Вы находитесь на странице: 1из 2

warna dan tektur

dan lain-lain.

Faktor yang cukup berpengaruh dari segi di luar teknis, yaitu harga dan ketersediaan material di pasaran. Diharapkan dalam perancangan komponen konstruksi mesin, jenis material yang akan
digunakan terdapat banyak di pasaran bebas. Hal ini kita banyak diuntungkan baik dari segi harga juga waktu. Tetapi bila jenis material yang akandigunakan tidak ada di pasaran, berarti kita harus
pesan langsung ke pabrik di samping akan memakan banyak waktu juga jelas lebih mahal. Dengan kata lain perlu pertimbangan khusus ada ketersediaan dari biaya, bahan dasar/baku dan metoda
proses dapat dilakukan dengan mudah.

8. Service Ability

Service ability adalah speed, delivery, dan kompetensi dari reparasi dimana perusahaan menyediakan di lapangan bagi produknya.Servis ability dari sebuah produk adalah melekat dalam
desainnya. Bermacam produk sangat rumit, mereka membutuhkan training kepada pengguna, maintenance yang periodic, atau keduanya. Adalah jauh lebih mudah dan cepat untuk melakukan
kerja reparasi pada produk sederhana.Servis ability dapat juga digunakan dengan desain modular.Untuk produk dengan desain modular kegagalan komponen dapat dilahirkan dalam modul dimana
komponen berada.Sangat nyata bahwa kinerja, features, keandalan, durability, servis ability dan aestetik diterapkan pada tahap desain.Inilah mengapa dikelompokkan bersama sebagai kualitas
desain.

Dalam banyak contoh, konsumen tidaklah selalu memiliki informasi engkap tentang atribut suatu produk. Maka mereka mempercayakan pada pengukuran tidak langsung, didefinisikan
sebagai kualitas sandaran, bila disbanding dengan merek lain. Suatu strategi desain, manufaktur dan pemasaran yang di manajemen dengan sangat hati-hati adalah dibutuhkan untuk
mempengaruhi persepsi komsumen secara positif.Bagaimanapun perlu dicatat bahwa reputasi, kontributor primer pada kualitas sandaran, dapat hanya dibangun dengan menjual produk yang
dirancang dengan baik melalui suatu periode waktu yang sangat panjang.

9. Masalah Service

Dari diskusi tentang serviceability, adalah jelas bahwa kepuasan dibuat pada tahap desain produk mempengaruhi kemampuan organisasi bisnis untuk menyediakan pelayanan
purna jual bagi pelanggan dalam suatu cara yang cost effective. Bergantung pada interes produk dan segmen pasar, satu atau berbagai konsumsi dari dimensi-dimensi tersebut digunakan secara
strategis untuk mencapai posisioning produk dan diferensiasi pasar sebagaimana dibutuhkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.“Desain produk adalah aktivitas strategis, dengan pamrih
atau dengan kegagalan”, karena komitmen utama pada dimensi ini biasanya dibuat selama langkah perencanaan dari produk.Perusahaan yang tidak membuat keputusan desain produknya secara
strategis adalah sedang berkompetisi dari suatu posisi ketidak unggulan.

Mengapa perlu manajemen desain, dari literatur terbaru pada manajemen dan prakteknya selalu diikuti oleh organisasi bisnis, yangtelah ditemukan bahwa tidak banyak organisasi bisnis
yang menangani produknya secara strategis dan kebanyakan manajer tidaklah merasa nyaman dengan konsep “manjemen desain”.Diskusi berikut membicarakan isu-isu yang utamanya
bertanggung jawab membuat manajemen strategis dari desain suatu produk untuk komponen mesin, meskipun merupakan suatu tugas yang sangat sulit.

a. Adanya kekurangan pendefinisian desain secara presisi, secara umum, orang-orang bisnis dan diluarnya mengenali pentingnya desain. Meskipun tak ada kesepakatan pada
bagimanamendefinisikannya, dimana kata desain kerap digunakan dalam suatu cakupan yang sangat luas.Desain secara tipikal mengacu pada produk, bungkus, fasilitas, dll. Meskipun
kadang-kadang digunakan untuk menyatakan elemen dari suatu gaya (style), antara lain “perancang tata rambut” atau “perancang jean”. Pada ekstrim yang berlawanan, eksplorasi
philosophi dari desain kerap dimulai dengan sejarah pendahuluan penemuan dari komponen peralatan batu, dengan demikian terdaftar pada rubric desaain, setidak-tidaknya dengan
implikasinya, semua keunggulan ilmu pengetahuan teknologi.

Sayang sekali, tidak ada hasil pendekatan yang menghasilkan sebuah konsep valid yang dapat digunakan oleh bisnis atau oleh masyarakat luas untuk memberi definisi desain dalam
sebuah jalan yang bermanfaat karena jenis-jenis dari konsep generic ini cenderung fokusnya mencair.

b. Adanya atau perlunya pembentukan divisi kerja, dari desain produk dalam bentuknya sekarang timbl selama revolusi industri. Sebelumnya tukang merancang dan membuat produk
berdasar permintaan pelanggan.Hal ini menjadikan prosesnya mahal dan tidak banyak dapat dihasilkan.Selanjutnya pelanggan mulai menilai produk yang di standardisasi, yang dapat di
manufaktur dengan biaya rendah.Untuk mencapai pengurangan biaya, pekerjaan menjadi bertambah di golong-golongkan ke dalam divisi pekerja. Pekerjaan pemrosesan sederhana
dilakukan oleh tukang untuk memprodukai produk-produk biasa diganti dengan aliran proses yang rumit diarahkan pada produksi missal dari produk standar. Tugas perencanaan produk
menjadi terpisah dari tugas manufaktur dan pemasarannya.Jenis baru dari individu, desiner, melengkapi pola dua dimensi dan prototipt tiga dimensi untuk di kopi secara presisi oleh
pekerja dan mesin.DEsainer menjadi terpisah dari pelanggan dan harus mempercayakan pada interprstasi pasar terhadap kebutuhan pelanggan berdasar pada survey pasar terhadap
validitas yang diragukan.

Perlu dilakukan pemisahan divisi dan depeatemen satu sama lain, secara fungsional dan secara physic,maka akan muncul masalah komunikasi dan konflik antar departemen. Sasaran dari
desain yang baik, sebagaimana diukur terhadap keseuaiannya terhadap pekerjaan yang harus dilakukan, adalah tiak selalu cocok dengan sasaran dari fungsi yang lain antara lain
manufacturing, marketing, dan fimance. Desainer adalah divisi lain dengan daya terbatas dari hirarki korporat. Order korporat baru dipaksa kepadanya dari belakang tempat duduk selama
perdebatan korporasi untk merumuskan strategi, membiarkan marketing dan eksekutif keuangan menyerobot show.

c. Pengaruh berlebihan pada konsep pemasaran, dimasa lalu, saat sangat sedikit atau bahkan tak ada kompetisi, perusahaan menjual apa saja yang mereka buat. Bila kompetisi
dimulai secara intensif, oeganisasi bisnis mencoba menjawab permaslahan mereka dengan :konsep pemasaran”. Konsep pemasaran, pada banyak hal mengambil proses dua tahap, yaitu:

1. Kebutuhan perusahaan untuk mengindentifikasi kehendak pelanggan.

2. Mereka mencari cara mengefektifkan ongkos untuk memenuhi kehendak tersebut.

Ini adalah konsep yang sangat bertenaga karena berfokus pada kepuasan konsumen. Bagaimanapun juga pada banyak hal, ini merupakan kesulitan yang ekstrim untuk mengindentifikasi
apa yang sebenarnya diinginkan oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumen tidaklah selalu sanggup mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dan harapkan secara benar.
Secara umum, mereka cenderung untuk mendefinisikan keinginan mereka dalam batasan terhadap produk yang menarik. Saat berhadapan dengan produk baru yang inovatif sebagai
contoh Sony Walkman atau Selective Laser Sintering Machine, dalam banyak hal konsumen tidak akan mampu membayangkan atau memperkirakan tampilan produk pada tahapan
konseptual, biarkanlah sendiri periset pasar membicarakan apa yang mereka inginkan. Maka kepercayaan yang berlebihan pda metodologi riset pasar saat ini memaksa desainer untuk
menjadi kurang inovatif, yang memaksa bisnisnya menjadi mudah diserang oleh competitor yang agresif dan inovatif.
d. Masalah kekurangan pendidikan dalam desain, memang agak umum untuk menemukan eksekutif bisnis atau manajer dalam membuat keputusan desan strategis tanpa pemahaman desaain
produk yang luas dan mendalam. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikannya (antara lain: Hukum, akunting, dan finans) yang jauh dilepas dari aktivitas desain produk. Desain
bukanlah bagian integral dari umumnya kurikulum mayor sekolah bisnis dengan sedikit pengecualian. Di USA dari 250 sekolah teknik, desain masih secara umum dibayangkan hanya dalam
lingkup pengajaran, :Machine desain”, yang secara tradisional berupa teknik desain analitis daripada desain yang sebenarnya. Masalah pendidikan desain dilebih-lebihkan oleh kenyataan
dati fakta bahwa bidang desain menjadi tidak efisien terhadap ilmu pengetahuan yang eksplisit dan logis yang dapat di eneralisir. Aktivitas saat ini ddiukung oleh beberapa organisasi bisnis
di negeri ini dan di lauar negeri dan usaha oleh Yayasan Desain Korporasi Boston, Nassachusetts, untuk mendidik pimpinan bisnis saat ini dan besok selangkah lebih maju, akan tetapi
masih banyak keinginan harus dikerjakan.

e. Masalah desain dianggap sebagai aktivitas tak dimanajer, ada anggapan umum bahwa desain adalah rumit dan aktivitas kreatif yang kompleks dan sulit dimanajer. Dugaan dari desain
industrial memicu dalam pikiran kebanyakan orang-orang bisnis tersamar dalam bentuk artistic dan bakat, yang tak dapat diterjemahkan ke dalam argument bisnis yang kokoh. Desain
engineering mengingatkan cetak biru dan toleransi, yangmana kebanyakan orang bisnis menemkan detail yang tak perlu dimengerti, dan menjumpai lebih banyak lagi untuk pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan.

Pada umumnya manajer percaya bahwa bermacam percobaan untuk manajer desain secara efektiv akan membutuhkan banyak perubahan, berarti penghancuran organiasai.
Konsekuensinya, desain dalam kebanyakan organisasi diperlukan sebagai tugas jobbing. Perusahaan menggunakannya saat mereka menbutuhkannya pada suatu proyek atau ini
diperlkukan sebagi sebuah fungsi yang terpisah dari arus utama aktivitas bisnis, antara lain : manufacturing, marketing, dan finance. Akan tetapi desain adalah fungsi bisnis, oleh karena
bisnis dapat berkopetisi. Rancangan yang baik adalah bisnis yang baik.Maka itu haruslahdikenali bahwa manajer desain secara konsep tidak berbeda dari menangani fungsi korporasi yang
lain, antara lain finance atau sistem informasi.

10. Strategi Desain

Dalam desain produk, sebagai keseluruhan proses dan dikombinasikan dengan usaha spesialis desain engineering, industrial, dan factor human (penghasil prod

Вам также может понравиться