Вы находитесь на странице: 1из 25

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASAMAN

2.1 Geografis, Topografis, dan Geohidrologis


Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota yang ada
di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas wilayah 3.947,63,08 Km² yang terdiri dari
12 kecamatan dan 32 Nagari. Secara geografis dilintasi khatulistiwa dan berada pada
0055' Lintang Utara sampai dengan 0006' Lintang Selatan dan 99045' Bujur Timur
sampai dengan 100021' Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan
2.240 meter di atas permukaan laut. Pada beberapa kecamatan terdapat beberapa
gunung, seperti Gunung Ambun di Bonjol, Gunung Sigapuak dan Kalabu di Dua Koto,
Malenggang di Rao, dan Gunung Tambin yang merupakan gunung tertinggi di
wilayah ini terletak di Kecamatan Lubuk Sikaping.

2.1.1 Kemiringan
Di Kabupaten Pasaman, bentuk bentang alamnya cukup beragam. Jenis
kemiringan yang paling dominan membentuk bentang alam ialah kemiringan lebih
dari 40%, yaitu terbentang seluas 267.650,85 Ha atau mencapai 67,80% dari luas
kabupaten. Lereng sangat terjal tersebut berada di Kecamatan Rao Utara, Rao, Rao
Selatan, Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan. Selanjutnya Lereng Datar (0-
8%) seluas 61.105 Ha atau 15,48% berada di Kecamatan Tigo Nagari, Bonjol, Lubuk
Sikaping, Panti, Padang Gelugur, sebagian kecil Rao Selatan dan Kecamatan Dua
Koto. Adapun tingkat kelerengan lainnya yang juga masih dapat diperkenankan
untuk kegiatan budidaya adalah; 8–15% dan 15–25% relatif tidak terlalu luas, yaitu
masing-masing 3,03% dan 4,88% dari luas wilayah.

Tabel II.2.1
Luas Wilayah Kabupaten Pasaman
Menurut Kelerengan Berdasarkan Data
No Kemiringan Lahan Luas
(Ha) (%)
1 Datar (0-8 %) 61.105,43 15,48
2 Bergelombang (8-15 %) 11.972,42 3,03
3 Terjal (15 – 25% 19.273,28 4,88
4 Curam (25-40 %) 34.761,02 8,81
5 Sangat Curam (lebih dari 40 %) 267.650,85 67,80
Jumlah 394.763,00 100,00

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 1


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

2.1.2 Ketinggian
Kabupaten Pasaman berada pada ketinggian 50 – 2.912 m dari permukaan
laut. Dalam penetapan regionalisasi ketinggian digunakan klasifikasi menurut
Wilayah Tanah Usaha sebagai berikut :

Tabel II.2.2
Ketinggian Masing-Masing Kecamatan
di Kabupaten Pasaman
No Kecamatan Ketinggian (Dpl)
1 Bonjol 100 – 1.160
2 Lubuk Sikaping 235 - 2.340
3 Tigo Nagari 50 - 2.912
4 Panti 221 - 1.521
5 Dua Koto 300 - 2.172
6 Rao 250 - 1.220
7 Mapat Tunggul 150 - 2.281
8 Mapat Tunggul Selatan 150 - 2.281
9 Rao Utara 360 - 1.886
10 Rao Selatan 252 - 1.100
11 Padang Gelugur 250 - 1.220
12 Simpang Alahan Mati 100 - 890
JUMLAH 50 – 2.912
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

2.1.3 Jenis Tanah


Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Pasaman adalah jenis
Litosol dari bahan Alluvial batuan beku pegunungan Vulkanik, Podsolik Merah
Kuning, Latosol dan Litosol dari batuan beku endapan metamorf pada pegunungan
patahan rendah, dan Podzolik Coklat dari bahan Alluvial pada pegunungan patahan
yang tinggi. Jenis tanah yang relatif luas di Kabupaten Pasaman adalah jenis Litosol
dan Jenis Podzolik Merah Kuning, yaitu masing-masing 106.619 Ha atau 27,01% dan
103.988 atau 26,34% dari luas wilayah.

2.1.4 Kedalaman Efektif


Kedalaman efektif tanah yang lebih dari 90 cm tersebut terdapat di seluruh
Kecamatan, sedangkan kedalaman efektif 60 – 90 cm seluas 33.750 Ha atau 8,41%
dan 30 – 60 cm seluas 22.500 Ha atau seluas 5,61% terdapat di Kecamatan Rao
Utara, sebagian kecil terdapat di Kecamatan Rao dan Mapat Tunggul. Sementara
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 2
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

kedalaman efektif kurang dari 30 cm seluas 184 Ha atau 0,05% terdapat di


Kecamatan Mapat Tunggul Selatan.

2.1.5 Tekstur Tanah

Tekstur tanah yang terdapat di Kabupaten Pasaman pada umumnya


didominasi oleh tekstur halus, yang tersebar di setiap kecamatan. Sedangkan
klasifikasi tekstur lainnya hanya sebagian kecil, umumnya terdapat di Kecamatan
Rao, Mapat Tunggul dan Kecamatan Panti.

2.1.6 Curah Hujan

2.1.7 Klimatologi
Kabupaten Pasaman secara umum mempunyai suhu rata-rata 20oC - 26oC.
Keadaan curah hujan rata-rata bulanan daerah ini berkisar 132 – 400 mm dan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 3
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

keadaan rata-rata hari hujan berkisar 4 – 20 hari dan rata-rata curah hujan dalam
setahun 300 mm. Jumlah bulan basah 28 sedangkan bulan kering 1 dan bulan
lembab 2.

