Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
14 (2)
ISSN 1907-1760
Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi untuk Meningkatkan
Pendapatan Petani
Integrated Farming System for Horticulture and Beef Cattle to Improve Farmer Income
ABSTRACT
Research was conducted to identify the diversity of technologies in an integrated farming system for
horticulture and beef cattle. Furthermore, it observed the improving of farmer income that used this model.
There were primary and secondary data with the survey method for farmers in Pekanbaru. The result
showed the integrated farming system kept up to 21 heads of beef cattle and 4,22 ha of holticultures. Every
farmer had around 0,3 ha farmland and approximately 4 to 5 heads of beef cattle. Finally, the integrated
farming system increased the farmer income about Rp 9.731.147 per cultivating period of holticultures and
about Rp. 9.345.328 per year of keeping the beef cattles.
Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar) 379
Vol. 14 (2)
keseimbangan hara tanah, walaupun persen- kelurahan yang melakukan pertanian terpadu
tase kandungan unsur hara dalam pupuk tanaman hortikultura dan ternak sapi. Dari
anorganik relativ lebih tinggi dibanding pupuk kelurahan yang terpilih diambil sampel
organik tetap digunakan karena fungsinya keluarga secara purposive sampling dengan
belum tergantikan oleh pupuk anorganik kriteria keluarga yang melakukan pertanian
(Novizan, 2002). terpadu tanaman hortikultura dan ternak sapi.
Kotoran ternak sapi merupakan sumber Diambil responden sebanyak 70 kepala
pupuk organik bagi tanaman hortikultura dan keluarga. Penelitian dilaksanakan di kota
tidak memerlukan biaya besar untuk di Pekanbaru dengan memilih Kecamatan yang
gunakan. Hutabarat (2002) kotoran sapi dapat petaninya melakukan pertanian terpadu.
mengurangi biaya pengadaan pupuk yang Lokasi penelitian yang terpilih adalah 4
sekaligus dapat mengurangi biaya produksi di Kecamatan yaitu:
samping menjaga kelestarian bahan organik, 1.Kecamatan Tenayan Raya
sehingga dapat meningkatkan pendapatan. 2.Kecamatan Marpoyan Damai
Penelitian ini bertujuan untuk me- 3.Kecamatan Bukit Raya
nemukan model pertanian terpadu hortikultura 4.Kecamatan Rumbai
dan ternak sapi, dari limbah tanaman horti- Data yang di kumpulkan dalam
kultura di jadikan makanan ternak sapi, penelitian ini terdiri dari data primer dan data
kotoran ternak /feses dijadikan pupuk tanaman sekunder. Data primer diperoleh langsung dari
.Untuk meningkatkan pendapatan petani. keluarga petani peternak yang terpilih sebagai
sampel dan dikumpul melalui wawancara dan
METODE pengisian daftar pertanyaan. Data sekunder
diperoleh dari berbagai instansi terkait.
Lokasi dan waktu Penelitian Adapun petani sebagai responden dalam
penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut :
Lokasi penelitian di kota Pekanbaru. Petani mempunyai salah satu macam pola
Penelitian dilakukan secara survey ,teknik pertanian terpadu tanaman hortikultura dan
pengambilan sampel Responden dipilih secara ternak; a. tanaman sayuran dan ternak sapi.b.
purposive sampling dimana petani yang tanaman buah-buahan dan ternak sapi
melakukan pertanian terpadu tanaman horti-
kultura dan ternak sapi, selanjutnya untuk Analisis data
pemilihan Kecamatan yang petaninya me- Analisis data untuk optimasi digunakan
lakukan pertanian terpadu tanaman horti- metode linear programming. Dimana metode
kultura dan ternak sapi, yaitu Kecamatan linear programming mempunyai tiga
Marpoyan Damai, Kecamatan Bukuit Raya, komponen kuantitatif yaitu: fungsi tujuan,
Kecamtan Tenayan Raya, Kecamatan Rumbai. aktivitas/proses mencapai tujuan sumber daya
terbatas.
