Вы находитесь на странице: 1из 7

BENCANA ALAM DI INDONESIA

Nama : Muhammad Maulana

Kelas : V (A)
BENCANA ALAM

1. TSUNAM ACEH 2004

26 Desember 2004: Pukul 7.59 waktu setempat, gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3
skala Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul 08:58:53 UTC tanggal 26
Desember; episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatera, Indonesia.
Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan Moment dan IX
(Violent) dalam skala intensitas Mercalli. Gempa bumi megathrust bawah laut terjadi
ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu
serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan dengan
Samudra Hindia. Gelombang tsunami yang tingginya mencapai 30 metres (100 ft)
menewaskan 230.000–280.000 jiwa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah
permukiman pesisir. Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling
mematikan sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah
selain Sri Lanka, India, dan Thailand.

Ini adalah gempa bumi terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan durasi
patahan terpanjang sepanjang sejarah (antara 8,3 dan 10 menit).[10] Gempa ini
menyebabkan seluruh planet Bumi bergetar 1 sentimetre (0,4 inches)[11] dan memicu
aktivitas gempa di berbagai wilayah, termasuk Alaska.[12] Episentrumnya terletak
antara Pulau Simeulue dan Sumatera.[13] Penderitaan masyarakat dan negara
terdampak mendorong berbagai negara untuk memberi bantuan kemanusiaan.
Masyarakat internasional secara keseluruhan menyumbangkan lebih dari US$14 miliar
(2004) dalam bentuk bantuan kemanusiaan.[14] Peristiwa ini dikenal di kalangan
peneliti sebagai gempa bumi Sumatra–Andaman.[15][16] Tsunami yang terjadi
sesudahnya mendapat berbagai julukan, termasuk tsunami Samudra Hindia 2004,
tsunami asia Selatan, tsunami Indonesia, tsunami Natal, dan tsunami Boxing Day.
2. Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05:55:03WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada
skala Richter. United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar
6,2 pada skala Richter

3. Gunung Merapi Meletus 2010

Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di Merapi di
Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan
gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 353
orang tewas, termasuk Mbah Maridjan. Rumah hancur di Kecamatan Cangkringan akibat
letusan Merapi.
 20 September, Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK
Yogyakarta.
 21 Oktober, Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB.
 25 Oktober, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Awas pada
pukul 06.00 WIB.
 26 Oktober, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan
terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi
keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan
ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.
 27 Oktober, Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di
dunia ini pun meletus.
 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan
dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.

Berikut adalah kronologi letusan Gunung Merapi[


 Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit
 Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit
 Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit
 Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit
 Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit
 Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit
 Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan
Merapi di Jrakah dan Selo.
 Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
 Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit
 Pukul 18.21 terjadi awan panas besar selama 33 menit Dari pos Pengamatan Gunung
Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membumbung ke atas setinggi 1,5
km dari puncak Gunung Merapi
 Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda Luncuran awan panas mengarah ke
sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara
4. Angin Putting Beliung 2017

Angin puting beliung menerjang ratusan rumah di Pemalang, Jawa Tengah. Akibatnya
sekitar 100-an rumah rusak dan belasan warga luka hingga mendapatkan perawatan di
rumah sakit setempat. Angin puting beliung tersebut menerjang 4 desa di Kecamatan
Pemalang yakni Desa Bojongnangka, Desa Tambakrejo, Kelurahan Kebondalem dan
Kelurahan Bojongbata. Namun tidak ada korban jiwa dari peristiwa yang terjadi sore hari.

Kepala BPBD Kabupaten Pemalang, Wismo saat dihubungi detikcom, menjelaskan bencana
alam angin puting beliung ini terjadi di empat desa yakni di Desa Bojongnangka, Desa
Tambakrejo, Kelurahan Kebondalem dan Kelurahan Bojongbata, di Kecamatan Pemalang.

"Bencana angin puting beliung ini terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Untuk warga yang
terdampak angin puting beliung terdapat 14 warga dan sudah dilakukan penanganan medis
di rumah sakit (RSUD Ashari)," kata Wismo pada detikcom Minggu (31/12) .

