Вы находитесь на странице: 1из 19

http://masnanang.

net

BAB

LISTRIK
A. LISTRIK STATIS
a. Gaya Coulomb
Hukum coulomb yaitu: dua benda bermuatan sejenis tolak-menolak, dan dua benda
bermuatan tak sejenis tarik-menarik dan gaya coulomb berlaku persamaan berikut:

q q 1 q1 q 2
F=k 1 2 F=
r2 4πε0 r 2

dengan:
F = besar gaya coulomb (N)
q1, q2 = muatan masing-masing partikel (C)
r = jarak pisah antara kedua muatan (m)
ε0 = permitivitas vakum = 8,85 x 10-12 C2N-1m-2
1 2 -2
k = = 9 × 109 Nm C
4πε0
Resultan gaya coulomb berlaku persamaan berikut:

Fr = F21 + F22 + 2 ⋅ F1 ⋅ F2 ⋅ cos θ dimana: θ = sudut apit antara F1 dan F2

Contoh:
UAN 2009
Perhatikan gambar di bawah ini!
–Q –4Q

A 9 cm B

Jika sebuah muatan +Q terletak antara A dan B, dimanakah muatan +Q harus diletakkan
sehingga gaya coulomb yang dialaminya nol?
A. 3 cm dari muatan B D. 3 cm dari muatan A
B. 4 cm dari muatan B E. 6 cm dari muatan A
C. 5 cm dari muatan B
Jawaban: D
Perhatikan gambar berikut!
A Q Q
FQA FQB
– + –

x 9–x

Agar muatan +Q mengalami gaya Coulomb sebesar nol, maka:


FQA = FQB

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

QQA QQB
k =k
x 2 (9 − x )2
QA QB −Q −4Q
= ⇒ =
x 2 (9 − x )2 x 2 81 − 18x + x 2
1 4
= ⇒ 4x2 = x2 – 18x + 81
x 2 81 − 18x + x 2
⇒ 3x2 + 18x – 81 = 0
⇒ x2 + 6x – 27 = 0
⇒ (x + 9) (x – 3) = 0
x = –9 cm (tidak memenuhi)
x = 3 cm (memenuhi)
jadi, muatan +Q diletakkan 3 cm dari muatan A.

c. Medan Listrik
Medan listrik adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik di mana benda-benda
bermuatan listrik lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau menunjukkan gejala listrik.
1. Kuat medan listrik

F q 1 q
E= E=k E=
q' r2 4πε0 r 2

dengan:
E = kuat medan listrik yang dihasilkan oleh muatan sumber (N/C atau NC-1)
F = gaya coulomb (N)
q' = muatan uji (C)

Arah kuat medan listrik E pada muatan sumber dan arah gaya coulomb F berlaku:
Ø untuk muatan uji positif à gaya coulomb F searah dengan kuat medan listrik E.
Ø untuk muatan uji negatif à gaya coulomb F berlawanan arah dengan kuat medan
listrik E.

2. Kuat medan listrik di suatu titik akibat beberapa muatan


Resultan medan listrik di suatu titik akibat beberapa muatan, secara matematis yaitu:

E P = E 21 + E 22 + 2 ⋅ E1 ⋅ E 2 ⋅ cos θ dimana: θ = sudut apit antara E1 dan E2

Contoh:
Dua titik A dan B berjarak 0,5 m satu sama lain (A di sebelah kiri B). Masing-masing
bernuatan qA = - 4 x 10-9C dan qB = + 9 x 10-9 C. Letak titik C yang kuat medannya
sama dengan nol berada pada …..
A. 1 m di kanan B D. 0,25 m di kiri A
B. 1 m di kanan A E. pertengahan AB
C. 1 m di kiri A
Jawaban: C

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Perhatikan gambar!
EA EB
–q +q
A 0,5 m B xm C

Misal titik C berada di sebelah kanan B dengan jarak x m (lihat gambar).


Agar di titik C medan E = 0, maka:
EA = EB
q q
k A =k b
rA2 rb2

4 × 10−9 9 × 10−9
=
(0,5 + x )2 x2
x2 9 × 10−9
=
(0,5 + x )2 4 × 10−9
2
⎛ x ⎞ 9
⎜⎜ ⎟⎟ =
⎝ 0,5 + x ⎠ 4
x 3
=
0,5 + x 2
2x = 3 (0,5 + x) = 1,5 + 3x
3x – 2x = – 1,5 è x = – 1,5 m
tanda (–) menunjukkan bahwa titik C berada di sebelah kiri titik B atau berlawanan dari
pemisalan.
Jadi, titik C berada di sebelah kiri B dengan jarak x = 1,5 m atau di sebelah kiri A
dengan jarak: x – 0,5 = 1,5 – 0,5 = 1 m.

