Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH :
Makalah IUFD-DIC | i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Ca Servik & Ca Endometrium dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan dapat
mengetahui tentang Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Ca
Servik & Ca Endometrium. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami
mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
I. CA ENDOMETRIUM................................................................................3
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................10
III. KANKER SERVIKS...............................................................................20
IV. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.....................................41
BAB III PENUTUP............................................................................................51
A. Simpulan...................................................................................................51
B. Saran.........................................................................................................51
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit ca endometrium?
2. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit ca endometrium?
3. Bagaimana konsep penyakit ca servik?
4. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit ca servik?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui konsep penyakit ca endometrium
2. Mahasiswa mengetahui keperawatan penyakit ca endometrium
3. Mahasiswa mengetahui konsep penyakit ca servik
4. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan penyakit ca servik
I. CA ENDOMETRIUM
A. Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim
yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan
berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker
rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti
otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap
awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode
menstruasi atau setelah menopause. (Whoellan 2009).
B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker
endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan
munculnya kanker endometrium :
1. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan
sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada
kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat
badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat
dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan
lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali
lipat.
2. Haid pertama (menarche).
C. Epidemiologi
Kanker rahim (uterus) merupakan salah satu jenis kanker yang
menakutkan bagi seorang perempuan. Kanker ini dianggap menjadi
penyebab kematian terbesar wanita di dunia. Ada beberapa penyebab kanker
ini, antara lain, hubungan intim di bawah usia 17 tahun.
Kanker rahim merupakan tumor ganas pada endometrium (lapisan
rahim). Kanker ini sering menyerang wanita di atas usia 50 tahun, tetapi
dalam perkembangannya saat ini sudah sering menyerang wanita di
bawahnya akibat gaya hidup tidak sehat. Kanker ini bisa menyebar
(metastase) secara cepat dan pasti. Menyebarnya sel kanker ini bisa secara
local (daerah rahim saja) maupun menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti
kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah sekitar rahim, system getah
bening atau bagian tubuh lain melalui pembuluh darah.
D. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
1. Rasa sakit pada saat menstruasi.
E. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam
endometrium yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim
terletak di daerah panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah
pir. 90% dari semua kanker rahim yang terbentuk di
endometrium. Profesional medis tidak tahu persis apa yang menyebabkan
kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan estrogen terlalu banyak,
yang merupakan hormon wanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi
estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut
progesteron yang membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua
hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi
akan menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko
kanker endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen
dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga
memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi lemak
hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan
olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini
harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko
adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita
diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan
dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak.
Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide
yang baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail
F. Klasifikasi Stadium
Saat ini, stadium kanker endometrium ditetapkan berdasarkan surgical
staging, menurut The International Federation of Gynecology and
Obstetrics(FIGO) 1988 :
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ, lesiparaneoplastik seperti hyperplasia
adenomatosa endometrium atau hyperplasia endometrium atipik
I Proses masih terbatas pada korpus uteri
IA Tumor terbatas pada endometrium (miometrium intak)
IB Invasi miometrium minimal, kurang dari separuh miometrium
IC Invasi miometrium lebih dari separuh tebal miometrium
II Proses sudah meluas ke servik, tapi tidak meluas ke atas uterus
IIA Keterlibatan kelenjar endoserviks
IIB Sudah melibatkan stroma serviks
III Proses sudah keluar uterus,tapi masih berada dalam panggul kecil
IIIA Invasi cairan serosa uterus, adneksa, atau hasil positif pada sitologi
cairan peritoneum
IIIB Invasi ke vagina
IIIC Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau paraaorta
IV Proses sudah keluar dari panggul kecil
IVA Invasi ke kandung kemih dan/atau rectum
IVB Metastasis jauh, termasuk ke organ visera atau KGB inguinal
G. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
H. Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch
syndrome tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama
dengan hysteroscopy dan biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan
test non invasif awal yang efektif dengan negative predictive value yang
tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada
banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu
dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-
ooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi
paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum, biopsi omenteum
(omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi.
Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah
bermetastasis ke abdomen.
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan
mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat
lain.
Kemoterapi bertujuan untuk :
1. Membunuh sel-sel kanker.
2. Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
3. Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
Jenis kemoterapi:
Gemcitabine 300mg/m2
Secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih beresiko jika dibandingkan
sebelum usia 49 tahun.
Suku /bangsa :
Agama :
Pendidikan : Pendidikan dan status social ekonomi diatas rata-rata
meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium
akibat konsumsi terapi pengganti estrogen dan
rendahnya paritas.