Menurut Wismo, peristiwa angin puting beliung di Desa Bojongnangka sendiri


mengakibatkan sekitar 59 rumah mengalami rusak berat dan ringan. Sedangkan di Desa
Tambakrejo terdapat 41 rumah rusak. Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Pemalang
rumah yang mengalami kerusakan diantaranya di wilayah RW 06 Desa Bojongnangka
Kecamatan/Kabupaten Pemalang terdapat 29 rumah mengalami rusak berat.

Kemudian di wilayah RW 05 Desa Bojongnangka Kecamatan Pemalang terdapat 30 rumah


rusak berat dan ringan. Di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang terdapat 41 Rumah
warga mengalami kerusakan. "Warga setempat dibantu relawan BPBD, Kodim 0711
Pemalang dan Polsek Pemalang langsung melakukan evakuasi korban dan harta benda ke
tempat yang lebih aman," jelasnya.

Untuk jumlah kerugian materi lanjut dia, pihaknya masih melakukan pendataan. "Kita
malam ini masih terus melakukan pendataan untuk update korban maupun rumah yang
mengalami kerusakan," kata Wismo. Sementara itu, BPBD bersama TNI dan Polri langsung
mendirikan dapur umum untuk para korban di Madrasah Diniyah RT 04 /RW 06 Desa
Bojongnangka
5. Banjir Sumbawa

Banjir bandang kembali menerjang wilayah Kabupaten Sumbawa, Selasa (7/2) malam
hingga Rabu (8/2) siang. Banjir yang dipicu hujan lebat disertai angin kencang ini menerjang
5 kecamatan. Data yang diperoleh SAMAWAREA di Posko Bencana Pemda Sumbawa,
menyebutkan 5 kecamatan tersebut adalah Sumbawa. Banjir di wilayah kota ini melanda
enam kelurahan (Samapuin, Pekat, Brang Bara, Bugis, Brang Biji, dan Kelurahan Lempeh)
dengan korban terdampak 822 KK atau 3.211 jiwa. Paling banyak di Kelurahan Bugis yaitu
227 KK dengan 1.135 jiwa, disusul Samapuin 250 jiwa dengan 1.000 jiwa. Banjir ini terjadi
akibat luapan air sungai.
Kemudian Labuan Badas, banjir menerjang 3 dusun yaitu Kalibaru, Pasir dan Padak. Korban
terdampak akibat air laut pasang ini mencapai 1.552 kepala keluarga terdiri dari 5.763 jiwa.
Dua kecamatan wilayah timur Sumbawa juga dilanda banjir. Adalah Kecamatan Empang
menerjang beberapa dusun dan desa yaitu Empang Atas, Bunga Eja, Ongko, Jotang Beru,
dan Jotang. Korban terdampak mencapai 1.085 dengan 4.340 jiwa. Selanjutnya, Tarano
korban terdampak 1.471 KK dengan 5.884 jiwa. Rabu siang tadi sekitar pukul 12.00 Wita air
laut merendam Dusun Labuan Kuris Kecamatan Lape. Warga pesisir terkejut dan berusaha
menyelamatkan diri. Namun demikian tidak ada warga setempat yang mengungsi karena
sebagian besar tinggal di rumah panggung. Dari data pihak kecamatan, korban terdampak
tercatat 156 kepala keluarga terdiri dari 690 jiwa. Total dari semua kecamatan di wilayah
Kabupaten Sumbawa yang diterjang banjir bandang, Selasa dan Rabu ini, mencapai 19.888
jiwa dari 5.086 kepala keluarga.
6. Tanah Longsor di BANJARNEGARA

Telah terjadi pergerakan tanah di Desa Bantar Kec. Wanayasa Kab. Banjarnegara pada hari
minggu 07 Januari 2018. • hujan deras menyebabkan 10 rumah terancam longsor dan 14
KK /42 jiwa mengungsi kerumah saudara • tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Dalam data awal yang diperoleh dari dinas kesehatan setempat berkoordinasi dengan
beberapa dinas terkait maka jumlah korban yang dapat diinformasikan adalah sebanyak 42
Orang, terdiri dari 0 orang meninggal, 0 orang hilang, 0 Luka Berat/Rawat Inap , 0 Luka
Ringan/Rawat Jalan dan 42 Orang pengungsi.

Вам также может понравиться