Вы находитесь на странице: 1из 2

HARUSKAH PASIEN SELALU MENGATAKAN KEBENARAN TEGAS SAAT

MENERIMA DIAGNOSIS TERMINAL?


Dalam dunia kesehatan banyak terjadi kecemasan pasien untuk menerima penyakitnya.
Terutama pada penyakit kronis yang bisa mengancam nyawa, seperti kanker dan HIV.
Terkadang ada yang menanggapi dengan hal negatif seperti penolakan terhadap
penyakitnya. Tetapi ada juga yang menanggapi dengan hal yang positif seperti
menerima dengan kondisi kesehatannya.

Dalam Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta (1983) telah disepakati bahwa


keperawatan adalah “suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
kultural dan spiritual yang didasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia”.
Dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif,
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit
yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang diberikan berupa
bantuan-bantuan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan dan atau kemauan dalam
melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.

Penyakit kronis di definisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang
berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan
jangka panjang, sebagian dari penatalaksanaan ini mencakup belajar untuk hidup
dengan gejala kecacatan, sementara itu pula ada yang menghadapi segala bentuk
perubahan identitas yang di akibatkan oleh penyakit.

Pada pasien yang mengalami penyakit kronis mereka akan mengalami fase seperti fase
kehilangan. Karena pasien merasa telah kehilangan salah satu fungsi tubuhnya dan
kehilangan semangat, tetapi lama-kelamaan pasien akan menerimanya.
Setiap fase yang di alami oleh psien penyakit kronis mempunyai karakteristik yang
berbeda. Sehingga perawat juga memberikan respon yang berbeda pula. Dalam
berkomonikasi perawat juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di fase mana,
sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase kehilangan yang di alami
pasien.
1. Fase Denial ( pengikraran )
2. Fase anger ( marah )
3. Fase bargening ( tawar menawar )
4. Fase depression
5. Fase acceptance ( penerimaan )
Fase diatas adalah fase dimana pasien dan keluarga akan mengalami saat mereka
mendengar penyakit kronis dan juga kehilangan. Kita sebagai perawat harus tetap
mendampingi pasien dan keluarga dengan lebih bersabar. Kita harus selalu mendukung
respon apapun yang di alami pasien dan keluarga. Dengan cara berkata lemah dan
lembut, mendukung lebih spiritual pasien dan psikososial pasien dan keluarga sehingga
perawat mampu dengan cepat membantu pasien dan keluarga mencapai fase yang ke
lima.
Menyampaikan berita baik dan buruk kepada pasien dan keluarga pasien itu tidak
gampang dan tetapi harus segera disampaikan oleh tenagga kesehatan termasuk juga
perawat. Sebelum memberitahukan informasi terutama informasi buruk terhadap
pasien dan keluarga perawat harus mempersiapkan langkah-langkah yaitu :
1. Persiapan
2. Membuat hubungan
3. Berbagi cerita
4. Akibat dari berita
5. Berikan perhatian dan hormati perasaan dan kebutuhan diri perawat
Dengan persiapan tersebut perawat bisa menyampaikan dengan lebih baik kepada
pasien dan keluarga. Untuk menghindari kecemasan yang lebih tinggi terhadap pasien
dan keluarga sehingga bisa cepat mendapat respon positif dari pasien dan keluarga.

Untuk menyampaikan berita buruk kepada pasien dan keluarga itu tidak gampang, pasti
awalnya perawat akan mendapat respon negatif dari pasien dan keluarga, jadi perawat
harus lebih bersabar dalam membantu pasien untuk mengurangi kcemasan dan
menerima penyakitnya tersebut.

Вам также может понравиться