Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tidak menyadari bahwa kondisi mereka telah parah. Kondisi fungsi ginjal
terganggu, sehingga terjadi penurunan produksi baru sel-sel darah merah dan
yang sering terjadi pada CKD, dan sekitar 47% pasien dengan CKD anemia
(Denise, 2007).
orang dewasa Amerika telah mengalami CKD, dan jutaan orang lain beresiko
sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan
1
kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011
sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic
Prevalensi CKD terutama tinggi pada orang dewasa yang lebih tua,
dan ini pasien sering pada peningkatan risiko hipertensi. Kebanyakan pasien
dengan hipertensi akan memerlukan dua atau lebih antihipertensi obat untuk
mencapai tujuan tekanan darah untuk pasien dengan CKD. Hipertensi adalah
umum pada pasien dengan CKD, dan prevalensi telah terbukti meningkat
(Patricia,2006))
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. I
2. Usia : 56 tahun
3. Alamat : Sidoarjo
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Suku : Jawa
7. Pendidikan : SMP
B. Anamnesa
1. KU : Sesak
2. RPS :
keluhan sesak sejak selasa 4 hari sebelum MRS. Pasien selain sesak
juga mengeluh mual tetapi tidak muntah sejak 4 hari yang lalu.
3
Pasien mengatakan terasa berdebar-debar dan gemetar. Nafsu
lalu.
d. Maag (+)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
c. GCS : 456
4
f. Respiratory rate : 28 x/menit
2. Kepala / Leher
lensa jernih, pupil isokor, refleks cahaya (+/+), tidak ada edema pada
penciuman (N)
h. Trakea : Di tengah
3. Jantung
5
4. Paru
5. Abdomen
- - -
- - -
6. Ekstremitas
+ +
b. Oedem - -
- -
6
D. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium Serial
Tanggal
Nama Hasil 23/3/18 Nilai Rujukan
Bilirubin
6/4/2018 0,10 <= 0,30 mg/dl
Direct
7
Bilirubin
0,24 <= 1,20 mg/dl
Total
E. Diagnosa
72-SK 72-6,7
10ml/min/1,73m2
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai
penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain itu, CKD dapat pula
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap
akhir. CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible.
CKD adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tidak dapat
pulih, dan dapat disebabkan berbagai hal. Istilah uremia sendiri telah dipakai
sebagai nama keadaan ini selama lebih dari satu abad. Walaupun sekarang kita
sadari bahwa gejala CKD tidak selalu disebabkan oleh retensi urea dalam
penyakit ginjal yang tidak dapat lagi pulih atau kembali sembuh secara total
9
seperti sediakala. CKD adalah penyakit ginjal tahap ahir yang dapat
menyebabkan uremia.
B. Etiologi
tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney
ginjal polikistik, malformasi saat perkembangan janin dalam rahim ibu, lupus,
obstruksi akibat batu ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar prostat, dan
C. Klasifikasi Stadium
Penyakit ini didefinisikan dari ada atau tidaknya kerusakan ginjal dan
klinis dan peningkatan kualitas pada evaluasi, dan juga manajemen CKD
10
Nilai GFR menunjukkan seberapa besar fungsi ginjal yang dimiliki
oleh pasien sekaligus sebagai dasar penentuan terapi. Semakin parah CKD
yang dialami, maka nilai GFRnya akan semakin kecil (National Kidney
Foundation, 2010).
11
Chronic Kidney Disease stadium 5 disebut dengan gagal ginjal.
kreatinin serum dan kadar blood urea nitrogen (BUN) (Wilson, 2005).
menunjukkan gejala dan kreatinin serum serta kadar BUN normal. Gangguan
pada fungsi ginjal baru dapat terdeteksi dengan pemberian beban kerja yang
berat seperti tes pemekatan urin yang lama atau melakukan tes GFR yang teliti
Kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat melebihi nilai normal,
pemekatan.
Stadium akhir dari gagal ginjal disebut juga dengan endstage renal disease
(ESRD). Stadium ini terjadi apabila sekitar 90% masa nefron telah hancur,
atau hanya tinggal 200.000 nefron yang masih utuh. Peningkatan kadar BUN
10 mL per menit atau bahkan kurang. Pasien merasakan gejala yang cukup
12
berat dikarenakan ginjal yang sudah tidak dapat lagi bekerja mempertahankan
homeostasis cairan dan elektrolit. Pada berat jenis yang tetap sebesar 1,010,
D. Patofisiologi
terjadilah hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa yang
aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, hingga pada
akhirnya terjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih
tersisa. Sklerosis nefron ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron progresif,
walaupun penyakit yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi (Suwitra, 2009).
13
Diabetes melitus (DM) menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam
GFR yang terjadi pada keadaan ini masih belum jelas benar, tetapi
asam amino dan protein. Proses ini terus berlanjut sampai terjadi ekspansi
(Hendromartono, 2009).
14
Hipertensi juga memiliki kaitan yang erat dengan gagal ginjal.
struktur pada arteriol di seluruh tubuh, ditnadai dengan fibrosis dan hialinisasi
(sklerosis) dinding pembuluh darah. Salah satu organ sasaran dari keadaan ini
adalah ginjal (Wilson, 2005). Ketika terjadi tekanan darah tinggi, maka
pelebaran ini juga menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan akhirnya
tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air serta zat sisa
dari dalam tubuh. Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh kemudian
E. Gambaran Klinis
penyakit yang mendasari, sindrom uremia dan gejala kompikasi. Pada stadium
dini, terjadi kehilangan daya cadang ginjal dimana GFR masih normal atau
yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai
pada GFR sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan. Ketika GFR
sebesar 30%, barulah terasa keluhan seperti nokturia, badan lemah, mual,
nafsu makan kurang, dan penurunan berat badan. Sampai pada GFR di bawah
15
30%, pasien menunjukkan gejala uremia yang nyata seperti anemia,
pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terserang
infeksi, terjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan air. Pada GFR di bawah
15%, maka timbul gejala dan komplikasi serius dan pasien membutuhkan
F. Penegakan Diagnosis
protein. Hal ini dideteksi dengan adanya hematuria atau proteinuria (Scottish
16
G. Penatalaksanaan
Perencanaan tatalaksana pasien CKD dapat dilihat pada tabel berikut ini:
ginjal. Selain itu, perlu juga dilakukan pencegahan dan terapi terhadap kondisi
17
guna mengurangi hipertensi intraglomerulus. Pencegahan dan terapi terhadap
Selain itu, perlu dilakukan pencegahan dan terapi terhadap komplikasi yang
18
BAB IV
KESIMPULAN
CKD adalah penyakit ginjal yang tidak dapat lagi pulih atau kembali
sembuh secara total seperti sediakala. CKD adalah penyakit ginjal tahap ahir
yang dapat disebabakan oleh berbagai hal. Dimana kemampuan tubuh gagal
menyebabkan uremia.
Klasifikasi Stadium:
19
Gambaran Klinis CKD pada stadium dini, terjadi kehilangan daya
cadang ginjal dimana GFR masih normal atau justru meningkat. Kemudian
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada GFR sebesar 60%,
pasien masih belum merasakan keluhan. Ketika GFR sebesar 30%, barulah
terasa keluhan seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang, dan
penurunan berat badan. Pada GFR di bawah 30%, pasien menunjukkan gejala
metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya.
dan air.
Penatalaksanaan CKD
20
DAFTAR PUSTAKA
Stimulating Protein Therapy on Patients with CKD and Their Families. Nephrology
Nursing Journal
Alwi, I., Simadribata, M.K., Setiati, S., penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Journal
Smeltzer,(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi
8. Jakarta :EGC
21
Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In:Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al., 3rd
22