3. Hukum Gauss
Fluks listrik adalah jumlah garis medan yang menembus tegak lurus suatu bidang yang
secara matematis yaitu:

Φ = E⊥ A Φ = E A cos θ

dengan:
Φ = fluks listrik (weber = W) è 1 weber = 1 NC-1m2
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas bidang yang ditembus oleh medan listrik (m2)
θ = sudut antara E dan garis normal bidang N

q
Hukum Gauss berlaku persamaan sebagai berikut: Φ = E A cos θ =
ε0
Contoh:
Terdapat persegi panjang yang panjangnya 30 cm dan lebarnya 20 cm. Bila kuat medan
listrik homogen sebesar 200 N/C dan arahnya searah dengan bidang, maka jumlah garis
medan listrik yang menembus bidang persegi panjang tersebut adalah….
A. nol D. 4 weber
B. 2 weber E. 5 weber
C. 3 weber

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Jawaban: A
Jumlah garis medan listrik yang menembus bidang: Garis normal (N)
Φ = E . A cos θ; dimana: θ = sudut antara E dan N = 90o
= E. (p x ℓ) cos 90o E
= (200)(30.10-2 x 20.10-2) (0) = 0

d. Energi Potensial Listrik


Energi potensial listrik dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

q q' 1 q q'
EP = k =
r 4πε0 r
dimana:
EP = energi potensial muatan uji q’ (joule)
k = 9 x 109 Nm2C-2
q = muatan sumber (Coulomb)
q’ = muatan uji (Coulomb)
r = jarak muatan uji ke muatan sumber (m)

e. Potensial Listrik
Potensial listrik didefinisikan sebagai perubahan energi potensial per satuan muatan ketika
sebuah muatan uji dipindahkan di antara dua titik. Potensial listrik secara matematis
sebagai berikut:

q EP
V=k atau V = ⇔ EP = q' V
r q'

Potensial oleh beberapa muatan sumber


Potensial listrik adalah besaran skalar, maka potensial oleh beberapa muatan sumber
merupakan penjumlahan aljabar seperti berikut: V = V1 + V2 + V3 + …..

i =n
q ⎛q q q ⎞
atau V = k ∑ i = k⎜⎜ 1 + 2 + 3 + ...⎟⎟
i =1 ri ⎝ r1 r2 r3 ⎠

Usaha untuk memindahkan muatan dari A ke B yaitu:

W = Q (VB - VA)

Contoh:
Pada gambar di samping dua muatan titik –q dan +2q terpisah
sejauh a. Titik A berada di tengah-tengah garis penghubung A B
kedua muatan tersebut dan titik B berada sejauh x dari muatan a/2 a/2 x
+2q. Agar potensial listrik di A sama dengan potensial di B, -q +2q
maka nilai x kira-kira …..
A. 0,20a D. 0,64a
B. 0,38a E. 0,78a
C. 0,52a
Jawaban: E

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Agar VA = VB, maka:


k
(− q) + k 2q = k (− q) + k 2q
1a
2
1a
2
a+x x
(− 2q) + 4q = (− q) + 2q
a a a+x x
2q ⎛ 1 2⎞
= q⎜ − + ⎟
a ⎝ a + x x⎠
2 − x + 2x + 2a
=
a (a + x )x
2 x + 2a
=
a (a + x )x
ax + 2a2 = 2ax + 2x2
2x2 + 2ax – ax – 2a2 = 0
2x2 + ax – 2a2 = 0

x12 = −
(
a ± a 2 − 4(2) − 2a 2 )
=−
a ± a 2 + 16a 2
=−
a ± a 17
= – 0,25a ± 1,03a
2(2) 4 4
x1 = – 0,25a + 1,03a = 0,78a (memenuhi)
x2 = – 0,25a – 1,03a = – 1,28a (tidak memenuhi)
jadi, nilai x agar VA = VB adalah 0,78a.

f. Kapasitor
1. Kapasitas kapasitor
Kapasitas kapasitor atau kapasitansi adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan
muatan listrik. Secara matematis yaitu:
q
C=
V
dengan:
C = kapasitas kapasitor (coulomb/volt atau farad (F))
q = muatan listrik yang disimpan (coulomb)
V = beda potensial listrik antara kedua konduktor (volt)

- Kapasitas kapasitor keping sejajar


Kapasitas kapasitor keping sejajar berlaku persamaaan berikut:
q A
C= C = ε0
V d

Persamaan jika disisipkan bahan penyekat seperti kertas, minyak, dsb., yaitu:
A A
C=ε C = εr ε 0
d d

dengan:
C = kapasitas kapasitor keping sejajar (F)
q = muatan listrik yang disimpan (coulomb)
V = beda potensial listrik antara kedua konduktor (volt)

