Вы находитесь на странице: 1из 6

Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2012 Vol.

14 (2)
ISSN 1907-1760

Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi untuk Meningkatkan
Pendapatan Petani

Integrated Farming System for Horticulture and Beef Cattle to Improve Farmer Income

L. Siswati dan R. Nizar

Faculty of Agriculture, University of Lancang Kuning


Jl. Yos Sudarso Km 8 Rumbai, Pekanbaru
E-mail: latifasiswati@yahoo.com
(Diterima: 12 Desember 2011, Disetujui: 28 Mei 2012)

ABSTRACT

Research was conducted to identify the diversity of technologies in an integrated farming system for
horticulture and beef cattle. Furthermore, it observed the improving of farmer income that used this model.
There were primary and secondary data with the survey method for farmers in Pekanbaru. The result
showed the integrated farming system kept up to 21 heads of beef cattle and 4,22 ha of holticultures. Every
farmer had around 0,3 ha farmland and approximately 4 to 5 heads of beef cattle. Finally, the integrated
farming system increased the farmer income about Rp 9.731.147 per cultivating period of holticultures and
about Rp. 9.345.328 per year of keeping the beef cattles.

Keywords: integrated farming system, horticulture, beef cattle, farmer income

PENDAHULUAN pendapatan bagi petani yang meng-


usahakannya. Lahan tidur yang digunakan
Tanaman hortikultura merupakan tana- untuk usahatani sayur-sayuran di Kota
man yang sangat dibutuhkan oleh manusia Pekanbaru banyak terdapat di Kecamatan
untuk memenuhi kebutuahan vitamin dan Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai,
mineral. Sayuran hijau bermanfaat sebagai Kecamatan Rumbai.
sumber vitamin dan mineral yang penting bagi Upaya yang dapat dilakukan agar hasil
pemenuhan gizi masyarakat. Dengan bertam- tanaman hortikultura dapat meningkat dan
bahnya penduduk, meningkatnya pendapatan kualitasnya menjadi lebih baik, selain
dan pendidikan akan mempengaruhi kesadaran penggunaan varietas unggul, pengendalian
masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi dan hama dan penyakit, pengaturan jarak tanam
kesehatan. Konsumsi sayur sayuran dan buah- yang tepat, ketepatan waktu panen dan
buahan oleh penduduk di Indonesia sampai penggunaan pupuk yang tepat juga merupakan
dengan tahun 2007 baru sebesar 95 kkal/ factor yang perlu diperhatikan , baik jenis
kapita/hari atau 79 persen dari anjuran pupuk,takaran ,cara dan bahan bakunya yaitu
kebutuhan minimum sebesar 120 kkal/ pupuk organic dan anorganik. Penggunaan
kapita/hari (Aswatini, dkk. 2008). pupuk anorganik yang selama ini digunakan
Produksi sayuran di Pekanbaru masih oleh petani apabila digunakan terus menerus
diusahakan dengan pola usahatani kecil dapat menyebabkan dampak negativ terhadap
dengan memanfaatkan lahan tidur. Sesuai lingkungan,antara lain tanah menjadi padat
dengan anjuran pemerintah kota Pekanbaru akibat efek rekat (glueing effect) terutama
melalui Badan Ketahanan Pangan, dengan pada pupk ammonium, bereaksi masam dan
memanfaatkan lahan ini untuk usahatani bila tercuci samapai ke air tanah bila air
sayur-sayuran masyarakat bisa mandiri untuk dikomsumsi dapat menimbulkan penyakit.
pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap Oleh karena itu penggnaan pupuk organik
sayur-sayuran dan juga merupakan sumber perlu ditingkatkan ketersediaannya untuk

Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar) 379
Vol. 14 (2)

keseimbangan hara tanah, walaupun persen- kelurahan yang melakukan pertanian terpadu
tase kandungan unsur hara dalam pupuk tanaman hortikultura dan ternak sapi. Dari
anorganik relativ lebih tinggi dibanding pupuk kelurahan yang terpilih diambil sampel
organik tetap digunakan karena fungsinya keluarga secara purposive sampling dengan
belum tergantikan oleh pupuk anorganik kriteria keluarga yang melakukan pertanian
(Novizan, 2002). terpadu tanaman hortikultura dan ternak sapi.
Kotoran ternak sapi merupakan sumber Diambil responden sebanyak 70 kepala
pupuk organik bagi tanaman hortikultura dan keluarga. Penelitian dilaksanakan di kota
tidak memerlukan biaya besar untuk di Pekanbaru dengan memilih Kecamatan yang
gunakan. Hutabarat (2002) kotoran sapi dapat petaninya melakukan pertanian terpadu.
mengurangi biaya pengadaan pupuk yang Lokasi penelitian yang terpilih adalah 4
sekaligus dapat mengurangi biaya produksi di Kecamatan yaitu:
samping menjaga kelestarian bahan organik, 1.Kecamatan Tenayan Raya
sehingga dapat meningkatkan pendapatan. 2.Kecamatan Marpoyan Damai
Penelitian ini bertujuan untuk me- 3.Kecamatan Bukit Raya
nemukan model pertanian terpadu hortikultura 4.Kecamatan Rumbai
dan ternak sapi, dari limbah tanaman horti- Data yang di kumpulkan dalam
kultura di jadikan makanan ternak sapi, penelitian ini terdiri dari data primer dan data
kotoran ternak /feses dijadikan pupuk tanaman sekunder. Data primer diperoleh langsung dari
.Untuk meningkatkan pendapatan petani. keluarga petani peternak yang terpilih sebagai
sampel dan dikumpul melalui wawancara dan
METODE pengisian daftar pertanyaan. Data sekunder
diperoleh dari berbagai instansi terkait.
Lokasi dan waktu Penelitian Adapun petani sebagai responden dalam
penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut :
Lokasi penelitian di kota Pekanbaru. Petani mempunyai salah satu macam pola
Penelitian dilakukan secara survey ,teknik pertanian terpadu tanaman hortikultura dan
pengambilan sampel Responden dipilih secara ternak; a. tanaman sayuran dan ternak sapi.b.
purposive sampling dimana petani yang tanaman buah-buahan dan ternak sapi
melakukan pertanian terpadu tanaman horti-
kultura dan ternak sapi, selanjutnya untuk Analisis data
pemilihan Kecamatan yang petaninya me- Analisis data untuk optimasi digunakan
lakukan pertanian terpadu tanaman horti- metode linear programming. Dimana metode
kultura dan ternak sapi, yaitu Kecamatan linear programming mempunyai tiga
Marpoyan Damai, Kecamatan Bukuit Raya, komponen kuantitatif yaitu: fungsi tujuan,
Kecamtan Tenayan Raya, Kecamatan Rumbai. aktivitas/proses mencapai tujuan sumber daya
terbatas.
Tahapan dan Sasaran Penelitian Fungsi tujuan merupakan fungsi yang
menggambarkan tujuan yang berkaitan dengan
Penelitian ini untuk menemukan model pengaturan secara optimal sumberdaya untuk
pertanian terpadu tanaman hortikultura dan memperoleh keuntungan maksimal atau biaya
ternak. Penelitian ini dilaksanakan di kota minimal, secara umum fungsi tujuan untuk
Pekanbaru. Pada tahun pertama selama mencapai keuntungan maksimal ditulis
delapan bulan. sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam pene- Z = C1X1 + C2X2+ ….+ CiXi
litian ini adalah metode survey. Unit analisis Keterangan :
dalam penelitian ini adalah keluarga petani Z = Jumlah keuntungan maksimal
peternak yang melakukan usaha tanaman Ci = Keuntungan persatuan output cabang
hortikultura. Sampel bersifat disengaja yang usaha ke – i
dipilih atas dasar pertimbangan tertentu yaitu: Xi = Jumlah output dari cabang usaha ke I

380 Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar)
Vol. 14 (2)

i = 1,2,3,….,n cabe,singkong dsb. Untuk analisis kendala


Untuk memproduksi tanaman dan ternak lahan dinyatakan dalam satuan luas yaitu
maka diperlukan sumberdaya. Sumberdaya hektar.
yang dimiliki petani adalah terbatasnya jumlah 2. Tenaga Kerja Keluarga, merupakan sumber
,maka menjadi persoalan adalah bagaimana utama dalam melaksanakan aktivitas
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki usahatani, aktivitasnya meliputi pengelilaan
petani tersebut dapat ditulis sebagai berikut : lahan sampai panen juga memelihara
A11X11 + A12X12 + … + A1KX1K < h1 ternak. Persediaan tenaga kerja keluarga
A21X1 + A22X2 + … + A2KXK < h2 pria dan wanita selama satu bulan
…… ……. … …… .. diasumsikan 25 hari kerja. Tenaga kerja
…… ……. … …… .. anak tidak diikut sertakan dalam penye-
AJiX1 + Aj2X2 + … + AjKXK < hj diaan tenaga kerja.Unit satuan analisis
Keterangan : dipergunakan hari kerja untuk masing–
h = sumberdaya yang terbatas yang dimiliki masing jenis tenaga kerja.
petani 3. Pupuk anorganik ,satuan fisik untuk
j = sumberdaya yang pergunakan kendala pupuk anorganik yang dipergu-
k = jumlah aktivitas. nakan adalah kilogram, seperti ; urea,
KCL, TSP.
Aktivitas –aktivitas: 4. Pupuk kandang ,kendala pupuk kandang
1. Pola tanam, aktivitas produksi tanaman yang dipergunakan dalam usahatani, adalah
berdasarkan tanaman yang banyak pupuk kandang berasal dari ternak
dijumpai dan berpotensi tinggi serta telah ruminansia, satuan fisik untuk kendala
rekomendasikan oleh dinas pertanian pupuk kandang adalah kilogram.
setempat. 5. Bibit tanaman, kendala input bibit tanaman
2. Ternak ruminansia, aktivitas pemeliharaan yang digunakan dalam ushatani kacang,
ternak pemakan rumput seperti sapi. Hasil singkong, cabe, dan sebagainya. Satuan
penjualan produksi ternak dihitung dalam fisik analisis untuk tanaman adalah
satu tahun. kilogram.
3. Produksi Pakan Hijauan, aktivitas dalam 6. Ternak ruminansia, jumlah ternak rumi-
produksi rumput unggul lahan sendiri. nansia dalam ekor yang dimiliki seperti
4. Pembelian Input Produksi. Aktivitas ini sapi.
meliputi pembelian input pupuk 7. Biaya lain, satuan kendala biaya lain
anorganik,pupuk kandang,rumput,sewa adalah; nilai uang dalam ribuan rupiah.
tenaga kerja.Apabila tenaga kerja keluarga Angka yang dipergunakan adalah angka
dan rumput tidak mampu untuk yang diperolah dari rata–rata biaya lainnya
menyediakan jumlah yang dibutuhkan yang dikeluarkan oleh petani selama musim
maka tenaga kerja dan rumput harus di tanam, angka tersebut adalah angka
datangkan dari luar. maksimum dikeluarkan oleh petani. Biaya
5. Penyewaan Tenaga Kerja Keluarga. lain meliputi biaya obat–obatan, untuk
Aktivitas yang memanfaatkan kelebihan tanaman dan ternak.
tenaga kerja keluarga sesuai dengan tingkat 8. Batas maksimum dan minimum penyewaan
upah tenaga kerja bila menyewa. tenaga kerja keluarga. Kendala ini meru-
Penyewaan tenaga kerja ini merupakan pakan batas maksimum dan minimum yang
pendapatan usha tani. dapat dilakukan dari penyewaan tenaga
kerja, satuan fisik analisis adalah hari kerja.
Sumberdaya :
1. Lahan usahatani ,rata-rata luas lahan yang Sistematika penerapan hasil
dimiliki petani untuk tanaman pangan, 1. Setiap petani yang memiliki ternak sapi dan
alternative pola tanam yang diusahakan tanaman hortikultura, yang belum
pada lahan tersebut seperti ; kacang, menanam rumput unggul,disela sayuran

Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar) 381
Vol. 14 (2)

tersebut ditanam rumput unggul dan sebagai mesin pengolah limbah atau pabrik
tanaman pangan seperti jagung ,kacang penghasil bahan organik, dimana ternak sapi
kedelai,singkong. berpotensi menghasilkan kompos yang sangat
2. Setelah ditaman diadakan penyuluhan dibutuhkan untuk pemeliharaan kesuburan
tentang cara pemeliharaan,penanenan dan tanah.
melakukan perhitungan analisa usahatani . Ketergantungan usaha tani terhadap
3. Pengambilan data hasil penelitian secara pupuk anorganik (komersial) yang semakin
berkala, setelah memperoleh data mahal dan langka dapat dikurangi karena
optimal pola usahatani ,tamanan pupuk organik (kompos) dapat digunakan
hortikultura dan ternak yang memberikan sebagai pupuk tambahan dan potensial
pendapatan maksimal kepada petani meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan
dijadikan acuan. tanaman holtikultura. Adanya kotoran sapi
4. Setelah satu kelompok berhasil akan dapat mengurangi biaya pengadaan pupuk
digulirkan ke kelompok lainnya sehingga yang sekaligus dapat mengurangi biaya
masyarakat yang berada di kota Pekanbaru produksi di samping menjaga kelestarian
yang tinggal di pinggiran kota yang masih bahan organik tanah. Setiap ekor sapi dewasa
ada lahan kosong untuk dijadikan mata atau satu satuan ternak (1 ST) menghasilkan
pencaharian mereka. feses 8 – 10 kg/hari (basah) yang dapat diolah
sebagai pupuk organik sekitar 2 – 3 kg/hari,
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga dalam satu tahun diperkirakan
mampu menghasilkan hampir 0,5 ton pupuk
Produktivitas tanaman Hortikultura yang organik. Hasil analisis kandungan unsur hara
Mendukung Pengembangan Ternak Sapi pupuk kompos (N = 0,89%, P = 0,06% dan K
= 0,51%) maka setiap ton kompos setara
Masalah utama dalam pengembangan dengan 19,2 kg Urea, 10,87 kg TSP dan 92,52
tanaman hortikultura adalah rendahnya MOP.
produktivitas dan mutu hasil sayuran rakyat. Dari hasil pengamatan di lapangan
Hal tersebut disebabkan oleh sistem penge- sebagian besar petani telah menggunakan
lolaan kebun yang tidak efisien, karena jumlah kotoran ternak sebagai pupuk sayur yaitu
tenaga kerja yang digunakan untuk menyiangi sebanyak 63 orang responden (90 %), namun
tanaman gulma terlalu banyak, dan pupuk sangat sedikit responden yang mengolahnya
yang digunakan untuk tanaman menggunakan menjadi kompos yaitu 5 orang responden
pupuk buatan yang biayanya sangat mahal, (7,14 %). Penggunaan kotoran ternak sebagai
namun di kota Pekanbaru sisa tanaman sudah pupuk telah disadari oleh petani dapat
dijadikan pupuk organic, kotoran sapi dan meningkakan kesuburan tanah dan
kambing serta urin telah dijadikan pupuk meningkatkan efisiensi pemupukan.
tanaman. Ternak mempunyai posisi yang strategis
Peningkatan produktivitas tanaman dalam system pertanian terpadu (Hasnudi dan
hortikultura dapat dilakukan dengan efisiensi Saleh,2004), yakni melalui ternak selain
dalam memanfaatkan lahan maupun tenaga diperoleh produksi utama berupa daging , juga
kerja, serta menekan biaya pemupukan. akan diperoleh limbah berupa kotoran padat
Efisiensi pemupukan dapat dilakukan apabila dan cair untuk pupuk organic dan biogas.
jumlah pemberian pupuk kimia dapat Pupuk kandang selanjutnya digunakan untuk
dikurangi namun kesuburan lahan harus tetap budidaya pertanian organik dan penanaman
terjaga. Hal ini dapat dilakukan antara lain rumput-rumputan sebagai pakan ternak,
dengan penyediaan bahan organik atau sehingga terjadi siklus hara secara ber-
kompos yang dapat diperoleh dengan cara kelanjutan. Di kota Pekanbaru sudah ada
mudah dan murah dari kotoran sapi. Hal ini petani yang menjadikan kotoran sapi untuk
sesuai dengan pendapat Corley (2003) yang biogas sehingga untuk memasak dan
menyatakan bahwa ternak sapi berperan kebutuhan listrik rumahtangga sudah ter-

382 Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar)
Vol. 14 (2)

panuhi, sehingga dapat mengurangi penge- periode tanam Tanaman hortikultura harga
luaran rumahtangga. tidak stabil tergantung musim dan kebutuhan
masyarakat. Sampai saat ini usaha ternak sapi
Potensi Hasil Samping dan Limbah yang dilakukan petani responden sebagai
Tanaman Hortikultura dalam Pemenuhan usaha sambilan dan belum menjadi usaha
Kebutuhan Pakan Ternak pokok, dimana rata-rata kepemilikan ternak
sapi masih rendah yaitu 4 -5 ekor. Kalau
Pengembangan ternak sapi yang ternak harga jual akan meningkat jika ada hari
dipelihara dengan tanaman hortikultura tidak besar agama seperti hari raya idil fitri dan idil
membutuhkan sumberdaya lahan baru dan adha,karena permintaan daging meningkat.
sumberdaya alam yang ada, limbah tanaman Hutabarat (2002) menyatakan bahwa
hortikultura dapat di jadikan pakan ternak adanya kotoran sapi dapat mengurangi biaya
yang setiap di panen sehingga kebutuhan pengadaan pupuk yang sekaligus dapat
pakan ternak setiap hari dapat tersedia. Petani mengurangi biaya produksi di samping
dapat memanfaatkan lahan kosong lebih menjaga kelestarian bahan organik tanah
optimal guna meningkatkan manfaat ekonomi. khususnya wilayah perkebunan berlereng.
Sumberdaya input usaha ternak melimpah Sedangkan Ginting (1991) melaporkan bahwa
seperti hijauan antar tanaman (dari hasil ternak dapat berperan sebagai industri biologis
pengamatan yaitu berupa rumput dan legume) sekaligus mampu meningkatkan produksi
dapat langsung dimanfaatkan sebagai pakan daging dan penyedia kompos.
ternak tanpa mengganggu produktivitas Pada dekade tahun 1990 –an telah
sedangkan potensi limbah tanaman horti- diintensifkan integrasi tanaman padi dan
kultura dengan teknologi sederhana dapat ternak sapi. Dalam hal ini dioptimalkan
dimanfaatkan sebagai bahan campuran hijauan pemanfaatan pupuk organik berasal dari
pakan ternak sapi. Pematang tanaman kotoran sapi biasa mencapai 40 % dari
hortikultura kosong masih bisa dimanfaatkan pendapatan (Dwiyanto ,dkk.2001). Bertitik
untuk budidaya rumput unggul. tolak dari hal tersebut sudah banyak program
peningkatan pendapatan petani peternak
Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan mengacu pada program integrasi tanaman dan
Petani ternak dengan melibatkan ternak (Kusnadi,
2007; Hamdani, 2008: Kariyasa 2005).
Tingkat pendapatan petani di kota Dengan adanya sistem pertanian terpadu
Pekanbaru cukup tinggi dibandingkan dengan petani semakin sejahtera karena telah ada
Upah Minimum Regional (UMR) daerah peningkatan pendapatan. Jika harga sayur
Riau, yang hanya sebesar Rp. 1.250.000,-. Hal turun petani masih punya penghasilan lain
ini banyak dipengaruhi oleh permintaan yaitu dari ternak sapi, yang setiap tahun
hortikultura dan daging untuk masyarakat kota dapat menghasilkan anak dan pupuk. Petani
Pekanbaru setiap hari bertambah sehingga yang memiliki sapi menjadikan kotoran sapi
dengan bayaknya penjualan maka pendapatan untuk biogas sehingga tidak perlu membeli
petani meningkat dan lebih tinggi sayuran gas untuk memasak.
yang ditanam di Pekanbaru setelah panen Jagung di perlukan untuk produk olahan
langsung di ambil oleh pedagang dan jagung dan pakan ternak, tanaman jangung
langsung di jual ke pasar sehingga sayuran juga akan menghasilkan limbah jagung baik
dan buah-buahan masih segar sampai di jerami, tongkol. Jumlah produk ikutan
tangan konsumen. Pendapatan petani dari tanaman jagung dapat diperoleh dari satuan
hortikultura perperiode tanam Rp 9.731.147,- luas tanaman jagung berkisar 2,5 – 3,4 ton
dari usaha ternak Rp 9.345.328,- per bahan kering per Ha. Jumlah tersebut mampu
tahun.sedangkan hasil penelitian Nizar,R dan menyediakan bahan baku pakan sumber
Niken , N (2011) pendapatan petani sayuran di serat/penganti hijauan untuk sejumlah 1 ST
kelurahan Sidomulyo Rp 5.928.400,-per

Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar) 383
Vol. 14 (2)

(bobot hidup setara 250 kg,komsumsi bahan Cooley, R. H. U. 2003. Oil Palam; A Mayor
kering 3 % bobot hidup) dalam setahun Tropica Crop.
Bunasor, 1990. Diversifikasi dan Program
Model Pertanian Terpadu Pembangunan Pertanian. Pustaka Sinar
Harapan .Jakarta.
Model Pertanian terpadu ternak sapi
maksimal di pelihara 21 ekor dan hortikultura Ginting, G. S. 1991. Keterpaduan Ternak
4,22 ha. Pendapatan maksimal dari pertanian Ruminansia dengan Perkebunan.1.
terpadu hortikultura dan ternak Rp 3.96142,5 Produksi dan Nilai Nutrisi. Jurnal
perbulan. Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan
KESIMPULAN Pertanian.Departemen Pertanian.
Hamdani, 2008. Sistem Pertanian Terpadu
1. Pertanian terpadu ternak sapi maksimal di untuk Peningkatan Produktivitas Lahan
pelihara 21 ekor, hortikultura 4,22 ha. dan Kesejahteraan Petani. Makalah
Pendapatan maksimal dari pertanian Workshop Teknologi untuk Masyarakat.
terpadu hortikultura dan ternak Rp Gedung KORPRI. Serang- Banten. 24
3.96142,5 perbulan Desember 2008.
2. Pertanian terpadu tanaman hortikultura dan
ternak sapi dapat meningkatkan pendapatan Hutabarat, T. S. P. N. 2002. Pendekatan
petani serta dapat memanfaatkan lahan Kawasan dalam Pembangunan
kosong menjadi produktif. Peternakan. Direktorat Jenderal Bina
3. Bentuk usahatani terpadu; (a).Tanaman Produksi Peternakan, Departemen
sayuran dan ternak sapi; bayam, kangkung, Pertanian. Jakarta. 1-13
sawi, slada. (b). Tanaman buah - buahan Kariyasa ,K.2005. Sistem Integrasi Tanaman
dan ternak sapi; papaya, melon, nangka, Ternak dalam Perspektif Reorientasi
sawo. Kebijakan Subsidi Pupuk dan Pening-
4. Rata – luas lahan garapan 0,3 ha, pemilikan katan Pendapatan petani .Analisis
ternak sapi 4- 5 ekor . Kebijakan Pangan. Vol.3 No.1. Maret
5. Pola usahatani terpadu mampu 2005. Pusat Penelitian dan Pengem-
meningkatkan pendapatan petani dari bangan Sosial Ekonomi Pertanian.
hortilkultura perperiode tanam Rp Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
9.731.147,- dari usaha ternak Rp
9.345.328,-per tahun. Kusnadi, U. 2007. Inovasi Teknologi
Peternakan dalam Sistem Integrasi
UCAPAN TERIMAKASIH Tanaman dan Ternak (SITT)Untuk
Menunjang Swasembada Daging Tahun
Peneliti mengucapkan terimakasih 2010. Orasi pengukuhan Professor riset
kepada DP2M DIKTI yang telah memberi Badan Penelitian dan Pengembangan
dana penelitian Hibah Bersaing system Pertanian.
Disentralisasi pada KOPERTIS Wilayah X
Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau. Nizar ,R. Niken N. 2011. Analisis Pendapatan
Juga kepada KOPERTIS Wilayah X yang dan Optimalisasi Pola Tanam Usahatani
telah menfasilitasi penelitian ini. Sayuran di Kelurahan Sidomulyo Barat
Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA

Asmon, D. 2004. Analisis Ekonomi Usahatani


Sayuran di Pekanbaru. Institut Pertanian
Bogor.

384 Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak Sapi... (L. Siswati and R. Nizar)

Вам также может понравиться