Вы находитесь на странице: 1из 20

27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Arikunto (2010:9),

“penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan

sebab-akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang

mengganggu”. Penelitian eksperimen dilakukan untuk membandingkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Open Ended dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

Penelitian ini diterapkan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diterapkan model pembelajaran

kooperatif dengan pendekatan Open Ended dan kelas kontrol adalah kelas yang

diterapkan pembelajaran konvensional.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Randomized Control Only Design. Bagan rancangan penelitian tersebut dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian


Kelas Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen X1 T1
Kontrol X2 T2
Sumber: Suryabrata (2004:104)
28

Keterangan :
X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
T1 : Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen
T2 : Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Arikunto (2013:173) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VIII SMPN 6 Pariaman yang terdaftar pada tahun pelajaran 2017/2018 yang

terbagi atas lima kelas. Distribusi siswa kelas VIII SMPN 6 Pariaman tersebut

dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 : Distribusi Siswa Kelas VIII SMPN 6 Pariaman Tahun


Pelajaran 2017/2018
Kelas Jumlah Siswa
VIII.1 21
VIII.2 21
VIII.3 21
VIII.4 20
VIII.5 18
Jumlah 101
Sumber: Wakil Kurikulum SMPN 6 Pariaman

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, segala karakteristik populasi

tercermin dalam sampel yang diambil. Menurut Arikunto (2010:174) sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Sudjana (2005:6)

menyatakan bahwa sebagian yang diambil dari populasi adalah sampel.


29

Jumlah populasi dalam penelitian ini terdiri dari lima kelas dan jenis

penelitian ini adalah eksperimen, maka dibutuhkan dua kelas yaitu kelas

eksperiman dan kelas kontrol yang memiliki kesamaan rata-rata.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemilihan sampel adalah:

a. Mengumpulkan nilai Ulangan Harian (UH) matematika siswa kelas VIII

SMPN 6 Pariaman tahun ajaran 2017/2018.

b. Melakukan uji normalitas, yang bertujuan untuk melihat apakah data

populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji yang dilakukan adalah uji

Liliefors. Dalam uji normalitas akan diuji hipotesis bahwa data hasil tes

pemecahan masalah matematis siswa berdistribusi normal. Untuk pengujian

hipotesis ini dilakukan langkah-langkah yang dikemukakan Sudjana

(2005:466-467) sebagai berikut:

1) Data x 1, x 2 , x 3 , … x n diperoleh dan disusun dari yang terkecil sampai

yang terbesar.

2) Data x 1, x 2 , x 3 , … x n dijadikan bilangan baku z 1 , z2 , ..., zn dengan

x i−¿ x
menggunakan rumus: s
z i=¿

Keterangan:
s = Simpangan baku sampel
x́ = Skor rata-rata
x i = Skor siswa ke-i
30

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung

peluang F (zi) = P (z  zi)

4) Menghitung proporsi skor baku z1, z2, ..., zn yang lebih kecil atau sama zi

yang dinyatakan dengan S(zi) dengan menggunakan rumus:

Banyaknya z 1, z 2, … , z n yang ≤ z i
S ( zi ) =
n

5) Menghitung selisih antara F(zi) dengan S(zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

6) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu, diberi

simbol L0.

L0 = maks |F ( z i )−S ( z i)|


7) Kemudian bandingkan L0 yang diperoleh dengan nilai kritis Ltabel yang

diperoleh dari daftar nilai kritis untuk uji Lilliefors pada taraf

α =0,05 yang dipilih. Dengan H0 adalah data hasil tes pemecahan

masalah matematis siswa berdistribusi normal, dengan kriteria terima H0

jika L0 ≤ Ltabel dan tolak H0 jika L0 > Ltabel . H0 menyatakan data

berdistribusi normal.

c. Melakukan uji homogenitas variansi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang

digunakan adalah uji Bartlett. Hipotesis yang ditetapkan untuk uji

homogenitas adalah:
31

H0 : σ 21 =σ 22=…=σ 2k
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Adapun langkah-langkah pengujian Barlett menurut Sudjana (2005:263)

sebagai berikut:

1) Menghitung variansi gabungan dari semua populasi dengan rumus:

2
S=
∑ (ni−1)s2i
∑ (n i−1)
2) Menghitung harga satuan Barlett (B) dengan rumus:

S2
log ¿ ∑ (ni−1)
B=¿

3) Menghitung nilai statistik chi-kuadrat dengan rumus:

χ 2=( ln 10 ) { B−∑ ( ni −1 ) log s 2i }

Harga 2
X hitung dibandingkan dengan harga χ 2(1−α )(k−1) . Jika H0

menyatakan bahwa data dari populasi mempunyai variansi yang

homogen, maka kriteria pengujiannya:


2 2
Tolak H0 jika X hitung ≥ χ (1−α )(k−1)

2 2
Terima H0 jika X hitung < χ ( 1−α )(k−1)

d. Melakukan uji kesamaan rata-rata populasi. Melakukan uji kesamaan rata-

rata masing-masing kelas dan simpangan baku masing-masing kelas dengan

menggunakan teknik anava satu arah. Adapun langkah-langkah yang

dikemukakan oleh Sudjana (2005: 304-305) sebagai berikut:


32

1) Merumuskan hipotesis

H0 : μ 1 = μ 2 = μ 3

H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

2) Menyusun data dalam tabel

Tabel 3.3 : Data Contoh dari k Populasi

Dari Populasi ke
1 2 3 ⋯ k
Y 11 Y 21 Y 31 ⋯ Yk1
Y 12 Y 22 Y 32 ⋯ Yk2
Data hasil
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
pengamatan ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
Y 1n 1
Y 2n
2
Y 3n
3
⋯ Yknk

Jumlah J1 J2 J3 ⋯ Jk
Rata-rata Y´ 1 Y´ 2 Y´ 3 ⋯ Y´ k
Sumber : Sudjana (2005:303)

3) Menghitung jumlah kuadrat (JK)


2
( ∑ J i)
R y=
∑ ni
2
A y= ( )
J
∑ ni −R y
i

Σ Y2 = jumlah kuadrat−kuadrat dari semua nilai pengamatan

D y =Σ Y 2−R y −A y

4) Membuat tabel analisis variansi satu arah

Tabel 3.4 : Analisis Variansi Satu Arah


Sumber Variasi Dk JK KT F
33

Ry
Rata-rata 1 Ry R=
1

A=
Antar kelompok k-1 Ay Ay A
k−1 D
D=
Dalam
(ni−1) Dy Dy
kelompok
∑ ( ni−1 )
Total ni Y2 - -

Sumber : Sudjana (2005:305)


5) Interpretasi hasil analisis

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika F ≥ F( 1−α ) ( ϑ ,ϑ ) ,


1 2

F( 1−α ) ( ϑ ,ϑ )
1 2
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang (1- α

), dk = ( ϑ1 , ϑ 2 ) dan taraf nyata α = 0,05.

e. Menentukan Sampel

Jika populasi berdistribusi normal, variansi homogen, dan memiliki

kesamaan rata-rata maka dilakukan pemilihan sampel secara acak (random

sampling). Penarikan sampel ini dilakukan dengan mengundi seluruh kelas

VII SMPN 6 Pariaman. Kelas yang terundi pertama ditetapkan sebagai kelas

eksperimen dan kelas yang terundi kedua ditetapkan sebagai kelas kontrol.

Jika populasi tidak berdistribusi normal maka digunakan purposive

sampling.

C. Variabel dan Data Penelitian


34

1. Variabel

Menurut Suryabrata (2014:25), “variabel adalah segala sesuatu yang

menjadi objek penelitian”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan

pendekatan Open Ended.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa dan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh setelah

diberikan perlakuan.

2. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

adalah data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif adalah nilai tes akhir

siswa kelas VIII SMPN 6 Pariaman.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu: sumber data primer dan

sumber data sekunder.

a. Data Primer
35

Data primer bersumber dari siswa kelas VIII SMPN 6 Pariaman yang

terdaftar pada tahun pelajaran 2017/2018 dan terpilih sebagai kelas sampel.

b. Data Sekunder

Data sekunder bersumber dari guru matematika kelas VIII dan wakil

kurikulum SMPN 6 Pariaman.

D. Prosedur Penelitian

Pengambilan data dari penelitian ini melalui tiga tahap yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Persiapan-persiapan yang dipandang perlu sebelum penelitian antara lain:

a. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di

SMPN 6 Pariaman.

b. Mengurus surat izin penelitian.

c. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Menentukan materi yang akan diterapkan pendekatan Open Ended dan

konvensional.

e. Memyusun perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

f. Membuat kisi-kisi soal untuk tes tertulis.

g. Menyiapkan pedoman jawaban dan tubrik penilaian.


36

h. Menetapkan tempat dan jadwal tempat uji coba tes.

i. Melaksanakan uji coba tes tertulis.

j. Memeriksa jawaban dari tes tertulis yang telah dikerjakan oleh siswa.

k. Menguji hasil tes tertulis.

l. Melakukan perbaikan terhadap tes tertulis yang telah di uji jika terjadi

kesalahan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah melaksanakan

pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan Open Ended terhadap

kelas eksperimen dan pembelajaran matematika biasa (konvensional) untuk

kelas kontrol. langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 : Langkah-langkah Pembelajaran pada Kelas Sampel


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kegiatan Pendahuluan ( ± 10 menit) Kegiatan Pendahuluan ( ± 10
1. Guru memulai pelajaran dengan menit)
membaca doa dan mengecek kehadiran 1. Guru memulai pelajaran dengan
siswa. membaca doa dan mengecek
2. Guru mengkomunikasikan tujuan kehadiran siswa.
pelajaran yang akan dicapai siswa. 2. Guru mengkomunikasikan tujuan
3. Guru melakukan apersepsi dengan pelajaran yang akan dicapai siswa.
melakukan tanya-jawab mengenai 3. Guru melakukan apersepsi dengan
materi sebelumnya untuk merangsang melakukan tanya-jawab mengenai
siswa aktif. materi sebelumnya untuk
4. Guru mempersiapkan siswa untuk merangsang siswa aktif.
menerima pelajaran selanjutnya. 4. Guru mempersiapkan siswa untuk
5. Guru menjelaskan kepada siswa metode menerima pelajaran selanjutnya.
pembelajaran yang digunakan adalah
metode pembelajaran kooperatif
37

dengan pendekatan Open Ended.


Kegiatan inti ( ± 60 menit) Kegiatan inti ( ± 60 menit)
1. Siswa membentuk kelompok yang 1. Guru menyajikan materi secara
terdiri dari lima orang. konvensional.
2. Siswa mendapatkan pertanyaan Open 2. Guru bersama siswa membahas
Ended problems. soal.
3. Siswa berdiskusi bersama kelompok 3. Siswa mengerjakan latihan.
masing-masing mengenai penyelesaian 4. Guru menunjuk siswa secara acak
dari pertanyaan Open Ended problems untuk mengerjakan soal ke depan.
yang telah diberikan oleh guru. 5. Guru memberi kesempatan siswa
4. Setiap kelompok siswa melalui bertanya dan menanggapi jawaban
perwakilannya, mengemukakan teman.
pendapat atau solusi yang ditawarkan 6. Guru mengkonfirmasi jawaban
kelompoknya secara bergantian. siswa jika benar dan mengoreksi
5. Siswa atau kelompok kemudian jika terdapat kesalahan.
menganalisis jawaban-jawaban yang
telah dikemukakan, mana yang benar
dan mana yang lebih efektif.
Kegiatan Penutup ( ± 10 menit) Kegiatan Penutup ( ± 10 menit)
1. Siswa menyimpulkan apa yang telah 1. Guru membimbing siswa membuat
dipelajarinya, kemudian kesimpulan kesimpulan dari materi yang telah
tersebut disempurnakan oleh guru. dipelajari.
2. Kelompok yang jawabannya benar dan 2. Guru memberikan PR kepada
lebih efektif akan memperoleh presikat siswa untuk dikumpulkan pada
Tim Genius dan guru memberikan pertemuan selanjutnya.
hadiah berupa snack ringan. 3. Guru menginformasikan materi
3. Guru memberikan PR kepada siswa yang akan dipelajari selanjutnya
untuk dikumpulkan pada pertemuan dan meminta siswa untuk
selanjutnya. mempelajarinya di rumah.
4. Guru menginformasikan materi yang 4. Guru menutup pembelajaran
akan dipelajari selanjutnya dan dengan berdoa.
meminta siswa untuk mempelajarinya
di rumah.
5. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa.

