Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sebab-akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
Penelitian ini diterapkan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diterapkan model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan Open Ended dan kelas kontrol adalah kelas yang
Keterangan :
X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
T1 : Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen
T2 : Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol
1. Populasi
subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMPN 6 Pariaman yang terdaftar pada tahun pelajaran 2017/2018 yang
terbagi atas lima kelas. Distribusi siswa kelas VIII SMPN 6 Pariaman tersebut
2. Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Sudjana (2005:6)
Jumlah populasi dalam penelitian ini terdiri dari lima kelas dan jenis
penelitian ini adalah eksperimen, maka dibutuhkan dua kelas yaitu kelas
populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji yang dilakukan adalah uji
Liliefors. Dalam uji normalitas akan diuji hipotesis bahwa data hasil tes
yang terbesar.
x i−¿ x
menggunakan rumus: s
z i=¿
Keterangan:
s = Simpangan baku sampel
x́ = Skor rata-rata
x i = Skor siswa ke-i
30
4) Menghitung proporsi skor baku z1, z2, ..., zn yang lebih kecil atau sama zi
Banyaknya z 1, z 2, … , z n yang ≤ z i
S ( zi ) =
n
mutlaknya.
6) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu, diberi
simbol L0.
diperoleh dari daftar nilai kritis untuk uji Lilliefors pada taraf
berdistribusi normal.
apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang
homogenitas adalah:
31
H0 : σ 21 =σ 22=…=σ 2k
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
sebagai berikut:
2
S=
∑ (ni−1)s2i
∑ (n i−1)
2) Menghitung harga satuan Barlett (B) dengan rumus:
S2
log ¿ ∑ (ni−1)
B=¿
Harga 2
X hitung dibandingkan dengan harga χ 2(1−α )(k−1) . Jika H0
2 2
Terima H0 jika X hitung < χ ( 1−α )(k−1)
1) Merumuskan hipotesis
H0 : μ 1 = μ 2 = μ 3
Dari Populasi ke
1 2 3 ⋯ k
Y 11 Y 21 Y 31 ⋯ Yk1
Y 12 Y 22 Y 32 ⋯ Yk2
Data hasil
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
pengamatan ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
Y 1n 1
Y 2n
2
Y 3n
3
⋯ Yknk
Jumlah J1 J2 J3 ⋯ Jk
Rata-rata Y´ 1 Y´ 2 Y´ 3 ⋯ Y´ k
Sumber : Sudjana (2005:303)
D y =Σ Y 2−R y −A y
Ry
Rata-rata 1 Ry R=
1
A=
Antar kelompok k-1 Ay Ay A
k−1 D
D=
Dalam
(ni−1) Dy Dy
kelompok
∑ ( ni−1 )
Total ni Y2 - -
F( 1−α ) ( ϑ ,ϑ )
1 2
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang (1- α
e. Menentukan Sampel
VII SMPN 6 Pariaman. Kelas yang terundi pertama ditetapkan sebagai kelas
eksperimen dan kelas yang terundi kedua ditetapkan sebagai kelas kontrol.
sampling.
1. Variabel
menjadi objek penelitian”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
a. Variabel Bebas
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
matematis siswa dan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh setelah
diberikan perlakuan.
2. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
adalah data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif adalah nilai tes akhir
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu: sumber data primer dan
a. Data Primer
35
Data primer bersumber dari siswa kelas VIII SMPN 6 Pariaman yang
terdaftar pada tahun pelajaran 2017/2018 dan terpilih sebagai kelas sampel.
b. Data Sekunder
Data sekunder bersumber dari guru matematika kelas VIII dan wakil
D. Prosedur Penelitian
Pengambilan data dari penelitian ini melalui tiga tahap yaitu: tahap
1. Tahap Persiapan
SMPN 6 Pariaman.
c. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
konvensional.
j. Memeriksa jawaban dari tes tertulis yang telah dikerjakan oleh siswa.
l. Melakukan perbaikan terhadap tes tertulis yang telah di uji jika terjadi
kesalahan.
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
38
E. Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah tes akhir hasil belajar. Data penelitian diperoleh dengan
menggunakan instrumen berupa hasil tes belajar. Tes yang diberikan adalah tes
yang berbentuk uraian yang disesuaikan dengan pokok bahasan. Adapun langkah-
1. Menyusun Tes
Tes yang akan diberikan adalah tes yang berbentuk uraian. Adapun
diterapkan.
2. Memvalidasi Tes
“sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak
dahulu pada sekolah yang KKM-nya sama dengan tempat penelitian. Adapun
tindih.
analisis butir soal, untuk melihat keberadaan soal-soal yang disusun baik atau
40
tidak. Menurut Arikunto (2010:222) tujuan analisis butir soal yaitu untuk
mengadakan identifikasi soal-soal baik, kurang baik, dan soal jelek. Dengan
analisa soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan
interval 0,00 – 1,00. Indeks kesukaran (p) suatu butir ditentukan dengan
pH + p L
p=
2
Keterangan:
p = indeks kesukaran
pH = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
pL = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar
soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
mencari indeks daya pembeda ini biasanya juga dinyatakan dalam bentuk
proporsi di mana semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin
kurang pandai.
D=P H −P L
Keterangan:
D = indeks daya pembeda
PH = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar butir tes
PL = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar butir tes.
c. Reliabilitas Tes
42
Reliabilitas tes adalah suatu ukuran apabila tes tersebut dapat dipercaya.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya
∑σ
( )( n
)
2
α =r 11 = 1− 2b
n−1 σt
Dimana:
r 11 = reliabilitas instrument
n = banyak butir (item)
∑σ b = jumlah varians skor setiap item
2
2
σt = variansi skor total
Tabel 3.8 : Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefesien Reliabilitas Kriteria
0,80 ≤ r Derajat reliabilitas tinggi
0,40 ≤ r< ¿ 0,80 Derajat reliabilitas sedang
r <¿ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
Sumber: Ratumanan (2006: 35)
konvesional pada kelas kontrol maka guru memberikan tes akhir. Tes akhir ini
dan kelebihan siswa terletak pada kriteria yang mana. Berikut contoh rubrik
Berdasarkan rubrik di atas dapat dinilai tes akhir yang telah dilakukan
siswa. Skor yang diperoleh harus dirubah dalam skala angka yang ditetapkan,
misalnya dalam bentuk 0-100. Skor diperoleh dari perkalian bobot dengan
skala yang diperoleh pada setiap indikator. Nilai yang diperoleh siswa
dikonversikan ke skala 0-100 yaitu skor yang diperoleh siswa dibagi dengan
biasa, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang akan diuji dalam
Untuk menguji hipotesis ini pertama-tama kita buat tabulasi nilai tes
yang dikemukakan oleh Siegel (dalam skripsi Suriani, 2017) adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
A : Jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen
B : Jumlah siswa yang tuntas pada kelas kontrol
46
suatu tes satu sisi, bagi dua tingkat signifikansi yang ditunjuk. Jika
1 1
( 0,02 ) < p < (0,05) atau 0,01< p<0,025 . Karena p<0,05 berarti H0
2 2
Open Ended lebih baik dari pada proporsi siswa yang mencapai ketuntasan
SMPN 6 Pariaman.