Вы находитесь на странице: 1из 27

1

. PENDAHULUAN kaitannya dengan fungsi motivasi


1. Latar belakang masalah selanjutnya akan memberikan implikasi
Peningkatan kompetensi guru positif bagi peningkatan kualitas serta
sebagai bagian komponen pendidikan hasil-hasil belajar yang diperoleh siswa.
terdepan seharusnya menjadi prioritas Sejalan dengan pemikiran tersebut,
untuk diperhatikan. Hal ini dapat disadari kenyataan yang masih terjadi dalam
mengingat bahwa kualifikasi serta dunia pendidikan adalah persoalan
kompetensi guru yang memadai menjadi rendahnya motivasi belajar siswa. Satu
faktor penting dalam menuntaskan kesadaran bersama, bahwa ke depan
kegiatan pembelajaran sebagaimana yang peran guru dalam memberikan bimbingan
diharapkan. Kompetensi tenaga serta motivasi belajar kepada siswa masih
kependidikan yang memadai akan perlu ditingkatkan. Tugas guru tidak
memberikan jaminan bahwa hanya terbatas pada memberikan
penyelenggaraan pembelajaran pada informasi dan pengetahuan kepada siswa,
berbagai tingkatan pendidikan benar- tetapi pula menyangkut peran guru dalam
benar mengarah pada pembentukan membangun komunikasi secara baik
kualitas belajar siswa secara efektif dan dengan siswa yang ada, kaitannya dengan
dapat diandalkan. Sebagai tenaga kedudukan siswa sebagai pihak yang
pendidikan, guru dituntut untuk “akan”ataupun”sedang belajar.
memberikan dorongan kepada siswa Ketuntasan pembelajaran tidak hanya
untuk belajar secara serius serta memiliki dipandang melalui kuantitas materi atau
kemandirian. bahan ajar yang telah dilaksanakan, tetapi
Dalam fungsinya sebagai juga menjadikan kegiatan pembelajaran
motivator, guru juga diharapkan sebagai wahana penyadaran serta
memberikan suasana yang dorongan kepada siswa secara bijak
menyenangkan kepada siswa untuk dapat dalam memahami “makna belajar”
belajar baik pada saat berada dalam sebagai salah satu keutuhan hidup yang
ruangan kelas maupun diluar kelas. perlu mendapatkan prioritas.
Perwujudan kompetensi tenaga guru
2

Berdasarkan uraian diatas jelaslah mengembangkan segala kemampuan dan


bahwa Motivasi Belajar Siswa potensi yang dimiliki anak.
dipengaruhi oleh Media Pembelajaran. Dari hasil penjelasan teoritis
Selain faktor Media Pembelajaran, faktor diatas, jelaslah bahwa adanya keterkaitan
Lingkungan Sekolah juga mempengaruhi antara Media Pembelajaran, Lingkungan
Motivasi Belajar Siswa. Soegiyanto Sekolah dan Kompetensi Pedagogik
(dalam Sadullah, 2010) mengemukakan dengan Motivasi Belajar Siswa. Hasil
salah satu fungsi sekolah adalah, Sekolah survey awal yang dilakukan oleh penulis
berfungsi menyeleksi siswa untuk pada di SDN 245 Batutompo Kecamatan
melanjutkan pendidikan yang lebih Rilau Ale Kabupaten Bulukumba,
tinggi. Dalam lingkungan keluarga yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa
mendidik adalah orang tua sedangkan indikasi yang menunjukkan terjadi
dalam sekolah yang menjadi pendidik penurunan kualitas belajar mengajar.
adalah guru. Guru sangat berperan Indikasi tersebut antara lain adalah secara
penting dalam membantu perkembangan akademik, tenaga pengajar disekolah
peserta didik untuk mewujudkan tujuan sudah memenuhi tingkat kualifikasi
hidupnya secara optimal. Kemampuan pendidikan formal sebagai guru di SDN
dan potensi yang dimiliki anak tidak akan 245 Batutompo Kecamatan Rilau Ale
berkembang secara optimal tanpa Kabupaten Bulukumba. Namun terkait
bantuan guru. Dalam hal ini diharapkan dengan kompetensi pedagogik guru
guru dapat memperhatikan siswa secara dalam proses belajar mengajar sehingga
individual, karena siswa merupakan dapat mendorong motivasi belajar siswa
manusia unik yaitu sebagai individu yang di SDN 245 Batutompo Kecamatan Rilau
berbeda antara individu yang satu dengan Ale Kabupaten Bulukumba, belum
yang lainnya. Sebagai pengganti orang menjadi perhatian khusus. Komunikasi
tua di sekolah guru harus memberi non formal yang terjadi antara guru dan
kemudahan dalam pembelajaran bagi siswa belum berjalan dengan baik,
semua siswa agar mampu artinya bahwa komunikasi yang
dilakukan oleh guru di luar lingkungan
3

sekolah belum menunjukan suasana oleh guru dalam merangasang peserta


keakraban dan kedekatan antara guru dan didik untuk melakukan pembelajaran
siswa. Hal ini merupakan indikasi bahwa yang baik. Faktor-faktor Media
tingkat pemahaman guru tentang peserta Pembelajaran yang mampu
didik masih sangat rendah. meningkatkan dan mempengaruhi
Oleh karena itu perlu ada tindakan Motivasi Belajar Siswa diantaranya
untuk meningkat kompetensi pedagogik adalah: pertama, Pengajaran lebih
guru, salah satunya adanya dengan lebih menarik perhatian pembelajar sehingga
mengintegrasikan kompetensi guru dapat menumbuhkan motivasi belajar;
dengan peningkatan metode kedua, Bahan pengajaran akan lebih jelas
pembelajaran. Hal ini seperti yang maknanya, sehingga dapat lebih
dikemukakan oleh (Muchith, 2008), dipahami pembelajar, serta
bahwa kompetensi Pedagogik adalah memungkinkan pembelajar menguasai
seperangkat kemampuan dan ketrampilan tujuan pengajaran yang baik dan ketiga,
(skill) yang berkaitan dengan interaksi metode pembelajaran bervariasi, tidak
belajar mengajar antara guru dan siswa semata-mata hanya komunikasi verbal
dalam kelas. Kompetensi Pedagogik melalui penuturan kata-kata lisan
meliputi, kemampuan guru dalam pengajar, pembelajar tidak bosan, dan
menjelaskan materi, melaksanakan pengajar tidak kehabisan tenaga. Dari
metode pembelajaran, memberikan uraian faktor-faktor diatas, terlihat bahwa
pertanyaan, menjawab pertanyaan, Media Pembelajaran merupakan salah
mengelola kelas, dan melakukan satu faktor penentu dari peningkatan
evaluasi. Motivasi Belajar Siswa. Dengan
Terdapat beberapa faktor yang pengembangan media pembelajaran serta
menyebabkan terjadi peningkatan ketersediaan media pembelajaran yang
kualitas dari Motivasi Belajar Siswa, mendukung motivasi belajar sisiswa
salah satunya adalah Media maka peningkatan Motivasi Belajar
Pembelajaran, Media Pembelajaran Siswa dapat dicapai.
adalah merupakan sarana yang digunakan
4