3. Tahap Akhir
38

Tahap akhir dalam penelitian ini antara lain:

a. Melaksanakan tes akhir kepada kedua kelas.


b. Mengolah data yang diperoleh dari kelas sampel.
c. Menarik kesimpulan dari hasil analisis dan hasil penelitian yang diperoleh.
d. Menulis hasil penelitian yang dituangkan dalam skripsi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan komponen yang sangat penting dalam

menjalankan sebuah penelitian dalam usaha mendapatkan data. Menurut Arikunto

(2010:79) “Instrumen penelitian merupakan suatu yang penting dan strategis

kedudukannya di dalam pelaksanaan penelitian”. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes akhir hasil belajar. Data penelitian diperoleh dengan

menggunakan instrumen berupa hasil tes belajar. Tes yang diberikan adalah tes

yang berbentuk uraian yang disesuaikan dengan pokok bahasan. Adapun langkah-

langkah dalam melakukan tes sebagai berikut :

1. Menyusun Tes

Tes yang akan diberikan adalah tes yang berbentuk uraian. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun tes adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan mengadakan tes akhir yaitu untuk mengetahui tingkat

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terhadap materi

pembelajaran dan melihat apakah pendekatan yang digunakan berhasil

diterapkan.

b. Membuat batasan terhadap materi pelajaran yang akan diuji.


39

c. Membuat kisi-kisi tes hasil belajar matematika.

d. Menyusun butir-butir tes uji coba.

e. Melakukan validitas tes.

2. Memvalidasi Tes

Validitas adalah tingkat ketepatan tes. Arikunto (2010:73) menyatakan

“sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak

diukur”. Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyusun kisi-kisi tes

berdasarkan silabus yang telah dibuat guru.

3. Uji Coba Tes

Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, tes diujicobakan terlebih

dahulu pada sekolah yang KKM-nya sama dengan tempat penelitian. Adapun

tujuan uji coba tes menurut Ratumanan (2006:62) adalah:

a. Mengidentifikasi soal-soal yang baik dan yang jelek.

b. Mengidentifikasi tingkat kesukaran soal.

c. Mengidentifikasi daya pembeda soal.

d. Menentukan alokasi waktu yang ideal.

e. Menemukan saling hubungan antar soal dan menghindari adanya tumpang

tindih.

f. Menemukan kelemahan-kelemahan dalam petunjuk.

4. Analisis Butir Soal

Setelah uji coba dilakukan maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan

analisis butir soal, untuk melihat keberadaan soal-soal yang disusun baik atau
40

tidak. Menurut Arikunto (2010:222) tujuan analisis butir soal yaitu untuk

mengadakan identifikasi soal-soal baik, kurang baik, dan soal jelek. Dengan

analisa soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan

petunjuk untuk mengadakan perbaikan.

