Вы находитесь на странице: 1из 19

Modul Pelatihan

MODUL MI-4
PENGELOLAAN SAMPAH
DI DAERAH TANGGAP DARURAT

I. DESKRIPSI SINGKAT

engelolaan sampah di daerah tanggap darurat

P adalah suatu kegiatan penanganan sampah


mulai dari identifikasi, pengumpulan, pengo-
lahan, dan pengangkutan, agar tidak mencemari
lingkungan sekitar serta agar anggota masyarakat
terhindar dari bahaya serta kesakitan yang ditimbulkan.
Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah proses pembelajaran materi ini, pembelajar
mampu mengelola sampah di daerah tanggap
darurat yang terjadi di wilayah kerjanya

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah proses pembelajaran materi ini pembelajar
dapat:
1. Mengidentifikasi jenis sampah yang dihasilkan di
daerah tanggap darurat.
2. Menyediakan sarana pengelolaan sampah di
daerah tanggap darurat.
3. Menangani sampah yang dihasilkan di daerah
tanggap darurat.

III. POKOK BAHASAN

A. Identifikasi jenis sampah di daerah tanggap darurat


B. Penanganan Sampah
C. Penyediaan sarana pengelolaan sampah

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 2


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

IV. PROSES PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif,


maka perlu disusun langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1: Peyiapan Proses pembelajaran


1. Kegiatan Fasilitator
Kegiatan bina suasana dikelas
a. Memperkenalkan diri
b. Menggali pendapat pembelajar (curah pendapat)
tentang apa yang dimaksud dengan pengelolaan
sampah di daerah tanggap darurat
c. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan
tujuan pembelajaran tentang pengelolaan
sampah di daerah tanggap darurat
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan
fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 3


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

Langkah 2: Review pokok bahasan


1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok
bahasan 1 sampai dengan 3 secara garis besar
dalam waktu yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada pembelajar
untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang
diajukan peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal
yang dianggap penting
b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan
kesempatan yang diberikan
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan fasilitator

Langkah 3: Pendalaman pokok bahasan di


kaitkan dengan situasi tanggap
darurat
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta kelas dibagi menjadi 3 kelompok untuk
mendiskusikan pokok bahasan sebagai berikut:
 Kelompok 1: Identifikasi jenis-jenis sampah
yang sesuai dengan situasi kondisi di daerah
tanggap darurat,
 Kelompok 2: Penyediaan sarana pengelolaan
sampah yang sesuai dengan situasi dan
kondisi di daerah tanggap darurat
 Kelompok 3 : Penanganan sampah di daerah
tanggap darurat

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 4


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua,


sekretaris dan penyaji.
c. Meminta masing-masing kelompok untuk
menuliskan hasil dikusi untuk disajikan.
d. Memberikan bimbingan pada proses diskusi.
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua,
sekretaris dan penyaji.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya pada hal-hal
yang kurang jelas pada fasilitator.
c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok
bahasan/ sub pokok bahasan yang ditugaskan
dan menuliskan hasil dikusi untuk disajikan.

Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil


pendalaman pokok bahasan
dikaitkan dengan situasi dan
kondisi di daerah tanggap darurat
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta masing-masing kelompok mempresen-
tasikan hasil duskusi.
b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab).
c. Memberikan masukan khususnya dikaitkan dalam
situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat.
d. Merangkum hasil diskusi.
2. Kegiatan Peserta
a. Mengikuti proses penyajian kelas
b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang
dipimpin oleh fasilitator

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 5


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

c. Bersama fasilitator merangkum hasil presentasi


masing – masing pokok bahasan yang dikaitkan
dalam situasi dan kondisi di daerah tanggap
darurat yang telah dibuat oleh tiap kelompok.

Langkah 5: Simulasi pada situasi taggap darurat


(buatan)
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta kelas dibagi menjadi 3 kelompok untuk
mensimulasikan pokok bahasan : (1) Identifikasi
jenis sampah sesuai dengan situasi dan kondisi di
daerah tanggap darurat, (2) Penyediaan sarana
yang sesuai (3) Penanganan sampah dengan
situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat.
Catatan : setiap kelompok mensimulasikan dalam
situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat
yang berbeda secara bergantian.
b. Meminta masing-masing kelompok yang sedang
tidak bersimulasi menjadi observer.
c. Memberikan bimbingan pada proses simulasi.
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok simulasi
b. Melakukan simulasi secara bergantian sesuai
dengan situasi dan kondisi di daerah tanggap
darurat yang berbeda
c. Kelompok yang sedang tidak bersimulasi menjadi
observer untuk mengobservasi kelompok yang
sedang melakukan simulasi dan mencatat hal-hal
yang sudah baik dan yang masih memerlukan
perbaikan.
d. Mengemukakan hasil observasi untuk perbaikan
dan pengkayaan.