2.1.8 Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Pasaman banyaknya terdapat sungai, baik sungai besar
maupun sungai kecil, yang tersebar di setiap kecamatan. Beberapa sungai besar
yang penting adalah Batang Sumpur, Batang Masang, Batang Pasaman, Batang
Sontang, Batang Asik, Batang Bindalik, Batang Alahan Panjang, Batang Tibawan, dan
Batang Kampar. Kecamatan Tigo Nagari merupakan kecamatan yang paling banyak
sungainya (51 sungai) dan diikuti oleh Kecamatan Bonjol (29 sungai). Sungai-sungai
yang terdapat di Kecamatan Mapat Tunggul merupakan daerah hulu sungai-sungai
besar yang mengalir ke wilayah Provinsi Riau dan Kabupaten 50 Kota.

2.1.9 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan menurut jenis penggunaannya di Kabupaten Pasaman
didominasi oleh hutan dengan luas wilayah 190,433,00 ha atau 48,24 % dari jumlah
luas kawasan di Kabupaten Pasaman. Sedangkan penggunaan lahan terkecil
menurut jenis penggunaannya berada pada kawasan industri yakni 30,70 ha atau
0,01 % dari luas lahan keseluruhan.

Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan menurut jenis penggunaannya di


Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.2.3
Persentase Luas Lahan Menurut Penggunaannya
Luas
No Kemiringan Lahan
(Ha) (%)
1 Perkampungan / Villages 7 206,73 1,83

2 Kawasan Industri / Industries Area 30,70 0,01

3 Sawah / Wet Land 26 532,38 6,72

a. Irigasi / Irrigation 16 472,00 4,17

b. Tadah Hujan / Wet rain 10 060,38 2,55

4 Tegalan/Ladang / Dry Field/Shifting 8 211,00 2,08

5 Kebun Campuran / Mix garden 6 911,79 1,75

6 Perkebunan Rakyat / Smallholder 26 102,00 6,61


Estate
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 4
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Luas
No Kemiringan Lahan
(Ha) (%)
7 Perkebunan Besar / Estate 212,00 0,05

8 Hutan / Jungle 190 433,00 48,24

9 Tanah Belukar / Bushes Forest 37 315,00 9,45

10 Tanah Rusak / Damage land 7 992,00 2,02

11 Perairan / waters 5 893,00 1,49

12 Padang Rumput / Weeds field 75 277,00 19,07

13 Hutan Sejenis / Filed Meadous 894,40 0,23

14 Lain-lain / Others 1 752,00 0,44

Jumlah 394 763,00 100,00

Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2010

2.2 Administratif
Secara administrasi, Kabupaten Pasaman terbagi dalam 12 kecamatan, 32
Nagari dan 209 Jorong. Dalam hal luas wilayah, kecamatan yang paling luas
wilayahnya adalah Kecamatan Mapat Tunggul dengan luas 605,29 Km² atau sebesar
15,33% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman, dengan 2 Nagari dan 11 Jorong.
Sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Simpang Alahan Mati dengan luas
69,56 Km² atau 1,76% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman yang terdiri dari 2
Nagari dan 8 Jorong. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Pasaman
adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal dan


Kabupaten Padang Lawas (Provinsi Sumatera Utara).
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Agam
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota
(Provinsi Sumatera Barat) dan Kabupatan Rokan Hulu
(Provinsi Riau).
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Pasaman Barat
dan Kabupaten Mandailing Natal (Provinsi Sumatera
Utara).

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 5


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.2.4.

Tabel II.2.4
Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong
di Kabupaten Pasaman Tahun 2010
Ibukota Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan
Kecamatan (Km²) (%) Nagari Jorong

1 Bonjol Bonjol 194,32 4,92 4 30


2 Tigo Nagari Ladang Panjang 352,92 8,94 3 13
3 Simpang Alahan Mati Simpang 69,56 1,76 2 9
4 Lubuk Sikaping Lubuk Sikaping 346,50 8,78 6 32
5 Dua Koto Simpang Tigo Andilan 360,63 9,14 2 21
6 Panti Panti 212,95 5,39 1 9
7 Padang Gelugur Tapus 159,95 4,05 1 4

8 Rao Rao 236,18 5,98 2 18


9 Mapat Tunggul Guo 605,29 15,33 3 15

10 Mapat Tunggul Selatan Silayang 471,72 11,95 2 11


11 Rao Selatan Lansad Kadap 338,98 8,59 3 23
12 Rao Utara Koto Rajo 598,63 15,16 3 24

Jumlah 3.947,63 100,00 32 209


Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2010

Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis dan orientasi Wilayah Kabupaten Pasaman
dapat dilihat pada Gambar II.2.1 Peta Orientasi Kabupaten Pasaman dan Gambar II.2.2.
Peta Administrasi Kabupaten Pasaman sebagai berikut :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 6


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

PETA ORIENTASI KABUPATEN PASAMAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 7


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN PASAMAN

2.3 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun 2009 sebesar 263.780 jiwa,
terdiri dari 130.730 jiwa laki-laki dan 133.050 jiwa penduduk perempuan yang
tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pasaman. Jumlah penduduk terbesar berada
pada Kecamatan Lubuk Sikaping dengan jumlah 45.726 jiwa, sedangkan sebaran
jumlah penduduk paling kecil berada pada Kecamatan Mapat Tunggul Selatan
dengan jumlah 7.203 jiwa.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 8