Dalam melakukan analisa butir item, komponen yang perlu diperhatikan

adalah tingkat kesukaran, daya pembeda, serta reliabilitas tes.

a. Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal

Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir tes dinyatakan dengan

indeks kesukaran (difficulty index). Bilangan tersebut adalah bilangan pada

interval 0,00 – 1,00. Indeks kesukaran (p) suatu butir ditentukan dengan

rumus yang dikemukakan oleh Ratumanan (2006:69) yaitu:

pH + p L
p=
2

Keterangan:
p = indeks kesukaran
pH = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
pL = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan kriteria sebagai berikut:


Tabel 3.6 : Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kategori
p ≤ 0,25 Sukar
0,25 < p ≤ 0,75 Sedang
0,75 < p Mudah
41

b. Indeks Daya Pembeda

Indeks daya pembeda adalah suatu aspek yang dapat menunjukkan

perbedaan kemampuan siswa. Menurut Arikunto (2013:226) “Daya pembeda

soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Untuk

mencari indeks daya pembeda ini biasanya juga dinyatakan dalam bentuk

proporsi di mana semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin

mampu soal bersangkutan membedakan siswa yang pandai dengan yang

kurang pandai.

Untuk mengetahui daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan

oleh Ratumanan (2006:70) yaitu:

D=P H −P L

Keterangan:
D = indeks daya pembeda
PH = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar butir tes
PL = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar butir tes.

Ratumanan (2006:71) mengemukakan bahwa kriteria indeks daya

pembeda soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 : Kriteria Indeks Daya Pembeda


Indeks Daya Pembeda Kriteria
0,40 ¿ D Butir soal sangat baik
0,30 ¿ D ≤ 0,40 Butir soal baik
0,20 ¿ D ≤ 0,30 Butir soal cukup
D ≤ 0,20 Butir soal jelek
Sumber: Ratumanan (2006: 71)

c. Reliabilitas Tes
42

Reliabilitas tes adalah suatu ukuran apabila tes tersebut dapat dipercaya.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap walaupun waktunya berbeda.

Menurut Arikunto (2013:100) reliabilitas tes berhubungan dengan masalah

kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya

hasil berubah-rubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Untuk menentukan reliabilitas tes digunakan rumus yang dikemukakan

oleh Ratumanan (2006:35) yaitu:

∑σ
( )( n
)
2

α =r 11 = 1− 2b
n−1 σt

Dimana:
r 11 = reliabilitas instrument
n = banyak butir (item)
∑σ b = jumlah varians skor setiap item
2

2
σt = variansi skor total
Tabel 3.8 : Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefesien Reliabilitas Kriteria
0,80 ≤ r Derajat reliabilitas tinggi
0,40 ≤ r< ¿ 0,80 Derajat reliabilitas sedang
r <¿ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
Sumber: Ratumanan (2006: 35)

5. Pelaksanaan Tes Akhir

Setelah melaksanakan proses pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan Open Ended pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan


43

konvesional pada kelas kontrol maka guru memberikan tes akhir. Tes akhir ini

diberikan pada kedua kelas yaitu eksperimen dan kelas kontrol.

F. Teknik Analisis Data

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Analisis data digunakan bertujuan untuk melihat kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kemampuan pemecahan masalah masalah matematika siswa dinilai dari tes

akhir yang memuat indikator kemampuan pemecahan masalah dengan

pendekatan Open Ended.

Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

digunakan rubrik analitik skala empat. Menurut Iryanti (2004:13) rubrik

analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang

ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat menganalisa kelemahan

dan kelebihan siswa terletak pada kriteria yang mana. Berikut contoh rubrik

analitik dari penilaian unjuk kerja (dalam skripsi Suriani, 2017).

Tabel 3.9 : Rubrik Pemecahan Masalah Matematika


Skala 0 1 2 3
Kriteria
Mamahami Tidak Kurang Memahami Memahami
masalah dengan memahami memahami masalah masalah
mengidentifikasi masalah masalah serta dengan dengan baik
kecakupan data dan tidak masih banyak sedikit dan tidak ada
ada kesalahan kesalahan kesalahan
jawaban
44

