Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh
Marliani Hanifah Mahmud
11.2016.382
Dosen Pembimbing
Dr. Erin Arsianti, Sp.M
2
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : Ada ,terkontrol
Kencing Manis : Ada, terkontrol
Asma : Tidak Ada
Alergi Obat : Tetrasiklin dan Amoksisilin
Riwayat penggunaan kacamata : OD -0.50/OS -0.00
Riwayat operasi mata : Tidak Ada
Riwayat trauma mata : Tidak Ada
Riwayat Pribadi
Kira-kira 20 tahun yang lalu pasien sangat kuat merokok namun sudah berhenti. Riwayat
minum minuman beralkohol tidak ada.
3
Status Ophthalmologis
Keterangan OD OS
IV. VISUS
Aksis Visus 6/12 1/300
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Addisi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Distansia Pupil 60 mm 60 mm
Kacamata Lama S -0.50 0.00
3. SUPERSILIA
Warna Hitam Hitam
Simetris Simetris Simetris
4
Fissura Palpebra Normal Normal
Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
7. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
8. KORNEA
Kejernihan Sedikit keruh Sedikit keruh,ada pembuluh
darah
Permukaan Licin, Rata Licin, Rata
Ukuran 12 mm 12 mm
5
Sensibilitas Normal Normal
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arcus Senilis Ada Ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. IRIS
Warna Cokelat Cokelat
Kripte Tidak ada Tidak ada
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
11. PUPIL
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran +/- 3 mm +/- 6mm,midriasis
Refleks Cahaya Langsung Positif Positif
RC Tidak Langsung Positif Positif
12. LENSA
Kejernihan Jernih Jernih
6
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif
15. PALPASI
Nyeri Tekan Tidak ada Ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Normal/palpasi Tinggi/palpasi
Tonometri Schiots Tidak dilakukan Tidak dilakukan
IV.RESUME
Sejak 6 bulan yang lalu, pasien mengatakan mata kirinya buram. Pasien ke RS
Magelang pada awal Juni dan didiagnosa OS Perdarahan retina. Seterusnya pasien dirujuk ke
RS Mata dr Yap. Buramnya perlahan lahan dan mata kiri terasa mengganjal. Pasien ke RS
7
Mata Yap pada 9 Juni 2017 dan didiagnosa dengan OS CRVO (iskhemi) dan OS neovascular
glaucoma dan rencanakan operasi PRP pada mata kiri.
Pada 23 Juni 2017 direncanakan operasi OS PRP namun tidak dapat karena TIO mata
kiri 50mm/hg. Pasien dikonsul untuk penurunan TIO.
Pada 27 Juni 2017, pasien datang untuk konsul. Pasien di 8iagnose OS neovascular
glaucoma Pasien diberikan obat Glucon 3x1, HCL 0.1 %, infus manitol dan citron. Pasien
direncanakan untuk operasi trabekulektomi OS.