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Untuk mengetahui lebih jelas jumlah penduduk di Kabupaten Pasaman dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel II.2.5
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pasaman Tahun 2009

Kepadatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Per Km2
Penduduk
1 Bonjol 25 532 6 383 131
2 Tigo Nagari 23 386 7 795 66
3 Simpang Alahan Mati 9 866 4 933 142
4 Lubuk Sikaping 45 726 7 621 132
5 Dua Koto 28 583 14 292 79
6 Panti 34 014 34 014 160
7 Padang Gelugur 21 961 21 961 137
8 Rao 23 458 11 729 99
9 Mapat Tunggul 8 579 2 860 14
10 Mapat Tunggul Selatan 7 203 3 602 15
11 Rao Selatan 24 056 8 019 71
12 Rao Utara 10 312 3 437 17
Jumlah 263.780 8.243 67
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2010

Tabel II 2.6
Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2004-2009
No Jumlah Penduduk
Kecamatan
2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Bonjol 24.107 24.685 25.277 25.532 25.776 23.891
2 Tigo Nagari 21.622 22.355 23.113 23.386 23.617 25.991
3 Simpang Alahan Mati 9.786 9.808 9.830 9.866 9.906 10.006
4 Lubuk Sikaping 40.419 42.103 43.858 44.521 45.179 45.726
5 Dua Koto 26.082 26.892 27.727 28.005 28.278 28.583
6 Panti 26.040 26.191 33.175 33.410 33.649 34.014
7 Padang Gelugur 31.197 27.868 21.524 21.637 21.717 21.961
8 Rao 21.399 22.082 22.792 23.013 23.225 23.458
9 Rao Utara 9.903 9.961 10.020 10.089 10.192 10.312
10 Rao Selatan 17.847 22.493 23.362 23.662 23.823 24.056
11 Mapat Tunggul 8.057 8.196 8.336 8.423 8.495 8.579
12 Mapat Tunggul Selatan 6.992 7.018 7.046 7.087 7.130 7.203
Jumlah 243.451 249.652 256.060 258.631 260.987 263.780
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2005 - 2010

Tabel II 2.8
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 9


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (%)


2003 238.275 2,12
2004 243.451 2,2
2005 249.652 2,5
2006 256.060 2,6
2007 258.631 1,0
2008 260.987 1,95
2009 263.780 1,85
Rata-rata laju Pertumbuhan 2,03
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2003 - 2010

2.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Pasaman masih rendah.
Tingkat kualitas sumber daya manusia di Kabupaten pasaman dari tahun ke tahun
memperlihatkan perkembangan yang sangat menggembirakan, ini terlihat dari
persentase angka melek huruf yang sudah mencapai angka 97,50%, walaupun
masih kurang dari target pencapaian RPJMD Kabupaten Pasaman Tahun 2006 –
2010 tapi ini sudah menandakan bahwa masyarakat di Kabupaten Pasaman
terbebas dari buta huruf.
Taraf pendidikan penduduk di Kabupaten Pasaman telah mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2006 jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
melek huruf mencapai 200.688 orang (96,88%) meningkat dibanding tahun
sebelumnya yang berjumlah 149.546 orang (95,8%). Namun hal ini menunjukkan
bahwa masih ada penduduk yang buta huruf sekitar 6.458 orang (3,12%).
Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun untuk usia 7 – 12 tahun sudah
mencapai 99,44%. Namun jika dilihat pada usia pendidikan yang lebih tinggi masih
perlu dilakukan peningkatan kinerja layanan pendidikan. APS untuk usia 13 – 15
tahun hanya sebesar 78,59% dan usia 16 – 18 tahun hanya 45,01%. Dapat
disimpulkan bahwa lebih dari separuh penduduk usia 16 – 18 tahun di Kabupaten
Pasaman tidak lagi melanjutkan pendidikan formal.
Beberapa keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari
Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK),
Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan. AMH
adalah persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 10
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

AMH tahun 2006 sebesar 96,88 %, tahun 2007 sebesar 97,00 %, tahun 2008
sebesar 96,78 %, tahun 2009 sebesar 96,88 %. Angka rata-rata lama sekolah hanya
7,5 tahun
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya,
yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Pada tahun
2009 APK SD/MI mencapai 110,20%, SMP/MTs 83,03%, sedangkan SMA/SMA/MA
mencapai 50,99%.

Tabel II 2.9
Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Indikator Pendidikan
Capaian Kinerja
No. Indikator Kinerja Satuan
2006 2007 2008 2009
1. Tingkat Partisipasi Sekolah
1. Angka Partisipasi Kasar (APK)
- SD/MI % 99,40 100,00 109,95 110,20
- SMP/MTS % 78,59 80,00 78,00 83,03
- SMA/SMK/MA % 45,01 50,00 40,60 50,99
2. Angka Partisipasi Murni (APM)
- SD/MI % 86,79 87,00 95,29 95,22
- SMP/MTS % 60,90 65,00 76,86 60,42
- SMA/SMK/MA % 35,45 40,00 31,80 37,25
3. Angka Melek Huruf % 96,88 97,00 96,78 96,88
4. Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,00 7,50 7,50 7,50
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman, 2010

2.5 Kesehatan
Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan. Umur Harapan Hidup ( UHH ) Kabupaten Pasaman berdasarkan
angka estimasi BPS tahun 2008 yaitu 66,8 tahun, angka ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan UHH Propinsi Sumatera Barat pada tahun yang sama, yaitu
68,9 tahun.

Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan,


karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya
kesakitan. Untuk Kabupaten Pasaman tahun 2009 angka kematian bayi usia 0-28
hari sebanyak 11,8/1000 kelahiran, dan ini telah menunjukkan angka penurunan
dibandingkan pada tahun 2008 yakni sebesar 24/1000 kelahiran. Angka kematian
Ibu melahirkan pada tahun 2009 rata-rata sebanyak 164/100.000 orang.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 11


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Tabel II 2.10
Indikator Kesehatan Masyarakat
2009 2010
No. Indikator
Target Nasional Capaian Target Nasional Capaian
1 Angka Kematian Ibu 150/100.000 KH 198/100.000 KH 150/100.000 KH 4 Kasus
(AKI)
2 Angka Kematian Bayi 40/1000 KH 11,4/1000 KH 40/1000 KH 28 Kasus
(AKB)
3 Angka Kematian 58/1000 KH 0,7/1000 KH 58/1000 KH 6 Kasus
Balita (AKABA)
4 Balita Gizi Kurang
5 Balita Gizi Buruk < 5% 3,3% < 5% 2,4%
ditangani
6 Balita Gizi Baik 80% 80% 80% 83,4%
7 Balita Gizi Lebih
8 Prevalensi BBLR 100 100 100 100
ditangani
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, 2010

2.6 Sosial Masyarakat


Kemiskinan
Selama kurun waktu 5 tahun (2005-2009) jumlah penduduk miskin
mengalami kondisi yang fluktuatif, berdasarkan pendataan BPS
Kabupaten Pasaman Tahun 2008, jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Pasaman tercatat mencapai 21.800 KK (34,62%). Hal ini merupakan
catatan khusus bagi Pemerintah Kabupaten Pasaman untuk dapat
mengentaskan kemiskinan melalui program penanggulangan kemiskinan
yang ada di Kabupaten Pasaman untuk dapat semakin menyentuh
masyarakat miskin. Ketepatan tersebut didukung oleh adanya
identifikasi dan verifikasi berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan
yang disusun sesuai dengan kondisi lokalitas daerah yang semakin
mendekati kenyataan. Kedepan diperlukan upaya untuk melakukan
unifikasi data kemiskinan agar proses percepatan penanggulangan
kemiskinan dapat dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran
masyarakat untuk turut serta dalam menyalurkan program Corporate
Social Responsibility (CSR) perlu didorong terus menerus.

Kepemilikan tanah
Berdasarkan sumber dari Badan Pertanahan Kabupaten Pasaman tahun
2010, persentase luas lahan bersertifikat yang tercatat di Kabupaten
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 12
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Pasaman mencapai angka rasio 72,8 %, sedangkan untuk rasio


kepemilikan tanah mencapai 40,30. Dilihat dari jumlah kepemilikan
tanah yang mempunyai sertifikat, menggambarkan bahwa kesadaran
masyarakat akan pentingnya tertib administrasi pertanahan yang berarti
kepemilikan sertifikat tanah sebagai legalitas atas tanah yang dimiliki
semakin menjadi penting.
Kesempatan kerja
Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang
bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Rasio
penduduk yang bekerja tidak mengalami penurunan yang berarti, tahun
2006 sebesar 104,65 %, tahun 2007 sebesar 104,64%, tahun 2008
sebesar 104,72%, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan
sebesar 9,31% menjadi 95,41%. Penurunan ratio penduduk yang bekerja
lebih diakibatkan karena meningkatnya angkatan kerja yang tidak
seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja. Oleh karena itu
diperlukan upaya perluasan lapangan kerja sebagai upaya mengatasi
pengangguran. Berikut gambaran perkembangan ratio penduduk yang
bekerja selama 4 tahun (2006-2009) seperti tercantum dalam tabel
dibawah ini :
Tabel II 2.11
Rasio Penduduk Bekerja
Tahun
Uraian
2006 2007 2008 2009
Penduduk yang bekerja 117.677 118.843 119.474 115.482
Angkatan Kerja 112.450 113.578 114.090 121.043
Rasio 104,65 104,64 104,72 95,41
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2006 - 2010&hasil olahan

Angka krimininalitas
Ratio tindak kriminal selama lima (5) tahun terakhir menunjukkan
penurunan, tahun 2005 sebesar 0,14 %, tahun 2006 sebesar 0,10 %,
tahun 2007 sebesar 0,08 % dan tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar 0,07
%. Penurunan angka rasio kriminal tersebut menunjukkan makin
tingginya rasa aman masyarakat. Kondisi rasa aman di kalangan
masyarakat tersebut harus tetap di pertahankan selama 5 tahun ke
depan melalui upaya-upaya preventif dan tetap memberikan kepastian
hukum kepada masyarakat Berikut gambaran perkembangan ratio
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 13
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

kriminal selama 5 tahun (2005-2009) seperti tercantum dalam tabel


dibawah ini :
Tabel II 2.12
Rasio Tindak Kriminal
Tahun
Uraian
2006 2007 2008 2009
Jumlah Tindak Kriminal 383 153 127 104
Jumlah Penduduk 256.060 258.631 260.987 263.780
Rasio 0.15 0.06 0.05 0.04
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2006 - 2010&hasil olahan