Terdapat beberapa penelitian motivasi belajar siswa dengan tingkat


terdahulu terkait dengan Media pengaruh yang sangat tinggi.
Pembelajaran, Lingkungan Sekolah dan Penelitian yang dilakukan oleh
Kompetensi Pedagogik terhadap Ria Anggita Potabuga (2013),
Motivasi Belajar Siswa. Penelitian yang kesimpulan yang di dapat bahwa terdapat
dilakukan oleh Fatihatul Faidah, Dina. pengaruh kompetensi pedagogik guru
(2009), kesimpulan yang di dapat faktor terhadap motivasi belajar
pendukungnya berasal dari siswa sendiri siswa.Selanjutnya penelitian yang
yaitu adanya semangat yang dimiliki dilakukan oleh Anni Ubaidah (2011), dari
siswa sendiri, yaitu adanya semangat hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa
yang dimiliki siswa dalam mengikuti kompetensi profesional pendidik mata
pelajaran, serta tersedianya media pelajaran berpengaruh positif dan
pembelajaran yang biasanya digunakan signifikan terhadap motivasi belajar
dalam pembelajaran. Selanjutnya siswa.
penelitian yang dilakukan oleh Tilawati, Berdasarkan uraian teoritis,
Defrina Sari. (2013), berdasarkan hasil proposisi dan studi empirik serta fakta
penelitian dapat disimpulkan bahwa dan permasalahan yang terjadi di atas
penggunaan media pembelajaran sehingga penulis tertarik untuk meneliti
berpengaruh positif terhadap motivasi tentang pengaruh Media Pembelajaran,
belajar siswa. Lingkungan Sekolah dan Kompetensi
Penelitian yang dilakukan oleh Pedagogik terhadap Motivasi Belajar
Fitria, Kusumawardhani (2011), Siswa, maka dari itu penulis mengambil
kesimpulan yang di dapat bahwa terdapat judul yaitu “Pengaruh Media
pengaruh positif dan signifikan Pembelajaran, Lingkungan Sekolah dan
Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Kompetensi Pedagogik Terhadap
Belajar Siswa.. Kemudian penelitian Motivasi Belajar Siswa Di SDN 245
yang dilakukan oleh Mazda Rizqiya Batutompo Kecamatan Rilau Ale
Hanna, (2011), kesimpulan yang di dapat Kabupaten Bulukumba”.
lingkungan sekolah berpengaruh terhadap
5

Tujuan penelitian adalah sebagai adalah proses komunikasi, penyampaian


berikut : Untuk mengetahui dan pesan dari pengantar ke penerima. Pesan
menganalisis pengaruh Media berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke
Pembelajaran secara parsial terhadap dalam simbol-simbol komunikasi baik
Motivasi Belajar Siswa di SDN 245 secara verbal maupun nonverbal. Proses
Batutompo Kecamatan Rilau Ale tersebut dinamakan encoding. Penafsiran
Kabupaten Bulukumba, Untuk simbol-simbol komunikasi tersebut oleh
mengetahui dan menganalisis pengaruh peserta didik dinamakan decoding.
Lingkungan Sekolah secara parsial Pembelajaran menurut Hamalik
terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN (2008) adalah suatu kombinasi yang
245 Batutompo Kecamatan Rilau Ale tersusun unsur-unsur manusiawi,
Kabupaten Bulukumba, Untuk fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
mengetahui dan menganalisis pengaruh yang saling mempengaruhi untuk
Variabel Kompetensi Pedagogik secara mencapai tujuan dari pembelajaran itu
parsial terhadap Motivasi Belajar Siswa sendiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono
di SDN 245 Batutompo Kecamatan Rilau (2009) pembelajaran adalah proses yang
Ale Kabupaten Bulukumba, Untuk diselenggarakan oleh guru untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh membelajarkan siswa dalam belajar
Media Pembelajaran, Lingkungan bagaimana memperoleh dan memproses
Sekolah dan Kompetensi Pedagogik pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
secara simultan terhadap Motivasi Sedangkan pembelajaran dapat diartikan
Belajar Siswa di SDN 245 Batutompo sebagai proses belajar yang memiliki
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten aspek penting yaitu bagaimana siswa
Bulukumba. dapat aktif mempelajari materi pelajaran
yang disajikan, sehingga dapat dikuasai
2. TINJAUAN PUSTAKA dengan baik.
a. Media Pembelajaran Proses belajar hakikatnya adalah
Menurut Daryanto (2011), pada proses komunikasi, yaitu proses
hakekatnya, proses belajar mengajar penyampaian pesan dari guru kepada
6

siswanya. Proses penyampaian pesan ini serta dapat memberikan pembelajaran


tentunya membutuhkan perantara agar yang efektif dan efisien Sedangkan pada
dapat diterima dengan baik. Untuk penelitian ini, media pembelajaran
mengefektifkan proses komunikasi didefinisikan sebagai sarana yang
tersebut diperlukan media sebagai digunakan oleh guru dalam merangasang
perantaranya. Menurut Uno (2008), peserta didik untuk melakukan
berpendapat bahwa media adalah segala pembelajaran yang baik.
bentuk komunikasi yang dapat digunakan Media pembelajaran yang lazim
untuk menyampaikan informasi dari digunakan pada kegiatan belajar
sumber ke peserta didik yang bertujuan mengajar antara lain: (a) media dua
merangsang mereka untuk mengikuti dimensi seperti, grafik dan diagram; (b)
kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan media tiga dimensi seperti, model padat,
itu menurut Sopiatin (2010), menjelaskan model susun dan model kerja; (c) media
pengertian media yaitu suatu alat bantu proyeksi seperti, slide film, OHP; (d)
mengajar yang digunakan dalam proses lingkungan sebagai media pembelajaran.
belajar mengajar untuk mencapai tujuan Dari pengukuran dan dimensi
pengajaran yang telah ditetapkan. yang telah dijelaskan diatas maka peneliti
Dari pendapat kajian teoritik di menggunakan pendapat dari Sanaky
atas, maka dapat disimpulkan bahwa (2011) untuk mengukur media
media pembelajaran adalah segala bentuk pembelajaran, peneliti mengambil
baik berupa manusia, materi atau indikator untuk pengukuran media
kejadian yang membangun kondisi pembelajaran yaitu: Pengajaran lebih
tertentu sebagai sarana perantara dalam menarik, Bahan pengajaran akan lebih
proses belajar mengajar untuk mencapai jelas maknanya, Metode pembelajaran
suatu tujuan pembelajaran yang memiliki bervariasi dan Pembelajar lebih banyak
manfaat yaitu dapat memperjelas pesan melakukan kegiatan belajar.
agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi b. Lingkungan Sekolah
keterbatasan, member rangsangan yang Menurut Robbins (2008)
dapat menyamakan pemahaman siswa lingkungan adalah lembaga-lembaga atau
7