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 6


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

Langkah 6: Rangkuman dan evaluasi hasil


belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 5
pertanyaan sesuai topik pokok bahasan.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap
masing-masing pertanyaan.
c. Bersama peserta merangkum hasil proses
hasil pembelajaran pengelolaan sampah di
daerah tanggap darurat.
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan
fasilitator.
d. Bersama fasilitator merangkum hasil proses
pembelajaran pengelolaan sampah di daerah
tanggap darurat.

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 7


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1
IDENTIFIKASI JENIS SAMPAH
DI DAERAH TANGGAP DARURAT

S
ampah di daerah tanggap darurat sebagai bahan
buangan akibat dari aktifitas manusia yang sudah
tidak diperlukan lagi merupakan salah satu media
yang cocok untuk perkembangan vektor. Sampah yang
berserakan kerap ditemui di barak pengungsian.
Sampah yang tidak terkelola dengan baik akan
membentuk lingkungan yang tidak menyenangkan bagi
warga pengungsian. Kondisi demikian dapat
menyebabkan kondisi para pengungsi rentan terjangkit
penyakit infeksi.

Produksi sampah berbanding lurus dengan jumlah


orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Semakin
banyak jumlah pengungsi di pengungsian semakin
banyak sampah yang dihasilkan.

Lokasi dan pengelolaan yang kurang memadai


(pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi beberapa binatang seperti
lalat dan tikus yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan antara lain
penyakit diare, kolera,tifus, yang mengancam para
pengungsi di tempat pengungsian. Oleh karena itu,
sampah haruslah tertangani dengan baik agar
tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan warga

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 8


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

pengungsi. Penanganan sampah organik di lokasi


pengungsian mendesak dilakukan karena volume
sampah yang dihasilkan di tempat yang menampung
ratusan orang tersebut cukup tinggi.

Jenis maupun karakteristik sampah sangat bervariasi


tergantung pada sumber serta komposisi sampah yang
dihasilkan. Jenis sampah dan karakteristik
sampah penting untuk diketahui sebagai data informasi
untuk perencanaan pengelolaan lebih lanjut.

Untuk mengetahui sampah menurut jenisnya dilakukan


langsung dari sumbernya yaitu dengan cara membagi
tempat/pewadahan.
 Jenis sampah basah (organik)
Sampah yang berasal dari dapur umum terdiri atas
daun, sisa makanan, potongan sayuran, Sampah
organik ini dapat di olah menjadi kompos.
 Jenis sampah kering (anorganik)
Sampah ini terdiri atas sampah kertas, plastik, dan
kardus.
 Jenis 3 terdiri atas botol, kaca, batu baterai, dan
logam.

Karakteristik sampah

1) Karakteristik Fisika: berat jenis, berat material per


volume (Kg/M3), kelembaban ( basah dan kering)
dihitung dengan wet weight, ukuran dan distribusi
partikel, field capacity, dan permeabilitas sampah.

2) Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia sampah diperlukan untuk
mengevaluasi alternatif suatu proses dan sistem
recovery pengolahan sampah.

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 9


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

3) Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk menentukan
karakteristik sampah organik di luar plastik, karet
dan kulit. Parameter-parameter yang umumnya
dianalisis untuk menentukan karakteristik biologi
sampah organik terdiri atas (Tchobanoglous, 1993):
a. Parameter yang larut dalam air terdiri atas
gula, zat tepung, asam amino, dan lain-lain;
b. Hemiselulosa yaitu hasil kondensasi gula dan
karbon;
c. Selulosa yaitu hasil kondensasi gula dan
karbon;
d. Lemak,minyak,lilin;
e. Lignin yaitu senyawa polimer dengan cincin
aromatik;
f. Lignoselulosa merupakan kombinasi lignin
dengan selulosa; dan
g. Protein terdiri atas rantai asam amino.

Bentuk fisik sampah

a) Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan biasanya organik dan
an organik seperti Bahan B3, residu bahan bakar,
limbah hitam (sampah cair yang dihasilkan dari toilet),
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari
dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini
mungkin mengandung patogen, dan bercampur dengan
semua material yang ada di daerah bencana
tsunami/banjir. yang menyebabkan daerah tanggap
darurat cepat berbau busuk.

b) Sampah Debu
Pada gunung meletus semua jenis sampah organik
berubah menjadi debu/ash, sampah anorganik pada
bahan dasarnya tetap namun sudah tidak mempunyai
bentuk seperti: logam-logam besi, sisa bahan

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 10


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

bangunan, ketika dilepaskan dalam dua fase yang


disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan
polusi.

c) Bentuk Padat
Material tidak mudah terurai seperti tanah, pohon-
pohon tumbang, batu-batu, dan material hancur
lainnya, seperti dinding-dinding bangunan, besi, beton,
peralatan rumah tangga terbuat dari plastik atau logam,
bangkai binatang, Penanganan sampah di daerah ini
yang pertama dilakukan adalah pemisahan sampah
infeksius seperti bangkai.

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 11


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

Sampah dari
pengungsian

sampah dilokasi

Sampah kertas dan Sampah


Sampah organik,
plastik botol/kaleng,kaca
Sisa makanan,daun

Masuk kewadah Masuk kewadah


Masuk kewadah

DIBUAT
pengepul Pengepul
kompos

Kompos

Loker sampah Loker sampah kertas

dijual Dipake
dijual
sendiri
dijual

Pendapatan/ Kas
pupuk
Barak pengungsi
tanaman
Pendapatan/
kas barak milik pengungsi

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 12


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

POKOK BAHASAN II
SARANA DAN PRASANANA
PENGELOLAAN SAMPAH

A. SARANA

On Site Handling (Penanganan Setempat)

Penanganan sampah di daerah tanggap darurat hanya


dapat dilakukan dengan metode penanganan setempat
yakni penangangan sampah di tempat berupa
pewadahan yang berfungsi sebagai sarana pemilahan,
pada 3 tempat sampah yang bertuliskan sampah
organik (daun, sisa makanan) sampah kertas dan
sampah botol/kaca, sampai sampah tersebut diolah
(metode komposting) atau dibawa ke tempat
pembuangan akhir (TPA). Jika wadah-wadah tersebut
telah penuh diangkut menggunakan gerobak/kereta
dorong ke lokasi komposting untuk sampah basah, dan
sampah kering ke lokasi pembuatan tas atau pengepul
di daerah pengungsian.

Ketiga tempat tersebut terdapat tutup agar tidak


menjadi sebagai sarang vektor, menimbulkan bau
akibat proses penguraian oleh bakteri. Tempat sampah
diletakkan di tempat yang strategis yang sering dilalui
para pengungsi untuk beraktifitas, misal pada tempat
pencucian alat makan, toilet, tempat berkumpulnya
para pengungsi (halaman), dan lain sebagainya.
Tindakan tersebut bertujuan agar sampah terkumpul
dan tidak berserakan. Pada tempat sampah organik

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 13


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

(daun, sisa makanan) diambil tiap hari oleh relawan


ataupun pengungsi.

1. Pewadahan sampah
Secara umum, bahan pewadahan sampah harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. awet dan tahan air (kedap air)
b. mudah untuk diperbaiki
c. ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh
masyarakat
d. ringan dan mudah diangkat sehingga tidak
melelahkan petugas dalam proses pengumpulan
e. penggunaan warna yang menarik dan menyolok

Peralatan yang dibutuhkan:


 Kantung-kantung plastik ukuran besar
 Drum plastik
 Cangkul
 Sapu dan pengki
 Garu

2. Pengangkutan
Untuk memindahkan sampah dari daerah tanggap
darurat ketempat pengolahan dan pembuangan
akhir dapat digunakan macam-macam alat angkut
seperti gerobak, gerobak dorong truk, container, dan
lain-lain yang kapasitasnya disesuaikan dengan
jumlah pengungsi. Peralatan yang dibutuhkan
disesuaikan dengan bencana, misalnya:
 Truck biasa, Dump truck, Compactor truck untuk
bencana di daratan
 Sampan, perahu, (untuk banjir)

3. Pengolahan sampah didaerah tanggap darurat


a. Gunung meletus dan gempa bumi
Dengan metode landfill

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 14


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

1) Gali 2 lubang tanah yang bersisian di lokasi


terendah, ukuran sesuaikan dengan jumlah
pengungsi,
2) Beri pecahan genting atau batu pada dasar
lubang.
3) Masukkan sampah organik yang dihasilkan
dari tempat pengungsian pada satu lubang
hingga penuh kemudian tutup dengan tanah
bekas galian lubang tersebut . Biarkan
hingga menjadi kompos.
4) Sementara lubang yang telah digali sebagai
lubang persiapan untuk lubang pengganti
yang sudah penuh.

Sedangkan untuk sampah plastik (anorganik)


tetap dikumpulkan kedalam kantung-kantung
plastik besar(polybag) untuk selanjutnya diolah
kembali, atau dibuat menjadi tas yang dijahit.

b. Banjir
Kantung-kantung plastik besar, drum bekas
yang bertutup, ember bekas cat dapat
dimanfaatkan sebagai sarana penampungan dan
pengolahan sampah. Sampah basah (organik)
dimasukkan kedalam polibag/drum plastik jika
sudah penuh ditutup dengan penutup yang telah
diberi lubang pengeluaran udara (dikomposkan).
Sementara, untuk sampah kering (anorganik)
diolah kembali menjadi barang atau dijual.

c. Gempa bumi
Sampah organik dimasukkan ke dalam tanah
yang digali, atau dimasukan kedalam drum
bekas, ember bekas, kantung-kantung plastik,
untuk dijadikan kompos.
Sampah anorganik dimasukan kedalam kantung-
kantung besar untuk dibawa ke TPA, atau
dimanfaatkan kembali.

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 15


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

B. PRASARANA

Pekerjaan pengelolaan sampah daerah tanggap darurat


pada pokoknya melalui fase pewadahan, pengolahan
dan pembuangan akhir. Untuk membawa sampah dari
sumber penghasil sampah ke TPA yang diperlu
diperhatikan adalah:

1. Jarak
Jarak antara daerah tanggap darurat/tempat
pengumpulan dengan Tempat Pembuangan Akhir.
Perhitungan jarak diperlukan karena berkaitan
langsung dengan frekuensi pengangkutan.
Jarak tempat pengolahan sampah organik dengan
lokasi pengungsan minimal 15 M.

2. Letak Geografi
Lokasi /letak Geografi daerah tanggap darurat
bencana menjadi perhatian utama karena
berhubungan dengan jarak, biaya dan sistem yang
dibuat.

3. Volume sampah
Untuk menghitung jumlah sampah yang dihasilkan
dengan luas sarana pengolahan (komposting)
volume sampah dihitung jumlah jiwa yang tinggal.
Perkiraan ukuran 1 hari x 200 org x 1 Kg= 200
kg/hrx 2 atau 4 buah kantong/polibag/hari (untuk
sampah organik dan anorganik.

4. Tenaga kerja

Untuk mengelola dan mengolah sampah dapat


memberdayakan pengungsi, dalam hal ini ibu-ibu
dipengungsian di berdayakan untuk menjahit
sampah plastik menjadi tas. tas tersebut dapat
dijual sehingga menghasilkan nilai rupiah. sampah

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 16


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

logam, botol, kaca, kertas dapat dikumpulkan oleh


pengepul untuk selanjutnya dijual, uang hasil
penjualan diberikan untuk keperluan pengungsi.

Para pengungsi dibekali ilmu kesehatan lingkungan


tentang pengelolaan sampah model pemilahan,
diharapkan setelah para pengungsi kembali
kerumah masing ± masing tetap melakukan
pemilahan sampah dengan menyediakan 3 tempat
sampah berdasarkan 3 jenis sampah.

AH DI DAERAH TANGGAP DAR

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 17


Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

POKOK BAHASAN III


MENANGANI SAMPAH YANG
DIHASILKAN DI DAERAH
TANGGAP DARURAT

A. Pra Bencana
1. Melakukan kerjasama lintas program
2. Melakukan inventarisasi sarana tempat
pembuangan sampah & potensi sumber daya
yang ada utk pengelolaan sampah
3. Secara rutin melakukan pengelolaan sampah
yg berada di daerah

B. Saat Bencana & Masa Tanggap Darurat

1. Menyediakan tempat sampah dr kantong plastik


(polybag), potongan drum yang dilengkapi
dengan tutup ditempat penampungan pengungsi.
2. Penempatan wadah/tempat sampah diupayakan
sedekat mungkin dengan tempat penampungan
pengungsi, maksimal berjarak 15 meter.
3. Memberdayakan pengungsi untuk membuang
sampah pada tempat yang telah disediakan, dan
memberdayakan masyarakat untuk mengolah
kembali barang-barang bekas.
4. Melakukan pengangkutan sampah setiap hari
bila kantong/drum yang tesedia telah penuh
atau 2/3 bag. Kantong/drum telah terisi atau
maks 3 hr sekali sampah sdh diangkut ke TPS
5. Melakukan pengamatan Vektor dan binatang
pengganggu di TPS dan TPA
Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 18
Modul MI 4 : Pengelolaan Sampah di Daerah Tanggap Darurat

6. Melakukan pencatatan.

C. Pasca Bencana
1. Petugas & masyarakat menginventarisir sarana
pembuangan sampah yang rusak dan
memperbaikinya.
2. Meningkatkan pengamatan dan segera
menginformasikan kepada pihak yang terkait
jika mengetahui sampah tidak tertangani.
3. Menggerakkan masyarakat untuk
membersihkan sampah dilokasi pengungsian
dan lokasi bekas bencana
4. Petugas membuat usulan proposal kegiatan
lanjutan dalam pengamanan sampah

VI. REFERENSI

1. UU No 24 Th 2007, tentang Bencana.


2. UU No 18 Th 2008 tentang Pengelolaan Sampah
3. Ryadi, Slamet, 1989.Public Health Publications.Surabaya;Usaha
Nasional.
4. APK –TS Jakarta ; 1987; Pembuangan Sampah.
5. Gadjahmada University pres; Kesehatan Lingkungan, 2001

Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 19

Вам также может понравиться