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

ε0 = permitivitas vakum atau udara = 8,85 x 10-12 C2N-1m-2


εr = permitivitas relatif bahan (penyekat)
ε = εr. ε0 = permitivitas bahan (penyekat)
A = luas tiap keping (m2)
d = jarak pisah kedua keping (m)

Jika kapasitor dengan bahan penyekat (Cb) dan kapasitor tanpa bahan penyekat (C0),
maka Cb/C0 adalah:
A
Cb ε r ε0 d
= = εr
C0 ε0 A
d

Karena muatan sebelum dan sesudah diberi bahan penyekat sama atau dapat
dituliskan: q0 = qb = q, maka: Vb/V0 adalah:
q
Vb C b C 0 1 V
= = = ⇔ Vb = 0
V0 q Cb εr εr
C0
dengan:
q0 = muatan sebelum diberi bahan penyekat (Coulomb)
qb = muatan sesudah diberi bahan penyekata (Coulomb)
Vb = beda potensial kedua keping sesudah diberi bahan penyekat (volt)
V0 = beda potensial kedua keping sebelum diberi bahan penyekat (volt)

Contoh:
Sebuah kapasitor keping sejajar, luas tiap keping 2 000 cm2 dan terpisah 1 cm satu
sama lain. Beda potensial di antara keping 3 000 volt bila berisi udara, tetapi beda
potensial itu menjadi 1 000 volt ketika di antara dua keping disisipkan bahan
dielektrik. Kapasitas C setelah penyisipan bahan dielektrik adalah …..
A. 5,31 x 10-10 F D. 0,56 x 10-10 F
B. 1,77 x 10-10 F E. 3,56 x 10-10 F
-10
C. 2,66 x 10 F
Jawaban: A
Langkah I
Vb 1 V 3000
= ⇔ εr = 0 = =3
V0 ε r Vb 1000
Langkah II
A A
C=ε = ε 0 εr
d d
( ) (2(10
× 10 )
−1
C = 8,85 × 10 −12 (3) −11
= 5,31× 10 −10 F
−2
) = 53,1× 10
- Kapasitas kapasitor bola
Kapasitas kapasitor bola dapat berlaku persamaan berikut:

q R
C= C = 4πε0 R =
V k

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

dengan:
R = jari-jari bola (m)
1 2 -2
k= = 9 × 109 Nm C
4πε0

Contoh:
Muatan yang tersimpan dalam kapasitor bola yang memiliki diameter 10 cm dan
potensial 100 kV adalah ….
A. 0,4 µC D. 0,456 µC
B. 0,5 µC E. 0,556 µC
C. 0,33 µC
Jawaban: E
Jika diameter d = 10 cm è r = ½ d = ½ x 10 = 5 cm = 5 x 10-2 m, dan V = 100 kV =
100 x 103 = 105 volt, maka:
r 5 × 10 −2
C= = = 5,56 × 10 −12 F
k 9 × 109
Sedangkan: q = CV = (5,56 x 10-12)(105)= 5,56 x 10-7 = 0,556 x 10-6 = 0,556 µC

2. Susunan kapasitor
a. Susunan seri
Persamaan pada susunan seri kapasitor kapasitas pengganti susunan seri (Cs) yaitu:
1 1 1
= + + ...
CS C1 C 2

C1 C2
Ø dua kapasitor dirangkai seri: CS =
C1 + C2

C
Ø n buah kapasitor C dirangkai seri: Cs =
n
Ø Perbandingan beda potensial pada masing-masing kapasitor pada susunan seri:

1 1 1
V1 : V2 : V3 = : :
C1 C 2 C3

Contoh:
Jika kapasitor C1 = 6 µF dan C2 = 3 µF disusun seri dan ujung-ujungnya
dihubungkan ke sumber tegangan 18 V, maka muatan pada tiap-tiap kapasitor
adalah …..
A. 10 µC D. 36 µC
B. 26 µC E. 40 µC
C. 30 µC
Jawaban: D
Langkah I: V 1V 2

Kapasitas pengganti seri (Cs) diperoleh dari persamaan: C C 1 2 C S

CC
Cs = 1 2 =
(6)(3) = 18 = 2 µC
C1 + C2 6 + 3 9
V = 18 volt V = 18 volt

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Langkah II:
Muatan q diperoleh dari persamaan:
q
Cs = ⇔ q = Cs V
V
= (2 µF) (18 volt) = 36 µC

b. Susunan paralel
Pada susunan paralel kapasitor kapasitas pengganti susunan paralel (CP) akan
diperoleh melalui persamaan berikut:

CP = C1 + C2 + …

Ø n buah kapasitor C dirangkai paralel: CP = n C

Ø Perbandingan muatan pada masing-masing kapasitor paralel adalah:

q1 : q2 : q3 = C1 + C2 + C3

Contoh:
Dua kapasitas C1 = 3 µF dan C2 = 6 µF disusun paralel kemudian dihubungkan ke
sumber tegangan 18 volt. Tentukan:
a. kapasitas pengganti
b. muatan dan beda potensial tiap-tiap kapasitor
Penyelesaian:
a. kapasitas pengganti paralel (Cp) diperoleh dari: q C
2 2

Cp = C1 + C2 = 3 + 6 = 9 µF C P
q C
b. beda potensial pada tiap-tiap kapasitor: 1 1

V = V1 = V2 = 18 volt
V = 18 volt
Muatan pada masing-masing kapasitor adalah: V = 18 volt

q
C= ⇔ q = CV
V
untuk q1 = C1 V1 = (3 µF)(18 volt) = 54 µF
q2 = C2 V2 = (6 µF)(18 volt) = 108 µF

3. Energi yang tersimpan dalam kapasitor


Energi yang tersimpan dalam kapasitor dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

q2 1
W=1 = qV = 1 CV 2
2 C 2 2

Contoh:
UAN 2008
Kapasitor X, Y, dan Z dirangkai seperti pada gambar!
X = 12 F Y = 12 F Bila sakelar S ditutup selama 5 sekon, energi listrik yang tersimpan
pada kapasitor Z adalah .....
Z = 12 F
A. 144 joule D. 1.728 joule
S
B. 720 joule E. 3.456 joule
V = 24 V C. 864 joule

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Jawaban: E
Cs
X = 12 F Y = 12 F
Z
Z = 12 F

V = 24 V V = 24 V

Energi yang tersimpan dalam kapasitor Z adalah:


W = ½ C V2; dimana: VZ = VCs = V = 24 volt
= ½ (12)(24)2 = 3456 joule (tidak terdapat pada pilihan jawaban)

B LISTRIK DINAMIS
a. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar
per satuan waktu. Secara matematis kuat arus listrik yaitu:
q
I=
t
dengan:
I = kuat arus listrik (Ampere atau C/s)
q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)

b. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik


1. Hukum Ohm
Grafik di bawah, menunjukkan hubungan antara V, I dan R sebagai berikut:
V
V=IR atau R= ⇔ R = tan α V (volt)
I R
dengan:
V = tegangan (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan (ohm atau Ω) I (A)

2. Hambatan Listrik
Besar hambatan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
!
R =ρ dengan: R = hambatan (ohm)
A
ρ = hambatan jenis (ohm. m)
ℓ = panjang penghantar (m)
A= luas penampang (m2)
Hambatan yang dipengaruhi temperatur berlaku persamaan berikut:

Rt = R0 (1 + α ΔT)

dengan:
Rt = hambatan pada suhu ToC
R0 = hambatan mula-mula
α = koefisien suhu hambatan jenis (oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC)

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

c. Rangkaian Listrik Arus Searah


1. Hukum I Kirchhoff tentang Arus pada Titik Simpul
Hukum I Kirchhoff yaitu:

ΣImasuk = ΣIkeluar

2. Susunan Seri dan Paralel untuk Resisitor


a. Susunan Seri R1
a b R2 c
Pada hubungan seri seperti gambar di samping berlaku
V1 V2
persamaan berikut:
I
V
Rtotal = R1 + R2 Itotal = I1 = I2 Vtotal = V1 + V2
+ –

Ø n buah hambatan R, dirangkai seri: Rtotal = nR

Ø Perbandingan beda potensial pada masing-masing hambatan adalah:

V1 : V2 : V3 = R1 : R2 : R3

Contoh:
R1 = 6 Ω R2 = 3 Ω
Dua buah resistor masing-masing R1 = 6 Ω dan R2 = 3 Ω
disusun seri dan dihubungkan dengan baterai 12 volt.
I
tentukanlah: 12 V
a. kuat arus yang melalui setiap resistor + –
b. tegangan pada setiap resistor
Penyelesaian:
Hambatan pengganti seri (Rs)
Rs = R1 + R2 = 6 + 3 = 9 Ω
a. kuat arus (I) diperoleh dari persamaan berikut:
V 12 4
I= = = A
Rs 9 3
b. Tegangan pada masing-masing resistor
4
V1 = I R1 = × 6 = 8 volt
3
4
V2 = I R2 = × 3 = 4 volt
3

b. Susunan Paralel
R2 V
Pada hubungan paralel seperti gambar di samping berlaku
I2
persamaan berikut: V
I1 R1
I
V
1 1 1
= + Itotal = I1 + I2 Vtotal = V1 + V2 + –
R total R1 R 2

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

R1 R 2
Ø Jika dua buah hambatan, dirangkai paralel maka: R total =
R1 + R 2

R
Ø Jika n buah hambatan R, dirangkai paralel maka: R total =
n

Ø Perbandingan kuat arus pada masing-masing hambatan adalah:

1 1 1
I1 : I 2 : I3 = : :
R1 R 2 R 3

Contoh:
Jika kuat arus listrik I = 6 A, hambatan R1 = 2 Ω, R2 = 3 I1 R1 = 2 Ω

Ω, dan R3 = 5 Ω (lihat gambar). Tentukanlah kuat arus I2 R2 = 3 Ω


I1, I2, dan I3 ! I
I3 R3 = 5 Ω
Penyelesaian:
Perbandingan kuat arus pada hambatan yang disusun
paralel adalah:
1 1 1 1 1 1
I1 : I 2 : I3 =: : . Karena I1 + I2 + I3 = I, maka: + + = I.
R1 R 2 R 3 R1 R 2 R 3
1 1
R1 2
Jadi, I1 = ×I= × 6 = 2,9 A
i + 1 + 1 1+1+1
R1 R 2 R 3 2 3 5
1 1
R2 3
I2 = ×I= × 6 = 1,9 A
i + 1 + 1 1+1+1
R1 R 2 R 3 2 3 5
1 1
R3 5
I3 = ×I= × 6 = 1,2 A
i + 1 + 1 1+1+1
R1 R 2 R 3 2 3 5

3. Hukum II Kirchhoff tentang Tegangan pada Rangkaian Teertutup


Hukum II Kirchhoff berlaku:

Σ ε + Σ I.R = 0

Ø Rangkaian dengan satu loop


Pada rangkaian dengan satu loop, kuat arus yang ε2 , r2 R2
b
mengalir adalah sama yaitu I. c

Arah loop yaitu a – b – c – d – a, sehingga hukum R1 R3


II Kirchhoff berlaku:
Σε + Σ I.R = 0 a I
ε1 , r1
d

(ε2 - ε1) + I (R1 + R2 + R3) = 0

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Ø Rangkaian dengan dua loop atau lebih I ε,r e


b c 1 1

Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah: R 2


a. tentukan arah dan simbol kuat arus pada setiap R 1 2 R
1 3
simpul/percabangan I 1

b. sederhanakanlah susunan seri–paralel resistor, a I f


d
ε,r I 2
jika memungkinkan 2 2

c. tentukan arah masing-masing loop


d. tulislah persamaan setiap loop dengan menggunakan hukum II Kirchhoff
e. tulislah persamaan kuat arus untuk tiap simpul/percabangan dengan
menggunakan hukum I Kirchhoff (misal: I = I1 + I2 + …+ In).

Dari gambar di atas, diperoleh:


Kuat arus: ebaf adalah I
fe adalah I1
fdce adalah I2

Hukum I Kirchhoff : I = I1 + I2

Hukum II Kirchhoff:
Loop 1 : –ε + I r1 + I R1 + I1 R2 = 0
–ε + I (r1 + R1) + I1 R2 = 0
Loop 2 : ε + I2 r2 + I2 R3 – I1 R2 = 0
ε + I2 (r2 + R3) – I1 R2 = 0

Contoh:
UAN 2009
Pada rangkaian listrik sederhana seperti pada gambar:
F 2Ω E 1Ω D
I1
+ 2Ω +
– 6V 8V

A B C
Besar kuat I1 adalah ........
A. 0,25 A D. 0,45 A
B. 0,30 A E. 0,50 A
C. 0,36 A
Jawaban: A
Perhatikan gambar!
F 2Ω E 1Ω D
I2
I1
+ I 2Ω II +
6V – 8V
I3 –

A B C
- Dari hukum Kirchhoff I
I1 + I2 = I3 è I2 = I3 – I1 ....... (1)

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

- Dari hukum Kirchhoff II


Loop I:
- ε + I1.2 + I3.2 = 0
- 6 + 2I1 + 2I3 = 0
2I1 + 2I3 = 6 ........................... (2)
Loop II
- ε + I2.1 + I3.2 = 0
- 8 + I2 + 2I3 = 0
I2 + 2I3 = 8 ................................ (3)

Subsitusikan persamaan (1) ke persamaan (3)


(I3 – I1) + 2I3 = 8
– I1 + 3I3 = 8 .......................... (4)

Eliminasikan persamaan (2) dan (4)


2I1 + 2I3 = 6 x 3 è 6I1 + 6I3 = 18
–I1 + 3I3 = 8 x 2 è –2I1 + 6I3 = 16 _
8I1 = 2
2
I1 = = 0,25 A
8

4. Gaya Gerak Listrik dan Tegangan Jepit


R
Jika saklar S terbuka, I = 0, berlaku: VAB = ε

Jika saklar S tertutup, I ≠ 0, berlaku: ε


S

ε r
Vjepit = ε - I r = I R atau I= A B
R+r
dengan:
ε = sumber tegangan atau gaya gerak listrik (volt)
Vjepit = tegangan jepit (volt)
r = hambatan dalam sumber (ohm)
R = hambatan luar (ohm)
I = kuat arus (A)

v Susunan seri sumber tegangan

εs nε
I= dan I=
R + rs R +nr

v Susunan paralel sumber tegangan


ε ε
I= dan I=
R + rP r
R+
n

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

Contoh:
UAN 2009
Perhatikan rangkaian listrik seperti pada gambar! R = 1,4Ω
Kuat arus terukur amperemeter adalah ........... Am
A. 0,1 A D. 1,5 A
B. 0,5 A E. 3,0 A + –
C. 1,0 A
Jawaban: C rd = 0,1Ω
V 1,5 1,5 1,5 V
I terukur = = = = 1,0 A
R + r 1,4 + 0,1 1,5

e. Energi dan Daya Listrik


1. Energi Listrik
Energi listrik (W) berlaku persamaan berikut:
V2
W = qV W=VIt W = I2 R t W= t
R

dengan:
W = energi listrik (joule)
q = muatan listrik (coulomb)
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
R = hambatan (ohm)
t = waktu (sekon)

Contoh:
Elemen pemanas sebuah kompor listrik 110 V mempunyai hambatan 20 ohm. Jika
kompor ini digunakan untuk memanaskan 1 kg air bersuhu 10oC selama 10 menit dan
dipasang pada tegangan 110 V, maka suhu akhir air (kalor jenis air 4200 J/kgoC) adalah
…..(dalam oC).
A. 45,3 D. 96,4
B. 62,5 E. 98,2
C. 70,5
Jawaban: D
Hukum kekekalan energi
energi listrik (W) = energi kalor (Q)
V2
t = m ⋅ c ⋅ ΔT
R
(110 )2 × 600 = (1)(4200 )(T − T )
2 1
20
363000 = 4200 (T2 - 10)
363000
T2 − 10 = = 86,4
4200
T2 = 86,4 + 10 = 96,4oC

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

2. Daya Listrik
Daya didefinisikan sebagai energi per satuan waktu.
W V2
P= atau P = V I = I 2R =
t R

Daya yang diserap peralatan listrik P2 ditentukan oleh persamaan berikut:

V22
P2 V2 ⎛V ⎞
2
= R2 = 2 atau P2 = ⎜⎜ 2 ⎟⎟ × P1
P1 V1 V12 V ⎝ 1⎠
R

dengan:
P1 = daya yang tercantum pada peralatan listrik
P2 = daya yang sesungguhnya diserap oleh peralatan listrik
V1 = tegangan yang tercantum pada peralatan listrik
V2 = tegangan yang sesungguhnya diberikan pada peralatan listrik

Contoh:
UAN 2008
Rangkaian seperti gambar di bawah ini!

E1 = 12 V 2Ω E2 = 6 V
S r2 = 0 Ω
r1 = 0 Ω

Bila sakelar S ditutup, maka daya pada R = 4 Ω adalah .......
A. 6 W D. 20 W
B. 9 W E. 36 W
C. 18 W
Jawaban: B I I2
Hukum II Kirchhoff yaitu: Σε + Σ I.R = 0 R1
E2 = 6 V
1
Dari gambar di samping: E = 12 V
1
I1
2
r2 = 0 Ω
r =0Ω
Loop 1: 1
R2 I
– E1 + I1.R1 + I.R2 = 0
– 12 + I1.(2) + I.(4) = 0 è 2I1 + 4I = 12
Loop 2:
E2 – I1.R1 = 0
6 – I1 (2) = 0 è 2I1 = 6
Subsitusikan 2I1 = 6 ke persamaan 2I1 + 4I = 12:
ð 6 + 4I = 12
ð 4I = 12 – 6 = 6
ð I= 6 = 3A
4 2
Daya pada R = 4 Ω adalah:
2
⎛3⎞ 9
P = I2 ⋅ R = ⎜ ⎟ × 4 = × 4 = 9 W
⎝2⎠ 4

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

C. SOAL DAN PEMBAHASAN


1. Muatan listrik +q1 = 10 µC; +q2 = 20 µC dan q3 terpisah seperti gambar di udara:
+q1 a +q2 +q3
0,5 a

Agar gaya Coulomb yang bekerja di muatan q2 = 0, maka muatan q3 adalah ......
A. +2,5 µC D. –25 µC
B. –2,5 µC E. +4 µC
C. +25 µC
Jawaban: A
+q1 F23 +q2 F21 +q3

agar F2 = 0, maka:
F21 = F23
q q q q q q
k 2 1 =k 2 3 ⇒ 1 = 3
a 2 2 a 2 1 a2
⎛⎜ 1 a ⎞⎟
⎝2 ⎠ 4