kekuatan-kekuatan di luar yang merupakan lembaga pendidikan formal


berpotensi mempengaruhi kinerja yang secara sistematis melaksanakan
organisasi, lingkungan dirumuskan program bimbingan, pengajaran, dan
menjadi dua, yaitu lingkungan umum dan latihan dalam rangka membantu siswa
lingkungan khusus. Lungkungan umum agar mampu mengembangkan
adalah segala sesuatu di luar organisasi potensinya, baik yang menyangkut aspek
yang memiliki potensi untuk moral, spiritual, intelektual, emosional,
mempengaruhi organisasi. Lingkunan ini maupun sosial.” Sedangkan menurut
berupa kondisi sosial dan teknologi. Suwarno (2006) “Sekolah adalah
Sedangkan lingkungan khusus adalah lembaga pendidikan yang secara resmi
bagian lingkungan yang secara langsung menyelenggarakan kegiatan
berkaitan dengan pencapaian sasaran- pembelajaran secara sistematis,
sasaran sebuah organisasi. berencana, sengaja, dan terarah yang
Menurut Robbins (2008) dilakukan oleh pendidik yang profesional
lingkungan dirumuskan menjadi dua, dengan program yang dituangkan ke
yaitu lingkungan umum dan lingkungan dalam kurikulum tertentu mulai dari
khusus. Lingkungan umum adalah segala Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan
sesuatu di luar organisasi yang memiliki Tinggi.” Jadi, lingkungan sekolah adalah
potensi untuk mempengaruhi organisasi. jumlah semua benda hidup dan mati serta
Lingkungan ini berupa kondisi sosial dan seluruh kondisi yang ada di dalam
kondisi teknologi yang meliputi fasilitas lembaga pendidikan formal yang secara
kerja berupa fasilitas alat kerja, fasilitas sistematis dan dilakukan oleh pendidik
perlengkapan kerja, dan fasilitas sosial, yang profesional dalam melaksanakan
beserta teknologi. program pendidikan dan membantu siswa
Supardi (2008) menyatakan mengembangkan potensinya. Sedangkan
“Lingkungan adalah jumlah semua benda pada penelitian ini, Lingkungan Sekolah
hidup dan mati serta seluruh kondisi yang didefinisikan sebagai seluruh kondisi
ada didalam ruang yang kita tempati.” yang ada di dalam lembaga pendidikan
Menurut Yusuf (2008) “Sekolah formal yang secara sistematis dan
8

dilakukan oleh pendidik yang profesional dan menyeleksi siswa.


dalam melaksanakan program pendidikan
dan membantu siswa mengembangkan c. Kompetensi Pedagogik
potensinya. Menurut pendapat Vendien
Sebagai bagian yang tak (2005), bahwa kompetensi dapat meliputi
terpisahkan dari sistem pendidikan pengulangan kembali fakta-fakta dan
nasional pembelajaran di sekolah konsep-konsep sampai pada ketrampilan
hendaknya memiliki fungsi dan tujuan motor lanjut hingga pada perilaku-
yang mengacu pada pendidikan nasional perilaku pembelajaran dan nilai-nilai
sesuai pasal 3 Undang-Undang RI No.20 profesional. Spencer dan Spencer dalam
tahun 2008 yaitu mengembangkan Uno (2007), kompetensi merupakan
kemampuan dan membentuk watak serta karakteristik yang menonjol bagi
peradaban bangsa yang bermartabat seseorang dan menjadi cara-cara
dalam rangka mencerdaskan kehidupan berperilaku dan berfikir dalam segala
bangsa dan bertujuan untuk situasi, dan berlangsung dalam periode
berkembangnya potensi peserta didik waktu yang lama. Dari pendapat tersebut
agar menjadi manusia yang beriman dan dapat dipahami bahwa kompetensi
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjuk pada kinerja seseorang dalam
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari
kreatif, mandiri dan menjadi warga pikiran, sikap, dan perilaku.
negara yang demokratis serta Menurut Mulyasa (2004),
bertanggung jawab. kompetensi merupakan perpaduan dari
Dari pengukuran dan dimensi pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap
yang telah dijelaskan diatas maka peneliti yang direfleksikan dalam kebiasaan
menggunakan pendapat dari Soegiyanto berpikir dan bertindak. Pada sistem
dalam (Sadullah, 2010) untuk mengukur pengajaran, kompetensi digunakan untuk
lingkungan sekolah, peneliti mengambil mendeskripsikan kemampuan profesional
indikator untuk pengukuran lingkungan yaitu kemampuan untuk menunjukkan
sekolah yaitu: sosialisasi, kebudayaan pengetahuan dan konseptualisasi pada
9

tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini Menurut Undang-Undang No. 14


dapat diperoleh melalui pendidikan, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pelatihan dan pengalaman lain sesuai kompetensi adalah seperangkat
tingkat kompetensinya. pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
Menurut Sagala (2010), yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
mengemukakan bahwa Kompetensi oleh guru atau dosen dalam
adalah perpaduan dari penguasaan, melaksanakan tugas keprofesionalan.
pengetahuan, keterampilan, nilai dan Lebih lanjut Suparlan (2006),
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan menjelaskan bahwa “Standar kompetensi
berpikir dan bertindak dalam guru adalah ukuran yang ditetapkan atau
melaksanakan tugas/pekerjaannya. dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan
Menurut Wijaya dan Rusyan (2004) pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi
menjelaskan bahwa, Kompetensi adalah seorang guru agar berkelayakan untuk
kemampuan yang merupakan gambaran menduduki jabatan fungsional sesuai
hakikat kualitatif dari perilaku guru atau dengan bidang tugas, kualifikasi dan
tenaga kependidikan yang tampak sangat jenjang pendidikan.
berarti. Dalam Undang-Undang Republik
Menurut Muhaimin (2004) Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang
kompetensi adalah seperangkat tindakan Guru dan Dosen, “Kompetensi adalah
intelegen penuh tanggung jawab yang seperangkat pengetahuan, ketrampilan
harus dimiliki seseorang sebagai syarat dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati
untuk dianggap mampu melaksankan dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
tugas-tugas dalam bidang pekerjaan melaksanakan tugas keprofesionalan”.
tertentu. Gulo (2004) berpendapat bahwa Dalam hubungannya dengan
“kompetensi terdiri dari dua aspek yang tenaga kependidikan, kompetensi
saling berinteraksi, yaitu: 1) aspek yang merujuk pada perbuatan yang bersifat
tampak atau yang disebut performance rasional dan memenuhi sertifikasi
(penampilan) dan 2) aspek yang tidak tertentu dalam melaksanakan tugas
tampak atau yang disebut aspek rasional” kependidikan. Tenaga kependidikan
10

