Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB III

JURNAL PENELITIAN

Judul penelitian : Penggunaan Terapi Komplementer Fish Oil Dalam Menurunkan Nyeri
Akibat Inflamasi Pada Rheumatoid

Abstract : Rheumatoid arthritis (RA) adalah salah satu penyakit rematik yang dikategorikan
dalam autoimun sistemik dengan kondisi kronis dimana peradangan terjadi pada setiap tulang
pada tubuh manusia. Prevalensi RA incresas pada usia 35-50 tahun dengan rasio 1: 3 antara
pria dan wanita. Sebelumnya, sistem penyembuhan RA hanya berfungsi sebagai cara untuk
mematikan gejala (sistem penyembuhan simtomatik). Padahal, sekarang sistem perawatan RA
bertujuan untuk menghentikan penyakit agar tidak berada dalam kondisi serius, mencegah
hilangnya fungsi tulang belakang, dan mencegah cacat fisik dan kematian. Sistem perawatan
RA dilakukan dengan menggunakan obat-obatan (salah satunya adalah dengan Non Steroid
Anti Imflamantory Drug-NSAID) dan terapi non medis (pelengkap). NSAID digunakan
sebagai analgetik dan anti-inflamasi, namun NSAID memiliki efek samping untuk
menumbuhkan dispepsi, ulserasi, dan efek gastrointestinal serius. Karena efek berbahaya
tersebut, perlu bagi pasien untuk mendapatkan theraphy komplementer sebagai alternatif. Salah
satu sumber yang mengandung efek antiinflamasi adalah omega-3 EFA yang ditemukan pada
minyak ikan. Suplemen minyak ikan bisa menurunkan peradangan, bengkak, dan kekakuan
tubuh akibat artritis. Mengkonsumsi minyak ikan setiap hari juga bisa mengurangi risiko
komplikasi kesehatan seperti penyakit kardiovaskular. Minyak ikan diuntungkan oleh RA
karena mengandung asam lemak esensial omega-3, sehingga pasien yang rutin mengkonsumsi
minyak ikan bisa sembuh dari RA.
A. Latar Belakang
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang
merupakan penyakit autoimun sistemik dengan kondisi kronik, inflamasi jaringan penghubung
pada diarthrodial (sendi) persambungan. Prevalensi RA diperkirakan 1% dari seluruh populasi
di negara barat. RA muncul pada berbagai kelompok usia dengan prevalensi meningkat pada
usia 35-50 tahun dengan rasio pria dibanding wanita adalah 1:3. Dahulu, pengobatan
rheumatoid artritis hanya berfungsi untuk menghilangkan gejalanya saja, seperti mengurangi
bengkak dan nyeri (pengobatan simptomatik). Sekarang, pengobatan RA dimaksudkan untuk
menghentikan penyakit agar tidak berlanjut, mencegah hilangnya fungsi sendi, dan mencegah
cacat sehingga dapat mencegah kematian prematur. Pengobatan RA dilakukan dengan terapi
menggunakan obat dan non obat, namun kekurangan dari penggunaan obat adalah efek
samping yang ditimbulkan cukup besar, prosedur penggunaan cukup rumit, efek lambat, dan
angka kegagalan cukup besar. NSAID digunakan sebagai analgetik dan anti inflamasi
digunakan pada 5% dari 10% populasi di US, dan kurang lebih 14% usia lanjut menggunakan
NSAID secara rutin untuk mengontrol nyeri. Namun NSAID memiliki efek samping terjadinya
dispepsi pada 50% pengguna, subepithelial gastrik hemorragi, dan 8-20% lebih mengalami
ulserasi. Selain itu, dilaporkan juga 3% pasien mengalami efek gastrointestinal yang serius,
dimana 10000 orang dirawat inap, 16500 meninggal dan biaya untuk pengobatan mencapai 1,5
milyar dolar.
Karena adanya efek yang merugikan dari NSAID, maka untuk nyeri artritis perlu
diberikan terapi komplementer untuk alternatif NSAID. Salah satu sumber yang memiliki
kandungan efek anti inflammatory adalah omega-3 EFA yang ditemukan pada fish oil.

B. Konsep Teori Arthritis Rheumatoid


Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun sistemik dengan kondisi kronik,
inflamasi jaringan penghubung pada diarthrodial (sendi) persambungan. Penyebab RA secara
pasti belum diketahui, adapun penyebabnya menurut Lewis et al (2004), diduga karena faktor:
1). Autoimun; teori autoimun menduga RA berawal dari adanya imun host yang berespon
kepada antigen, dimana antigen ini pada tiap orang berbeda yang menimbulkan
immunoglobulin abnormal yaitu Ig G. Antibody (rheumatoid factor) bergabung dengan IgG
membentuk imun kompleks yang mengumpul ke dalam membrane synovial atau kartilago
superficial sendi. Neutrofil tertarik ke bagian inflamasi dan mengeluarkan enzim proteolitic
yang merusak cartilage dan sendi menjadi menebal. Sel inflamasi lain yaitu T helper (CD4)
menstimulasi monosit, makrofag, synovial fibroblast mengsekresi cytokine interleukin 1 (IL-
1), interleukin 6 (IL-6) yang mendorong respon inflamasi RA. 2). Genetik, bukti kuat adalah
timbulnya human leukocyte antigen (HLA) dikenal dengan HLA-DR4 pada orang kulit putih.
RA merupakan penyakit sistemik, dimana terjadi proses inflamasi yang dapat berefek terhadap
organ dan tubuh selain persendian, di antaranya:
a. Sjogren's syndrome adalah inflamasi kelenjar mata dan mulut, menyebabkan
kekeringan pada area tersebut.
b. Rheumatoid inflammation selaput pembungkus paru-paru (pleuritis), menyebabkan
nyeri dada saat nafas dalam atau batuk.
c. Inflamasi jaringan sekitar jantung (pericarditis), menyebabkan nyeri dada yang dapat
berubah saat duduk maupun berjalan.
d. Rheumatoid dapat menurunkan jumlah sel darah merah (anemia) dan sel darah putih.
e. Penurunan sel darah putih dapat berhubungan dengan pmbesaran spleen (Felty’s
syndrome) dan dapat meningkatkan resiko infeksi.
f. Rheumatoid nodules dapat muncul sekitar siku dan jari jika terdapat tekanan yang
sering.
g. Komplikasi yang serius pada pembuluh darah adalah vasculitis, dimana dapat
menurunkan suplai darah ke jaringan sehingga dapat menyebabkan kematian jaringan.
Area ini dapat dilihat berupa area kehitaman disekitar bantalan kuku atau ulkus kaki.

C. Pengobatan
Pengobatan RA dibagi menjadi 2, yaitu terapi menggunakan obat dan non obat seperti
fisioterapi, psikologik dan pembedahan. Pengobatan dengan menggunakan obat pengubah
perjalanan penyakit (disease modifying rheumatic drug/DMARD) seperti metroteksat,
sulfasalasin, kloroquin dapat digunakan, namun kekurangan dari penggunaan obat tersebut
adalah efek samping yang ditimbulkan cukup besar, prosedur penggunaan cukup rumit, efek
lambat dan angka kegagalan cukup besar. Efek toksisitas yang dapat ditimbulkan oleh
DMARD adalah berikut ini:

1. Efek Terhadap Retinal.


2. Photosensitivity, Gangguan Pencernaan (Dispepsia),Danleukopenia,
3. Rash/Oralulcers, Thrombocytopenia, Proteinuria.
4. Gangguan Pencernaan/Rashes, Hematologik, Paru-Paru, Liver (cirosis).
5. Diare, hematologik/ liver/ kulit dan
6. Leukopenia/ infeksi, lymphoma.
Dikutip dari Maroon Bost (2006) bahwa NSAID digunakan sebagai analgetik dan anti
inflamasi digunakan pada 5% dari 10% populasi di US, dan kurang lebih 14% usia lanjut
menggunakan NSAID secara rutin untuk mengontrol nyeri. Namun NSAID memiliki efek
samping terjadinya dispepsi pada 50% pengguna, subepithelial gastrik hemorragi, dan 8-20%
lebih mengalami ulserasi. Selain itu juga dilaporkan 3% pasien mengalami efek gastrointestinal
yang serius, dimana 10000 orang dirawat inap, 16500 meninggal dan biaya untuk pengobatan
mencapai 1,5 milyar dolar.

