Вы находитесь на странице: 1из 15

Makalah kesehatan Reproduksi

ASUHAN KEPERAWATAN
VISTULA VESIKOVAGINA DAN VISTULA REKTOVAGINA
Di Susun OLeh :

Erna Lisa

Faliani Mistika

Fitri Suzana

Jerry Wijaya Purba

Masithah

Maya Fadilla

Nanda Zahara

Nurfitriana

Rahmat

Rahmadi

Ratih Rusandi

Riski Suci Ananda

Yusrina

Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia


Poltekes Banda Aceh
Jurusan keperawatan
2011
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................... 4
B.Tujuan ................................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
A. Definisi ................................................................................................................................................. 6
B. ETIOLOGI ........................................................................................................................................... 7
C. PATOFISIOLOGI ................................................................................................................................ 8
D. TANDA DAN GEJALA ...................................................................................................................... 9
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ........................................................................................................ 9
F. PENATALAKSANAAN PENGELOLAAN FISTULA GENITALIS .................................................. 10
a. Terapi Konservatif: ......................................................................................................................... 10
b.Operasi: ................................................................................................................................................ 10
ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................................................................... 11
1. . PENGKAJIAN .............................................................................................................................. 11
2.DIAGNOSA ........................................................................................................................................ 11
3.INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................................................................... 12
4. EVALUASI........................................................................................................................................ 13
BAB III ........................................................................................................................................................ 14
PENUTUP ................................................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 14
B. SARAN ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt. Karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Asuhan Keperawatan
Vistula Vesiko vagina dan Vistula Rekto Vagina ”

Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
membimbing kami sehingga selesailah makalah ini dengan sempurna.

Kami berharap agar setelah membaca makalah ini para pembaca dapat memahami dan
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana tertera dalam tujuan pembuatan
makalah ini sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang
keperawatan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
untuk itu kami membuka diri menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa
mendatang.

Banda Aceh, 5 Oktober 2011

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kalau bagian presentasi sudah terfiksasi kuat dalam pintu atas panggul, tetapi tidak mau
bergerak maju setelah ditunggu dalam waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terjepit di
antara bagian presentasi dan dinding panggul bisa mengalami tekanan yang berlebihan. Dengan
terganggunya sirkulasi pada bagian tersebut, nekrosis bisa terjadi beberapa hari setelah
persalinan dengan terlihatnya fistula vesikovaginalis, vesikoservikalis atau rektovaginalis.
Dahulu, ketika persalinan lewat operasi ditunda secepat mungkin, komplikasi fistula sangat
sering dijumpai, tetapi sekarang sudah jarang terlihat. Komplikasi yang masih sering terlihat
adalah nekrosis akibat tekanan yang terjadi setelah persalinan dengan kala dua yang sangat
lama.Sehingga terjadinya fistula.
Fistula ialah hubungan yang abnormal antara satu visera berlubang dan visera lain atau
dari satu visera berlubang ke bagian luar. Fistula genitalia dapat timbul di antara kandung kemih
serta traktus genitalia(mis., vesikovaginalis; antara ureter dan vagina (ureterovaginalis); serta
antara rectum atau kolon sigmoid dan struktur lain (mis. enterovesikalis). Fistula-fistula ini
mungkin timbul akibat anomali kongenital, bedah ginekologis, trauma obstetri, terapi radiasi,
trauma ginekologis, atau infeksi.
Intervensi keperawatan diarahkan pada upaya memberikan penyuluhan kepada wanita
tentang akibat dan gejala melahirkan. Hal ini khususnya penting dalam memandang tren
pemulangan ibu dan bayi saat ini dalam 24 jam setelah suatu kelahiran normal atau setelah 3 hari
setelah kelahiran sesaria. Sebelum pulang dari rumah sakit, ibu harus diinformasikan tentang
tanda masalah yang potensial dan dinasihatkann untuk menghubungi pemberi perawatannya
tanpa ragu bila ia memiliki pertanyaan atau jika ia ragu akan kesejahteraannya. Strategi baru
pedoman antisipasi dan pedoman tentang masalah yang potensial dan perawatan diri
pascapartum data lain ditekankan dikelas prenatal atau kunjungan rumah.
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Fistula Vesiko Vagina dan Fistula
Rekto Vagina
b. Mahasiswa dapat memahami asuhan Keperawatan pada Individu yang terkena
Fistula vesiko vagina dan fistula rekto vagina

2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari fistula vesiko vagina dan rekto
vagina
b) Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi dari fistula vesiko vagina dan fistula rekto
vagina
c) Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi dari fistula vesiko vagina dan fistula
rekto vagina
d) Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala dari fistula vesiko vagina dan
fistula rekto vagina
e) Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada individu yang terkena
fistula vesiko vagina dan vistula rekto vagina.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Fistula ialah hubungan yang abnormal antara satu visera berlubang dan visera lain atau
dari satu visera berlubang ke bagian luar. Fistula genitalia dapat timbul di antara kandung kemih
serta traktus genitalia(mis., vesikovaginalis; antara ureter dan vagina (ureterovaginalis); serta
antara rectum atau kolon sigmoid dan struktur lain (mis. enterovesikalis).
Fistula-fistula ini mungkin timbul akibat anomali kongenital, bedah ginekologis, trauma obstetri,
terapi radiasi, trauma ginekologis, atau infeksi.
Fistula vesikovaginalis, fistula traktus urinarius yang paling umum, terbentuk di dinding
vagina anterior. Biasanya fistula ini merupakan akibat cedera dekat sambungan uterovesikalis
selama histerektomi radikal untuk menangani kanker. Urine keluar melalui vagina, menyebabkan
inkontinensia komplet atau parsial. Perbaikan melalui pembedahan transvaginal dapat dilakukan
pada kebanyakan kasus.
Fistula rektovagina paling sering disebabkan infeksi pada episiotomi, suatu jahitan di
sepanjang dinding rektum selama upaya perbaikan dilakukan atau cedera rektum yang tidak
diketahui selama proses melahirkan. Fistula juga dapat timbul akibat luasnya kanker serviks atau
terapi radiasi. Perbaikan melalui upaya bedah dapat dilakukan , tetapi seringkali di perburuk oleh
infeksi yang menghambat proses penyembuhan atau menyebabkan perbaikan tersebut gagal.
Gambar fistula rekto vagina

B. ETIOLOGI
Fistula akibat Komplikasi Persalinan yang Terjadi Pada Partus Tak Maju :
Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis maka sebagian kandung kemih, serviks,
vagina, rektum terperangkap diantara kepala janin dan tulang-tulang pelvis mendapat tekanan
yang berlebihan. Akibat kerusakan sirkulasi, oksigenisasi pada jaringan-jaringan ini menjadi
tidak adekuat sehingga terjadi nekrosis, yang dalam beberapa hari diikuti dengan pembentukan
fistula. Fistula dapat berubah vesiko-vaginal (diantara kandung kemih dan vagina), vesiko-
servikal (diantara kandung kemih dan serviks) atau rekto-vaginal (berada diantara rektum dan
vagina). Fistula umumnya terbentuk setelah kala II persalinan yang sangat lama dan biasanya
terjadi pada nulipara, terutama di negara-negara yang kehamilan para wanitanya dimulai pada
usia dini.

Timbulnya fistula
Kalau bagian presentasi sudah terfiksasi kuat dalam pintu atas panggul, tetapi tidak mau
bergerak maju setelah ditunggu dalam waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terjepit di
antara bagian presentasi dan dinding panggul bisa mengalami tekanan yang berlebihan. Dengan
terganggunya sirkulasi pada bagian tersebut, nekrosis bisa terjadi beberapa hari setelah
persalinan dengan terlihatnya fistula vesikovaginalis, vesikoservikalis atau rektovaginalis.
Dahulu, ketika persalinan lewat operasi ditunda secepat mungkin, komplikasi fistula sangat
sering dijumpai, tetapi sekarang sudah jarang terlihat. Komplikasi yang masih sering terlihat
adalah nekrosis akibat tekanan yang terjadi setelah persalinan dengan kala dua yang sangat lama.