Sehingga: q1 = 4 q3 è q3 = 1 × q1 = 1 x10 = 2,5 µC


4 4

2. Konduktor dua keping sejajar yang dimuati oleh baterai 240 V seperti
4 cm
yang ditunjukkan gambar di samping. Kuat medan listrik di antara
kedua keping yang berada dalam vakum adalah …….(dalam volt)
A. 3000 D. 300 A B

B. 6000 E. 5000
C. 600 + -
Jawaban: B 240 V
Jika d = 4 cm = 4 x 10-2 m, maka:
V 240
V = E d atau E = = = 6000 V/m
d 4 × 10 −2

3. Dua buah kapasitor identik yang mula-mula belum bermuatan akan dihubungkan dengan
baterai 10 V. Bila hanya salah satunya saja yang dihubungkan dengan baterai 10 V
tersebut, maka energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah E. Energi yang akan
tersimpan bila kedua kapasitor tadi dihubungkan seri dengan baterai adalah ………
A. ¼ E D. 2E
B. ½ E E. 4E
C. E
Jawaban: B C C C
Untuk 2 buah kapasitor yang kapasitasnya sama yaitu C
dan disusun seri (lihat gambar b), energi yang tersimpan
adalah: V = 10 volt V = 10 volt
2
W = ½ Cs V
Cs =
C1C 2
=
(C)(C) = C 2 = 1 C Gb.a Gb.b

C1 + C 2 C + C 2C 2
W = ½ (½C) V2
W=½E

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

4. Untuk mengetahui hambatan pengganti rangkaian ini, jolok ohmmeter dihubungkan ke


ujung rangkaian A dan B. Hambatan pengganti rangkaian ini adalah …..
A. 10 ohm D. 20 ohm
B. 12 ohm E. 40 ohm
C. 15 ohm
Jawaban: A
Pada rangkaian arus searah (DC), arus listrik tidak dapat
20 ohm
mengalir melalui kapasitor C = 5 µF, sehingga rangkaian A
dengan susunan campuran seri dan paralel tersebut menjadi 10 ohm 10 ohm B
seperti gambar di samping.
Untuk menentukan hambatan pengganti AB dapat ditentukan melalui dua tahap yaitu:
Langkah I:
Menentukan hambatan pengganti seri
R3 = 20 ohm R3 = 20 ohm
A A
R1 = 10 ohm R2 = 10 ohm B Rs B

Hambatan pengganti seri (Rs) diperoleh dengan persamaan berikut:


Rs = R1 + R2 = 10 + 10 = 20 ohm

Langkah II
Menentukan hambatan pengganti paralel
R3 = 20 ohm
A
A
RP B
Rs B

Hambatan pengganti paralel (Rp) diperoleh dengan persamaan berikut:


Rp =
Rs R3
=
(20)(20) = 10 ohm
R s + R 3 20 + 20
Jadi, hambatan pengganti rangkaian adalah 10 ohm

5. E1 = 6 volt, E2 = 9 volt, R1 = 4 ohm, R2 = 8 ohm, R3 = 6 ohm. A


Besar dan arah kuat arus melalui R2 adalah ……. E1 R1
A. 1,5 A dari A ke B D. 0,25 A dari A ke B R2
R3
E2
B. 1,25 A dari A ke B E. 0,25 A dari B ke A
B
C. 1,25 A dari B ke A
Jawaban: D R1
I1 I3
Hukum II Kirchhoff yaitu: Σε + Σ I.R = 0 A
I2
E1
Dari gambar di samping: 2
R3
Loop 1: R2 1
E2
– E + I1 R1 + I2 R3 + I1 R2 = 0 B
I1
– E + I1 (R1 + R2) + I2 R3 = 0
– 6 + I1 (4 + 8) + I2 6 = 0 è 12 I1 + 6 I2 = 6
Loop 2:
E2 – I2 R3 = 0
9 – I2 6 = 0 è 6 I2 = 9 atau I2 = 9 = 3 = 1,5 A
6 2
Subsitusikan I2 ke persamaan 12I1 + 6I2 = 6, maka:

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

==> 12I1 + 6⎛⎜ ⎞⎟ = 6


3
⎝2⎠
==> 12I1 + 9 = 6
==> 12 I1 = – 3 atau I1 = − 3 = − 1 = – 0,25 A
12 4
tanda (–) menunjukkan bahwa arus I1 berlawanan arah dengan pemisalan loop. Jadi, arah
kuat arus yaitu dari A ke B.

6. Untuk mengetahui nilai hambatan (RAB) kawat AB, 2 3


1 4
digunakan rangkaian dengan penunjukkan voltmeter V 0 5

dan ampermeter seperti pada gambar. A B


A 0V 10 V

Nilai hambatan kawat (RAB) adalah ......