Tahapan dan Sasaran Penelitian Fungsi tujuan merupakan fungsi yang
menggambarkan tujuan yang berkaitan dengan
Penelitian ini untuk menemukan model pengaturan secara optimal sumberdaya untuk
pertanian terpadu tanaman hortikultura dan memperoleh keuntungan maksimal atau biaya
ternak. Penelitian ini dilaksanakan di kota minimal, secara umum fungsi tujuan untuk
Pekanbaru. Pada tahun pertama selama mencapai keuntungan maksimal ditulis
delapan bulan. sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam pene- Z = C1X1 + C2X2+ ….+ CiXi
litian ini adalah metode survey. Unit analisis Keterangan :
dalam penelitian ini adalah keluarga petani Z = Jumlah keuntungan maksimal
peternak yang melakukan usaha tanaman Ci = Keuntungan persatuan output cabang
hortikultura. Sampel bersifat disengaja yang usaha ke – i
dipilih atas dasar pertimbangan tertentu yaitu: Xi = Jumlah output dari cabang usaha ke I
380 Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar)
Vol. 14 (2)
Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar) 381
Vol. 14 (2)
tersebut ditanam rumput unggul dan sebagai mesin pengolah limbah atau pabrik
tanaman pangan seperti jagung ,kacang penghasil bahan organik, dimana ternak sapi
kedelai,singkong. berpotensi menghasilkan kompos yang sangat
2. Setelah ditaman diadakan penyuluhan dibutuhkan untuk pemeliharaan kesuburan
tentang cara pemeliharaan,penanenan dan tanah.
melakukan perhitungan analisa usahatani . Ketergantungan usaha tani terhadap
3. Pengambilan data hasil penelitian secara pupuk anorganik (komersial) yang semakin
berkala, setelah memperoleh data mahal dan langka dapat dikurangi karena
optimal pola usahatani ,tamanan pupuk organik (kompos) dapat digunakan
hortikultura dan ternak yang memberikan sebagai pupuk tambahan dan potensial
pendapatan maksimal kepada petani meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan
dijadikan acuan. tanaman holtikultura. Adanya kotoran sapi
4. Setelah satu kelompok berhasil akan dapat mengurangi biaya pengadaan pupuk
digulirkan ke kelompok lainnya sehingga yang sekaligus dapat mengurangi biaya
masyarakat yang berada di kota Pekanbaru produksi di samping menjaga kelestarian
yang tinggal di pinggiran kota yang masih bahan organik tanah. Setiap ekor sapi dewasa
ada lahan kosong untuk dijadikan mata atau satu satuan ternak (1 ST) menghasilkan
pencaharian mereka. feses 8 – 10 kg/hari (basah) yang dapat diolah
sebagai pupuk organik sekitar 2 – 3 kg/hari,
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga dalam satu tahun diperkirakan
mampu menghasilkan hampir 0,5 ton pupuk
Produktivitas tanaman Hortikultura yang organik. Hasil analisis kandungan unsur hara
Mendukung Pengembangan Ternak Sapi pupuk kompos (N = 0,89%, P = 0,06% dan K
= 0,51%) maka setiap ton kompos setara
Masalah utama dalam pengembangan dengan 19,2 kg Urea, 10,87 kg TSP dan 92,52
tanaman hortikultura adalah rendahnya MOP.
produktivitas dan mutu hasil sayuran rakyat. Dari hasil pengamatan di lapangan
Hal tersebut disebabkan oleh sistem penge- sebagian besar petani telah menggunakan
lolaan kebun yang tidak efisien, karena jumlah kotoran ternak sebagai pupuk sayur yaitu
tenaga kerja yang digunakan untuk menyiangi sebanyak 63 orang responden (90 %), namun
tanaman gulma terlalu banyak, dan pupuk sangat sedikit responden yang mengolahnya
yang digunakan untuk tanaman menggunakan menjadi kompos yaitu 5 orang responden
pupuk buatan yang biayanya sangat mahal, (7,14 %). Penggunaan kotoran ternak sebagai
namun di kota Pekanbaru sisa tanaman sudah pupuk telah disadari oleh petani dapat
dijadikan pupuk organic, kotoran sapi dan meningkakan kesuburan tanah dan
kambing serta urin telah dijadikan pupuk meningkatkan efisiensi pemupukan.
tanaman. Ternak mempunyai posisi yang strategis
Peningkatan produktivitas tanaman dalam system pertanian terpadu (Hasnudi dan
hortikultura dapat dilakukan dengan efisiensi Saleh,2004), yakni melalui ternak selain
dalam memanfaatkan lahan maupun tenaga diperoleh produksi utama berupa daging , juga
kerja, serta menekan biaya pemupukan. akan diperoleh limbah berupa kotoran padat
Efisiensi pemupukan dapat dilakukan apabila dan cair untuk pupuk organic dan biogas.