dalam hal ini adalah guru. Guru harus menjelaskan materi, melaksanakan
memilki kompetensi yang memadai agar metode pembelajaran, memberikan
dapat menjalankan tugas dengan baik. pertanyaan, menjawab pertanyaan,
Menurut Sahertian (2004), “Kompetensi mengelola kelas, dan melakukan evaluasi
guru adalah kemampuan melakukan (Muslich, 2005).
tugas mengajar dan mendidik yang Dalam Undang-Undang No. 14
diperoleh melalui pendidikan dan Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
latihan”. Suparlan (2006) berpendapat dikemukakan kompetensi pedagogik
bahwa “Kompetensi guru melakukan adalah kemampuan mengelola
kombinasi kompleks dari pengetahuan, pembelajaran peserta didik. Sedangkan
sikap, ketrampilan dan nilai-nilai yang dalam penjelasan Pasal 28 atas PP RI
ditujukkan guru dalam konteks kinerja No.19 Tahun 2005 tentang standar
yang diberikan kepadanya”. nasional pendidikan, bahwa yang
Menurut Sudrajat (2007), dimaksud kompetensi pedagogik adalah
“Kompetensi guru merupakan gambaran kemampuan mengelola pembelajaran
tentang apa yang seyogyanya dapat peserta didik yang meliputi pemahaman
dilakukan seorang guru dalam terhadap peserta didik, perencanaan dan
melaksanakan pekerjaanya, baik yang pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
berupa kegiatan dalam berperilaku belajar, dan pengembangan peserta didik
maupun hasil yang ditujukan”. Menurut untuk mengaktualisasikan berbagai
Sudjana (2007), “Kompetensi guru potensi yang dimilikinya.
merupakan kemampuan dasar yang harus Dalam Standar Nasional
dimiliki guru”. Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
Kompetensi Pedagogik adalah butir dikemukakan bahwa kompetensi
seperangkat kemampuan dan ketrampilan pedagogik adalah kemampuan mengelola
(skill) yang berkaitan dengan interaksi pembelajaran peserta didik yang meliputi
belajar mengajar antara guru dan siswa pemahaman terhadap peserta didik,
dalam kelas. Kompetensi Pedagogik perancangan dan pelaksanaan
meliputi, kemampuan guru dalam pembelajaran, evaluasi hasi belajar, dan
11

pengembangan peserta didik untuk yaitu: Pemahaman Terhadap Peserta


mengaktualisasikan berbagai potensi Didik, Pengembangan
yang dimilikinya. Kurikulum/Silabus, Menyelenggarakan
Dari pendapat kajian teoritik di Pembelajaran Yang Mendidik Dan
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Menyelenggarakan Penilaian Dan
kompetensi pedagogik adalah Evaluasi Hasil Belajar.
kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman d. Motivasi Belajar Siswa
terhadap peserta didik, perencanaan dan Menurut Mc. Donald yang di
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil kutip oleh Sardiman (2008), motivasi
belajar, dan pengembangan peserta didik adalah perubahan energi dalam diri
untuk mengaktualisasikan berbagai seseorang yang ditandai dengan
potensi yang dimilikinya. Sedangkan munculnya “feeling” dan didahului
pada penelitian ini, kompetensi dengan tanggapan terhadap adanya
pedagogik didefinisikan sebagai tujuan. Dari pengertian yang
kemampuan seorang guru dalam dikemukakan Mc. Donald ini
mengelola pembelajaran peserta didik mengandung tiga elemen penting yaitu;
yang meliputi pemahaman terhadap (1) bahwa motivasi itu mengawali
peserta didik, perencanaan dan terjadinya perubahan energi pada diri
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil setiap individu manusia, (2) motivasi
belajar, dan pengembangan peserta didik ditandai dengan munculnya rasa dan
untuk mengaktualisasikan berbagai afeksi seseorang, (3) motivasi akan
potensi yang dimilikinya. dirangsang karena adanya tujuan.
Dari pengukuran dan dimensi Hakim (2005) mengemukakan
yang telah dijelaskan diatas maka peneliti pengertian motivasi adalah suatu
menggunakan pendapat dari (Mulyasa, dorongan kehendak yang menyebabkan
2004) untuk mengukur kompetensi seseorang melakukan suatu perbuatan
pedagogik, peneliti mengambil indikator untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
untuk pengukuran kompetensi pedagogik belajar, tingkat ketekunan siswa sangat
12

ditentukan oleh adanya motif dan kuat didalam manusia, ditampakan dalam
lemahnya Motivasi Kerja yang bentuk peningkatan kualitan dan
ditimbulkan motif tersebut. Hoy dan kuantitas tingkah laku seperti
Miskel dalam Purwanto, (2005) peningkatan kecakapan, pengetahuan,
mengemukakan bahwa Motivasi dapat sikap, kebiasaan, pemahaman,
didefinisikan sebagai kekuatan yang keterampilan, daya pikir dan lain-lain.
kompleks, dorongan, kebutuhan, Jadi dalam kegiatan belajar terjadinya
pertanyaan-pertanyaan ketegangan atau adanya suatu usaha yang menghasilkan
mekanisme-mekanisme lainnya yang perubahan-perubahan itu dapat diamati
memulai dan menjaga kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung.
diinginkan ke arah pencapaian tujuan Hal ini juga dikemukakan oleh Mahmud
tertentu. Motivasi merupakan hasrat di (2009) yang menyatakan bahwa belajar
dalam seseorang yang menyebabkan adalah suatu perubahan tingkah laku baik
orang tersebut melakukan tindakan yang dapat diamati maupun yang tidak
(Mathis & Jackson, 2006). Motivasi dapat diamati secara langsung dan terjadi
adalah sekelompok faktor yang dalam diri seseorang karena pengalaman.
menyebabkan individu berperilaku dalam Banyak orang yang beranggapan,
cara-cara tertentu (Griffin, 2008). bahwa yang dimaksud dengan belajar
Dari beberapa pendapat tersebut adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah Perbedaan pendapat orang akan arti
sesuatu yang menyebabkan terjadinya belajar itu disebabkan karena adanya
suatu perubahan dalam diri individu yang kenyataan, bahwa perbuatan belajar itu
mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, sendiri bermacam- macam (Slameto,
dan emosi untuk melakukan sesuatu yang 2008). Mendefinisikan Belajar ialah
didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan suatu proses usaha yang dilakukan
atau keinginan. seseorang untuk memperoleh suatu
Menurut Hakim (2005) yang perubahan tingkah laku yang baru secara
dikutip Gora dan Sunarto (2010), belajar keseluruhan, sebagai hasil
adalah suatu proses perubahan perubahan pengalamannya sendiri dalam interaksi
13