2.7 Perekonomian
Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Pasaman selama
periode tahun 2005-2010 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju
inflasi, PDRB per kapita, dan angka kriminalitas yang tertangani. Perkembangan
kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah sebagai
berikut :
a. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasaman selama suatu periode
tertentu tidak dapat terlepas dari perkembangan masing-masing sektor
atau sub sektor yang ikut membentuk nilai tambah perekonomian suatu
wilayah secara keseluruhan.
Secara keseluruhan pada tahun 2009, semua sektor mengalami
pertumbuhan positif walaupun beberapa sektor berada dibawah nilai rata-
rata pertumbuhan Kabupaten Pasaman sebesar 6,12%. Laju pertumbuhan
beberapa sektor yang berada dibawah nilai pertumbuhan kabupaten,
kecuali sektor Pertanian (6,28%), sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (6,84%),
Sektor Bangunan/Konstruksi (6,64%), Sektor Perdagangan (7,11%), Sektor
Angkutan dan Komunikasi (7,29%).
Rata-rata pertumbuhan selama periode tahun 2005 – 2009 dapat dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut :

Tabel II 2.13
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Pasaman Tahun 2005 - 2009
No. Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 6,02 5,99 6,26 5,86 6,28
2 Pertambangan dan Penggalian 4,01 4,25 3,95 3,69 3,91

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 14


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

3 Industri Pengolahan 5,06 5,61 5,06 5,53 5,97


4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,42 6,26 6,31 5,93 6,84
5 Bangunan/Konstruksi 5,45 5,14 4,90 6,83 6,64
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,71 6,83 6,95 6,99 7,11
7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,30 6,92 6,76 6,08 7,29
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 4,22 4,38 4,33 4,73 4,52
Perusahaan
9 Jasa-jasa 4,25 4,77 4,97 6,56 5,21
PDRB 5,61 5,77 5,92 6,08 6,12
Sumber : PDRB Kabupaten PasamanTahun 2005 - 2010

Struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman sesuai dengan kondisi


secara sektoral dipengaruhi 9 sektor utama dan masing-masing sektor
mempunyai ruang dan proporsi yang berbeda-beda, dimana sasaran akhir
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan, kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan yang
lebih baik, dan pembangunan kemasyarakatan, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terbukti dengan
pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan
ekonomi didorong dengan meningkatkan investasi dan pengeluaran
Pemerintah serta mendorong industri pengolahan dan menggerakkan usaha
kecil menengah termasuk industri rumah tangga. Peningkatan investasi
didorong dengan meningkatkan daya tarik investasi dan mengurangi
hambatan prosedur perijinan dan meningkatkan kepastian hukum.
Kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi
kemiskinan terus didorong. Upaya untuk menurunkan jumlah penduduk
miskin juga akan didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi yang pro-rakyat miskin, memperluas
cakupan program pembangunan yang berbasis masyarakat serta
meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.

b. Laju inflasi
Sumber keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman tahun 2010
pada prinsipnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya, walaupun setiap
tahunnya selalu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 15


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

pendapatan yang masih memungkinkan ditingkatkan atau mencari sumber-


sumber pendapatan baru guna memenuhi kebutuhan dana yang setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan sesuai kebutuhan pembangunan
dan perkembangan dinamika masyarakat. Kegiatan pencatatan harga pada
kurun waktu tertentu merupakan aktivitas yang sangat penting dalam
memantau kegiatan perekonomian, karena harga merupakan salah satu
indikator makro ekonomi untuk mengukur tingkat stabilitas ekonomi atau
keseimbangan antara penawaran dan permintaan akan barang dan jasa.
Laju inflasi selama tahun 2008 tercatat sebesar 12,68% dan ini merupakan
laju inflasi terbesar selama 5 (lima) tahun terakhir yang tercatat hanya
berada pada kisaran 7% ke bawah.
Sementara itu, teknologi produksi juga sedikit mengalami perubahan kearah
yang lebih padat modal. Keadaan ini terutama disebabkan oleh
perkembangan sektor industri, perdagangan, angkutan dan jasa yang
biasanya menggunakan lebih banyak modal dibandingkan dengan sektor
pertanian.
Dalam kondisi demikian ICOR diperkirakan akan sedikit meningkat menjadi
4,30. Bila diasumsikan bahwa tingkat inflasi untuk tahun 2010 masih tetap
sama dengan tahun 2007 yaitu sekitar 7 % persen dan proyeksi laju
pertumbuhan penduduk untuk tahun 2009 masih tetap tinggi yaitu 1,83 %,
maka diperkirakan pendapatan regional perkapita Kabupaten Pasaman atas
dasar harga berlaku akan meningkat menjadi 11,82% dari tahun
sebelumnya dan diperkirakan Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun
2010 memiliki angka indeks sekitar 0,5 – 0,75.

c. PDRB Perkapita
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah
dapat dilihat dari besarnya PDRB perkapita, oleh karena itu berdasarkan
harga berlaku PDRB perkapita penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun
2004 sebesar Rp. 5.430.860,06, pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp
6.507.460,71 atau meningkat 16,54 % di banding tahun 2004, meningkat
lagi tahun tahun 2006 menjadi Rp. 7.670.510,08 atau naik 15,16 % di
banding tahun 2005, pada tahun 2007 naik menjadi Rp. 8.825.563,66 atau

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 16


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

naik 13,08 % di banding tahun 2006, selanjutnya tahun 2008 naik menjadi
Rp. 10.016.337,90 atau naik 11,89 %, ditahun 2009 meningkat lagi menjadi
Rp. 11.044.933,97 atau mengalami kenaikan sebesar 9,31 % dibanding
tahun 2008.

