Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
gejala atau manifestasi penyakit lain.biasanya dapat berhenti sendiri tanpa bantuan
fatal jika tidak ditangani segera. Epistaksis sering ditemukan sehari-hari baik pada
anak maupun pada usia lanjut dan 90% epistaksis dapat berhenti sendiri (spontan)
atau dengan tindakan sederhana yang dilakukan oleh pasien sendiri dengan cara
epistaksis.
literatur
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang merupakan gejala atau
manifestasi penyakit lain, penyebabnya bisa lokal atau sistemik. Perdarahan bisa
ringan sampai serius dan bila tidak segera ditolong dapat berakibat fatal. Sumber
perdarahan biasanya berasal dari bagian depan atau bagian belakang hidung.2
2.2 Epidemiologi
umum. Prevalensi meningkat pada anak-anak kurang dari 10 tahun dan kemudian
naik lagi setelah usia 35 tahun. Umumnya, laki-laki yang sedikit terkena dibanding
wanita sampai usia 50 tahun, tapi setelah 50 tahun tidak ada perbedaan yang
Kerangka hidung
Kerangka hidung berbentuk seperti tenda dengan dua os nasale yang bersatu, satu
sama yng lain dalam garis tengah dan berartikulasio disuperior dengan pars nasalis
lateralis atas dan bawah.septum membagi hidung kedalam dua ruangan disebut
2
vestibulum. Seperti sisi lateral hidung, septum terdiri dari kartilago di anterior dan
tulang di posterior.1
Hidung Interna
Lubang luar yang menuju ke sisi dalam hidung dinamai nares, sementara lubang
posterior dari hidung ke nasopharink dinamai choana. Tepat setelah nares, terdapat
area kulit yang dinamai vestibulum dan berlapis mengandung bulu hidung atau
4
vibrase. Ia penting secara klinik karena folikel rambut ini dapat terinfeksi.
Permukaan medial tiap ruang lingkup dibentuk oleh septum nasi. Sering septum
4
berdeviasi, yang menyebabkan onstruksi saluran pernafasan nasal.
3
Anatomi Vaskuler
Vaskularisasi
4
Vaskularitas berasal dari system carotis interna dan eksterna. Arteri carotis interna
bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian bercabang lagi menjadi arteri
etmoidalis anterior dan posterior. Cabang etmoidalis anterior dan posterior menyuplai
sinus palatina mayor menyuplai sinus frontalis dan etmoidalis serta atap
hidung. Sedangkan arteri stenopalatina dan arteri palatina mayor merupakan cabang
terminal dari arteri karotis eksterna yang menyuplai darah pada concha, meatus dan
4
menggabungkan anastomosis ini dan dikenal sebagai Little Area atau Pleksus
Kiesselbech. Karena ciri vaskularnya dan kenyataan bahwa daerah ini merupakan
subjek trauma fisik dan lingkungan berulang maka merupakan lokasi epistaksis
4
tersaring .
2.4 Klasifikasi
Epistaksis Anterior
Dapat berasal dari Pleksus Kiesselbach, merupakan sumber perdarahan paling sering
dijumpai pada anak-anak. Perdarahan dapat berhenti sendiri (spontan) dan dapat
Epistaksis Posterior
Berasal dari arteri sphenopalatina dan dari arteri etmoid posterior. Perdarahan
cenderung lebih berat dan jarang berhenti sendiri, sehingga dapat menyebabkan
anemia, hipovolemi dan syok. Sering ditemukan pada pasien dengan kelainan
kardiovaskuler.1
Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti dengan sendirinya. Pasien kontinu
4
mengeluh darah dibelakang tenggorokkannya.
5
Gambar 3. Epistaksis anterior (atas) dan Epistaksis posterior (bawah)
2.5 Etiologi
jelas disebabkan karena trauma. Epitaksis dapat disebabkan oleh kelainan lokal pada
hidung atau kelainan sistemik. Kelainan lokal misalnya : trauma, kelainan anatomi,
kelainan pembuluh darah, infeksi lokal, benda asing, tumor dan pengaruh udara
mukosa hidung. Delapan puluh persen perdarahan berasal dari pembuluh darah
pleksus Kiesselbach.
Sumber perdarahan epistaksis dapat berasal dari bagian anterior dan superior.
Epistaksis anterior dapat berasal dari pleksus Kiesselbach atau dari arteri etmoid
6
anterior. Pleksus Kiesselbach menjadi sumber perdarahan yang paling sering pada
epistaksis terutama pada anak-anak, dan biasanya dapat nerhenti sendiri (secara
spontan) dan mudah diatasi. Epistaksis posterior dapat berasal arteri sfenopalatina dan
arteri etmoid posterior. Perdarahannya biasanya hebat dan jarang berhenti dengan
arteri sfenopalatina.2
trauma, infeksi, neoplasma, kelainan kongenital dan bisa juga disebabkan oleh
1. Lokal
a. Trauma
sekret dengan kuat, bersin, mengorek hidung, atau trauma seperti terpukul. Selain itu
iritasi oleh gas yang merangsang dan trauma pada pembedahan bisa juga
menyebabkan epistaksis.
b. Infeksi
Infeksi hidung dan sinus paranasal, rhinitis, sinusitis, serta granuloma spesifik
7
c. Neoplasma
d. Kelainan kongenital
Disease). Pasien ini juga menderita teleangiektasis di tangan, wajah, atau bahkan di
perdarahan hidung. Bagian anterior septum nasi, bila mengalami deviasi atau
perforasi akan terpapar aliran udara pernafasan yang cenderung mengerikan aliran
sekresi hidung . Pembentukan krusta yang keras dan usaha pelepasan krusta dengan
8
f. Faktor lingkungan
2. Sistemik
a. Kelainan darah
b. Penyakit kardiovaskular
Epistaksis akibat hipertensi biasanya hebat, sering kambuh dan prognosinya kurang
baik.
c. Infeksi sistemik
selain itu juga morbili, demam tifoid dan influensa dapat juga disertai adanya
epistaksis.
d. Gangguan endokrin
epistaksis.
Sering terjadi bila seseorang berada ditempat yang cuacanya sangat dingin
atau kering
9
2.6 Gambaran Klinis dan Pemeriksaan
perdarahan. Keadaan umum, tensi dan nadi perlu diperiksa. Dan untuk pemeriksaan
alat-alat yang diperlukan adalah lampu kepala, spekulum hidung dan alat penghisap.
a. Anamnesis
mengorek hidung menahun atau mengorek krusta yang telah terbentuk akibat
Banyak pasien minum aspirin secara teratur untuk banyak alasan. Aspirin merupakan
Penting mengenal bahwa efek ini berlangsung beberapa waktu dan bahwa aspirin
senyawa lain yang banyak digunakan, yang mengubah fungsi pembekuan secara
5
bermakna.
1. Sewaktu anda membungkuk apakah ada darah yang keluar dari hidung?
10
2. Apakah darah menuruni tenggorokan anda? (menggambarkan perdarahan dari sisi
b. Pemeriksaan Fisik
Pertama hidung harus dibersihkan dari bekuan darah atau debris dengan alat
Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding lateral hidung dan concha
inferior harus diperiksa cermat. Pemeriksaan hidung tidak lengkap jika tidak
Tes diagnostik seharusnya mencakup sel darah lengkap untuk memantau derajat
perdarahan dan apakah pasien anemia. Jika ada kemungkinan koagulopati sistematik,
maka harus dilakukan pemeriksaan pembekuan darah. Jika pemeriksaan ini abnormal,
maka harus dilakukan kosultasi yang tepat. Terakhir jika massa terlihat pada
11
pemeriksaan, maka harus dilakukan politomografi dan/atau CT scan untuk
5
menggambarkan luas lesi ini.
a) Rinoskopi anterior
Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding lateral hidung dan konka
b) Rinoskopi posterior
neoplasma.2,7
2.7 Penatalaksanaan
berulangnya perdarahan.
12
Bila pasien datang dengan epistaksis perhatikan keadaan umumnya, nadi,
pernafasan serta tekanan darahnya. Bila ada kelainan atasi terlebih dahulu, misalnya
dengan memasang infus. Jalan nafas dapat tersumbat oleh darah atau bekuan darah,
Prinsip dari penatalaksanaan epistaksis yang pertama adalah menjaga ABC, yakni :
menunduk
pastikan pasang jalur infus intravena (infus) apabila terdapat gangguan sirkulasi.1
Penanganan epistaksis yang tepat akan bergantung pada suatu anamnesis yang
2. Lokasi perdarahan
5. Kecendrungan perdarahan
7. Hipertensi
13
8. Diabetes mellitus
9. Penyakit Hati
Menghentikan Perdarahan
tampon lebih baik daripada pemberian obat hemostatik sambil menunggu epistaksis
dengan menjepit bagian itu dengan sebuah jari tangan dan ibu jari serta meletakkan
sebuah cawan untuk menampung tetesan darah dari hidungnya. Pasien dilarang
menelan karena dapat menggeser bekuan darah yang terbentuk.2 Menelan dapat
dicegah dengan menempatkan sebuah gabus diantara kedua barisan gigi depan
(metode Trotter).1
Jika seorang pasien datang dengan epistaksis maka pasien harus diperiksa
dalam keadaan duduk, sedangkan jika terlalu lemah dapat dibaringkan dengan
meletakkan bantal di belakang punggungnya kecuali bila sudah dalam keadaan syok.1
membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon kapas yang telah
dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri
pada waktu tindakan selanjutnya. Tampon ini dibiarkan selama 3-5 menit. Dengan
14
cara ini dapatlah ditentukan apakah sumber perdarahan letaknya di bagian anterior
Perdarahan anterior
tidak berhenti dengan sendirinya, perdarahan anterior terutama pada anak dapat
dicoba dihentikan dengan menekan hidung dari luar selama 10-15 menit dan
seringkali berhasil.2 Bila sumbernya terlihat tempat asal perdarahan dikaustik dengan
larutan Nitras Argenti 20-30% atau dengan Asam Trikolasetat 10% atau dapat juga
5
dengan elektrokauter.
Bila dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung, maka diperlukan
pemasangan tampon anterior, dengan kapas atau kain kasa yang diberi vaselin atau
salap antibiotika. Pemakaian vaselin atau salep pada tampon berguna agar tampon
5
tidak melekat, untuk menghindari berulangnya perdarahan ketika tampon dicabut.
Tampon dimasukkan sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dan harus
dapat menekan asal perdarahan. Tampon dipertahankan selama 2x24 jam, harus
15
dikeluarkan untuk mencegah infeksi hidung.2 Jika lokasi perdarahan telah ditemukan,
kokain 4% atau oxymetazolin atau phenylephrine. Perdarahan yang lebih aktif perlu
diberikan anestesi topikal yang adekuat. Obat-obat intravena bisa diberikan pada
Perdarahan Posterior
tampon Bellocq, dibuat dari kasa dengan usuran 3x2x2 cm dengan mempunyai 3
buah benang, 2 buah pada satu sisi dan sebuah lagi pada sisi yang lainnya. Tampon
harus menutup koana(nares posterior). Tempat perdarahan tidak mudah dikenal pada
Teknik pemasangan
anterior sampai tampak di orofaring dan kemudian ditarik ke luar melalui mulut.
Ujung kateter kemudian diikat pada dua buah benang yang terdapat pada satu sisi
tampon Bellocq dan kemudian kateter ditarik keluar hidung. Benang yang telah
keluar melalui hidung kemudian ditarik, sedang jari telunjuk tangan yang lain
membantu mendorong tampon ini kearah nasofaring. Jika masih terjadi perdarahan
dapat dibantu dengan pemasangan tampon anterior, kemudian diikat pada sebuah kain
kasa yang diletakkan didepan lubang hidung, supaya tampon yang terletak di
nasofaring tidak bergerak. Benang yang terdapat pada rongga mulut terikat pada sisi
16
lain dari tampon Bellocq, diletakkan pada pipi pasien. Gunanya untuk menarik
Pada epistaksis yang berat dan berulang yang tidak dapat diatasi dengan
pemasangan tampon anterior maupun posterior, dilakukan ligasi arteri. Ligasi arteri
etmoid anterior dan posterior dapat dilakukan dengan membuat sayatan didekat
kantus medialis dan kemudian mencari kedua pembuluh darah tersebut didinding
medial orbita. Ligasi arteri maksila interna yang tetap difosa pterigomaksila dapat
sinus maksila.6
penanggulangannya. Sebagai akibat perdarahan hebat dapat terjadi syok dan anemia.
17
Tekanan darah yang turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak, insufisiensi
koroner dan infark miokard dan akhirnya kematian. Harus segera dilakukan
pemberian infus atau transfusi darah. Komplikasi lain terjadi aspirasi yaitu darah
4,5,6
tersedak masuk ke dalam paru-paru.
septikemia. Oleh karena itu pada setiap pemasangan tampon harus selalu diberikan
antibiotik dan setelah 2-3 hari harus dicabut meskipun akan dipasang tampon baru
bila masih berdarah. Selain itu dapat juga terjadi hemotimpanum sebagai akibat
mengalirnya darah retrograd melalui tuba Eustachius dan air mata yang berdarah
(bloody tears) sebagai akibat mengalirnya darah secara retrograd melalui duktus
2.7 Prognosis
Sembilan puluh persen kasus epistaksis anterior dapat berhenti sendiri. Pada
18
BAB III
PENUTUP
BAB III
3.1 Kesimpulan
Epistaksis adalah keadaan keluarnya darah dari hidung. Epistaksis ini bukan
Epistaksis dibagi atas epistaksis anterior yang sering terjadi pada anak-anak
dan dewasa muda serta epistaksis posterior yang sering terjadi pada laki-laki
o memencet hidung
o kauterisasi
o teknik bedah
19
3.2. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
1. GlenPorter,MD.Francis.B.Quinn,MD.Epistaxis.
www.utmb.edu/otoref/grnds/Epistaxis-2002.../Epistaxis-2002-04-slides.pdf.
Soepardi EA, Iskandar N editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
management.com/ent/topic 701.htm
Januari 2016.
21