D. Hasil Dan Pembahasan


Karena adanya efek yang merugikan dari NSAID, maka untuk nyeri artritis perlu
diberikan terapi komplementer untuk alternatif NSAID. Salah satu sumber yang memiliki
kandungan efek anti inflammatory adalah omega-3 EFA yang ditemukan pada fish oil. Bahan
aktif polyunsaturated asam lemak esensial adalah EPA dan DHA yang dilepaskan karena
adanya injuri membran sel yang secara kompetitif menghambat proinfalmatory interleukin (IL-
1, IL-6, dan IL-12), tumor necrosis faktor α dan 2 seri inflamatory PG. Studi terbaru
mengemukakan bahwa suplemen fish oil dapat membantu mengurangi tingkat leukotrine dan
interleukin yang dapat menurunkan inflamasi, bengkak, dan kekakuan akibat arthritis.
Neblett (2006) mengemukakan dari beberapa studi ditemukan bukti positif dimana fish
oil dapat menurunkan gejala dari penyakit inflamasi seperti ketegangan, nyeri, dan bengkak
Mengkonsumsi fish oil sehari-hari juga dapat menurunkan resiko komplikasi kesehatan
misalnya penyakit kardiovaskuler. Fish oil memiliki manfaat terhadap RA karena memiliki
kandungan omega 3 asam lemak esensial, yang dapat dibagi menjadi 2 jenis asam lemak, yaitu
asam lemak eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA). Berdasarkan
penelitian terhadap 2 kelompok penderita RA (sebanyak 74 responden) satu kelompok
mengkonsumsi minyak ikan yang mengandung EPA dan DHA sebanyak 4-4,5 gram perhari,
sedangkan kelompok perlakuan satunya diberikan DMARDs.

Responden DMARDs. Fish Oil Keterangan

37 responden  - Selama masa penelitian ditemukan


penurunan pada kelompok yang
mengkonsumsi obat anti rheumatic hanya
menurun sebanyak 31%.
37 responden sebanyak 4-4,5 terdapat penurunan insidensi 72% pada
gram perhari yang mengkonsumsi minyak ikan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa adanya penurunan
insidensi 72% pada yang mengkonsumsi minyak ikan. Mekanisme dari minyak ikan tersebut
karena di dalamnya terkandung 2 jenis asam lemak esensial, yaitu omega 6 dan omega 3 yang
berisi eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Penelitian membuktikan
bahwa zat yang terkandung dalam minyak ikan tersebut memiliki efek sebagai anti-inflamasi,
antitrombotic, antiaritmic, dan antiatherogenic. Asam arachidonic (asam lemak omega 6),
diubah menjadi inflammatory prostaglandin dan leukotrin dengan bantuan enzim
cyclooxygenase dan lipoxygenase.
Peningkatan intake asam lemak omega necrosis factor. Terhambatnya asam arachidonic
oleh asam lemak omega juga memproduksi efek antithrombotic melalui penurunan
thromboxane A2. menurunkan asam arachidonic ke dalam membrane sel, yang dapat menahan
respon anti inflamasi. Sehingga, minyak ikan secara signifikan potensial menurunkan
penyebab inflamasi, meliputi leukotrin, prostaglandin, interleukin, dan tumor. Implikasi
keperawatan pada pemberian fish oil bagi RA adalah :
a. Secara umum aman digunakan pada dosis 2 sampai 3,5 tahun.
b. Dosis lebih dari 3 gr/hari dapat meningkatkan resiko perdarahan.
c. Harus diperhatikan jika digunakan pada pasien diabetes atau gangguan perdarahan.
d. Perhatikan pada pasien yang memperoleh pengobatan, herbal atau suplemen yang dapat
meningkatkan resiko perdarahan.
e. Anjurkan pasien untuk konsultasi ke petugas kesehatan sebelum mengkonsumsi fish oil
dengan dosis lebih dari 3 gram/ hari.

- Kandungan fish oil :


Minyak ikan adalah sumber yang kaya n-3 (juga dikenal sebagai omega-3) asam lemak,
asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA).Asam n-3 asam lemak milik
salah satu dari dua keluarga asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), yang lainnya adalah (omega-
6) keluarga n-6.N-3 keluarga berasal dari asam lemak esensial, asam alfa-linolenat, dan n-6
keluarga dari asam lemak esensial, asam linoleat.Kedua asam lemak induk ini penting karena
tubuh tidak dapat membuat mereka, sehingga mereka harus disediakan oleh diet. Sumber
terkaya asam alfa-linolenat termasuk minyak nabati (misalnya, biji rami, rapeseed dan kedelai),
kacang-kacangan (termasuk kenari dan kacang), sayuran berdaun hijau dan daging dari hewan
yang makan rumput (misalnya, daging sapi). Sumber terkaya rantai yang sangat panjang asam
n-3 asam lemak adalah ikan berminyak dan minyak ikan . Namun, beberapa yang disebut
"makanan fungsional", seperti telur, margarin dan roti sekarang sedang diperkaya dengan EPA
/ DHA. Sumber yang baik dari asam linoleat termasuk minyak, seperti bunga matahari dan
safflower.
Alpha-linolenat dan asam linoleat menggunakan sistem enzim yang sama untuk
menjalani proses desaturasi dan rantai elongasi, yang membentuk asam lemak rantai sangat
panjang.Konversi ini terjadi hemat dan perlahan-lahan dan telah menyarankan bahwa beberapa
individu (misalnya, bayi prematur dan mungkin pasien dengan diabetes mellitus tergantung
insulin atau skizofrenia) mungkin memiliki kemampuan terbatas untuk membuat EPA dan
DHA dari asam alfa-linolenat orangtua.Selain itu, ada persaingan antara alpha-linolenic dan
asam linoleat untuk enzim yang terlibat dalam proses konversi dan tingkat tinggi asam linoleat
dapat menghambat konversi asam alpha-linolenic ke turunan rantai lagi.Hal ini penting karena
asam lemak rantai panjang di kedua keluarga merupakan prekursor eikosanoid, yang meliputi
prostaglandin, leukotrien dan tromboksan.Eikosanoid memiliki berbagai fungsi, termasuk
kemampuan untuk mempengaruhi peradangan, aterosklerosis, tekanan darah, pembekuan
darah, agregasi trombosit dan reproduksi.Secara umum, eikosanoid berasal dari asam lemak n-
3 EPA yang kurang kuat dalam kemampuan mereka untuk menyebabkan peradangan dan
platelet agregasi daripada yang dihasilkan dari asam lemak n-6 asam arakidonat dan dihomo-
g-linolenic acid.Ini adalah mekanisme yang asam n-3 asam lemak diperkirakan mengurangi
gejala kondisi peradangan, seperti rheumatoid arthritis, dan untuk mengurangi kemungkinan
aterosklerosis dan trombosis.Selain itu, asam baik n-3 dan n-6 lemak adalah komponen dari
membran sel dan mereka bersaing satu sama lain untuk dimasukkan ke dalam membran
sel.Unsur persaingan antara dua keluarga menunjukkan bahwa keseimbangan dalam asupan n-
3 dan asam lemak n-6 adalah penting.
- Pentingnya n-3 asam lemak
Ada sedikit keraguan bahwa n-3 asam lemak memiliki peran penting dalam gizi.Mereka
adalah komponen struktural penting dari membran fosfolipid dari jaringan di seluruh tubuh,
terutama di otak dan retina.Karena peran mereka dalam membran sel, n-3 asam lemak yang
penting untuk pembentukan jaringan baru dan karena itu penting untuk perkembangan dan
pertumbuhan (misalnya, selama perkembangan janin dan bayi). Selama tiga bulan terakhir
kehamilan, asam n-3 lemak cepat menumpuk di otak dan sistem saraf janin. Bayi prematur
yang lahir mungkin kehilangan beberapa periode ini dan bisa memiliki kemampuan suboptimal
untuk mensintesis asam lemak rantai panjang.Dengan demikian, mereka mungkin memerlukan
ini untuk diberikan pra-terbentuk.asam rantai panjang n-3 lemak (dan asam lemak lainnya)
yang hadir dalam ASI dan peraturan Uni Eropa sekarang memungkinkan Selain mereka untuk
susu formula.Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan terbalik antara asupan asam
lemak n-3 dan kemampuan kognitif atau indeks penglihatan pada bayi dan anak-anak.Namun,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat optimal dari n-3 asam lemak dalam
diet bayi .Pada orang dewasa, asam lemak n-3 juga mungkin memiliki peran dalam pencegahan
dan pengelolaan kondisi tertentu.Ini termasuk:
a. penyakit jantung koroner dan stroke, yang bukti cukup kuat
b. kondisi peradangan, seperti rheumatoid arthritis, penyakit radang usus, psoriasis dan
asma
c. gangguan mental seperti depresi, skizofrenia dan penyakit Alzheimer
d. gangguan autoimun, seperti nephro-pathy dan lupus
e. kanker
f. Diabetes mellitus
- Radang sendi
minyak ikan tampaknya mengurangi gejala rheumatoid arthritis, yang, mungkin,
mengejutkan sebagai n-3 asam lemak yang diduga terlibat dalam penindasan produksi
eikosanoid inflamasi. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa rantai yang sangat panjang n-
3 asam lemak mengurangi rasa sakit dan pagi kekakuan dan mengurangi kebutuhan untuk obat
non-steroid anti-inflamasi. Apalagi, meta-analisis dari double-blind, placebo-dikontrol , uji
acak di 395 pasien menunjukkan bahwa minyak ikan yang diambil selama tiga bulan dikaitkan
dengan penurunan signifikan secara statistik pada nyeri sendi dan kekakuan pagi.

E. Peran Pelayanan Kesehatan.


Setelah klien didiagnosis oleh rheumatologis, kemudian dilakukan perencanaan
perawatan dan didelegasikan kepada perawat. Secara umum tanggung jawab perawat terhadap
pasien dengan RA meliputi (Department of health, 2007) dalam Oliver (2007), manajemen
kondisi pasien yang tujuan utama manajemen RA adalah :

a. Menurunkan inflamasi menejemen nyeri,


b. Perbaikan fungsi sendi,
c. Dan mencegah atau memperbaiki deformitas sendi identifikasi masalah yang muncul
membantu strategi koping pasien meningkatkan pengetahuan pasien tentang kondisinya
dan perawatannya
d. Membuat rencana perawatan, intervensi keperawatan dimulai dengna pengkajian fisik
secara hati-hati (misal nyeri sendi, pembengkakan, range of motion, dan status)
kesehatan umum). Selain itu perawat juga mengevaluasi kebutuhan psikososial (misal
dorongan keluarga, kebutuhan sexual, stress emosional, keuangan, keterbatasan
bekerja/ karir) yang berhubungan dengan lingkungan (misal transportasi, modifikasi
rumah, atau pekerjaan)
e. Mendelegasikan pasien pada terapis/tim kesehatan lain jika memungkinkan.

Adapun perencanaan keperawatan pada RA adalah (Lewis et al, 2007) :


a. Menurunkan nyeri.
b. Penurunan kemampuan fungsional minimal terhadap sendi yang terkena.
c. Berpartisipasi dalam merencanakan dan memberi dengan regimen terapeutik.
d. Mendorong untuk gambaran diri positif.
e. Perawatan diri yang maksimal sesuai dengan kemampuan.

Вам также может понравиться

  • Bab III EVALUASI
    Bab III EVALUASI
    Документ18 страниц
    Bab III EVALUASI
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Lampiran 4
    Lampiran 4
    Документ3 страницы
    Lampiran 4
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Print Isos
    Print Isos
    Документ28 страниц
    Print Isos
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Penyakit - Penyakit Pada Muskuluskeletal
    Penyakit - Penyakit Pada Muskuluskeletal
    Документ24 страницы
    Penyakit - Penyakit Pada Muskuluskeletal
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Barisan Dan Deret Geometri
    Barisan Dan Deret Geometri
    Документ5 страниц
    Barisan Dan Deret Geometri
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Kontrasepsi Pil
    Kontrasepsi Pil
    Документ8 страниц
    Kontrasepsi Pil
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Leaflet Gosok Gigi
    Leaflet Gosok Gigi
    Документ2 страницы
    Leaflet Gosok Gigi
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Leaflet Kompres
    Leaflet Kompres
    Документ3 страницы
    Leaflet Kompres
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Kunci Jawaban Sikap
    Kunci Jawaban Sikap
    Документ2 страницы
    Kunci Jawaban Sikap
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Lembar Balik
    Lembar Balik
    Документ11 страниц
    Lembar Balik
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Intervensi
    Intervensi
    Документ3 страницы
    Intervensi
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Tuna Rungu
    Tuna Rungu
    Документ17 страниц
    Tuna Rungu
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Sap Hipertermi
    Sap Hipertermi
    Документ9 страниц
    Sap Hipertermi
    Sukma Amore
    Оценок пока нет
  • Tuna Rungu
    Tuna Rungu
    Документ17 страниц
    Tuna Rungu
    Sukma Amore
    Оценок пока нет