dengan lingkungannya. Belajar dapat Dari pendapat kajian teoritik di


diartikan sebagai suatu aktivitas yang atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku Motivasi Belajar Siswa adalah
sebagai hasil dari pengalaman (Djamarah, keseluruhan daya penggerak di daam diri
2007). Belajar adalah proses perubahan siswa yang menimbulkan kegiatan
perilaku akibat interaksi individu dengan belajar, yang menjamin kelangsungan
lingkungannya (Munir, 2008). Good dan dari kegiatan belajar dan memberi arah
Brophy (Uno, 2010) menyatakan bahwa pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
belajar merupakan suatu proses atau yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
interaksi yang dilakukan oleh seseorang tercapai. Sedangkan pada penelitian ini,
dalam memperoleh sesuatu yang baru Motivasi Belajar Siswa didefinisikan
dalam bentuk perubahan perilaku sebagai sebagai dorongan atau kekuatan dalam
hasil dari pengalaman itu sendiri. Dari diri siswa yang menimbulkan kegiatan
berbagai pendapat di atas tentang konsep serta arah belajar untuk mencapai tujuan
belajar mengandung dua unsur yaitu: yang dikehendaki siswa.
1. Belajar berkaitan dengan perubahan Motivasi mempunyai fungsi yang
perilaku. penting dalam belajar, karena motivasi
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena akan menentukan identitas usaha belajar
didahului oleh proses pengalaman. yang dilakukan siswa. Hawley dalam
Dari beberapa pendapat di atas (Yusuf, 2008) menyatakan bahwa para
dapat di simpulkan, belajar dapat siswa yang memiliki motivasi tinggi,
diartikan sebagai suatu proses usaha yang belajarnya akan lebih baik dibandingkan
dilakukan individu untuk memperoleh dengan para siswa yang memiliki
perubahan yang relatif menetap dalam motivasi rendah. Hal ini dapat dipahami,
tingkah laku baik yang dapat diamati karena siswa yang memiliki motivasi
maupun yang tidak dapat diamati secara belajar tinggi akan tekun dalam belajar
langsung dan terjadi sebagai suatu hasil dan terus belajar secara kontinyu tanpa
dari latihan atau pengalaman. mengenal putus asa serta dapat
mengesampingkan hal-hal yang dapat
14

mengganggu kegiatan belajar yang responden dengan mengajukan


dilakukannya. pertanyaan-pertanyaan yang
sistematis.
B. METODE PENELITIAN 2. Kuisioner, metode pengumpulan data
1. Lokasi dan Waktu Penelitian yang akan digunakan dalam
Penelitian ini dilaksanakan di penelitian ini adalah menggunakan
SDN 245 Batutompo Kecamatan Rilau Kuesioner Secara Personal
Ale Kabupaten Bulukumba. Pemilihan (Personally Administered
lokasi didasarkan bahwa di SDN 245 Questionnaires). Data dikumpulkan
Batutompo Kecamatan Rilau Ale dengan menggunakan kuesioner
Kabupaten Bulukumbaini representatif (angket) tertutup, yaitu angket yang
untuk mewakili penelitian mengenai digunakan untuk mendapatkan data
Media Pembelajaran, Lingkungan tentang Media Pembelajaran,
Sekolah dan Kompetensi Pedagogik Lingkungan Sekolah dan Kompetensi
terhadap Motivasi Belajar Siswa. Pedagogik dalam usahanya untuk
Penelitian ini direncanakan akan meningkatkan Motivasi Belajar
berlangsung bulan Desember 2016 Siswa. Pertanyaan-pertanyaan dalam
sampai dengan bulan April 2016. daftar pertanyaan dibuat dengan
menggunakan skala likert dengan
2. Teknik Pengumpulan Data
menggunakan lima variabel pilihan,
Data yang diperlukan dalam
setiap tingkatan diberi skor mulai
penelitian ini adalah data tentang
dari tingkat yang rendah dengan skor
pengaruh Media Pembelajaran,
1 hingga tingkatan yang paling tinggi
Lingkungan Sekolah dan Kompetensi
dengan skor 5.
Pedagogik terhadap Motivasi Belajar
Dalam pengukuran variabel tersebut
Siswa. Pengumpulan data dalam
digunakan skala likert yaitu membagi
penelitian ini dilakukan dengan:
5 jawaban responden yang dimulai
1. Wawancara, data yang diperoleh
berturut-turut :
langsung dengan Guru sebagai
a. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5
15

b. Setuju (S) dengan skor 4 Agar suatu data yang telah


terkumpul dapat bermanfaat, maka perlu
c. Netral/ragu-ragu (N) dengan skor
dilakukan analisis data. Analisis data
3 merupakan proses pengolahan data yang
telah terkumpul, dan penginterpretasian
d. Tidak setuju (TS) dengan skor 2
hasil pengolahan data yang terkumpul
e. Sangat tidak setuju (STS) dengan tersebut berikut kesimpulannya (Priyatno,
2008). Kemudian Mas’ud (2004)
skor 1
menerangkan bahwa analisis data
3. Populasi dan Sampel dilakukan setelah data dari lapangan
terkumpul. Dengan demikian
Penentuan populasi dan sampel
disimpulkan bahwa analisis data perlu
sangatlah penting bagi suatu penelitian. dilakukan, sebagai langkah kongkrit
selanjutnya setelah data dari lapangan
Populasi dan sampel pada penelitian ini
terkumpul, serta bertujuan mengolah, dan
adalah sebagai berikut: menginterpretasikan hasil pengolahan
data berikut kesimpulannya. Untuk
Populasi penelitian adalah
mempermudah kegiatan analisis data
wilayah generalisasi yang terdiri dari maka diperlukan cara atau metode
analisis data.
sekelompok obyek ataupun subyek yang
dijadikan sumber data penelitian.
C. HASIL PENELITIAN DAN
Sugiyono (2005) memberi pengertian
PEMBAHASAN
bahwa: “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau 1. Deskripsi Karakteristik Responden
subjek yang mempunyai kuantitas dan Kuisioner yang disebarkan 14

karakteristik tertentu yang ditetapkan eksemplar, semua kuisioner memenuhi


oleh peneliti untuk dipelajari dan kriteria. Karakteristik responden yang
kemudian ditarik kesimpulannya. Subjek menjadi subjek dalam penelitian ini
penelitian yang akan dijadikan populasi terdiri dari usia, jenis kelamin,
adalah seluruh guru di SDN 245 pendidikan dan masa bekerja. Dalam
Batutompo Kecamatan Rilau Ale kuisioner responden tidak perlu

Kabupaten Bulukumba, baik guru yang mencantumkan identitas pribadi atau


telah berstatus PNS maupun guru yang nama untuk kerahasiaan informasi yang
masih berstatus honor. diberikan responden.

4. Analisis Data
16

a. Karakteristik Responden perempuan sebanyak 9 orang dengan


Berdasarkan Usia tingkat persentase 64,29%. Adapun
Berdasarkan hasil penelitian dapat jumlah responden dapat dilihat pada tabel
diketahui bahwa, responden yang paling 4.2 berikut:
banyak adalah mereka yang berada pada
Tabel 4.2. Distribusi Responden
range usia 26 – 35 tahun dan 36 – 45
Berdasarkan Jenis Kelamin
tahun sebanyak 5 orang dengan tingkat
Jenis Frekuensi Persentase
persentase 35,71%, diikuti usia >46 tahun
Kelamin (Orang) (%)
yaitu sebanyak 3 orang dengan tingkat
Laki-laki 5 35,71
persentase 21,43%, kemudian usia 20 –
Prempuan 9 64,29
25 tahun yaitu sebanyak 1 orang dengan
tingkat persentase 7,14%. Dimana jumlah Jumlah 14 100
responden dapat dilihat pada tabel 4.1 Sumber : Data primer, diolah 2016
berikut :
3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
2. KarakteristikResponden Terdapat tiga klasifikasi yang
Berdasarkan Jenis Kelamin digunakan untuk mengelompokan tingkat
Berdasarkan dari jenis kelamin, pendidikan responden, hasil perhitungan
responden dibagi menjadi dua yaitu laki- persentase mendapatkan mayoritas dari
laki dan perempuan. Dari hasil kuisioner mereka berlatar belakang berpendidikan
yang disebarkan ditemukan bahwa Sarjana (S1) dengan jumlah 13 orang
responden perempuan lebih dominan dengan tingkat persentase mencapai
dibandingkan dengan responden 92,86%. Kelompok lain yang memiliki
perempuan. Dari hasil pengolahan data jumlah banyak adalah responden berlatar
dapat dilihat bahwa responden yang belakang pendidikan Magister (S2)
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 dengan jumlah 1 orang dengan tingkat
orang dengan tingkat persentase 35.71% persentase mencapai 7,14%. Perincian
dan responden yang berjenis kelamin
17

