginkan para pihak. Jadi tanggung jawab PPAT bukan menjadi tempat
pembayaran pajak BPHTB, maka sebaiknya PPAT menolak dan menyarankan serta
menghimbaukan kepada para kliennya untuk melakukan pembayaran pajak BPHTB
di Dinas Pendapatan Daerah terlebih dahulu sebelum menandatangani akta peralihan
hak atas tanah.

Kata kunci Tanggung Jawab PPAT, Pembayaran BPHTB


Program Studi S2 Magister Kenotariatan UGM
No Inventaris 1968-H-2011
Deskripsi xi, 120 p., bibl., ills., 29 cm.
Bahasa Indonesia
Jenis Tesis
Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2011
Lokasi Perpustakaan Pusat UGM
Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi
File

<< kembali

Sumber:
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet
ail&act=view&typ=html&buku_id=51488

Вам также может понравиться