10 V
A. 10,0 Ω D. 4,0 Ω
2 3
1 4
r = 0,5 Ω
d 0 5
B. 8,0 Ω E. 2,0 Ω 0A 10 A

C. 6,0 Ω
Jawaban: E
Pada voltmeter terbaca: VAB = 4 × 10 = 8 volt, sedangkan pada amperemeter terbaca arus:
5
2
I AB = I = × 10 = 4 A (susunan seri).
5
Untuk menentukan hambatan RAB, dapat digunakan persamaan berikut:
ε − (I ⋅ rd ) 10 − (4 × 0,5) 10 − 2 8
ε - I.r = I.R è ε - I.rd = I.RAB atau R AB = = = = = 2Ω
I 4 4 4
Cara singkat
Hasil penunjukkan voltmeter dan amperemeter, diterapkan pada hukum ohm yaitu:
VAB 8
R AB = = = 2Ω
I 4

7. Empat buah baterai disusun seri kemudian dihubungkan dengan lampu sebuah lampu pijar
yang hambatannya 2 Ω. Jika tiap baterai mempunyai ggl 1,5 volt dan hambatan dalam 1 Ω,
maka kuata arus yang megalir melalui lampu adalah….
A. 1 A D. 2 A
B. 1,5 A E. 3 A
C. 1,8 A
Jawaban: A
Karena besar ggl sama, maka kuat arus (I) yang melalui lampu dapat diperoleh dari
persamaan:
I=

=
(4)(1,5) = 6 = 1A
R + n r 2 + (4 )(1) 6

8. Jika n buah baterai dengan ggl masing-masing adalah 1,5 V dan hambatan dalam 0,2 Ω
disusun paralel kemudaian dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyai hambatan
1,2 Ω, maka banyaknya baterai yang tersusun jika kuat arus yang mengalir melalui lampu
sebesar 1,2 A adalah …
A. 2 D. 5
B. 3 E. 6
C. 4
Jawaban: C

Bimbel Mafia Airlangga


http://masnanang.net

ε
Pada rangkaian paralel berlaku: I = atau ε = I ⋅ R + I ⋅ rp
R + rp
ε −I⋅R r
rp = ; dimana: rp =
I n
r ε −I⋅R I⋅r
= ⇔n=
n I ε −I⋅R
=
(1,2)(0,2) = 0,24 = 0,24 = 4 buah
(1,5) − (1,2 × 1,2) 1,5 − 1,44 0,06

9. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk
penerangan keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V, maka jumlah lampu
maksimum yang dapat dipasang adalah …..
A. 5 buah D. 20 buah
B. 10 buah E. 25 buah
C. 15 buah
Jawaban: D
Daya yang sesungguhnya diserap oleh tiap-tiap lampu adalah:
2 2 2
⎛V ⎞ ⎛ 110 ⎞ ⎛ 1⎞
P2 = ⎜⎜ 2 ⎟⎟ × P1 = ⎜ ⎟ × 100 = ⎜ ⎟ × 100 = 25 W
⎝ V1 ⎠ ⎝ 220 ⎠ ⎝2⎠
Jumlah lampu maksimum yang dapat dipasang adalah:
Ptotal 500
n= = = 20 buah
Pma sin g−ma sin g 25

10. Dua buah bola lampu masing-masing tertulis 60 W, 120 V dan 40 W, 120 V. Jika kedua
lampu tersebut dihubungkan seri dan dihubungkan paralel pada tegangan 120 V, maka
jumlah daya lampu berturut-turut adalah ....
A. 25 W dan 50 W D. 30 W dan 120 W
B. 24 W dan 100 W E. 34 dan 150 W
C. 20 W dan 60 W
Jawaban: B
V 2 (120)2 V 2 (120)2
R1 = = = 240 Ω dan R 2 = = = 360 Ω
P1 60 P2 40
Untuk susunan seri:
Pseri =
V2
=
(V )2 = (120)2 = (120)2 = 24 W
R s R1 + R 2 240 + 360 600
Untuk susunan paralel:
R1 × R 2 (240)(360)
RP = = = 144 Ω
R1 + R 2 600
V 2 (120 )2
Pparalel = = = 100 W
Rp 144

Cara singkat:
Ø Untuk rangkaian seri:
2+3
Ø 1 = 1+ 1 =
1
+
1
= =
5
. 1 1 1
Pseri P1 P2 60 40 120 120 = + + ...
Pseri P1 P2
120
Pseri = = 24 W Ø Untuk rangkain paralel:
5 Pparalel = P1 + P2 + ....
Ø Pparalel = P1 + P2 = 60 + 40 = 100 W

Bimbel Mafia Airlangga

Вам также может понравиться