Fistula Traktus Genitalia akibat persalinan


Dalam persalinan yang terhambat, jaringan pada berbagai bagian traktus genitalia dapat
tertekan di antara kepala bayi dan tulang panggul. Jika penekanan berlangsung singkat,
pengaruhnya tidak mempunyai makna yang penting; namun bila berlangsung lama, tekanan ini
bisa mengakibatkan nekrosis jaringan yang beberapa hari kemudian akan diikuti oleh
pengelupasan dan perforasi.
Pada sebagian besar kasus semacam itu, perforasi terjadi di antara vagina dan kandung
kemih, menimbulkan fistula vesikovaginalis. Pada kasus-kasus yang lebih jarang dijumpai, bibir
anterior serviks tertekan pada simfisis pubis, sehingga akhirnya terbentuk hubungan abnormal
antara kanalis servikalis dan kandung kemih, yaitu fistula vesikoservikalis. Apabila wanita
tersebut tidak mengalami infeksi, fistula bisa sembuh spontan. Tapi yang lebih sering terjadi,
fistula tersebut menetap sehingga diperlukan tindakan selanjutnya untuk memperbaikinya.
Kadang-kadang dinding posterior uterus dapat tertekan dengan kuat sekali pada
promontorium os sakrum, sehingga terjadi nekrosis dan timbul fistula yang berhubungan dengan
cul-de-sac

C. PATOFISIOLOGI
1. Sebab Obstetrik :
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus
lama  iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan
buatan  kejadian ini sering ditemukan di negara berkembang, dengan pelayanan
rujukan yang sulit dijangkau, terbanyak berupa fistula urogenital

2. Sebab Ginekologik :
o proses keganasan, radiasi, trauma operasi atau kelainan kongenital
o lebih jarang, kecuali di negara maju, fistula akibat proses ginekologis  tersering
o paling banyak adalah fistula vesikovaginal pasca histerektomi.
Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem atau
terikat oleh jahitan.

D. TANDA DAN GEJALA


Untuk vesikovaginal (kandung kemih) fistula:
 Berair vagina
 Urinary incontinence
 Kebocoran urin melalui vagina
 Vagina iritasi
 Episode berulang cystitis atau vaginitis

Untuk rektovaginal (dubur) fistula:


 Inkontinensia tinja
 Kebocoran kotoran ke dalam vagina
 Vagina iritasi

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Fistula vagina dapat dideteksi selama ujian visual. Tes lain yang membantu untuk
menentukan apakah operasi diperlukan meliputi:
 Dye test - kandung kemih ini penuh dengan solusi dicelup dan pasien diminta untuk
batuk dan menanggung turun sebagai dokter mencari tanda-tanda kebocoran dalam
vagina. Kebocoran juga dapat terdeteksi pada tampon setelah latihan fisik.
 Cytoscopy - Dokter menggunakan scope untuk memeriksa vagina, ureter dan kandung
kemih.
 Retrograde pyelogram - Ini uji X-ray digunakan untuk menentukan adanya fistula
ureterovinal. Dye disuntikkan melalui kandung kemih dan masuk ke ureter, mengawasi
kebocoran antara ureter dan vagina.
 Fistulagram - ini X-ray dari fistula pasien dapat membantu mendeteksi jika
berkomunikasi fistula dengan organ tubuh lainnya atau jika beberapa fistulas hadir.
 Anoskopi / sigmoidoskopi fleksibel - Dokter menggunakan ruang lingkup untuk
memeriksa anus dan rektum.