Membuat model Tidak ada Perencanaan Terorganisir, Sangat


matematika dari rencana/ ada tapi tidak diikuti terorganisir
suatu masalah dan rencana dilakukan dengan dan sistematik
menyelesaikanny yang dibuat dengan baik penyelesaian sesuai dengan
a salah yang benar perencanaan
Memilih dan Tidak ada Agak jelas Jelas dengan Jelas dan
menerapkan jawaban/ teatpi sedikit tidak ada
strategi untuk jawaban terdapat kesalahan kesalahan
menyelesaikanny salah sesuai banyak
a dengan kesalahan
rencana
yang salah
Sumber : Suriani (2017)

Berdasarkan rubrik di atas dapat dinilai tes akhir yang telah dilakukan

siswa. Skor yang diperoleh harus dirubah dalam skala angka yang ditetapkan,

misalnya dalam bentuk 0-100. Skor diperoleh dari perkalian bobot dengan

skala yang diperoleh pada setiap indikator. Nilai yang diperoleh siswa

dikonversikan ke skala 0-100 yaitu skor yang diperoleh siswa dibagi dengan

skor maksimum dikali 100.

skor yang diperoleh siswa


Nilai siswa = x 100 (dimodifikasi dari penilaian
skor maksimum

unjuk kerja, dalam skripsi Suriani, 2017).

2. Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar

kemampuan pemecahan masalah dari dua kelas sampel independen, yaitu

kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Open


45

Ended dan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

biasa, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Proporsi siswa yang mencapai ketuntasan belajar matematika dengan


pendekatan Open Ended sama dengan proporsi siswa yang mencapai
ketuntasan belajar matematika dengan menerapkan pembelajaran biasa
pada kelas VII SMPN 6 Pariaman.
H1 : Proporsi siswa yang mencapai ketuntasan belajar matematika dengan
menerapkan pendekatan Open Ended lebih baik daripada proporsi siswa
yang mencapai ketuntasan belajar matematika dengan menerapkan
pembelajaran biasa pada kelas VII SMPN 6 Pariaman.

Untuk menguji hipotesis ini pertama-tama kita buat tabulasi nilai tes

akhir kemudian digunakan tes x 2


untuk dua sampel independen. Langkah-

langkah dalam menggunakan sampel x 2


untuk dua sampel independen

yang dikemukakan oleh Siegel (dalam skripsi Suriani, 2017) adalah sebagai

berikut:

a. Masukkan frekuensi-frekuensi observasi dalam suatu tabel kontigensi 2x2,

seperti yang ditunjukkan pada tabel 14.


Tabel 3.10 : Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Menurut
Pencapaian KKM

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Σ


Nilai ≥ KK A B A+B
M
Nilai ¿ KK C D C+D
M
Σ A+C B+D N

Keterangan:
A : Jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen
B : Jumlah siswa yang tuntas pada kelas kontrol
46

C : Jumlah siswa yang belum tuntas pada kelas eksperimen


D : Jumlah siswa yang belum tuntas pada kelas kontrol
N : Jumlah seluruh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Hitunglah x 2 dengan rumus:
−N 2
2
x=
(
N ¿ AD−BC∨
2 ) dengan db = 1
( A+ B)(C+ D)( A+C )(B+ D)
c. Tentukan signifikansi x 2 observasi dengan acuan tabel x 2. Untuk

suatu tes satu sisi, bagi dua tingkat signifikansi yang ditunjuk. Jika

kemungkinan yang diberikan oleh tabel x 2


≤ α , maka tolak H0.

Jika kemungkinan yang diberikan oleh tabel x 2 ¿ α , maka terima H1.


Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa

pada hasil perhitungan pada x 2


= 4,17 dan db = 1 diperoleh

1 1
( 0,02 ) < p < (0,05) atau 0,01< p<0,025 . Karena p<0,05 berarti H0
2 2

ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa siswa yang

mencapai ketuntasan belajar matematika dengan menerapkan pendekatan

Open Ended lebih baik dari pada proporsi siswa yang mencapai ketuntasan

belajar matematika dengan menerapkan pembelajaran biasa pada kelas VIII

SMPN 6 Pariaman.

Вам также может понравиться