Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MODUL MI-4
PENGELOLAAN SAMPAH
DI DAERAH TANGGAP DARURAT
I. DESKRIPSI SINGKAT
V. URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1
IDENTIFIKASI JENIS SAMPAH
DI DAERAH TANGGAP DARURAT
S
ampah di daerah tanggap darurat sebagai bahan
buangan akibat dari aktifitas manusia yang sudah
tidak diperlukan lagi merupakan salah satu media
yang cocok untuk perkembangan vektor. Sampah yang
berserakan kerap ditemui di barak pengungsian.
Sampah yang tidak terkelola dengan baik akan
membentuk lingkungan yang tidak menyenangkan bagi
warga pengungsian. Kondisi demikian dapat
menyebabkan kondisi para pengungsi rentan terjangkit
penyakit infeksi.
Karakteristik sampah
2) Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia sampah diperlukan untuk
mengevaluasi alternatif suatu proses dan sistem
recovery pengolahan sampah.
3) Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk menentukan
karakteristik sampah organik di luar plastik, karet
dan kulit. Parameter-parameter yang umumnya
dianalisis untuk menentukan karakteristik biologi
sampah organik terdiri atas (Tchobanoglous, 1993):
a. Parameter yang larut dalam air terdiri atas
gula, zat tepung, asam amino, dan lain-lain;
b. Hemiselulosa yaitu hasil kondensasi gula dan
karbon;
c. Selulosa yaitu hasil kondensasi gula dan
karbon;
d. Lemak,minyak,lilin;
e. Lignin yaitu senyawa polimer dengan cincin
aromatik;
f. Lignoselulosa merupakan kombinasi lignin
dengan selulosa; dan
g. Protein terdiri atas rantai asam amino.
a) Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan biasanya organik dan
an organik seperti Bahan B3, residu bahan bakar,
limbah hitam (sampah cair yang dihasilkan dari toilet),
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari
dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini
mungkin mengandung patogen, dan bercampur dengan
semua material yang ada di daerah bencana
tsunami/banjir. yang menyebabkan daerah tanggap
darurat cepat berbau busuk.
b) Sampah Debu
Pada gunung meletus semua jenis sampah organik
berubah menjadi debu/ash, sampah anorganik pada
bahan dasarnya tetap namun sudah tidak mempunyai
bentuk seperti: logam-logam besi, sisa bahan
c) Bentuk Padat
Material tidak mudah terurai seperti tanah, pohon-
pohon tumbang, batu-batu, dan material hancur
lainnya, seperti dinding-dinding bangunan, besi, beton,
peralatan rumah tangga terbuat dari plastik atau logam,
bangkai binatang, Penanganan sampah di daerah ini
yang pertama dilakukan adalah pemisahan sampah
infeksius seperti bangkai.
Sampah dari
pengungsian
sampah dilokasi
DIBUAT
pengepul Pengepul
kompos
Kompos
dijual Dipake
dijual
sendiri
dijual
Pendapatan/ Kas
pupuk
Barak pengungsi
tanaman
Pendapatan/
kas barak milik pengungsi
POKOK BAHASAN II
SARANA DAN PRASANANA
PENGELOLAAN SAMPAH
A. SARANA
1. Pewadahan sampah
Secara umum, bahan pewadahan sampah harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. awet dan tahan air (kedap air)
b. mudah untuk diperbaiki
c. ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh
masyarakat
d. ringan dan mudah diangkat sehingga tidak
melelahkan petugas dalam proses pengumpulan
e. penggunaan warna yang menarik dan menyolok
2. Pengangkutan
Untuk memindahkan sampah dari daerah tanggap
darurat ketempat pengolahan dan pembuangan
akhir dapat digunakan macam-macam alat angkut
seperti gerobak, gerobak dorong truk, container, dan
lain-lain yang kapasitasnya disesuaikan dengan
jumlah pengungsi. Peralatan yang dibutuhkan
disesuaikan dengan bencana, misalnya:
Truck biasa, Dump truck, Compactor truck untuk
bencana di daratan
Sampan, perahu, (untuk banjir)
b. Banjir
Kantung-kantung plastik besar, drum bekas
yang bertutup, ember bekas cat dapat
dimanfaatkan sebagai sarana penampungan dan
pengolahan sampah. Sampah basah (organik)
dimasukkan kedalam polibag/drum plastik jika
sudah penuh ditutup dengan penutup yang telah
diberi lubang pengeluaran udara (dikomposkan).
Sementara, untuk sampah kering (anorganik)
diolah kembali menjadi barang atau dijual.
c. Gempa bumi
Sampah organik dimasukkan ke dalam tanah
yang digali, atau dimasukan kedalam drum
bekas, ember bekas, kantung-kantung plastik,
untuk dijadikan kompos.
Sampah anorganik dimasukan kedalam kantung-
kantung besar untuk dibawa ke TPA, atau
dimanfaatkan kembali.
B. PRASARANA
1. Jarak
Jarak antara daerah tanggap darurat/tempat
pengumpulan dengan Tempat Pembuangan Akhir.
Perhitungan jarak diperlukan karena berkaitan
langsung dengan frekuensi pengangkutan.
Jarak tempat pengolahan sampah organik dengan
lokasi pengungsan minimal 15 M.
2. Letak Geografi
Lokasi /letak Geografi daerah tanggap darurat
bencana menjadi perhatian utama karena
berhubungan dengan jarak, biaya dan sistem yang
dibuat.
3. Volume sampah
Untuk menghitung jumlah sampah yang dihasilkan
dengan luas sarana pengolahan (komposting)
volume sampah dihitung jumlah jiwa yang tinggal.
Perkiraan ukuran 1 hari x 200 org x 1 Kg= 200
kg/hrx 2 atau 4 buah kantong/polibag/hari (untuk
sampah organik dan anorganik.
4. Tenaga kerja
A. Pra Bencana
1. Melakukan kerjasama lintas program
2. Melakukan inventarisasi sarana tempat
pembuangan sampah & potensi sumber daya
yang ada utk pengelolaan sampah
3. Secara rutin melakukan pengelolaan sampah
yg berada di daerah
6. Melakukan pencatatan.
C. Pasca Bencana
1. Petugas & masyarakat menginventarisir sarana
pembuangan sampah yang rusak dan
memperbaikinya.
2. Meningkatkan pengamatan dan segera
menginformasikan kepada pihak yang terkait
jika mengetahui sampah tidak tertangani.
3. Menggerakkan masyarakat untuk
membersihkan sampah dilokasi pengungsian
dan lokasi bekas bencana
4. Petugas membuat usulan proposal kegiatan
lanjutan dalam pengamanan sampah
VI. REFERENSI