sebaran pendidikan diperlihatkan pada sebanyak 4 orang dengan tingkat


tabel 4.3 berikut. persentase 9.52%. Adapun data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.3. Distribusi Responden berikut :
Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Frekuensi Persentase Tabel 4.4 Distribusi Responden
Pendidikan (Orang) (%) Berdasarkan Masa Kerja
Diploma 0 0,00 Tahun Orang %
Sarjana 13 92,86 1 – 10 4 28,57
(S1) 1 7,4 11 – 20 6 42,86
Magister 21 – 30 1 7,14
(S2) >30 4 21,43
Jumlah 14 109 Jumlah 14 100
Sumber : Data primer, diolah 2016 Sumber : Data primer, diolah 2016
4. KarakteristikResponden a. Analisis Statistik Deskriptif.
Berdasarkan Masa Kerja 1. Gambaran Penggunaan Media
Pengelompokan responden Pembelajaran SDN 245
berdasarkan masa kerja memberikan hasil Batutompo Kecamatan Rilau Ale
sebagai berikut : responden yang paling Kabupaten Bulukumba
banyak memiliki masa kerja 1 -10 tahun
sebanyak 16 orang dengan tingkat Media pembelajaran adalah segala
persentase 38.10%, responden dengan bentuk baik berupa manusia, materi atau
masa kerja 11 - 20 tahun sebanyak 14 kejadian yang membangun kondisi
orang dengan tingkat persentase 33.33%, tertentu sebagai sarana perantara dalam
responden dengan masa kerja 21 – 30 proses belajar mengajar untuk mencapai
tahun masing sebanyak 8 orang dengan suatu tujuan pembelajaran yang memiliki
tingkat persentase 19.05%, kemudian manfaat yaitu dapat memperjelas pesan
responden dengan masa kerja >30 tahun agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi
18

keterbatasan, member rangsangan yang Berdasarkan tabel 4.1. di atas


dapat menyamakan pemahaman siswa dapat dipahami bahwa Media
serta dapat memberikan pembelajaran Pembelajaran SDN 245 Batutompo
yang efektif dan efisien Sedangkan pada Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
penelitian ini, media pembelajaran Bulukumbasangat baik, dimana guru-
didefinisikan sebagai sarana yang guru dalam memberikan pembelajaran
digunakan oleh guru dalam merangasang dengan menggunakan media
peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang interaktif.
pembelajaran yang baik
Untuk mengetahui Penggunaan 2. Gambaran Lingkungan Sekolah
Media Pembelajaran yang telah SDN 245 Batutompo Kecamatan
digambarakan sebelumnya dapat dilihat Rilau Ale Kabupaten Bulukumba
dari tanggapan responden yang
terjabarkan dalam bentuk tabel berikut: Lingkungan adalah lembaga-
Tabel 4.5 Keadaan Penggunaan lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar
Media Pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi kinerja
SDN 245 Batutompo organisasi, lingkungan dirumuskan
Kecamatan Rilau Ale menjadi dua, yaitu lingkungan umum dan
Kabupaten Bulukumba lingkungan khusus. Lungkungan umum
adalah segala sesuatu di luar organisasi
No Interval Kategori Jawaban yang Frekuensi
memiliki potensi
Persentase untuk
1. 20 – 35 Tidak Baik mempengaruhi
0 organisasi. Lingkunan
0 ini
2. 36– 51 Kurang baik berupa kondisi
0 sosial dan0 teknologi.
3. 52– 67 Cukup baik Sedangkan0 lingkungan khusus
0 adalah
4. 68– 83 Baik bagian lingkungan
5 yang secara
36 langsung
5. 84– 100 Sangat Baik berkaitan 9dengan pencapaian
64 sasaran-
Jumlah sasaran 14sebuah organisasi.Untuk
100
Sumber Data: Hasil olah angket 2016 mengetahui gambaran Lingkungan
sekolah SDN 245 Batutompo Kecamatan
19

Rilau Ale Kabupaten Bulukumbadapat Sumber Data: Hasil olah angket 2016
dilihat pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel 4.1. di atas
Tabel 4.6 Keadaan Lingkungan dapat dipahami bahwa lingkungan
Sekolah di SDN 245 sekolah di SDN 245 Batutompo berada
Batutompo Kecamatan pada kategori sangat kondisif,
Rilau Ale Kabupaten dikarenakan lingkungan berada pada
Bulukumba tempat yang jauh dari kebisingan,
keramaian serta sikap orag-orang yang
N Interv Katego Frekue Persent ada sadar akan pentingnya lingkungan
o al ri nsi ase yang sehat baik secara fisik maupun non
Jawab fisik. Lingkungan belajar yang aman,
an tentram, tertib dan indah memberikan
1. 20 – Tidak 0 0 semangat belajar peserta didik.
2. 35 Kondu 0 0
3. 36 – sif 0 0 3. Gambaran Kompetensi Pedagogik
4. 51 Kuran 6 43 di SDN 245 Batutompo Kecamatan
5. 52 – g 8 57 Rilau Ale Kabupaten Bulukumba
67 Kondu
68 – sif Kompetensi Pedagogik adalah
83 Cukup seperangkat kemampuan dan ketrampilan
84 – Kondis (skill) yang berkaitan dengan interaksi
100 if belajar mengajar antara guru dan siswa
Kondu dalam kelas. Kompetensi Pedagogik
sif meliputi, kemampuan guru dalam
Sangat menjelaskan materi, melaksanakan
Kondu metode pembelajaran, memberikan
sif pertanyaan, menjawab pertanyaan,
14 100 mengelola kelas, dan melakukan
evaluasi.Untuk mengetahui Kompetensi
20

Pedagogik di SDN 245 Batutompo Berdasarkan tabel 4.3. di atas


Kecamatan Rilau Ale Kabupaten dapat dipahami bahwa kompetensi
Bulukumbadapat dilihat pada tabel 4.7. pedagogik guru sangat tinggi, mengingat
berikut ini. hampir semua guru sudah disertifikasi
Tabel 4.7. Gambaran Kompetensi dan telah mengalami pelatihan-pelatihan
Pedagogik di SDN yang diselenggarakan baik pihak dinas
245 Batutompo Pendidikan Kabupaten Bulukumba,
Kecamatan Rilau Lembaga penjaminan mutu pendidikan
Ale Kabupaten tingkat Provinsi maupun Dinas
Bulukumba Pendidikan Pusat.

