Вы находитесь на странице: 1из 18

Batuan sedimen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perlapisan batuan sedimen di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan
tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang
mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang
selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk
sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi,
dan terbentuklah batuan sedimen.[1]

Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup
8% dari total volume kerak bumi.[2]

Studi tentang urutan strata batuan sedimen adalah sumber utama untuk pengetahuan ilmiah
tentang sejarah bumi, termasuk Paleogeografi, paleoklimatologi dan sejarah kehidupan. Disiplin
ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan asal batuan sedimen disebut sedimentologi. Sedimentologi
adalah bagian dari baik geologi maupun geografi fisik dan tumpang tindih sebagian dengan
disiplin lain dalam ilmu bumi, seperti pedologi, geomorfologi, geokimia dan geologi struktur.

Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Materi hasil erosi terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-
lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (solution).

Batuan sedimen klastik

Batuan sedimen klastik terdiri dari mineral silikat dan fragmen batuan yang diangkut
menggunakan fluida yang bergerak (sebagai bed load, suspended load, atau sebagai sedimen
aliran gravitasi) dan terendapkan ketika fluida ini berhenti. Batuan sedimen klastik sebagian
besar terdiri dari kuarsa, feldspar, fragmen batuan (litik), mineral lempung, dan mika; banyak
mineral lainnya dapat hadir sebagai mineral aksesoris dan mungkin penting secara lokal.

Sedimen klastik, dan akhirnya menjadi batuan sedimen klastik , dibagi sesuai dengan ukuran
partikel yang dominan (diameter). Kebanyakan ahli geologi menggunakan skala ukuran butir
Udden-Wentworth dan membagi sedimen terkonsolidasi menjadi tiga fraksi: kerikil (diameter>
2 mm ), pasir (diameter 1/16 hingga 2 mm ), dan lumpur (lempung berdiameter <1/256 mm
sedang lanau berdiameter antara 1/16 dan 1/256 mm). Klasifikasi batuan sedimen klastik sejajar
skema ini; konglomerat dan breksi sebagian besar terbuat dari kerikil, batupasir sebagian besar
terbuat dari pasir, dan batulumpur sebagian besar terbuat dari lumpur. Subdivisi tripartit ini mirip
dengan pembagian kategori pada literatur yang lebih tua yakni rudit, arenit, dan lutit.

Subbagian tiga kategori luas ini didasarkan pada perbedaan dalam bentuk klas (konglomerat dan
breksi), komposisi (batupasir), ukuran butir dan / atau tekstur (batulumpur).

Batuan sedimen biokimia

Batuan sedimen biokimia dibuat ketika biota menggunakan bahan terlarut di udara atau air untuk
membangun jaringan mereka. Contohnya termasuk :

 Sebagian besar batugamping yang terbentuk dari kerangka biota berkapur seperti karang,
moluska, dan foraminifera.
 Batubara, terbentuk dari tanaman yang menghilangkan karbon dari atmosfer dan
mengkombinasikannya dengan unsur-unsur lain untuk membentuk jaringannya.
 Endapan rijang terbentuk dari akumulasi kerangka mengandung silika dari biota mikroskopis
seperti radiolaria Dan diatom.

Batuan sedimen kimia

Batuan sedimen kimia terbentuk ketika konstituen mineral dalam larutan menjadi jenuh dan
terpresipitasi secara anorganik . Batuan sedimen kimia yang umum meliputi batugamping oolitik
dan batuan-batuan yang terdiri dari mineral evaporit, seperti halit (batuan garam), silvit, barit dan
gypsum.

Lain-lain

Kategori keempat ini termasuk batuan yang terbentuk oleh arus piroklastik, breksi impact ,
breksi vulkanik, dan proses relatif jarang lainnya.

Skema klasifikasi batuan sedimen berdasarkan komposisi

Alternatif klasifikasi batuan sedimen dapat dibagi menjadi grup-grup komposisional berdasarkan
mineraloginya :
 Batuan sedimen silisiklastik
 Batuan sedimen karbonatan
 Batuan sedimen evaporit
 Batuan sedimen karya organik
 Batuan sedimen silikaan
 Batuan sedimen kaya besi
 Batuan sedimen fosfat

Deposisi dan diagenesis

cross bedding dan scour di batupasir pada formasi logan, Ohio, Amerika Serikat

Transportasi sedimen dan deposisi (pengendapan)

Batuan sedimen terbentuk ketika sedimen diendapkan dari udara, es, angin, gravitasi, atau air
mengalir yang membawa partikel dalam bentuk suspensi. Sedimen ini sering terbentuk ketika
pelapukan dan erosi memecah batuan di daerah sumber (provenans) menjadi material . Material
kemudian diangkut dari daerah sumber ke daerah pengendapan. Jenis sedimen yang diangkut
tergantung pada keadaan geologi dari hinterland (daerah sumber sedimen). Namun, beberapa
batuan sedimen, seperti evaporit, terdiri dari material yang terbentuk di tempat pengendapan.
oleh karena itu, sifat batuan sedimen, tidak hanya tergantung pada pasokan sedimen, tetapi juga
pada lingkungan pengendapan sedimen di mana ia terbentuk.
Diagenesis

tekanan larutan bekerja pada batuan sedimen klastik

Istilah diagenesis digunakan untuk menggambarkan semua perubahan kimia, fisik, dan biologis,
termasuk sementasi, yang dialami oleh sedimen setelah deposisi awal, eksklusif pada pelapukan
permukaan. Beberapa dari proses ini menyebabkan sedimen terkonsolidasi: membentuk
substansi solid dan kompak dari material lepas. Batuan sedimen muda, terutama mereka yang
berusia Kuarter (periode terbaru dari skala waktu geologi) sering masih belum terkonsolidasi.
Ketika deposisi sedimen terjadi, pembebanan (overburden) menyebabkan tekanan meningkat,
dan proses yang dikenal sebagai litifikasi berlangsung.