Pada 29 Juni. Pasien masuk rawat inap untuk tindakan operasi trabekulektomi pada
mata kiri. Pasien mengaku mempunyai riwayat hipertensi. Pasien mengaku alergi pada obat
tetrasiklin dan amoksisilin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien compos
mentis, keadaan umum tampak sakit ringan, tekanan darah 120/90, nadi 80x/menit, suhu 36.6
℃. Pemeriksaan generalis dalam batas normal. Pemeriksaan oftalmologis didapatka
8
OD KETERANGAN OS
6/12 Visus 1/300
Tidak ada Nyeri Tekan Palpebra Tidak ada
Tidak ada Konjungtiva Hiperemis Tidak ada
Sedikit keruh Kornea Keruh
Dalam Kedalaman Bilik Mata Depan Dangkal
Tidak ada Efek Tyndal Tidak ada
Bulat / Ditengah Bentuk Pupil Bulat / Ditengah
+/- 3 mm Ukuran Pupil +/- 6 mm,midriasis
Positif Refleks Cahaya Langsung Positif
Refleks Cahaya Tak
Positif Positif
Langsung
Tidak ada Sinekia Tidak ada
Jernih Kejernihan Lensa Jernih
Refleks Fundus + Funduskopi Refleks Fundus +
Tidak ada Nyeri Tekan Palpasi Tidak ada
N/palpasi Tensi Okuli Tinggi/palpasi
Sesuai lapang pandang
Tes Konfrontasi Sulit dinilai
pemeriksa
15 mmhg Tensi non-contact 47 mmhg
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap dalam batas normal kecuali MCHC 36.4 g/dL dan
Neutrofil 12.00 x 109 /L
VI. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Slitlamp
Gonioskopi
Perimetri Goldmann
Ocular Coherence Tomography
VII. DIAGNOSIS KERJA
OS Glaucoma Neovascular ec Ischemic Central Retinal Vein Occlusion
9
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Glaucoma sudut tertutup akut
IX. PENATALAKSANAAN
Rujuk ke spesialis mata bagian retina
Rujuk ke spesialis bagian glaucoma
Pro trabektulotomi
X. PENGOBATAN
Glaucon 250mg 3x1
HCL 0.1%
Infus manitol
Atropin 4x1 tetes
10
Sesuai lapang pandang
Tes Konfrontasi Tidak dapat dinilai
pemeriksa
19 mmhg Tensi non-contact 31 mmhg
XI. PROGNOSIS
OD OS
Ad Vitam Ad Bonam Ad Bonam
Ad Functionam Ad Bonam Dubia Ad Malam
Ad Sanationam Ad Bonam Ad Malam
Follow Up
1 Juli 2017
2 Juli 2017
Subjektif Penglihatan bertambah kurang setelah operasi. Sakit (-), pusing (-), melihat
ganda
Objektif TD 150/100 mmHg, Nadi 76x/menit, Napas 18x/menit, Suhu 36.6⁰C
Pemeriksaan mata kiri tidak dilakukan
Assessment OS Post trabekulektomi
Planning Ciprofloxacin 100 mg (2x1)
Asam mefenamat 500 mg (3x1)
Polidemisin ED ( 6x 1 tetes OS)
Floxa (6x 1 tetes OS)
Xitrol (6x 1 tetes OS)
Edukasi
Dipulangkan
11
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
Glaukoma neovaskuler sangat jarang dijumpai. Di Eropah, diperkirakan, hanya sekitar
3.3% dari penderita glaucoma adalah penderita dari glaucoma neovaskuler.4 Menurut sebuah
penilitian, penderita lebih banyak laki-laki dari wanita. Serta penderita lebih banyak yang
berusia lanjut >60 tahun.5
Patofisiologi
Teori yang paling diterima secara umum pada patogenesis glaukoma neovaskular
adalah iskemia retina yang membebaskan faktor angiogenesis yang terus menyebar dan
menyebabkan pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru pada iris dan sudut kamera
anterior. Iskemia ataupun oklusi kapiler tampak sebagai kejadian awal pada proses ini, yang
terlihat mirip dengan produksi faktor angiogenesis oleh tumor padat.1 Faktor angiogenesis
dihasilkan oleh jaringan retina yang hipoksik secara in vitro. Faktor angiogenesis telah
ditemukan pada retina dan humor akueus pasien dengan glaukoma neovaskular. Pada
percobaan laboratorium faktor-faktor ini mampu menstimulasi proliferasi endotel kapiler,
neovaskularisasi kornea dan neovaskularisasi retina. Pada akhirnya faktor vasoproliferatif
telah ditemukan dalam jumlah yang meningkat pada mata dengan glaukoma neovaskular baik
13
pada pasien maupun hewan model. Sejumlah substansi telah dikemukakan sebagai faktor
angiogenesis. Substansi yang memiliki aktivitas angiogenesis termasuk fibroblast growth
factor, vascular endothelial growth factor (VEGF), angiogenin, platelet-derivead endothelial
cell growth factor, transforming growth factor-α, transforming growth factor-β, and tumor
necrosis factor-α. VEGF terlihat sebagai kandidat utama jika hanya faktor tunggal yang
dicari. VEGF ditemukan dalam konsentrasi 40-100 kali normal dalam humor akueus pasien
dengan glaukoma neovaskular.1,5,6
Akhir-akhir ini Tolentino dkk menunjukkan bahwa injeksi VEGF intravitreal dapat
menghasilkan neovaskularisasi iris dan glaukoma neovaskular pada primata. Bagaimanapun
antibodi VEGF tidak dapat memisahkan potensi angiogenesis vitreus secara kompleks dari
pasien dengan neovaskularisasi aktif. Karenanya, angiogenesis lebih seperti sebuah proses
kaskade inflamasi atau pembekuan yang melibatkan beberapa agen familial termasuk
polipeptida, amino, lipid, dan komponen berat molekul rendah lainnya. Faktor anti
angiogenesis juga telah berhasil diisolasi.