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No Telp : No Telp :
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah
perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan
perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan
keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan
utama.
c. Status Kesehatan
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan dengan
meningkatnya risiko kanker endometrium walaupun tidak selalu
konsisten.
b. Siklus dapat mengalami perdarahan diluar siklus haid dan lebih
panjang (banyak atau bercak)
c. Jumlah lebih banyak
dengan penyakitnya.
b. Tradisi : Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat kanker
endometrium.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat kemoterapi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
sekunder akibat kemoterapi
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri kronis Setelah diberikan NIC Label >> Pain
berhubungan dengan asuhan keperawatan management
nekrosis jaringan akibat selama … x 24 jam a. Lakukan pengkajian yang
D. KLASIFIKASI
Berdasarkan stadium (menurut FIGO 1978)
STADIUM KRITERIA
0 Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel
I Proses terbatas pada serviks dan uterus
Ia Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis
secara mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm, atau
secara mikroskopik kedalamannya > 3 – 5 mm dari epitel
basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm.
Ib Lesi invasif > 5 mm, dibagi atas lesi ≤ 4 cm dan > 4 cm.
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar
ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium, tetapi
E. Patofisiologi
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga
menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang
mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila
selkarsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul
masalahkeperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat
mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau
hidronefrosis yang menimbulkan masalah keperawatan resiko
penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk
biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien
dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala
F. Manifestasi Klinik
Pada fase prakanker (tahap displasia), sering tidak ada gejala atau
tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala
sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari
vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang kemudian
berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
G. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk
b. Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar
c. Urine bercampur darah (hematuria)
d. Ekspresi wajah ibu menahan nyeri (meringis)
e. Raut wajah pucat
f. Kelemahan pada pasien
g. Keringat dingin
h. Posisi tubuh menahan rasa nyeri di daerah abdomen
2. Palpasi
a. Pembengkakan di daerah uterus yang abnormal
b. Tinggi fundus uteri
c. Keaktifan gerakan janin
d. Kelainan letak / posisi janin
e. Nyeri tekan abdominal
f. Perubahan denyut nadi
g. Perubahan tekanan darah
h. Peningkatan suhu tubuh
3. Auskultasi
a. Pengukuran DJJ
I. Kriteria Diagnosis
Interpretasi sitologi yang dapat menunjang diagnosis kanker serviks :
1. Hasil pemeriksaan negatif
Tidak ditemukan sel ganas. Ulangi pemeriksaan sitologi dalam 1 tahun
J. Penatalaksanaan Medis
Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosis telah
dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang
matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan
lanjutan (tim kanker / tim onkologi) (Wiknjosastro, 1997).
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kanker serviks, tergantung
pada stadiumnya. penatalaksanaan medis terbagi menjadi tiga cara yaitu:
histerektomi, radiasi dan kemoterapi. Di bawah ini adalah klasifikasi
penatalaksanaan medis secara umum berdasarkan stadium kanker serviks
:
STADIUM PENATALAKSANAAN
K. Komplikasi
1. Pendarahan
2. Kematian janin
3. Infertil
4. Obstruksi ureter
5. Hidronefrosis
B. Analisa Data
D. Rencana Tindakan
Dx 1: Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh
secara aktif akibat pendarahan
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam,
diharapkan keseimbangan volume cairan adekuat
Kriteria Hasil:
1. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :
a. Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)
b. Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)
c. Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
d. Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Awasi tanda vital, kaji pengisianIdentifikasi ketidakadekuatan derajat
kapiler dan warna dasar kuku perfusi jaringan dan membantu dalam
menentukan intervensi
2 Perhatikan status fisiologis ibu, statusPada ibu hamil yang menderita kanker
sirkulasi, dan volume darah serviks rentan mengalami perdarahan yang
potensial merusak hasil kehamilan, dan
kemungkinan menyebabkan hipovolemia
hingga hipoksia pada uteroplasenta
3 Auskultasi dan laporkan DJJ, catatIdentifikasi berlanjutnya hipoksia janin.
bradikardi atau takikardi. CatatPada awalnya janin berespon terhadap
perubahan pada aktivitas janinpenurunan kadar oksigen dengan
(hipoaktif atau hiperaktif). takikardia dan peningkatan gerakan. Bila
tetap defisit, bradikardia dan penurunan
aktivitas terjadi.
4 Anjurkan tirah baring pada posisiMenurunkan tekanan vena cava
miring kiri inferior dan superior sertameningkatkan
sirkulasi plasenta(janin) dan pertukaran
oksigen.
5 Kolaborasi : Reduksi pada kadar Hb, Hct atau volume
Awasi pemeriksaan laboratorium (Hct,sirkulasi darah mengurangi persediaan
Hb, SDM) oksigen untuk jaringan ibu yang akan
berdampak pada janin yang dikandungnya
6 Kolaborasi : Meningkatkan jumlah mediator transport
Berikan transfusi sel darah merahoksigen ke sel-sel tubuh
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Pantau derajat dan pola perubahan suhuPeningkatan suhu hingga 38,9oC-
pasien 41,1 oC menunjukkan adanya
proses penyakit infeksius. Pola
peningkatan suhu dapat
membantu dalam identifikasi
diagnosis dini
2 Pantau suhu lingkungan, atur jumlah linenSuhu ruangan dan jumlah selimut
tempat tidur sesuai indikasi harus diatur untuk
mempertahankan suhu tubuh
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA