Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Yoga Zunandy Pratama, S.Ked
G1A216068
Pembimbing:
dr. Yulinda Fetritura, M.Kes
LAPORAN KASUS
GLAUCOMA SUDUT TERBUKA PRIMER
Oleh:
Yoga Zunandy Pratama, S.Ked
G1A216068
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini pada Program Profesi
Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 2 di RSUD H. Abdurrahman Sayoeti
yang berjudul “Glaucoma Sudut Terbuka Primer”. Penulisan laporan kasus ini
dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menjalani program profesi
dokter di bagian ilmu kesehatan masyarakat 2. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Yulinda Fetritura, M.Kes sebagai
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membacanya. Semoga tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
A. Nama/Kelamin/Umur : Ny.A/Peremuan/71 tahun
B. Pekerjaan : IRT
C. Alamat : RT 08 Olak Kemang
II. Latar Belakang Sosial-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak : 8 orang
c. Status ekonomi keluarga : menegah kebawah
d. Kondisi rumah
Pasien tinggal disebuah rumah semi permanen dengan luas 10x15 meter,
lantai dari semen, dinding dari beton, atap dari seng. Terdapat 1 ruang
tamu, 2 kamar tidur, ventilasi dirumah pasien cukup baik, rumah
pencahayaannya cukup terang, sumber air sehari-hari dari sumur gali,
sumber air minum dari air isi ulang, sumber listrik dari PLN, kamar mandi
1 buah dan menggunakan WC jongkok, sampah dibuang di tempat
pembuangan sampah.
e. Kondisi Lingkungan di sekitar rumah:
Rumah pasien berjarak cukup dekat dengan rumah lainnya.
III. Aspek Perilaku dan Psikologis dalam Keluarga
Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga
IV. Keluhan Utama :
Penurunan penglihatan pada kedua mata
V. Riwayat Penyakit Sekarang :
± 5 tahun yang lalu, pasien mengatakan mata terasa nyeri dan merah
disertai rasa nyeri di bagian kepala. Mata nyeri dirasakan terus menerus, tidak
hilang jika di bawa istirahat dan menggunakan kacamata. Pasien mengatakan
awalnya kedua mata pasien terasa sering pegal dan tidak nyaman.
± 1 tahun yang lalu pasien berobat ke praktek dokter dan diberikan obat.
Pasien mengatakan sedikit terasa nyaman pada mata namun pasien tidak rutin
memberikan obat pada kedua matanya. 1 bulan yang lalu pasien mengatakan
penglihatan kedua mata semakin kabur sehingga mengganggu aktivitas
pasien.
± 3 hari smrs pasien mengatakan kedua mata semakin sulit melihat benda
yang berada didepannya, mata terasa nyeri, dan pasien mengatakan seperti
melihat pelangi disekitar bola mata.
1. Pemeriksaan Organ
a. Kepala Bentuk : Normocephal
Simetri : Simetris
b. Mata Exopthalmus/enophtal: (-)
Kelopak : normal
Conjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterik (-)
Kornea : normal
Pupil : bulat, isokor, rc +/+
Lensa : normal, keruh (+)
Gerakan bola mata : baik
c. Hidung : Tak ada kelainan
d. Telinga : Tak ada kelainan
e. Mulut Bibir : Lembab
Bau pernafasan : Normal
Gigi geligi : Lengkap
Palatum : Deviasi (-)
Gusi : Warna merah muda,
perdarahan (-)
Selaput Lendir : Normal
Lidah : Putih kotor, ulkus (-)
f. Leher KGB : Tak ada pembengkakan
Kel.tiroid : Tak ada pembesaran
g. Pulmo
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Statis & dinamis: Statis & dinamis :
simetris simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Auskultasi Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)
h. Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula
sinistra
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan :ICS V linea parasternalis dextra
Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomen
Inspeksi Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)
Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer
(-), , hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok
costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : atrofi (-/-), akral hangat (+), sianosis (-)
Inferior : atrofi (-/-), akral hangat (+), sianosis (-)
STATUS LOKALIS
a. Inspeksi
PEMERIKSAAN OD OS
1. Palpebra Edema (-) Edema (-)
2. Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
3. Silia Kesan Normal Kesan Normal
4. Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
5. Mekanisme Muskular
- ODS
- OD
- OS
6. Kornea Jernih Jernih
7. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
8. Pupil Bulat, sentral,RC(+) Bulat,sentral,RC(+)
9. Lensa Keruh Keruh
b. Palpasi
Tonometri digital palpasi
OD = (N+1)
OS = (N+1)
c. Visus
OD = 1/60
OS = 1/300
X. Pemeriksaan Laboratorium
-
XI. Usulan Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Tonometri Schiotz, Slit Lamp, Funduskopi, Gonioskopi,
Perimetri.
2.1 Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
ini ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. Pada glaukoma akan terdapat
melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan
anatomi berupa ekstravasasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik, yang
dapat berakhir dengan kebutaan.1
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua setelah katarak
baik di dunia maupun di Indonesia. Di seluruh dunia, sekitar 60 juta orang di
menderita glaukoma. Sebuah survei data berdasarkan populasi juga menyatakan
bahwa satu dari 40 orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun menderita
glaukoma.5,6 Glaukoma primer dapat dibedakan menjadi glaukoma primer sudut
terbuka dan glaukoma primer sudut tertutup. Di Amerika pada tahun 2004, sekitar
2,2 juta orang menderita glaukoma primer sudut terbuka dimana setengah dari
jumlah kasus tersebut tidak terdiagnosis. Jumlah ini juga diperkirakan akan
meningkat menjadi 3,36 juta orang pada tahun 2020.2
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah
gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik
mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke
sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Pada semua pasien glaukoma, perlu
tidaknya diberikan terapi dan efektifitas terapi ditentukan dengan melakukan
pengukuran tekanan intraokular (tonometri), inspeksi diskus optikus, dan
pengukuran lapangan pandang secara teratur. Terapi ditujukan untuk menurunkan
tekanan intraokular dan apabila mungkin memperbaiki sebab yang mendasarinya.3
2.2 Anatomi dan Fisiologi
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan
bilik mata. Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang
dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran Descement dan
membran Bowman, lalu ke posterior 0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi
kanal Schlemn dan trabekula sampai ke COA. Akhir dari membran Descment
disebut garis Schwalbe.4
Limbus terdiri dari 2 lapisan epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali setebal
epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari
a. siliaris anterior. Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri
dari :4
1. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari dalam stroma kornea dan
menuju ke belakang, mengelilingi kanal Schlemn untuk berinsersi pada sklera.
2. Trabekula uveal, serabut berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke
scleralspur (insersi dari m. Siliaris) dan sebagian ke m. Siliaris meridional.
3. Serabut berasal dari akhir membran Descment (garis Schwalbe), menuju ke
jaringan pengikat m. Siliaris radialis dan sirkularis.
4. Ligamentum pektinatum rudimenter, berasal dari dataran depan iris menuju ke
depan trabekula.
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis dan
seluruhnya diliputi endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus
pandang, sehingga bila ada darah di dalam kanal Schlemn dapat terlihat dari luar.4
Kanal Schlemn merupakan kapiler yang dimodifikasi yang mengelilingi
kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada
dindingnya sebelah dalam terdapat lubang-lubang sebesar 2 U, sehingga terdapat
hubungan langsung antara trabekula dan kanal Schlemn. Dari kanal Schlemn,
keluar saluran kolektor 20-30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan
sklera dan episklera dan v. Siliaris anterior di badan siliaris. 4
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan aqueous
humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Aqueous humor adalah
suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya adalah
sekitar 250 μL, dan kecepatannya pembentukannya, yang memiliki variasi diurnal
adalah 2,5 μL/mnt. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dibandingkan plasma.
Komposisi aqueous humor serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki
konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi, protein, urea, dan glukosa
yang lebih rendah.5
Aqueous humor memegang peranan penting dalam fisiologi mata, yaitu
antara lain sebagai pengganti sistem vaskular untuk bagian mata yang avaskular
seperti kornea dan lensa. Aqueous humor berputar dan mempertahankan tekanan
intraokular yang penting bagi pertahanan struktur dan penglihatan mata.2,5,6,7
Aqueous humor diproduksi melalui 3 mekanisme fisiologis yaitu secara
difusi, ultrafiltrasi dan transpor aktif. Sekresi atau transpor aktif menggunakan
energi untuk memindahkan substansi melawan gradien elektrokimia dan tidak
tergantung pada tekanan. Identitas ion tepat atau ion yang dipindahkan tidak
diketahui, namun sodium, klorida, dan bikarbonat terlibat. Sekresi aktif berperan
bagi mayoritas produksi aqueous dan melibatkan, setidaknya sebagian, aktivitas
enzim karbonik anhidrase II. Ultrafitrasi mengacu pada perpindahan tergantung
tekanan searah gradien tekanan. Pada prosesus siliaris, perbedaan tekanan
hidrostatik antara tekanan kapiler dan TIO memudahkan perpindahan cairan ke
dalam mata, sementara gradien onkotik di antaranya menahan perpindahan cairan.
Difusi merupakan perpindahan pasif ion melewati membran yang berhubungan
dengan beban dan konsentrasi.8
Mekanisme aliran aqueous humor dari kamera okuli posterior melalui pupil
ke kamera okuli anterior keluar ke sistem sistemik melalui 2 rute berbeda yaitu
melalui rute trabecular outflow dan uveoscleral outflow.6,7
Gambar 2.1 Fisiologi sirkulasi aqueous humor5
Gambar 2.3. Discus opticus normal (kiri) dan discus opticus pada glaukoma11
Indikasi :
Glaukoma sudut tertutup
Mata yang lain dimana mata yang satu telah terserang glaukoma akut
Sudut sempit
Penutupan sudut sekunder dengan sumbatan pupil
Glaukoma sudut terbuka dengan sudut sempit
Kontraindikasi :
Edema kornea
Bilik mata depan dangkal
c. Bedah drainase1
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme
drainase normal, sehingga terbentuk akses langsung humor aqueous dari
kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau orbita dapat dibuat dengan
trabekulotomi atau insersi selang drainase.
Trabekulektomi adalah prosedur yang paling sering dilakukan untuk
memintas saluran-saluran drainase normal sehingga terbentuk akses
langsung aqueous humor dari bilik mata depan ke jaringan subkonjungtiva
dan orbita. Akibat tindakan ini terjadi pengeluaran cairan bilik mata depan
melalui kanal Schlemm langsung, filtrasi pada sklera, merembes ke bawah
konjungtiva ataupun mengalir suprakoroid akibat terjadinya siklodialisis
akibat manipulasi operasi.11,13
Komplikasi trabekulektomi adalah kegagalan fibrosis pada jaringan
episklera menutup jalur drainase yang baru. Biasanya terjadi pada pasien
berusia muda, berkulit hitam dan pasien yang pernah menjalani bedah
drainase atau tindakan bedah lain yang melibatkan jaringan episklera.
Terapi ajuvan dengan antimetabolite biasanya fluorourasil dan mitomisin
berguna untuk memperkecil risiko ini.
Inisial monoterapi
Ya Tidak
Ya Tidak
Gambar 2.8 Terapi pada Glaukoma primer sudut terbuka (POAG/Primary Open-
Angle Glaukoma)16
Mekanisme sudut tertutup
Miotik Laser
Iridotomi laser Gonioplasty
Iridektomi perifer
Kontrol TIO
Gambar 2.8 Terapi pada Glaukoma primer sudut tertutup (PCAG/Primary
Closure-Angle Glaukoma)16
2.12 Komplikasi Glaukoma Primer
a. Sinekia anterior perifer
Di mana iris perifer melekat pada jalinan trabekular dan
menghambat aliran mata keluar.
b. Atrofi retina dan saraf optik
Daya tahan unsur-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular
yang tinggi buruk. Terjadi gangguan glaukoma pada papil optik dan atrofi
retina, terutama pada lapisan sel-sel ganglion.13
LAMPIRAN