N Interv Kateg Frekue Persent 4. Gambaran Motivasi Belajar Siswa


o al ori nsi ase di SDN 245 Batutompo Kecamatan
Jawab Rilau Ale Kabupaten Bulukumba
an
1. 20 – Sangat 0 0 Motivasi Belajar Siswa adalah
2. 35 Renda 0 0 keseluruhan daya penggerak di daam diri
3. 36 – h 0 0 siswa yang menimbulkan kegiatan
4. 51 Renda 5 36 belajar, yang menjamin kelangsungan
5. 52 – h 9 46 dari kegiatan belajar dan memberi arah
67 Cukup pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
68 – Tinggi yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
83 Tinggi tercapai. Sedangkan pada penelitian ini,
84 – Sangat Motivasi Belajar Siswa didefinisikan
100 Tinggi sebagai dorongan atau kekuatan dalam
14 100 diri siswa yang menimbulkan kegiatan
Sumber Data: Hasil olah angket 2016 serta arah belajar untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki siswa.Untuk
mengetahui motivasi belajar siswa di
21

SDN 245 Batutompo Kecamatan Rilau menghasilkan perubahan dalam


Ale Kabupaten Bulukumbadapat dilihat pengetahuan, pemahaman, keterampilan
pada tabel 4.8. di bawah ini. dan nilai sikap.

Tabel 4.8 Motivasi siswa di D. PEMBAHASAN


SDN 245 Batutompo 1. Pengaruh Media Pembelajaran
Kecamatan Rilau Ale terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kabupaten SDN 245 Batutompo Kecamatan
Bulukumba Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

No Interval Kategori Jawaban Berdasarkan


Frekuensi analisis
Persentase data
1. 20 – 35 Sangat Rendah hubungan antara
0 Media Pembelajaran
0
2. 36 – 51 Rendah terhadap motivasi
0 belajar siswa0 SDN 245
3. 52 – 67 Cukup Tinggi Batutompo 0 Kecamatan Rilau
0 Ale
4. 68 – 83 Tinggi Kabupaten Bulukumbadengan
6 43perolehan
5. 84 – 100 Sangat Tinggi korelasi sebesar
8 yang berada
57 pada
kategorisasi14hubungan kuat.100 Hal ini
Sumber Data: Hasil olah angket 2016 berarti hubungan antara SDN 245
Berdasarkan tabel 4.4. di atas Batutompo Kecamatan Rilau Ale
dapat dipahami bahwa motivasi belajar Kabupaten Bulukumbasignifikan.
siswa di SDN 245 Batutompo Kecamatan Dari hasil olah data diperoleh nila
Rilau Ale Kabupaten Bulukumbasangat R square variabel media pembelajaran
tinggi dimana siswa-siswa yang ada sadar dapat menerangkan variabilitas dari
bagaimana belajar yang baik. Bukti variabel motivasi belajar, sedangkan
keberhasilan siswa yang dapat dicapai, sisanya diterangkan oleh variabel lain
dan belajar adalah suatu aktivitas mental (dimana R2 merupakan koefisien
psikis yang belangsung dalam interaksi determinasi). dapat disimpulkan bahwa
aktif dengan lingkungan yang tolak Ho artinya konstanta berpengaruh
pada motivasi belajar siswa SDN 245
22

Batutompo Kecamatan Rilau Ale Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.


Kabupaten Bulukumba.Maka dapat
disimpulkan media pembelajaran Berdasarkan analisis data,
berpengaruh terhadap motivasi belajar lingkungan sekolah terhadap motivasi
siswa SDN 245 Batutompo Kecamatan belajar siswa SDN 245 Batutompo
Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
Hasil penelitian ini senada dengan Bulukumbadengan perolehan korelasi
Fatihatul Faidah, Dina. (2009)Faktor yang berada pada kategorisasi hubungan
pendukungnya berasal dari siswa sendiri kuat. Hal ini berarti hubungan antara
yaitu adanya semangat yangdimiliki lingkungan sekolah terhadap prestasi
siswa sendiri, yaitu adanya semangat belajar siswa SDN 245 Batutompo
yang dimiliki siswa dalam me ngikuti Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
pelajaran, serta tersedianya media Bulukumbasignifikan. Dari hasil olah
pembelajaran yang biasanyadigunakan data diperoleh variabel lingkungan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama sekolah dapat menerangkan variabilitas
Islam, sedangkan faktorpenghambat juga dari variabel motivasi belajar siswa SDN
terdapat dalam siswa sendiri yaitu tingkat 245 Batutompo Kecamatan Rilau Ale
kepandaian danpsikologi siswa berbeda- Kabupaten Bulukumba, sedangkan
beda, kurangnya ketrampilan guru untuk sisanya diterangkan oleh variabel
membuatmedia sendiri. hal senada lain.disimpulkan bahwa lingkungan
Tilawati, Defrina Sari. (2013) dengan sekolah berpengaruh terhadap motivasi
penggunaan media pembelajaran belajar siswa SDN 245 Batutompo
berpengaruh positif terhadap motivasi Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
belajar siswa pada mata pelajaran Bulukumba.
Akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat Fitria, Kusumawardhani (2011).
2. Pengaruh Lingkungan Sekolah “terdapat pengaruh positif dan signifikan
terhadap Motivasi Belajar Siswa Lingkungan Sekolah, Metode
SDN 245 Batutompo Kecamatan
23

Pembelajaran dan Disiplin Belajar Pengaruhlingkungan sekolah terhadap


terhadap Motivasi Belajar Siswa” motivasi belajar siswa di SDN 245
Hasil penelitian ini sejalan dengan Batutompo Kecamatan Rilau Ale
pendapat Mazda Rizqiya Hanna, Kabupaten Bulukumbadata diperoleh
(2011)“secara parsial maupun simultan nilai R square artinya variabel
lingkungan keluarga dan sekolah lingkungan sekolah dapat menerangkan
berpengaruh terhadap motivasi belajar variabilitas dari variabel motivasi belajar
siswa dengan tingkat pengaruh yang Siswa SDN 245 Batutompo Kecamatan
sangat tinggi”. Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.Hasil
penelitian ini sejalan dengan Ria Anggita
3. Kompetensi Pedagogik Potabuga (2013)”terdapat pengaruh
berpengaruhpositif dan signifikan kompetensi pedagogik guru terhadap
secara parsial terhadap Motivasi motivasi belajar siswa.”.
Belajar Siswa SDN 245 Batutompo 4. Media Pembelajaran, Lingkungan
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Sekolah dan Kompetensi
Bulukumba. Pedagogik terhadap Motivasi
Belajar Siswa SDN 245 Batutompo
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
Berdasarkan analisis data Bulukumba
hubungan Kompetensi Guru terhadap Berdasarkan analisis data,
motivasi belajar siswa SDN 245 hubungan antara Media pembelajaran,
Batutompo Kecamatan Rilau Ale lingkungan sekolah, kompetensi
Kabupaten Bulukumbadengan perolehan pedagogik, terhadap motivasi belajar
korelasi yang berada pada kategorisasi siswa SDN 245 Batutompo Kecamatan
hubungan sedang.Hal ini berarti Rilau Ale Kabupaten Bulukumbadengan
hubungan antara kompetensi pedagogik perolehan korelasi yang berada pada
terhadap motivasi belajar SDN 245 kategorisasi hubungan sangat kuat
Batutompo Kecamatan Rilau Ale dengan taraf signifikansinya. Hal ini
Kabupaten Bulukumbasignifikan. berarti hubungan antara media
24

pembelajaran, lingkungan sekolah, pembelajaran, lingkungan sekolah,


kompetensi pedagogik terhadap motivasi kompetensi pedagogik terhadap motivasi
belajar siswa SDN 245 Batutompo belajar siswa SDN 245 Batutompo
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
Bulukumbasignifikan. Pengaruhmedia Bulukumba. Sehingga model regresi
pengajaran, lingkungan sekolah, terbentuk Tanda + pada variabel media
kompetensi pedagogik terhadap motivasi pembelajaran, lingkungan sekolah,
belajar siswa SDN 245 Batutompo kompetensi pedagogik menunjukkan
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten arah searah, artinya media pembelajaran,
Bulukumbadapat menerangkan lingkungan sekolah, kompetensi
variabilitas variabel prestasi belajar pedagogik di tingkatkan maka prestasi
siswa, sedangkan sisanya diterangkan belajar akan diperoleh akan naik, begitu
oleh variabel lain (dimana R2 merupakan sebaliknya.
koefisien determinasi). Dapat
disimpulkan bahwa tolak Ho artinya E. KESIMPULAN
konstanta berpengaruh pada motivasi Berdasarkan hasil penelitian dan
belajar siswa SDN 245 Batutompo pembahasan penelitian, maka di
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten kemukakan kesimpulan sebagai berikut:
Bulukumba. 1. Media pembelajaran berpengaruh
Untuk koefisien media positif dan signifikan secara parsial
pembelajaran, lingkungan sekolah, terhadap motivasi belajar siswa di
kompetensi pedagogik terhadap motivasi SDN 245
belajar siswa SDN 245 Batutompo BatutompoKecamatanRilau Ale
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten KabupatenBulukumba. hubungan
Bulukumba. Pada taraf signifikansi 5%. antara media pembelajaran terhadap
Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar motivasi belajar siswa SDN 245
0,000 yang lebih kecil dari taraf BatutompoKecamatanRilau Ale
signifikansi 5%. Maka dapat disimpulkan KabupatenBulukumbadengan
bahwa tolak Ho artinya media perolehan korelasi sebesar yang
25

berada pada kategorisasi hubungan belajar siswa di SDN 245


kuat. BatutompoKecamatanRilau Ale
2. Lingkungan sekolah KabupatenBulukumba. Hubungan
berpengaruhpositif dan signifikan antara Media pembelajaran,
secara parsial terhadap Motivasi lingkungan sekolah, kompetensi
Belajar SDN 245 pedagogikterhadap motivasi belajar
BatutompoKecamatanRilau Ale siswa di SDN 245
KabupatenBulukumba. Hubungan BatutompoKecamatanRilau Ale
antara lingkungan sekolah terhadap KabupatenBulukumbadengan
motivasi belajar siswa SDN 245 perolehan korelasi yang berada pada
BatutompoKecamatanRilau Ale kategorisasi hubungan sangat kuat.
KabupatenBulukumbadengan
perolehan korelasi yang berada pada
kategorisasi hubungan kuat. DAFTAR PUSTAKA
3. Kompetensi pedagogik Arsyad, Azhar. 2009. Media Pengajaran.
berpengaruhpositif dan signifikan Jakarta: PT Raja Grafindo
secara parsial terhadap motivasi Persada
belajar di SDN 245 Bovee, Courland. 2007. Business
BatutompoKecamatanRilau Ale CommunicationToday. New
KabupatenBulukumba. Hubungan York: Prentice Hall
antara kompetensi pedagogik di SDN Daryanto. 2011. Evaluasi Pendidikan.
245 BatutompoKecamatanRilau Ale Jakarta: Rineka Cipta
KabupatenBulukumbadengan Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar
perolehan korelasi yang berada pada dan Pembelajaran. Jakarta:
kategorisasi hubungan sedang. Rineka Cipta.
4. Media pembelajaran, lingkungan Djamarah. 2007. Strategi Belajar
sekolah, kompetensi pedagogik, Mengajar. Jakarta : Rineka
berpengaruhpositif dan signifikan Cipta
secara simultan terhadap motivasi
26

Endang Sri Astuti, 2010. Bahan dasar Universitas Diponegoro,


Pelayanan Konseling pada Semarang.
satuan pendidikan menengah
jilid I, Jakarta Gora, Winastwan., dan Sunarto. 2010.
Fatihatul Faidah, Dina. 2009, Peranan Pakematik Strategi
Media Pembelajaran Pembelajaran Inovatif
terhadap Motivasi Belajar Berbasis TIK. Jakarta : Alex
Pendidikan Agama Islam Media Komputindo
Siswa di SMPN 1 Purwosari Griffin, Jill. 2008. Customer Loyalty :
Pasuruan. lib.uin- Menumbuhkan Dan.
malang.ac.id/?mod=th_detail Mempertahankan Pelanggan.
&id= 04110048 Jakarta, Airlangga
Ferdinand, Augusty, 2006, Metode Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar.
Penelitian Mannajemen, Jakarta: Grasindo
Edisi Kedua, Penerbit: Badan Hakim, Thursan, 2005. Belajar Secara
Penerbit Universitas Efektif. Jakarta : Puspa Swara
Diponegoro, Semarang Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan dan
Fitria, Kusumawardhani. 2011. Pengaruh Manajemen Pendidikan.
Lingkungan Sekolah, Metode Bandung: CV. Mandar Maju.
Pembelajaran, Dan Disiplin Heinich, Molenda and Russell. 2006.
Belajar Terhadap Motivasi Instructional media and the
Belajar Siswa Pada Mata new technologiest of
Pelajaran Keterampilan instruction. (Third edition).
Komputer Dan Pengelolaan USA: Macmillan, inc
Informasi (KKPI) Di SMK Ibrahim, R dan Syaodih S, Nana. 2006.
Negeri 5 Yogyakarta. Perencanaan Pengajaran.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Rineka Cipta: Jakarta
Multivariate dengan program
SPSS, Badan Penerbit
27

Ibrahim. 2007. Pembelajaran Kooperatif.


Surabaya: UNESA-
University Press
Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang.
2005. Metode Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. BPFE.
Yogyakarta
Kemp, J.E. dan Dayton, D.K. 2005.
Planning and Producing
Instructional Media.
Cambridge: Harper & Row
Publishers, New York
Mahmud, Dimyati. 2009. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional
Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis
Organisasional Konsep &
Aplikasi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Semarang
Mathis, Robert L. dan Jackson. John H.
2006. Human Resource
Management (Manajemen
Sumber Daya Manusia).
Edisi 10. Jakarta: Salemba
Empat.

Вам также может понравиться