Tabel II 2.14
PDRB Per Kapita Kabupaten Pasaman Tahun 2004 – 2009 (Rp.)
Tahun PDRB Per Kapita
2004 5.430.860,06
2005 6.507.460,71
2006 7.670.510,08
2007 8.825.563,66
2008 10.016.337,90
2009 11.044.933,97
Sumber : PDRB Kabupaten PasamanTahun 2004 - 2009

2.8 Visi dan Misi Kabupaten Pasaman


A. Visi
Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Pasaman Tahun 2011- 2015 yang
hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Pasaman adalah :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANG MAJU DAN


BERKEADILAN”

B. Misi
Misi 1 : Meningkatkan kualitas kehidupan beragama masyarakat
Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Misi 3 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good
governance and clean government), menegakkan supermasi hukum dan
meningkatkan pelayanan public serta bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi
dan
Nepotisme)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 17


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Misi 4 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi


kerakyatan
Misi 5 : Mengelola sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan
Misi 6 : Meningkatkan keharmonisan dan kerjasama dalam tata kehidupan
sosial
budaya masyarakat dengan prinsip keadilan dan kebersamaan
Misi 7 : Meningkatkan Infrastruktur dan Fasilitas Umum

2.9 Institusi dan Organisasi Pemerintah Daerah


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 bahwa urusan pemerintahan daerah
terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan, Urusan wajib pemerintahan adalah
urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah berkaitan
dengan pelayanan dasar, sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan. Untuk penyelenggaraan pemerintahan urusan wajib dan urusan
pilihan telah dibagi kewenangan kedalam satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
lingkup Pemerintah Kabupaten Pasaman. Adapun jumlah SKPD yang ada terdiri dari
1 sekretariat daerah, 1 sekretariat DPRD, 11 lembaga teknis daerah dan 15 daerah,
12 Kecamatan, sebagaimana nama-nama SKPD tersebut dibawah ini:

A. Sekretariat Daerah
1. Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman (Es. II/a)
2. Asisten
a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Es.II/b)
(i) Bagian Adm. Pemerintahan Umum (Es. III/a)
(ii) Bagian Adm. Kesejahteraan Rakyat (Es. III/a)
(iii) Bagian Adm. Kemasyarakatan (Es. III/a)
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Es. II/b)
(i) Bagian Adm. Pembangunan (Es. III/a)
(ii) Bagian Adm. Sumber Daya Alam (Es. III/a)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 18


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

(iii) Bagian Adm. Perekonomian (Es.III/a)


c. Asisten Administrasi Umum (Es. II/b)
(i) Bagian Hukum dan Perundang-undangan (Es.III/a)
(ii) Bagian Organisasi dan Tata Laksana (Es. III/a)
(iii) Bagian Umum dan Perlengkapan (Es. III/a)
B. Sekretariat DPRD
Sekretaris DPRD Kabupaten Pasaman (Es. II/b)

(i) Bagian Umum (Es. III/a)


(ii) Bagian Persidangan (Es. III/a)
(iii) Bagian Keuangan (Es. III/a)
(iv) Bagian Hukum (Es. III/a)

C. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari:


1. Inspektorat Daerah (Es. II/b)
2. Bappeda (Es. II/b)
3. Badan Kepegawaian dan Diklat (Es. II/b)
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Nagari (Es.II/b)
5. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (Es.II/b)
6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB (Es.II/b)
7. Kantor Lingkungan Hidup (Es.III/a)
8. Kantor Kesbangpol (Es.III/a)
9. Kantor Perpustakaan dan Arsip (Es.III/a)
10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Pol.PP) (Es. III/a)
11. Rumah Sakit Umum Daerah (Es. III/a)
12. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (Es. III/a)
13. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Es. II/b)

D. Dinas Daerah terdiri dari:


1. Dinas Pendidikan (Es. II/b)
2. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Es. II/b)
3. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Es.II/b)
4. Dinas Pekerjaan Umum (Es. II/b)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 19


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

5. Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Es. II/b)


6. Dinas Kesehatan (Es. II/b)
7. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (Es. II/b)
8. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Es. II/b)
9. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Es. II/b)
10. Dinas Perikanan dan Peternakan (Es. II/b)
11. Dinas Perkebunan (Es. II/b)
12. Dinas Kehutanan dan (Es. II/b)
13. Dinas Perindagkop dan UKM (Es. II/b)
14. Dinas Komunikasi dan Informatika (Es. II/b)
15. Dinas Pemuda Olah Raga dan Kebudayaan (Es. II/b)

E. Pemerintahan Kecamatan
Camat Eselon III/a terdiri atas 12 Kecamatan yang membawahi 32 Nagari dan
209 Jorong.

2.10 Tata Ruang Wilayah


Rencana struktur ruang wilayah merupakan rencana pengaturan pusat-pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana untuk mendukung
perkembang kegiatan sosial ekonomi. Pusat-pusat permukiman tersebut
membentuk hirarki secara fungsional saling berhubungan satu sama lain.
Pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Pasaman pada dasarnya
diarahkan untuk meningkatkan perkembangan seluruh bagian wilayah sesuai
dengan fungsi dan peranan masing-masing bagian wilayah.
Konsep struktur ruang yang sesuai dikembangkan di Kabupaten Pasaman
adalah konsep sentralisasi dan desentralisasi. Konsep sentralisasi mempunyai arti
bahwa pusat utama pengembangannya diarahkan untuk pelayanan pemerintahan,
sedang pusat-pusat lain (sub pusat) dapat secara bebas berinteraksi dengan wilayah
lain baik secara inter maupun intra wilayah sepanjang hal tersebut didukung oleh
prasarana dan sarana wilayah yang memadai. Namun demikian prasarana dan
sarana wilayah tersebut dapat disediakan dan ditingkatkan untuk menunjang
pengembangan sub pusat utama, tentunya tetap dibawah koordinasi pusat utama.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 20


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Sedangkan konsep desentralisasi berarti bahwa setiap wilayah kecamatan


dapat melakukan interaksi langsung dengan wilayah kecamatan lain baik inter
maupun intra wilayah, dengan tetap memperhatikan kelengkapan prasarana dan
sarana wilayah dalam menunjang unreaksi tersebut. Konsep ini lebih memberikan
kebebasan kepada setiap wilayah kecamatan sebagai pusat pertumbuhan untuk
berinteraksi dengan wilayah lain.
Dengan memperhatikan kondisi wilayah Kabupaten Pasaman saat ini dan
kecenderungannya, maka penerapan kedua konsep tersebut lebih sesuai untuk
memberikan kesempatan berkembangnya seluruh bagian wilayah Kabupaten
Pasaman.
Berdasarkan konsep tersebut maka rencana pengembangan struktur ruang
wilayah Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut:

2.10.1 Struktur Ruang/Hirarki I


Kota di Kabupaten Pasaman yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan Hirarki I
adalah Kota Lubuk Sikaping. Terkait dengan sistem kota secara makro, Kota
Lubuk Sikaping ini ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Dalam
eksistensinya sebagai PKL, Kota Lubuk Sikaping ini berperan sebagai pusat
wilayah (Regional Center) di Wilayah Kabupaten Pasaman, terutama dalam
proses transformasi dan pengembangan ekonomi wilayah serta struktur ruang.
Selain sebagai PKL, Kota Lubuk Sikaping ini juga ditetapkan sebagai pusat
pengembangan WP Lubuk Sikaping.

Pusat pengembangan wilayah yaitu Kota Lubuk Sikaping (Kecamatan Lubuk


Sikaping), berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat
permukiman perkotaan, pusat pelayanan jasa dan berperan sebagai barometer
perkembangan seluruh wilayah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten
Pasaman, selanjutnya Kecamatan Lubuk Sikaping juga merupakan salah satu
faktor pembentuk sistem perkotaan, sistem permukiman perkotaan dan sistem
pusat pelayanan, maka dari itu wilayah kecamatan ini beserta segala macam
kepentingan dan kegiatannya termasuk ke dalam Hirarki I, hal ini berdasarkan
pada pertimbangan Kecamatan Lubuk Sikaping sebagai Ibukota Kabupaten
Pasaman.

2.10.2 Struktur Ruang/Hirarki II


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 21
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Sub pusat pengembangan wilayah yaitu Kecamatan Panti, Rao dan Kecamatan
Bonjol yang termasuk ke dalam sistem perkotaan Kabupaten Pasaman. Ketiga
wilayah kecamatan tersebut direncanakan sebagai pembentuk struktur ruang
yang termasuk kedalam Hirarki II dikarenakan mempunyai fungsi sebagai
kegiatan pemasaran bagi daerah perdesaan, terutama bagi daerah belakang
(hinterland) yang menjadi daerah pelayanannya. Kecamatan-kecamatan pada
Hirarki II ini secara keruangan/spasial dapat memungkinkan memberikan
pengaruh lebih luas dari wilayah kecamatannya sendiri. Terkait dengan
penetapan kecamatan-kecamatan tersebut sebagai hirarki II, keberadaannya
dalam sistem pengembangan adalah:

1) Kecamatan Rao, juga telah efektif memberikan pelayan yang jangkauannya


melebihi wilayah administrasi. Kota Rao ini juga menjadi strategis karena
didukung pula oleh Jalan Kolektor Primer yang merupakan lanjutan dari jalan
lintas yang menghubungkan Bukittinggi – Kabupaten Pasaman – Kabupaten
Pasaman Barat – Kabupaten Mandailing Natal. Kota Rao ini dimasa datang
akan strategis karena didukung rencana pengembangan jaringan jalan
menuju Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
Dengan fungsi dan peranan yang demikian besar serta prospek
pengembangan kegiatan ekonomi di kawasan ini, maka sudah selayaknya
Kota Rao dipromosikan sebagai PKL baru di Kabupaten Pasaman (PKL
Promosi = PKLp) dimana fungsi utamanya adalah untuk pelayanan kegiatan
ekonomi.

2) Kecamatan Panti, telah efektif memberikan pelayan yang jangkauannya


melebihi wilayah administrasi. Kota Panti ini menjadi strategis di Wilayah
Kabupaten Pasaman, karena didukung pula oleh Jalan Arteri Primer, yaitu :
Jalan Lintas yang menghubungkan Bukittinggi – Kabupaten Pasaman –
Kabupaten Pasaman Barat – Kabupaten Mandailing Natal. Selain dari itu, Kota
Panti ini juga didukung oleh adanya persimpangan jalan menuju Kota Talu
Kabupaten Pasaman Barat.
3) Kecamatan Bonjol, ditetapkan sebagai pusat pelayanan karena mempunyai
aksesibilitas yang relatif lebih baik bila dibandingkan dengan pusat-pusat
permukiman lainnya yang ada di dalam kawasan WP A2. Penetapan Bonjol-