Batuan sedimen sering terjenuhkan dengan air laut atau air tanah, di mana mineral dapat terlarut
atau terendapkan. Mengendapnya mineral mengurangi ruang pori dalam batuan, proses yang
biasa disebut sementasi. Karena penurunan ruang pori, cairan bawaan asli terusir atau
dikeluarkan. Mineral yang diendapkan membentuk semen dan membuat batuan lebih kompak
dan kompeten. Dengan cara ini, klas-klas yang semula longgar dalam batuan sedimen dapat
menjadi "terpaku" bersama-sama.

Seiring sedimentasi berlangsung, lapisan batuan yang lebih tua menjadi terkubur lebih dari
sebelumnya. Tekanan litostatik dalam batuan meningkat seiring meningkatnya beban dari
sedimen di atasnya. Hal ini menyebabkan Kompaksi (pemadatan), sebuah proses di mana butir-
butir klas ter-reorganisasi. Kompaksi adalah proses diagenesa yang penting dalam pembentukan
- misalnya- batulempung, yang awalnya dapat terdiri dari 60% air. Selama pemadatan, air
interstitial ini ditekan keluar dari ruang pori. Kompaksi juga dapat terjadi sebagai hasil dari
pelarutan butiran akibat larutan tekanan. Material terlarut akan terendapkan lagi di ruang pori
terbuka, yang berarti akan ada aliran material ke dalam pori-pori. Namun, dalam beberapa kasus,
mineral tertentu larut dan tidak mengendap lagi. Proses ini, disebut pencucian (leaching),
meningkatkan ruang pori di batuan.

Beberapa proses biokimia, seperti aktivitas bakteri, dapat mempengaruhi mineral dalam batuan
dan oleh karena itu dianggap sebagai bagian dari diagenesis. Jamur dan tanaman (oleh akarnya)
dan berbagai organisme lain yang hidup di bawah permukaan juga dapat mempengaruhi
diagenesis.

Penguburan (overburden) batuan akibat sedimentasi yang sedang berlangsung menyebabkan


peningkatan tekanan dan temperatur, yang merangsang reaksi kimia tertentu. Contohnya adalah
reaksi di mana bahan organik menjadi lignit atau batubara. Ketika suhu dan peningkatan tekanan
lebih jauh, ranah diagenesis membuat jalan bagi metamorfosis, proses yang membentuk batuan
metamorf.

Sifat-sifat batuan sedimen

Sifat-sifat yang dapat diidentifikasi dari batuan sedimen adalah sebagai berikut:

Warna

Sepotong banded iron fomation.Sejenis batuan yang terdiri dari perselingan lapisan besi (III) oksida
(merah) dan lapisan besi (II) oksida (abu-abu). Batuan ini biasa terbentuk pada zaman prekambrian,
ketika atmosfer masih memiliki sedikit oksigen. Afrika Selatan

Warna dari batuan sedimen sebagian besar ditentukan oleh besi yang terkandung didalamnya,
yang merupakan unsur dengan dua oksida utama: besi (II) oksida dan besi (III) oksida. Besi (II)
oksida hanya terbentuk dalam keadaan anoxic dan menyebabkan batuan berwarna abu-abu atau
kehijauan. Besi (III) oksida sering muncul dalam bentuk mineral hematit dan menyebabkan
batuan berwarna kemerahan hingga kecoklatan. Dalam iklim kering benua, batuan berada dalam
kontak langsung dengan atmosfer di mana oksidasi adalah proses penting, sehingga
menyebabkan batuan berwarna merah atau oranye. Sekuen tebal batuan sedimen berwarna merah
yang terbentuk di iklim arid sering disebut red bed. Namun, warna merah tidak selalu berarti
bahwa batuan tersebut terbentuk di lingkungan benua atau di iklim kering.[3]

Kehadiran bahan organik dapat mewarnai batuan menjadi hitam atau abu-abu. Bahan organik di
alam terbentuk dari organisme mati yang sebagian besar tanaman. Biasanya, bahan tersebut
akhirnya meluruh oleh oksidasi atau aktivitas bakteri. Meskipun begitu, dalam keadaan anoxic,
bahan organik tidak dapat membusuk, dan menjadi sedimen gelap yang kaya bahan organik
tersebut. Hal ini dapat terjadi misalnya di bagian bawah laut dalam dan danau. Hanya terdapat
sedikit aliran air di lingkungan tersebut, sehingga oksigen dari air permukaan tidak dibawa turun,
dan sedimen yang terendapkan disana biasanya adalah batulempung. Oleh karena itu batuan
gelap kaya bahan organik yang sering terbentuk adalah serpih.[3][4]
Tekstur

Diagram di atas menggambarkan butiran dengan sortasi baik (kiri) dan butiran dengan sortasi buruk
(kanan)

Ukuran, bentuk dan orientasi klas atau mineral dalam batuan disebut tekstur. Tekstur adalah
sifat-sfiat skala kecil dari batuan, namun tekstur juga cukup banyak ditentukan oleh sifat-sifat
batuan skala besar, seperti kepadatan, porositas atau permeabilitas.[5]

Batuan sedimen klastik memiliki 'tekstur klastik', yang berarti mereka terdiri dari klas-klas.
Orientasi tiga dimensi dari klas-klas disebut fabrik batuan. Antara setiap klas-klas, batuan dapat
terdiri dari matriks atau semen (yang terakhir dapat terdiri dari kristal yang berasal dari satu atau
lebih mineral presipitasi). Ukuran dan bentuk klas-klas dapat digunakan untuk menentukan
kecepatan dan arah arus di lingkungan pengendapan di mana batuan itu terbentuk; batulempung
gampingan berbutir halus hanya terendapkan di air tenang sementara kerikil dan klas-klas yang
lebih besar hanya terendapkan oleh air yang bergerak cepat.[6][7] Ukuran butir batuan biasanya
dinyatakan dengan skala Wentworth, namun skala alternatif kadang-kadang digunakan. Ukuran
butir dapat dinyatakan sebagai diameter atau volume, dan selalu nilai rata-rata karena batuan
terdiri dari klas-klas dengan ukuran yang berbeda. Distribusi statistik dari ukuran butir yang
berbeda untuk jenis batuan yang berbeda dijelaskan dalam sifat yang disebut pemilahan batuan
(sortasi). Ketika semua klas kurang lebih berukuran sama, batuan disebut 'sortasi baik', dan
ketika ada variasi yang cukup besar dari ukuran klas/butir, batuan disebut 'sortasi buruk'.[8][9]

Kebundaran (rounding) dan kebulatan (sphericity)

Bentuk butiran dapat mencerminkan asal batuan.

Coquina, batuan yang terdiri dari klas kerang yang rusak, hanya dapat terbentuk dalam air
energetik. Bentuk klas dapat dijelaskan dengan menggunakan empat parameter:[10][11]
 Tekstur permukaan menggambarkan relief skala kecil permukaan butiran yang terlalu kecil
untuk dapat mempengaruhi bentuk umumnya.
 Kebundaran atau roundness menggambarkan kehalusan bentuk butir
 Kebulatan atau sphericity menggambarkan sejauh mana bentuk butir atau klas mendekati bola.
 Bentuk butir menggambarkan bentuk tiga dimensi dari butir.

Batuan sedimen kimia memiliki tekstur non-klastik, yang terdiri sepenuhnya dari kristal. Untuk
menggambarkan tekstur batuan tersebut, hanya ukuran rata-rata kristal dan fabrik yang
diperlukan.

Mineralogi

Kebanyakan batuan sedimen mengandung baik kuarsa (terutama batuan silisiklastik) maupun
kalsit ( terutama batuan karbonat). Berbeda dengan batuan beku dan batuan metamorf, batuan
sedimen biasanya mengandung sangat sedikit mineral utama yang berbeda. Namun, asal-usul
mineral dalam batuan sedimen sering lebih kompleks daripada dalam batuan beku. Mineral
dalam batuan sedimen dapat (telah) dibentuk oleh presipitasi selama sedimentasi maupun ketika
terjadi diagenesis. Dalam kasus diagenesis, mineral presipitasi dapat tumbuh di atas semen yang
lebih tua satu generasi .[12] Sejarah diagenesis kompleks dapat dipelajari di mineralogi optik,
menggunakan mikroskop petrografi.

Batuan sedimen karbonat dominan terdiri dari mineral karbonat seperti kalsit, aragonit atau
dolomit. Baik semen maupun klas/butir (termasuk fosil dan ooid) dari batuan karbonat dapat
terdiri dari mineral karbonat. Mineralogi dari batuan sedimen klastik ditentukan oleh material
yang dipasok dari daerah sumber, cara transportasi ke tempat pengendapan dan stabilitas mineral
tertentu. Stabilitas mineral pembentuk utama batuan (ketahanan terhadap pelapukan) dinyatakan
oleh seri reaksi Bowen. Dalam seri ini, kuarsa adalah yang paling stabil, diikuti oleh feldspar,
mika, dan mineral kurang stabil lainnya yang hanya hadir ketika telah terjadi sedikit pelapukan
.[13] Jumlah pelapukan terutama bergantung pada jarak ke daerah sumber, iklim lokal dan waktu
yang dibutuhkan untuk sedimen yang akan diangkut sana. Di sebagian besar batuan sedimen,
mika, mineral feldspar dan mineral kurang stabil lainnya telah bereaksi dengan mineral lempung
seperti kaolinit, illite atau smektit.
Fosil

Lapisan kaya fosil di batuan sedimen, California, Amerika Serikat

Di antara tiga jenis utama dari batuan, fosil paling sering ditemukan di batuan sedimen. Tidak
seperti kebanyakan batuan beku dan batuan metamorf, batuan sedimen terbentuk pada suhu dan
tekanan yang tidak merusak sisa-sisa fosil. Seringkali fosil ini mungkin hanya terlihat ketika
belajar di bawah mikroskop (mikrofosil) atau dengan kaca pembesar atau lup.

Organisme mati di alam biasanya cepat dihapus oleh binatang pemakan bangkai dan bakteri,
maupun akibat pembusukan dan erosi. Namun, sedimentasi dapat berkontribusi untuk keadaan
tertentu di mana proses alami yang tadi disebutkan tidak mampu bekerja, sehingga menyebabkan
fosilisasi. Kesempatan fosilisasi jauh lebih tinggi ketika: tingkat sedimentasi sangat tinggi
(menyebabkan bangkai cepat terkubur), di lingkungan anoxic (di mana hanya terjadi sedikit
aktivitas bakteri), maupun jika organisme memiliki kerangka yang keras. fosil terawat berukuran
besar relatif jarang.

Galian (burrow) di turbidit, dibuat oleh krustacea, Pyrenees

Fosil dapat berbentuk sisa-sisa langsung atau jejak organisme dan kerangka mereka. Paling
umum diawetkan adalah bagian keras dari organisme seperti tulang, tempurung, dan jaringan
kayu dari tanaman. Jaringan lunak memiliki kesempatan yang jauh lebih kecil untuk diawetkan
dan terfosilisasi, dan jaringan lunak dari hewan yang lebih tua dari 40 juta tahun sangat
jarang.[14] Jejak dari organisme yang dibuat saat masih hidup disebut fosil jejak. Contohnya
adalah liang, jejak kaki, dll

Menjadi bagian dari batuan sedimen atau metamorf, fosil menjalani proses diagenesa yang sama
seperti batuan. Misalnya, sebuah tempurung terdiri dari kalsit dapat melarutkan sementara semen
silika kemudian mengisi rongga. Dengan cara yang sama, mineral-mineral presipitasi dapat
mengisi rongga-rongga yang sebelumnya ditempati oleh pembuluh darah, jaringan pembuluh
darah atau jaringan lunak lainnya. Hal ini dapat mempertahankan bentuk organisme tetapi
mengubah komposisi kimia, proses yang disebut permineralization.[15][16] Mineral yang paling
umum di semen permineralisasi adalah karbonat (terutama kalsit), berbagai bentuk silika amorf
(kalsedon, flint, rijang) dan pirit. Dalam kasus semen silika, proses ini disebut litifikasi.

Pada suhu dan tekanan yang tinggi, bahan organik dari organisme mati mengalami reaksi kimia
di mana zat-zat mudah menguap (volatil) seperti air dan karbon dioksida akan dikeluarkan. Fosil
tersebut, pada akhirnya, terdiri dari lapisan tipis karbon murni atau bentuk mineralisasinya,
grafit. Jenis fosilisisasi ini disebut karbonisasi. Hal ini sangat penting untuk fosil tanaman.[17]
Proses yang sama bertanggung jawab untuk pembentukan bahan bakar fosil seperti lignit atau
batubara lainnya.

Struktur sedimen primer

Perlapisan - Silang siur batupasir fluviatil, Kepulauan Shetland

Struktur di batuan sedimen dapat dibagi ke dalam struktur 'primer' (terbentuk selama
pengendapan) dan struktur 'sekunder' (terbentuk setelah pengendapan). Tidak seperti tekstur,
struktur selalu berbentuk fitur skala besar pada batuan yang dapat dengan mudah dipelajari di
lapangan. Struktur sedimen dapat menunjukkan sesuatu tentang lingkungan pengendapan
sedimen atau dapat berfungsi untuk mengindikasi di bagian mana batuan tersebut berada ketika
sebelum terjadi pembalikan maupun gaya tektonik lainnya.
Flute cast, salah satu tipe sole mark, Utah, Amerika Serikat

Batuan sedimen yang tersusun berlapis-lapis disebut lapisan atau strata. Sebuah lapisan
didefinisikan sebagai lapisan batuan yang memiliki litologi dan tekstur yang seragam . Lapisan
terbentuk oleh pengendapan lapisan sedimen di atas satu sama lain. Urutan lapisan yang
mencirikan batuan sedimen disebut perlapisan.[18][19] Lapisan tunggal dapat memiliki ketebalan
dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Lapisan yang lebih halus dan kurang terlihat
disebut laminae, dan struktur yang terbentuk di batuan disebut laminasi. Ketebalan laminae
biasanya kurang dari beberapa sentimeter.[20] Meskipun perlapisan dan laminasi umumnya
dimulai dalam keadaan horizontal di alam, hal ini tidak selalu terjadi. Pada beberapa lingkungan
tertentu, lapisan-lapisan diendapkan pada sudut tertentu . Kadang-kadang beberapa set lapisan
dengan orientasi yang berbeda berada di batuan yang sama, struktur yang disebut perlapisan-
silang siur ( cross bedding). [21] Perlapisan - silang siur terjadi ketika erosi skala kecil terjadi
selama deposisi, memotong bagian perlapisan. Perlapisan yang baru lalu terjadi membentuk
sudut terhadap perlapisan yang lebih tua.

Kebalikan dari perlapisan - silang siur adalah paralel laminasi , di mana setiap lapisan sedimen
saling sejajar satu sama lain.[22] Pada laminasi, perbedaan umumnya disebabkan oleh perubahan
siklus dalam pasokan sedimen yang disebabkan, misalnya, oleh perubahan musiman dalam curah
hujan, suhu atau kegiatan biokimia . Lamina yang mewakili perubahan musim (mirip dengan
lingkaran pohon) disebut varve. Setiap batuan sedimen terdiri dari lapisan dengan skala
milimeter bahkan lebih halus lagi yang diberi nama dengan istilah umu laminit. Beberapa batuan
tidak memiliki laminasi sama sekali; karakter struktural mereka disebut struktur masif.

Perlapisan berusun (graded bedding) adalah struktur dimana lapisan dengan ukuran butir yang
lebih kecil terjadi di atas lapisan dengan butiran lebih besar. Struktur ini terbentuk ketika air
yang mengalir cepat berhenti mengalir. Klas - klas yang lebih besar dan berat mengendap lebih
dulu baru kemudian klas - klas yang lebih kecil. Meskipun perlapisan bersusun dapat terbentuk
dalam berbagai lingkungan yang berbeda, struktur ini adalah karakteristik utama pada arus
turbidit.[23]
Tanda riak (ripple mark) ditemukan di Bavaria, Jerman

Bentuk lapisan (bedform atau bentuk permukaan perlapisan tertentu) dapat menjadi indikasi
untuk lingkungan sedimen tertentu juga. Contoh - contoh bentuk lapisan termasuk bukit (dune)
dan tanda riak (ripple mark). Tapak riak (sole mark) , seperti tanda alat (tool mark) dan cetakan
suling (flute cast), merupakan hasil galian pada lapisan sedimen yang diawetkan. Bentuknya
memanjang dan sering digunakan sebagai indikasi arah aliran pada saat proses pengendapan
berlangsung.[24][25]

Tanda riak juga terbentuk dalam air yang mengalir. Ada dua jenis: gelombang riak asimetris
(asymmetric wave ripples) dan arus riak simetris (symmetric current ripples). Lingkungan di
mana saat ini berada dalam satu arah, seperti sungai, menghasilkan riak asimetris. Semakin lama
sayap riak tersebut berorientasi berlawanan dengan arah arus.[26][27][28] Gelombang riak terjadi
dalam lingkungan di mana arus terjadi pada semua arah, seperti permukaan pasang surut.

Lumpur retak atau mudcrack terbentuk akibat dehidrasi sedimen yang kadang-kadang terjadi di
atas permukaan air. Struktur seperti ini umumnya ditemukan di permukaan pasang surut atau
titik bar (point bar) di sepanjang sungai.

Struktur sedimen sekunder

Struktur sedimen sekunder adalah struktur pada batuan sedimen yang terbentuk setelah
pengendapan. Struktur tersebut terbentuk oleh proses kimia, fisika dan biologi di dalam sedimen.
Mereka bisa menjadi indikator untuk keadaan lingkungan setelah deposisi. Beberapa dapat
digunakan sebagai kriteria umur relatif batuan.

Konkresi rijang di cyprus

Kehadiran material organik dalam sedimen dapat meninggalkan jejak lebih dari sekadar fosil.
Jejak- jejak terawetkan dan liang (burrow) adalah contoh jejak fosil (juga disebut ichnofossil).[29]
Beberapa jejak fosil seperti cetakan kaki dinosaurus atau manusia purba dapat menangkap
imajinasi manusia, tetapi jejak tersebut relatif jarang. Kebanyakan fosil jejak adalah liang
moluska atau arthropoda. Burrowing ini disebut bioturbasi oleh ahli sedimentologi. Bioturbasi
dapat menjadi indikator yang berharga dari lingkungan biologi dan ekologi setelah sedimen
diendapkan. Di sisi lain, aktivitas burrowing organisme dapat menghancurkan struktur-struktur
sedimen primer lain, yang membuat rekonstruksi menjadi lebih sulit.

Struktur sekunder juga dapat terbentuk oleh diagenesis atau pembentukan tanah (pedogenesis)
ketika sedimen tersingkap di atas permukaan air. Contoh struktur diagenesa umum dalam batuan
karbonat adalah stylolit.[30] Stylolit adalah bidang yang tidak teratur di mana material terlarutkan
menjadi pori-pori fluida di dalam batuan. Hasil presipitasi dari spesies kimia tertentu dapat
mewarnai batuan, atau disebut juga pembentukan konkresi (concretion). Konkresi merupakan
kurang lebih tubuh konsentris dengan komposisi yang berbeda dari batuan induk. Pembentukan
mereka dapat terjadi akibat presipitasi lokal akibat perbedaan kecil dalam komposisi atau
porositas batuan induk, seperti di sekitar fosil, di dalam liang atau di sekitar akar tanaman.[31]
Pada batuan karbonat seperti batugamping dan rijang, konkresi mudah ditemukan. Sedangkan
batupasir terestrial dapat memiliki konkresi besi. Konkresi kalsit di batulempung disebut
konkresi septarian.

Setelah pengendapan, proses fisik dapat merusak sedimen, membentuk struktur-struktur


sekunder kelas tiga. Kontras densitas antar setiap lapisan sedimen yang berbeda, seperti antara
pasir dan lempung, bisa mengakibatkan struktur api (flame structure) atau cetakan beban (load
cast), yang dibentuk oleh diapirisme terbalik.[32] Diapirisme menyebabkan lapisan atas yang
lebih padat tenggelam ke dalam lapisan lainnya. Kadang-kadang, kontras densitas dapat terjadi
ketika salah satu satuan batuan mengalami dehidrasi. Lempung dapat dengan mudah dikompresi
sebagai akibat dari dehidrasi, sedangkan pasir mempertahankan volume yang sama namun
menjadi relatif kurang padat akibat dehidrasi. Di sisi lain, ketika tekanan fluida pori di dalam
lapisan pasir melampaui titik kritis, pasir dapat mengalir melalui lapisan lempung di atasnya,
membentuk tubuh diskordan dari batuan sedimen yang disebut dike sedimen (proses yang sama
dapat membentuk gunung berapi lumpur di permukaan).

Sebuah dike sedimen juga dapat terbentuk di iklim dingin di mana tanah secara permanen beku
selama hampir sepanjang tahun. Pelapukan frost dapat membentuk retakan di tanah yang dapat
terisi dengan puing-puing dari atas. Struktur tersebut dapat digunakan sebagai indikator iklim
urutan pembentukan.[33]

Kontras padatan juga dapat menyebabkan patahan skala kecil , bahkan saat sedimentasi
berlangsung (syn-sedimentaru fault).[34] faulting tersebut juga dapat terjadi ketika massa besar
sedimen tak terlitifikasi tersimpan di lereng, seperti di sisi depan dari delta atau lereng benua.
Ketidakstabilan dalam sedimen tersebut dapat mengakibatkan longsor (slumping). Struktur yang
dihasilkan pada batuan akibat proses tersebut yakni lipatan dan patahan sinsedimentasi, yang
sulit sekali dibedakan dengan patahan dan lipatan yang diakibatkan oleh gaya tektonik.

Lingkungan Pengendapan Batuan Sedimen

Situasi di mana batuan sedimen terbentuk disebut lingkungan pengendapan. Setiap lingkungan
pengendapan memiliki kombinasi karakteristik proses geologi dan situasi yang berbeda. Jenis
sedimen yang diendapkan tidak hanya bergantung pada sedimen yang diangkut ke suatu tempat,
tetapi juga bergantung pada lingkungan pengendapan itu sendiri.[35]

Lingkungan pengendapan laut atau marin bermakna bahwa batuan tersebut terbentuk di laut atau
samudra. Seringkali, Lingkungan pengendapan laut dangkal dan laut dalam dibedakan. Laut
dalam biasanya mengacu pada lingkungan pengendapan dengan kedalaman lebih dari 200 m di
bawah permukaan air. Lingkungan laut dangkal ada yang berdekatan dengan garis pantai dan
dapat meluas keluar batas landas kontinen (continental shelf / paparan benua). Air di
lingkungan tersebut memiliki energi yang umumnya lebih tinggi daripada di lingkungan laut
dalam karena aktivitas gelombang. Ini berarti bahwa partikel sedimen kasar dapat diangkut dan
sedimen yang diendapkan bisa lebih kasar daripada di lingkungan laut dalam. Ketika sedimen
yang tersedia diangkut dari benua, secara bergantian pasir, lempung, dan lanau diendapkan.
Ketika benua terletak sangat jauh, jumlah sedimen yang dibawa tersebut mungkinlebih sedikit,
dan proses biokimia mendominasi jenis batuan yang terbentuk. Terutama di iklim hangat,
lingkungan laut dangkal yang jauh dari lepas pantai biasanya terdiri dari endapan karbonat. Air
dangkal dan hangat merupakan habitat yang ideal bagi banyak organisme kecil yang
membangun kerangka karbonat. Ketika organisme ini mati, kerangka mereka tenggelam ke
dasar, membentuk lapisan tebal lumpur gampingan yang dapat membatu menjadi batugamping.
Lingkungan laut dangkal yang hangat juga merupakan lingkungan yang ideal untuk terumbu
karang, yang merupakan sedimen yang terdiri dari kerangka karbonat dari organisme yang lebih
besar.[36]

Di lingkungan pengendapan laut dalam, arus air di dasar laut kecil. Hanya partikel halus dapat
diangkut ke tempat-tempat ini. Biasanya sedimen yang terendapkan di dasar laut dalam adalah
lempung halus atau kerangka-kerangka kecil mikroorganisme. Pada kedalaman 4 km, kelarutan
karbonat meningkat secara dramatis (zona kedalaman di mana hal ini terjadi disebut isoklin).
Sedimen karbonatan yang tenggelam di bawah lysoklin kemudian larut, sehingga tidak ada
batugamping yang dapat dibentuk di bawah kedalaman ini. Namun Kerangka mikro-organisme
yang terbentuk dari silika (seperti radiolaria) masih dapat bertahan. Contoh dari batuan yang
terbentuk dari kerangka silika adalah radiolarit. Ketika dasar laut memiliki kemiringan kecil,
misalnya di lereng benua, endapan sedimen yang ada dapat menjadi tidak stabil, menyebabkan
terjadinya arus turbidit. Arus turbidit adalah gangguan mendadak pada lingkungan laut yang
cukup dalam dan dapat menyebabkan pengendapan spontan sedimen dalam jumlah besar,
seperti pasir dan lanau. Urutan batuan yang terbentuk oleh arus turbidit disebut turbidit.[37]

Lingkungan pengendapan transisi (terminologi amerika serikat = lingkungan pengendapan


pantai ) didominasi oleh aksi gelombang. Di pantai, sedimen dominan kasar seperti pasir atau
kerikil terendapkan, sering berbaur dengan fragmen tempurung. Dataran pasang surut (tidal flat)
dan shoal merupakan tempat-tempat yang kadang-kadang kering karena air pasang. Mereka
sering dipotong oleh gully, di mana aliran gully tersebut lebih besar dan juga ukuran butir
material yang terbawa dan terendapkan lebih besar. Dimanapun di sepanjang pesisir (baik
pesisir dari laut atau danau) badan air yang dimasuki sungai, delta dapat terbentuk. Delta adalah
akumulasi besar sedimen yang diangkut dari benua ke tempat-tempat di depan mulut sungai.
Delta umumnya terdiri dari sedimen klastik.

Sebuah batuan sedimen yang terbentuk di benua disebut memiliki lingkungan pengendapan
benua. Contoh lingkungan pengendapan benua yaitu laguna, danau, rawa, dataran banjir dan
kipas aluvial. Dalam air tenang seperti rawa, danau dan laguna, sedimen halus terendapkan,
bercampur dengan bahan organik dari tanaman dan hewan yang mati. Di sungai, energi air jauh
lebih tinggi dan bahan yang diangkut terdiri dari sedimen klastik. Selain transportasi air, sedimen
di lingkungan benua juga bisa diangkut oleh angin atau gletser. Sedimen yang diangkut oleh
angin disebut Aeolian dan batuannya selalu memiliki sortasi yang baik, sedangkan sedimen
yang diangkut oleh gletser disebut glasial (glacial till) dan ditandai dengan penyortiran batuan
yang sangat buruk.[38]

Fasies sedimentasi

Pergeseran fasies sedimentasi, dalam kasus ini transgresi (atas) dan regresi (bawah)
Lingkungan pengendapan sedimen biasanya berada berdampingan satu sama lain dalam sebuah
suksesi alam tertentu. Sebuah pantai, di mana pasir dan kerikil terendapkan, biasanya dibatasi
oleh lingkungan laut yang lebih dalam di lepas pantai, di mana sedimen-sedimen yang lebih
halus terendapkan pada waktu yang sama. Di belakang pantai, bisa terdapat bukit atau dune
(dimana endapan dominannya adalah pasir dengan sortasi baik) atau laguna (di mana lempung
halus dan material organik terendapkan). Setiap lingkungan pengendapan memiliki karakteristik
endapan sendiri. Batuan khas yang dibentuk dalam lingkungan tertentu disebut fasies sedimen.
Ketika lapisan sedimen terakumulasi sepanjang waktu, lingkungan dapat bergeser, membentuk
perubahan fasies di bawah permukaan pada satu lokasi. Di sisi lain, ketika lapisan batuan dengan
usia tertentu diikuti secara lateral, litologi (jenis batuan) dan fasies akan berubah di titik
tertentu.[39]

Fasies dapat dibedakan dengan berbagai cara: yang paling umum adalah dengan litologi
(misalnya: batugamping, batulanau atau batupasir) atau dengan konten fosil. Karang misalnya
hanya hidup di lingkungan laut hangat dan dangkal dan fosil karang karenanya hanya khas pada
fasies laut dangkal. Fasies yang ditentukan oleh litologi disebut lithofasies; facies yang
ditentukan oleh fosil disebut biofacies.[40]

Lingkungan pengendapan sedimen dapat menggeser posisi geografis mereka sepanjang waktu.
Garis pantai dapat menggeser ke arah laut ketika permukaan laut turun, yakni ketika permukaan
naik karena kekuatan tektonik di kerak bumi atau ketika sungai membentuk delta besar. Di
bawah permukaan, pergeseran geografis lingkungan pengendapan sedimen dari masa lalu ini
terekam dengan baik dalam pergeseran fasies sedimentasi. Ini berarti bahwa fasies sedimen dapat
berubah baik sejajar ataupun tegak lurus terhadap lapisan imajiner batuan dengan usia tetap,
fenomena yang dijelaskan oleh Hukum Walther.[41]

Situasi di mana garis pantai bergerak ke arah benua disebut transgresi. Dalam kasus transgresi,
fasies laut dalam terendapkan di atas facies laut dangkal, sebuah suksesi yang disebut onlap.
Regresi adalah situasi di mana garis pantai bergerak ke arah laut. Pada regresi, fasies laut yang
lebih dangkal akan terendapkan di atas facies laut yang lebih dalam, situasi yang disebut
offlap.[42]

Fasies dari semua batuan dari usia tertentu dapat diplot pada peta untuk memberikan gambaran
mengenai paleogeografi. Sebuah urutan peta untuk usia yang berbeda dapat memberikan
wawasan dalam pengembangan geografi regional.

Cekungan Sedimentasi

Tempat dimana sedimentasi skala besar berlangsung disebut cekungan sedimen. Jumlah sedimen
yang dapat disimpan di cekungan tergantung pada kedalaman cekungan, yang disebut ruang
akomodasi. Kedalaman, bentuk dan ukuran cekungan bergantung pada pergerakan tektonik di
litosfer Bumi. Ketika litosfer bergerak ke atas (tectonic uplift), menyebabkan daratan naik ke atas
permukaan laut, sehingga erosi menghapus material-material atas permukaan tadi, dan daerah
tadi menjadi sumber baru untuk sedimen . Ketika litosfer bergerak ke bawah (tectonic
subsidence), sebuah bentuk cekungan dan sedimentasi dapat terbentuk. Ketika litosfer terus
bergerak ke bawah, ruang akomodasi baru terus diciptakan.
Suatu jenis cekungan yang dibentuk oleh dua potong benua yang saling bergerak terpisah disebut
cekungan keretakan (rift basin). rift basin berbentuk memanjang, sempit dan dalam. Karena
gerakan divergen tersebut, litosfer tertarik dan menipis, sehingga astenosfer panas naik dan
memanaskan rift basin diatasnya. Karena keadaannya yang terpisah dari sedimen benua, pada rift
basin biasanya juga terdapat endapan vulkanik yang merupakan infill. Ketika cekungan tumbuh
karena peregangan litosfer terus berlanjut, rift tumbuh dan laut dapat masuk, membentuk
endapan laut.

Ketika sepotong litosfer yang dipanaskan dan tertarik tadi mendingin lagi, densitasnya naik,
menyebabkan penurunan keseimbangan isostatik. Jika penurunan ini berlanjut cukup lama,
terebntuk cekungan yang disebut cekungan sag (sag basin). Contoh cekungan sag adalah daerah
di sepanjang tepi benua pasif, tetapi cekungan sag juga dapat ditemukan di pedalaman benua.
Dalam cekungan sag berat tambahan dari sedimen yang baru terendapkan sudah cukup untuk
menjaga penurunan terjadi dalam lingkaran setan. Sehingga, total ketebalan infill sedimen di
cekungan sag bisa melebihi 10 km.

Jenis ketiga dari cekungan sedimentasi ada di sepanjang batas lempeng konvergen - tempat di
mana satu lempeng tektonik bergerak menujam ke bawah lempeng yang lain ke dalam
astenosfer. Lempeng yang menujam tadi menekuk dan membentuk cekungan fore-arc di depan
lempeng yang meniban (overriding plate) - Cekungan yang dalam, asimetris, dan panjang.
Cekungan - cekungan fore-arc diisi oleh endapan laut dalam dan sekuen tebal turbidit. Infill
tersebut disebut Flysch. Ketika gerakan konvergen dari kedua lempeng menyebabkan kolisi
benua, cekungan menjadi dangkal dan berkembang menjadi cekungan tanjung (foreland basin).
Pada saat yang sama, pengangkatan tektonik membentuk sabuk pegunungan di lempeng yang
meniban (overriding plate), dimana sejumlah besar material dari sabuk pegunungan tersebut
tererosi dan terbawa ke cekungan. Material erosi tersebut disebut molase dan terdapat baik di
fasies benua maupun fasies samudera. Proses-proses tadi disebut siklus wilson.

Pada saat yang sama, berat yang terus tumbuh dari sabuk pegunungan dapat menyebabkan
penurunan litostatik di daerah overriding plate di sisi lain sabuk pegunungan. Jenis cekungan
yang dihasilkan dari penurunan ini disebut cekungan busur belakang ( back arc basin) - dan
biasanya diisi oleh endapan laut dangkal dan molase.[43]

Tingkat sedimentasi

Tingkat pengendapan sedimen berbeda tergantung pada lokasi. Sebuah saluran di flat tidal dapat
mengalami pengendapan beberapa meter sedimen dalam satu hari, sementara di dasar laut dalam,
setiap tahun hanya beberapa milimeter dari sedimen terendapkan. Dapat dibedakan pengendapan
akibat sedimentasi normal dan sedimentasi akibat proses katastropisme. Kategori yang terakhir
mencakup semua jenis proses yang luar biasa tiba-tiba seperti gerakan massa, longsoran batuan
atau banjir. Proses bencana dapat menyebabkan proses pengendapan secara tiba-tiba dari
sejumlah besar sedimen. Dalam beberapa lingkungan sedimen, sebagian dari total kolom batuan
sedimen dibentuk oleh proses bencana, meskipun lingkungan tersebut secara umum stabil.
Lingkungan sedimen lainnya didominasi oleh sedimentasi normal yang sedang berlangsung.[44]
Dalam banyak kasus, sedimentasi terjadi secara perlahan. Di padang pasir, misalnya, angin
mengendapkan material silisiklastik (pasir atau lanau) di beberapa tempat, atau banjir katastropik
di lembah mungkin menyebabkan pengendapan mendadak sejumlah besar material detrital,
tetapi di sebagian besar tempat ,erosi eolian yang mendominasi. Jumlah batuan sedimen yang
terbentuk tidak hanya bergantung pada jumlah material yang tersedia, tetapi juga pada seberapa
baik materi terkonsolidasi. Erosi menghilangkan sedimen yang terendapkan segera setelah
pengendapan.[44]

Stratigrafi

Lapisan batuan muda pada prinsipnya selalu berada di atas lapisan batuan yang lebih tua, hal itu
dinyatakan dalam prinsip superposisi. Biasanya ada beberapa gap dalam urutan batuan yang
disebut ketidakselarasan. Ketidakselarasan mewakili periode di mana tidak ada sedimen baru
yang hadir, atau ketika lapisan sedimen sebelumnya naik ke atas muka air dan tererosi
karenanya.

Batuan sedimen berisi mengenai informasi penting tentang sejarah Bumi. Mereka mengandung
fosil, sisa-sisa terawetkan dari tanaman purba dan hewan. Batubara dianggap sebagai jenis
batuan sedimen. Komposisi sedimen memberikan kita petunjuk ke batuan asal. Perbedaan antara
urutan perlapisan menunjukkan perubahan lingkungan dari waktu ke waktu. Batuan sedimen
dapat berisi fosil karena, tidak seperti kebanyakan natuan beku dan batuan metamorf, batuan
sedimen terbentuk pada suhu dan tekanan yang tidak merusak sisa-sisa fosil.

Klasifikasi lebih lanjut

 Berdasarkan proses pengendapannya


o batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
o batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
o batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
 Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
o batuan sedimen aerik (udara)
o batuan sedimen aquatik (air sungai)
o batuan sedimen marin (laut)
o batuan sedimen glastik (gletser)
 Berdasarkan tempat endapannya
o batuan sedimen limnik (rawa)
o batuan sedimen fluvial (sungai)
o batuan sedimen marine (laut)
o batuan sedimen teistrik (darat)

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan
tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.

 Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butitan yang bersudut
 Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butiran yang membudar
 Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
 Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
 Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

Вам также может понравиться

  • Daftar Pustaka PDF
    Daftar Pustaka PDF
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka PDF
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Penampang Geologi
    Penampang Geologi
    Документ1 страница
    Penampang Geologi
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Kisi Kisi Soal Ujian Sekolah
    Kisi Kisi Soal Ujian Sekolah
    Документ24 страницы
    Kisi Kisi Soal Ujian Sekolah
    Gallus Domesticus Bascara
    Оценок пока нет
  • Kelapa Lima
    Kelapa Lima
    Документ1 страница
    Kelapa Lima
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Penampang Geologi PDF
    Penampang Geologi PDF
    Документ31 страница
    Penampang Geologi PDF
    Refita Khumayroh
    Оценок пока нет
  • Ulala
    Ulala
    Документ5 страниц
    Ulala
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • ID Model Penataan Bangunan Dan Lingkungan K
    ID Model Penataan Bangunan Dan Lingkungan K
    Документ13 страниц
    ID Model Penataan Bangunan Dan Lingkungan K
    Yanurr Ramadhan
    100% (1)
  • Air Tanah
    Air Tanah
    Документ34 страницы
    Air Tanah
    Sang Pengagum Tapi Takdikagumi
    100% (1)
  • Batu Gamping
    Batu Gamping
    Документ7 страниц
    Batu Gamping
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Документ90 страниц
    Bab Vi
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • MINERALOGI DAN PENGERTIAN MINERAL
    MINERALOGI DAN PENGERTIAN MINERAL
    Документ21 страница
    MINERALOGI DAN PENGERTIAN MINERAL
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • A. Pengertian Batuan Sedimen
    A. Pengertian Batuan Sedimen
    Документ5 страниц
    A. Pengertian Batuan Sedimen
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • MINERALOGI DAN PENGERTIAN MINERAL
    MINERALOGI DAN PENGERTIAN MINERAL
    Документ21 страница
    MINERALOGI DAN PENGERTIAN MINERAL
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Kristal GRACE
    Kristal GRACE
    Документ27 страниц
    Kristal GRACE
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • KRISTAL DAN MINERAL
    KRISTAL DAN MINERAL
    Документ45 страниц
    KRISTAL DAN MINERAL
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Sifat
    Sifat
    Документ2 страницы
    Sifat
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ9 страниц
    Daftar Isi
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Stop Set
    Stop Set
    Документ9 страниц
    Stop Set
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • LAPORAN Hampit Hbs
    LAPORAN Hampit Hbs
    Документ13 страниц
    LAPORAN Hampit Hbs
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Stop Set
    Stop Set
    Документ9 страниц
    Stop Set
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Stop Set
    Stop Set
    Документ9 страниц
    Stop Set
    Gema Abuk
    Оценок пока нет
  • Stop Set
    Stop Set
    Документ9 страниц
    Stop Set
    Gema Abuk
    Оценок пока нет