Pasien yang rentan adalah pasien pengidap hipertensi, diebetis mellitus, penyakit
kardiovaskuler, kelainan pembekuan darah, vasculitis, penyakit autoimun, pengambilan
kontraseptif oral, trauma kepala tertutup, konsumsi alkohol.5,
Pemeriksaan Fisik
Gejala pada neovaskuler glaucoma adalah sama tidak mengira apakah penyakit
penyebabnya. Secara tipikal, dibagikan menjadi 2 stadium. Stadium dini dan stadium lanjut.
Stadium lanjut terbagi lagi atas rubeosis iridis dan glaucoma sekunder sudut terbuka.6
Stadium dini
Pada stadium dini, didapatkan tanda seperti7
1. Rubeosis iridis
Tekanan intraokuler normal
Adanya neovaskularisasi halus pada tebing kornea
Neovaskularisasi iris (bisa timbul tanpa neovaskularisasi)
Pupil tidak reaktif
Uvea ektropion
Stadium Lanjut
Pada Stadium Lanjut, didapatkan gejala seperti
Nyeri akut mata, pusing kepala, mual muntah
15
Silau
Penurunan Visus
TIO meningkat diatas 60 mmHg
Injeksi konjungtiva
Edema kornea
Tanpa/dengan hifema
Penutupan sudut sinekia
Rubeosis
Ektropion uvea lanjut
Neovaskularisasi retina dan perdarahan retina
Cupping nervus optikus
Pemeriksaan Penunjang
Glaucoma Neovaskuler
1. Tonometri
Tonometri adalah istilah pengukuran tekanan intraokuler. Instrumen yang paling luas
digunakan adalah tonometer aplanasi goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan
mengukur gaya yang diperlukan untuk meratakan luas tertentu kornea. Terdapat
tonometer aplanasi lain yaitu perkin dan tonopen yang portabel; pneumatotometer
berguna apabila permukaan kornea ireguler dan dapat digunakan walaupasien memakai
16
1
lensa kontak. Tonometer schiotz adalah tonometer portabel dan mengukur indentasi
kornea yang ditimbulkan oleh beban tertentu.Tonometri digital adalah Pemeriksaan
untuk menentukan tekanan bola mata dengan cepat yaitu dengan memakai ujung jari
pemeriksa tanpa memakai alat khusus (tonometer). Cara pemeriksaan ini memerlukan
pengalaman pemeriksaan karena terdapat faktor subyektif.9
3. Elektroretinografi
Untuk melihat status fungsional retina dan mengklasifikasikan derajat oklusi pada
vena retina sentralis. Di dalam gelombang ERG, retina internal memproduksi gelombang-b
dan retinal eksternal memproduksi gelombang-a. Di dalam CRVO, perfusi retina internal
terganggu, jadi amplitude gelombang-b berkurang dibandingkan dengan gelombang-a. rasio
b:a berkurang. Ada penelitian menunjukkan bahwa sekiranya rasio a:b adalah kurang dari 1,
menandakan adangan CRVO.6
Diagnosis
Pada anamnesa khas seperti mata kiri ada gangguan penglihatan, dan terasa
mengganjal. Riwayat hipertensi dan diebetis melitus. Kita harus waspada terhadap
orang yang memiliki faktor risiko glaukoma neovasculer.