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 22


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Kumpulan ini dimasudkan agar orientasi pelayanan yang selama ini


cenderung keluar wilayah (Bukittinggi) dapat dikurangi, selain itu
peningkatan kawasan sebagai pusat kegiatan pariwisata Kabupaten
Pasamanakan memberikan peran fungsional yang lebih besar. Karena
keberadaannya saat ini belum memberikan pelayanan secara efektif,
kawasan ini akan dikembangkan secara signifikan agar efektif sebagai Pusat
WP A2. Karena itu diperlukan kebijakan khusus agar dapat berfungsi sebagai
pusat SWP. Kebijakan khusus yang terkait dengan penetapannya sebagai
pusat pengembangan SWP adalah yang berkenaan dengan investasi publik
(Social Overhead Capital/SOC), yang memungkinkan berkembangnya
kegiatan investasi yang bersifat produktif (Directly Productive
Activities/DPA).
2.10.3 Struktur Ruang/Hirarki III
Sub-sub pusat pengembangan wilayah yaitu Kecamatan Padang Gelugur,
Simpang Alahan Mati, III Nagari, II Koto, Mapat Tunggul Selatan, Rao Selatan dan
Kecamatan Rao Utara, keseluruhan wilayah kecamatan yang termasuk dalam
Hirarki III ini hampir memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pusat
permukiman perdesaan dan sebagai pembentuk wilayah kabupaten dari lingkup
terkecil.

2.10.4 Struktur Ruang/Hirarki IV


Dilihat dari prasarana dan sarana yang dimiliki maka sub pusat pengembangan
wilayah yang termasuk Hirarki IV yaitu Kecamatan Mapat Tunggul, dengan
tingkat hirarki yang sangat rendah tersebut kota ini merupakan wilayah yang
pembangunannya terbelakang dan pada hakikatnya tidak mampu untuk
melayani wilayah yang lebih luas.
Rencana struktur ruang ini juga meliputi sistem-sistem perwilayahan
Kabupaten Pasaman sebagai faktor pembentuk struktur ruang wilayah Kabupaten
Pasaman, yaitu : Sistem perkotaan dan perdesaan; Sistem pusat permukiman; Sisten
pusat-pusat pelayanan dan Sistem prasarana wilayah
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan struktur ruang di
wilayah Kabupaten Pasaman ini disajikan pada Tabel II 2.15 dan Tabel II 2.16
dibawah ini menunjukan fungsi dan fasilitas pendukung masing-masing pusat
pelayanan di Wilayah Kabupaten Pasaman.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 23
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

Tabel II 2.15
Rencana Pusat Kegiatan dan Pelayanan di Kabupaten Pasaman
Fungsi yang diemban
Hirarki
No. oleh Pusat Kecamatan
Kecamatan Pelayanan
A B C D E F G H

1. Lubuk Sikaping Hirarki I X X X X X X X X

2. Bonjol Hirarki II X X X X X X X

3. Panti Hirarki II X X X X X X

4. Rao Hirarki II X X X X X X X

5. Dua Koto Hirarki III X X X X X X

6. Tigo Nagari Hirarki III X X X X X X

7. Padang Gelugur Hirarki III X X X X X X X

8. Simpang Alahan Mati Hirarki III X X X

9. Mapat Tunggul Selatan Hirarki III X X X

10. Rao Selatan Hirarki III X X X

11. Rao Utara Hirarki III X X X

12. Mapat Tunggul Hirarki IV X X X

Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman 2010 - 2030.

Keterangan :

A. Permukiman Tabel II 2.16


Rencan Pembagian Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman
B. Pendidikan
C. Perdagangan
Satuan Wilayah dan Jasa
D. Koleksi dan Distribusi Kecamatan
Pembangunan
Peran Kawasan
E. Kesehatan
F. Industri
Pusat Kegiatan Lokal Lubuk Sikaping ◙ Pusat Pemerintahan.
G. Pariwisata
( PKL )
H. Pemerintahan
◙ Pengembangan perumahan kepadatan
sedang.
◙ Pengembangan pendidikan terpadu.
◙ Perdagangan dan jasa skala sub
regional
◙ Kesehatan
◙ Perhubungan
◙ Pertanian
◙ Perikanan darat

◙ Perdagangan dan jasa skala sub


regional
Pusat Kegiatan Lokal ◙ Pusat pelayanan sosial
dipromosikan - Rao ◙ Pusat pelayanan tersier jasa
( PKLp ) pemerintahan
◙ Pertanian
◙ Peternakan
◙ Permukiman

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 24


PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN

◙ Perkebunan
◙ Permukiman skala sedang dan besar
dengan kepadatan sedang.
◙ Pertambangan
◙ Pariwisata

Pusat Pelayanan - Panti ◙ Perdagangan dan jasa skala sub


Kawasan - Bonjol regional
( PPK ) ◙ Pusat pelayanan sosial
◙ Pusat pelayanan tersier jasa
pemerintahan
◙ Pengembangan industri skala regional
◙ Pertanian
◙ Peternakan
◙ Permukiman
◙ Perkebunan
◙ Permukiman skala sedang dan besar
dengan kepadatan sedang.
◙ Pertambangan
◙ Pariwisata

- II Koto ◙ Permukiman kepadatan rendah


Pusat Pelayanan
- III Nagari ◙ Pariwisata
Lingkungan
- Padang Gelugur ◙ Pertanian
( PLL)
- Simpang Alahan Mati ◙ Peternakan
- Mapat Tunggul Selatan ◙ Perikanan
- Rao Selatan
- Rao Utara
- Mapat Tunggul
Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman 2010 - 2030.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 25

Вам также может понравиться