F. PENATALAKSANAAN PENGELOLAAN FISTULA GENITALIS

a. Terapi Konservatif:
pengobatan non-bedah hanya digunakan dalam kasus-kasus fistulas vagina sederhana. Untuk
fistula yang harus dianggap sederhana, pasien harus tidak memiliki riwayat radiasi atau
keganasan. Beberapa fistula sederhana dapat menanggapi setidaknya empat minggu drainase
kandung kemih konstan. Untuk fistulas rektovaginal sederhana, pasien mungkin akan diminta
untuk mengubah diet mereka dan suplemen menggunakan serat.

b.Operasi:
Kebanyakan fistula membutuhkan perbaikan bedah. Situs fistula menentukan pendekatan dokter
bedah, baik melalui perut atau vagina. Dokter bedah dapat memperkenalkan sumber jaringan
baru jika jaringan asli telah meninggal atau suplai darah buruk. Perbaikan bedah pertama fistula
memiliki kesempatan terbaik untuk sukses. Fistula yang berhubungan dengan penyakit Crohn
(biasanya fistula rectal) mungkin memerlukan proctectomy parsial (operasi pengangkatan
Sebagian rektum
ASUHAN KEPERAWATAN

1. . PENGKAJIAN
Pengkajian terutama berfokus pada traktus genitourinarius, organ-organ reproduksi,
defekasi, dan faktor psikososial serta seksual. Suatu riwayat kesehatan yang komplet,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk
menegakkan diagnosis medis yang tepat. Pengetahuan wanita tentang gangguan ,
penatalaksanaannya, dan kemungkinan prognosis juga di kaji.

2.DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang mungkin antara lain masalah fisik, seperti :
1. konstipasi atau diare yang berhubungan dengan perubahan anatomi, nyeri berhubungan
dengan sokongan pelvis dan/ atau kesulitan eliminasi
2. resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan kurangnya ketrampilan dalam melakukan
prosedur perawatan diri atau kurang pengetahuan tentang pentingnya mengetahui terapi.
Diagnosa psikosisial meliputi ansietas yang berhubungan dengan prosedur bedah yang
mungkin dilakukan :
1. koping tidak efektif yang berhubungan dengan perubahan citra tubuh
2. perubahan proses keluarga atau hubungan interpersonal yang berhubungan dengan
perubahan fungsional dan perubahan anatomi
3. isolasi sosial, distress spiritual
4. Gangguan citra tubuh, dan harga diri rendah yang berhubungan dengan perubahan anatomi
dan perubahan fungsi
3.INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan diarahkan pada:

 Upaya memberi penyuluhan kepada wanita tentang akibat dan gejala melahirkan. Hal ini
khususnya penting dalam memandang trend pemulangan ibu dan bayi saat ini dalam 24
jam setelah suatu kelahiran normal atau setelah 3 hari setelah kelahiran sesaria. Sebelum
pulang dari rumah sakit, ibu harus diinformasikan tentang tanda masalah yang potensial
dan dinasihatkann untuk menghubungi pemberi perawatannya tanpa ragu bila ia
memiliki pertanyaan atau jika ia ragu akan kesejahteraannya. Strategi baru pedoman
antisipasi dan pedoman tentang masalah yang potensial dan perawatan diri pascapartum
data lain ditekankan dikelas prenatal atau kunjungan rumah.
 Perawat harus mendorong pemeriksaan fisik tahunan, yang meningkatkan diagnosis dan
pengobatan dini dan menfasilitasi perawatan diri serta kerja sama dengan program medis
dan bedah yang dianjurkan. Dengan sikap yang mendukung dan menerima, perawat
dapat meningkatkan harga diri, citra tubuh, dan konsep diri positif klien, meskipun ada
perubahan fungsi tubuh.
 Wanita harus diberi informasi tentang hygiene yang baik dan tindakan yang mencegah
masalah yang berhubungan dengan perubahan topangan pada pelvis. Perawat harus
sangat sensitif dan bijaksana karena klien mungkin merasa malu karena bau dan
pakaiannya yang menjadi kotor diluar keinginannya. Ia mungkin akan menarik diri atau,
sebaliknya, menunjukkan sikap permusuhan. Tidak jarang wanita menjadi terbiasa
dengan bau tersebut, sehingga mereka tidak menyadarinya. Dauching deodorant
komersial atau larutan bukan-komersial, seperti larutan (satu sendok makan klorin
pemutih yang biasa digunakan dalam rumah tangga dicampur 1 liter air) dapat
digunakan. Rendam duduk (sitz baths) dan mencuci genetalia dengan cermat
menggunakan sabun ringan tidak berwarna dan tidak berbau serta air hangat dapat
membantu.penggunaan bedak deodorant, seperti borat natrium, dapat bermanfaat.
Perawatan higienis memakan waktu dan harus sering dilkukan sepanjang hari. Pembalut
pelindung atau celana pendek harus digunakan. Semua aktivitas ini membuat wanita dan
keluarganya menjadi tidak semangat.
 Apabila terdapat fistula rektovagina, mana enema tinggi (hight enema), yang diberikan
sebelum meninggalkan rumah, membuat wanita sementara bebas dari pajanan materi
feses pada periode praoperasi.
 Banyak upaya perawat untuk mengatasi masalah ini diarahkan pada partisipasi wanita
dalam upaya tim menyiapkan wanita tersebut untuk menjalani pembedahan. Perawat
dilingkungan promosi kesehatan biasanya paling mengetahui kondisi kehidupan wanita
tersebut, keterbatasan fisiknya, serta masalah sosialnya. Dengan demikian, perawat
adalah orang yang paling tepat untuk mengordinasi kontiunitas perawatan. Apalagi
fungsi system genitouranius tidak dapat diperbaiki sampai benar-benar pulih, baik
melalui upaya bedah, medikasi maupun terapi lain, maka sasaran yang terkait dengan
kepatuhan terhadap program medis, yaitu memperoleh kembali atau mempertahankan
harga diri, dan kepuasaan keluarga serta proses interpersonal sangat tepat untuk
diupayakan.

4. EVALUASI
 Klien dapat mengetahui tanda masalah yang potensial pasca melahirkan agar dapat segera
menghubungi tenaga kesehatan
 Meningkatkan harga diri, citra tubuh, dan konsep diri positif klien
 Klien mengetahui informasi tentang hygiene yang baik dan tindakan yang mencegah
masalah yang berhubungan dengan perubahan topangan pada pelv
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Fistula ialah hubungan yang abnormal antara satu visera berlubang dan visera lain atau
dari satu visera berlubang ke bagian luar. Fistula genitalia dapat timbul di antara kandung kemih
serta traktus genitalia(mis., vesikovaginalis; antara ureter dan vagina (ureterovaginalis); serta
antara rectum atau kolon sigmoid dan struktur lain (mis. enterovesikalis).
Fistula-fistula ini mungkin timbul akibat anomali kongenital, bedah ginekologis, trauma obstetri,
terapi radiasi, trauma ginekologis, atau infeksi.
Diagnosa keperawatan yang mungkin antara lain masalah fisik, seperti :
1. konstipasi atau diare yang berhubungan dengan perubahan anatomi, nyeri berhubungan
dengan sokongan pelvis dan/ atau kesulitan eliminasi
2. resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan kurangnya ketrampilan dalam melakukan
prosedur perawatan diri atau kurang pengetahuan tentang pentingnya mengetahui terapi.

B. SARAN
 Diharapkan kepada mahasiswa keperawatan dapat memberikan penyuluhan kepada
wanita tentang akibat dan gejala dari fistula baik fistula vesikovaginalis maupun fistula
viskovaginalis.
 Diharapkan kepada mahasiswa keperawatn agar mampu menegakkan diagnose untuk
masal fistula dan melakukan intervensi serta penatalaksanaan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Cunningham, F. Gary. 1995. Obstetri Williams Edisi 18. Jakarta: EGC.

Bobak, Irene M. 1984. Essentials Of Maternity Nursing. UlS Toronto.

http://www.pptsearch.net/download.php?fid=461731

http://appinet.blogspot.com/2010/04/fistula-genitalia.html

Вам также может понравиться