Tajam penglihatan
Pada glaukoma absolut tajam penglihatan pasien adalah 0 (tidak dapat melihat).
Pemeriksaan Tonometri
Secara umum, TIO normal adalah 10-21 mmHg. TIO dapat meningkat akibat
gangguan sistem drainase glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses sistem
drainase (glaukoma sudut tertutup). Pada glaukoma akut peningkatan TIO mendadak
hingga 60-80 mmHg yang dapat mengakibatkan kerusakan iskemia akut dari nervus
optikus. Pada glaukoma sudut terbuka primer, kerusakan sel ganglion retina muncul
akibat jejas kronis menahun.
Pemeriksaan slitlamp
Kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal.
Pemeriksaan lapang pandangan
19
Pada glaukoma yang masih dini, lapang pandangan perifer belum menunjukkan
kelainan, tetapi lapang pandangan sentral sudah menunjukkan adanya bermacam-
macam skotoma. Jika glaukomanya sudah lanjut, lapang pandangan perifer juga
memberikan kelainan berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal dan
akhirnya dapat menyebabkan kehilangan lapang pandang seluruhnya.
Pemeriksaan oftalmoskopi
Pemeriksaan digunakan untuk menilai diskus optik, dimana CD ratio normal adalah
0,3-0,4 sedangkan pada pasien glaukoma yang telah menunjukkan kelainan lapang
pandang biasanya CD ratio 0,5.
Pengobatan
Medika Mentosa Glaukoma neovaskuler
1. Menurunkan Tekanan Intraokuler
Memberikan agen penurun TIO, seperti Antagonis β-adrenergik, agonis α-2 topikal
dan penghambat anhidra karbonik topical atau oral. Penghambat adenergik beta adalah
obat yang sekarang paling luas di gunakan untuk terapi glaukoma. Obat – obat ini dapat
digunalam tersendi atau di kombinasi dengan obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%,
betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3%
merupakan preparat-preparat yang tersedia. Kontraindikasi utama pemakaian obat-obat
ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahun terutama asma dan defek hantaran
jantung..1, 5
Untuk betaksolol, selektivitas relatif reseptor beta 1 dan afinitas keselurahan terhadap
semua reseptor beta yang rendah menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek
samping sistemik ini. Depresi, pikiran kacau, dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian
obat penghambat beta topikal. 1 Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergik alfa-2 baru
yang menurunkan pembentukan humor akueus tanpa efek pada aliran keluar.
Inhibitor karbonat anhidrase sistemik atau biasa dikenal dengan asetazolamid adalah
yang paling banyak digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak
memberi hasil memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang
sangat tinggi perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor
akueus sebesar 40-60%. Asetazolamid dapat diberikan peroral dalam dosis 125-250 mg
sampai 3 kali sehari atau dapat diberikan secara intravena 500mg. Inhibitor karbonat
anhidrase menimbulkan efek samping sistemik mayor yang membatasi penggunaan obat-
20
obat ini untuk terapi jangka panjang. Sekarang sedang diciptakan inhibitor karbonat
anhidrase topikal yang memperlihatkan efek menguntungkan dengan penurunan efek
samping sistemik. 1
21
Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke jalinan
trabekular dapat mempermudah aliran keluar humor akueus karena efek luka bakar
tersebut pada jalinan trabekular dan kanalis schlemm serta terjadinya proses-proses
selular yang meningkatkan fungsi jalinantrablekular. Teknik ini dapat diterapkan bagi
macam-macam bentuk glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi bergantung pada
penyebab yang mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan pengurangan
terapi medis dan penundaan tindakan bedah glaukoma. 1,6
3. Vitrektomi
Vitrektomi adalah teknik di mana vitreous diangkat melalui operasi bersamaan
dengan pengangkatan hyaloid posterior. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
vitrektomi mungkin bermanfaat untuk edema makula akibat CRVO. Satu teori adalah bahwa
vitrektomi dapat mengurangi daya tarik pada makula dan, dengan demikian, mengurangi
edema makula. Menurut hipotesis lain, menghilangkan vitreous juga akan menghilangkan
sitokin dan VEGF yang terkait dengan peristiwa oklusif vena; Dengan demikian, stimulus
untuk edema makula akan berkurang. Pada saat ini, tidak ada bukti yang meyakinkan yang
menunjukkan bahwa vitrectomy adalah pendekatan terbaik.1,6
Prognosis
Tanpa pengobatan, glaukoma neovaskuler dapat berkembang secara perlahan menjadi
glaukoma absolut sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Prognosis glaukoma
23
absolut buruk dimana sudah terjadi kebutaan irreversible. Apa bila proses penyakit terdeteksi
secara dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. 1,9
Pembahasan kasus
Pada kasus laki-laki usia 47 datang ke RS Mata Dr Yap dengan rujukan dari RS Tidak
Magelang keluhan mata kirinya buram sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengadu pandangan
kabur secara perlahan-lahan, mata terasa mengganjal. Pasien didiagnosa dengan perdarahan
retina dari RS Tidak Magelang. Riwayat trauma tidak ada, penyakit sistemik ada berupa
hipertensi dan diabetes melitus. Mata kanan pasien tidak ada keluhan.
Setelah dianamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien didiagnosa dengan
oklusi vena retina sentralis dan direncanakan untuk operasi PRP OS. Namun pada hari
operasi, didapatkan tekanan intraokuler mencapai 50mmhg. Operasi ditangguhkan dan pasien
dikonsul ke bagian glaucoma untuk tatalaksana menurunkan tekanan intraokuler.
Pada bagian glaucoma, pasien di diagnosa mengidap Glaucoma Neovasculer karena
adanya pembentukan pembuluh darah pada kornea nya. Pasien di rencanakan operasi
trabekulektomi OS untuk menurunkan tekanan intraokuler.
Gejala yang dialami pasien ini menyerupai gejala Neovasculer glaucoma berupa
penurunan visus dan nyeri kepala, tetapi untuk mengetahui lebih lanjut diagnosis pasien harus
dilakukan pemeriksaan menggunakan slitlamp untuk melihat apakah tampak pembuluh darah
pada kornea dengan jelas, serta gonioskopi untuk menentukan tahap progresifitas penyakit
ini.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, napas
20x/menit dan suhu 36,7 derajat Celcius. Pemeriksaan visus 6/12 OD, 1/300 OS.
Pemeriksaan bola mata anterior ditemukan pupil OS berukuran 3 mm, pada kornea terlihat
adanya pembuluh darah. Refleks fundus OS jingga, tes konfrontasi sulit dinilai karena pasien
mengatakan buram. Pemeriksaan tekanan intraokuler adalah 47 mmHg pada OS. Pasien
dirawat inap dan direncakan operasi trabekulektomi OS. Sehingga tekanan bola mata pasien
menjadi normal, operasis PRP OS dilakukan untuk CRVO Iskemi OS pasien.
24
Daftar Pustaka
1. Riordan Eva P, Whitcher JP. In : Vaughan and Asbury’s General Opthalmology. 17th
ed. New York : McGraw-Hill. 2008.
2. Zulmaini H. Glaukoma neovaskuler. Tinjauan Pustaka: FK Universitas Andalas.
2009.
3. Edward S. Harkness Eye Institute Columbia University. Neovascular glaucoma
[internet] .2003 [diakses pada 5 Juli 2017]. Didapatkan dari :
http://dro.hs.columbia.edu/nvg.htm
4. European Consortium for the Study of a Topical Treatment of Neovascular
Glaucoma. Incidence of NVG [internet]. 2017. [diakses pada 5 Juli 2017]. Didapatkan
dari : http://strong-nvg.com/for-patients/
5. Rodrigues GB, Abe RY, Zangali C, Sodre SL, Donini FA, Costa DC, et.al.
Neovascular glaucoma: a review. International Journal of Retina and Vitreous.
2016;26(2): 1-10
6. MK Lakshmana. Central Retina Vein Occlusion; 2016 Juni 29 [diakses pada 7 Juli
2017]. Didapatkan dari : http://emedicine.medscape.com/article/1223746-
overview#a4
7. HK Pendya. Neovascular Glaucoma; 2016 Agustus 1 [diakses pada 6 Juli 2017].
Didapatkan dari : http://emedicine.medscape.com/article/1205736-overview#a5
8. Bright Focus Foundation. Flow of aqeous humor [Internet]. 2000. [diakses pada 6 Juli
2017]. Didapatkan dari : http://www.brightfocus.org/glaucoma/infographic/flow-
aqueous-humor
9. Suharjo SU, Sundari S, Sasongko MB. Kelainan Palpebra, Konjungtiva, Kornea,
Sklera dan Sistem Lakrimal. Dalam Suhardjo SU, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata.
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2012. h.111-43.
10. Ilyas HS. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2014.
h.175-177
25
Perbedaan glaukoma neovaskuler. Glaukoma sudut tertutup akut dan glaukoma
sekunder.
Glaucoma G. neovaskuler G. sudut tertutup G. sekunder
akut
Definisi Peningkatan TIO Peningkatan TIO Peningkatan TIO akibat dari
yang terjadi akibat yang terjadi akibat manifestasi dari penyakit
dari partumbuhan dari penutupan mata lain yang mendasari
pemuluh darah baru sudut iridokorneal atau efek samping dari
pada trabecular oleh iris pemakaian sesuatu obat
meshwork yang Penutupan ini
menghambat aliran menghambat
humour akuos aliran normal
humour akuos.
Etiologi Komplikasi dari Terjadi secara Berawalan dari penyakit
Oklusi vena retina tiba-tiba tanpa mata seperti
sentralis keluhan inflamasi,trauma,perdarahan,
tumor,obat-obatan,pengaruh
fisik dan kimia
TIO meningkat Peningkatan terjadi Peningkatan Peningkatan bisa terjadi
secara perlahan terjadi secara cepat secara perlahan atau cepat
Nyeri Selalunya tidak Selalunya nyeri Bisa nyeri atau tidak
nyeri
Penyempitan Terjadi Tidak terjadi Biasanya tidak menimbulkan
lapang pandang penyempitan lapang penyempitan, gangguan penglihatan pada
pandang secara namun visus awalnya. Namun akhirnya
progresif dan menurun bisa menurunkan lapang
perlahan mendadak pandang.
Tatalaksana Obatan Obatan Obatan
Penurunan TIO – Penurunan TIO – Penurunan TIO –obat topical
obat topical b- obat topical b- b-blocker, carbonic
blocker, carbonic blocker, carbonic anhydrase.
anhydrase anhydrase.
Mengobati penyakit yang
Penghambatan Operasi mendasari terjadinya
neovasckularisasi- Penurunan TIO- glaukoma sekunder.
injeksi anti-VEGF trabekulektomi
seperti Operasi
bezacivumab, Penurunan TIO-
ranibizumab trabekulektomi
Penyakit sistemik –
mengawasi
pengawalan dari
penyakit ini dengan
memberi obatan
tekanan darah dan
diabetes mellitus.
26
Operasi
Penurunan TIO-
trabekulektomi
Hambat
Neovaskularisasi –
Pan retina
photocoagulation
27