jumlah pemberian pupuk kimia dapat Pupuk kandang selanjutnya digunakan untuk
dikurangi namun kesuburan lahan harus tetap budidaya pertanian organik dan penanaman
terjaga. Hal ini dapat dilakukan antara lain rumput-rumputan sebagai pakan ternak,
dengan penyediaan bahan organik atau sehingga terjadi siklus hara secara ber-
kompos yang dapat diperoleh dengan cara kelanjutan. Di kota Pekanbaru sudah ada
mudah dan murah dari kotoran sapi. Hal ini petani yang menjadikan kotoran sapi untuk
sesuai dengan pendapat Corley (2003) yang biogas sehingga untuk memasak dan
menyatakan bahwa ternak sapi berperan kebutuhan listrik rumahtangga sudah ter-
382 Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar)
Vol. 14 (2)
panuhi, sehingga dapat mengurangi penge- periode tanam Tanaman hortikultura harga
luaran rumahtangga. tidak stabil tergantung musim dan kebutuhan
masyarakat. Sampai saat ini usaha ternak sapi
Potensi Hasil Samping dan Limbah yang dilakukan petani responden sebagai
Tanaman Hortikultura dalam Pemenuhan usaha sambilan dan belum menjadi usaha
Kebutuhan Pakan Ternak pokok, dimana rata-rata kepemilikan ternak
sapi masih rendah yaitu 4 -5 ekor. Kalau
Pengembangan ternak sapi yang ternak harga jual akan meningkat jika ada hari
dipelihara dengan tanaman hortikultura tidak besar agama seperti hari raya idil fitri dan idil
membutuhkan sumberdaya lahan baru dan adha,karena permintaan daging meningkat.
sumberdaya alam yang ada, limbah tanaman Hutabarat (2002) menyatakan bahwa
hortikultura dapat di jadikan pakan ternak adanya kotoran sapi dapat mengurangi biaya
yang setiap di panen sehingga kebutuhan pengadaan pupuk yang sekaligus dapat
pakan ternak setiap hari dapat tersedia. Petani mengurangi biaya produksi di samping
dapat memanfaatkan lahan kosong lebih menjaga kelestarian bahan organik tanah
optimal guna meningkatkan manfaat ekonomi. khususnya wilayah perkebunan berlereng.
Sumberdaya input usaha ternak melimpah Sedangkan Ginting (1991) melaporkan bahwa
seperti hijauan antar tanaman (dari hasil ternak dapat berperan sebagai industri biologis
pengamatan yaitu berupa rumput dan legume) sekaligus mampu meningkatkan produksi
dapat langsung dimanfaatkan sebagai pakan daging dan penyedia kompos.
ternak tanpa mengganggu produktivitas Pada dekade tahun 1990 –an telah
sedangkan potensi limbah tanaman horti- diintensifkan integrasi tanaman padi dan
kultura dengan teknologi sederhana dapat ternak sapi. Dalam hal ini dioptimalkan
dimanfaatkan sebagai bahan campuran hijauan pemanfaatan pupuk organik berasal dari
pakan ternak sapi. Pematang tanaman kotoran sapi biasa mencapai 40 % dari
hortikultura kosong masih bisa dimanfaatkan pendapatan (Dwiyanto ,dkk.2001). Bertitik
untuk budidaya rumput unggul. tolak dari hal tersebut sudah banyak program
peningkatan pendapatan petani peternak
Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan mengacu pada program integrasi tanaman dan
Petani ternak dengan melibatkan ternak (Kusnadi,
2007; Hamdani, 2008: Kariyasa 2005).
Tingkat pendapatan petani di kota Dengan adanya sistem pertanian terpadu
Pekanbaru cukup tinggi dibandingkan dengan petani semakin sejahtera karena telah ada
Upah Minimum Regional (UMR) daerah peningkatan pendapatan. Jika harga sayur
Riau, yang hanya sebesar Rp. 1.250.000,-. Hal turun petani masih punya penghasilan lain
ini banyak dipengaruhi oleh permintaan yaitu dari ternak sapi, yang setiap tahun
hortikultura dan daging untuk masyarakat kota dapat menghasilkan anak dan pupuk. Petani
Pekanbaru setiap hari bertambah sehingga yang memiliki sapi menjadikan kotoran sapi
dengan bayaknya penjualan maka pendapatan untuk biogas sehingga tidak perlu membeli
petani meningkat dan lebih tinggi sayuran gas untuk memasak.
yang ditanam di Pekanbaru setelah panen Jagung di perlukan untuk produk olahan
langsung di ambil oleh pedagang dan jagung dan pakan ternak, tanaman jangung
langsung di jual ke pasar sehingga sayuran juga akan menghasilkan limbah jagung baik
dan buah-buahan masih segar sampai di jerami, tongkol. Jumlah produk ikutan
tangan konsumen. Pendapatan petani dari tanaman jagung dapat diperoleh dari satuan
hortikultura perperiode tanam Rp 9.731.147,- luas tanaman jagung berkisar 2,5 – 3,4 ton
dari usaha ternak Rp 9.345.328,- per bahan kering per Ha. Jumlah tersebut mampu
tahun.sedangkan hasil penelitian Nizar,R dan menyediakan bahan baku pakan sumber
Niken , N (2011) pendapatan petani sayuran di serat/penganti hijauan untuk sejumlah 1 ST
kelurahan Sidomulyo Rp 5.928.400,-per
Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar) 383
Vol. 14 (2)
(bobot hidup setara 250 kg,komsumsi bahan Cooley, R. H. U. 2003. Oil Palam; A Mayor
kering 3 % bobot hidup) dalam setahun Tropica Crop.
Bunasor, 1990. Diversifikasi dan Program
Model Pertanian Terpadu Pembangunan Pertanian. Pustaka Sinar
Harapan .Jakarta.
Model Pertanian terpadu ternak sapi
maksimal di pelihara 21 ekor dan hortikultura Ginting, G. S. 1991. Keterpaduan Ternak
4,22 ha. Pendapatan maksimal dari pertanian Ruminansia dengan Perkebunan.1.
terpadu hortikultura dan ternak Rp 3.96142,5 Produksi dan Nilai Nutrisi. Jurnal
perbulan. Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan
KESIMPULAN Pertanian.Departemen Pertanian.
Hamdani, 2008. Sistem Pertanian Terpadu
1. Pertanian terpadu ternak sapi maksimal di untuk Peningkatan Produktivitas Lahan
pelihara 21 ekor, hortikultura 4,22 ha. dan Kesejahteraan Petani. Makalah
Pendapatan maksimal dari pertanian Workshop Teknologi untuk Masyarakat.
terpadu hortikultura dan ternak Rp Gedung KORPRI. Serang- Banten. 24
3.96142,5 perbulan Desember 2008.
2. Pertanian terpadu tanaman hortikultura dan
ternak sapi dapat meningkatkan pendapatan Hutabarat, T. S. P. N. 2002. Pendekatan
petani serta dapat memanfaatkan lahan Kawasan dalam Pembangunan
kosong menjadi produktif. Peternakan. Direktorat Jenderal Bina
3. Bentuk usahatani terpadu; (a).Tanaman Produksi Peternakan, Departemen
sayuran dan ternak sapi; bayam, kangkung, Pertanian. Jakarta. 1-13
sawi, slada. (b). Tanaman buah - buahan Kariyasa ,K.2005. Sistem Integrasi Tanaman
dan ternak sapi; papaya, melon, nangka, Ternak dalam Perspektif Reorientasi
sawo. Kebijakan Subsidi Pupuk dan Pening-
4. Rata – luas lahan garapan 0,3 ha, pemilikan katan Pendapatan petani .Analisis
ternak sapi 4- 5 ekor . Kebijakan Pangan. Vol.3 No.1. Maret
5. Pola usahatani terpadu mampu 2005. Pusat Penelitian dan Pengem-
meningkatkan pendapatan petani dari bangan Sosial Ekonomi Pertanian.
hortilkultura perperiode tanam Rp Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
9.731.147,- dari usaha ternak Rp
9.345.328,-per tahun. Kusnadi, U. 2007. Inovasi Teknologi
Peternakan dalam Sistem Integrasi
UCAPAN TERIMAKASIH Tanaman dan Ternak (SITT)Untuk
Menunjang Swasembada Daging Tahun
Peneliti mengucapkan terimakasih 2010. Orasi pengukuhan Professor riset
kepada DP2M DIKTI yang telah memberi Badan Penelitian dan Pengembangan
dana penelitian Hibah Bersaing system Pertanian.
Disentralisasi pada KOPERTIS Wilayah X
Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau. Nizar ,R. Niken N. 2011. Analisis Pendapatan
Juga kepada KOPERTIS Wilayah X yang dan Optimalisasi Pola Tanam Usahatani
telah menfasilitasi penelitian ini. Sayuran di Kelurahan Sidomulyo Barat
Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA
384 Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar)