Вы находитесь на странице: 1из 7

Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis

Sri Hartini
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
Jl. Airlangga 4−6, Surabaya 60286
Email: hartini_unair@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak inovasi terhadap kualitas produk dan kinerja
bisnis dari usaha kecil dan menengah di Jawa Timur. Dengan menggunakan proportional area random
sampling dan path analysis, dilakukan uji terhadap lima hipotesis, dua diantaranya ditolak. Hasil-hasil
penelitian menunjukkan adanya peran inovasi terhadap kualitas produk serta peran kualitas produk
terhadap kinerja bisnis. Hal ini menunjukkan pentingmya usaha kecil dan menengah untuk inovatif dan
menghasilkan produk dengan kualitas tinggi untuk berhasil dalam kompetisi global.

Kata Kunci: Inovasi, Kualitas Produk, Kinerja Bisnis, Usaha Kecil dan Menengah

Abstract

The objective of this paper is to study and explain the effect of innovation on product quality and
business performance of small and medium enterprises in East Java. Using a proportional area random
sampling and path analysis, five hypotheses were tested, in which two of the hypotheses were rejected.
The study shows the impact of innovation on product quality and the impact of product quality on
business performance. This shows the need of small and medium enterprises to be innovative and have a
high quality of product to succeed in the global competition.

Keywords: Innovation, Product Quality, Business Performance, Small and Medium Enterprises

PENDAHULUAN vasi terus menerus, yang pada akhirnya akan mening-


katkan kinerja bisnis organisasi.
Perkembangan lingkungan bisnis terjadi secara Inovasi produk merupakan salah satu dampak
dinamis mempengaruhi setiap perusahaan. Perubahan dari perubahan teknologi yang cepat dan variasi pro-
teknologi dan variasi produk yang cepat mempenga- duk yang tinggi akan menentukan kinerja organisasi
ruhi perkembangan semua industri. Era perdagangan (Hurley & Hult, 1998). Inovasi adalah memulai atau
bebas dunia akan mereduksi bea masuk antar negara. memperkenalkan sesuatu yang baru. Kebanyakan pe-
Tantangan yang akan dihadapi adalah terbukanya ba- neliti sepakat atas definisi inovasi yang mencakup ha-
tas wilayah dan batas persaingan, sehingga kegiatan sil produk dan proses baru.
ekonomi bergantung pada persaingan global yang be- Inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses mau-
bas terbuka, hanya pelaku bisnis yang kuat yang akan pun inovasi produk akan meningkatkan kemampuan
menang dan tetap bertahan. Kemajuan teknologi yang perusahaan menciptakan produk yang berkualitas.
cepat dan tingginya tingkat persaingan menuntut per- Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan ke-
usahaan untuk terus menerus melakukan inovasi pro- unggulan bersaing perusahaan yang pada akhirnya
duk yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja berdampak pada kinerja perusahaan.
bisnis organisasi. Inovasi merupakan proses teknologis, manajerial
Kinerja bisnis menjadi kunci pokok untuk tetap dan sosial, yang mana gagasan atau konsep baru
bertahan dalam era global. Banyak faktor yang me- pertama kali diperkenalkan untuk dipraktekkan dalam
nentukan kinerja bisnis suatu organisasi, salah satu di suatu kultur (Quinn et al., 1996). Inovasi merupakan
antaranya adalah inovasi. Kemajuan teknologi yang faktor penentu dalam persaingan industri dan meru-
cepat dan tingginya tingkat persaingan menuntut ino- pakan senjata yang tangguh menghadapi persaingan.

82
Hartini: Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis 83

Inovasi organisasi dapat diinterprestasikan secara namun tidak baru bagi perusahaan. Mee to product
luas dan bervariasi dengan berbagai cara. Inovasi me- adalah produk yang relatif baru bagi perusahaan na-
rupakan pemberian solusi baru yang dapat membe- mun relatif sudah dikenal di pasar. New to the world
rikan nilai pada pelanggan. Inovasi sebagai fenomena product adalah produk baru baik bagi perusahaan
psikologi dan sosial budaya, kedua aspek tersebut da- maupun bagi pasar.
pat merupakan kunci keberhasilan atau kegagalan su- Inovasi proses menggambarkan perubahan da-
atu organisasi (Daghfous et al., 1999). lam cara organisasi memproduksi produk dan jasa
Fokus utama inovasi adalah penciptaan gagasan akhir dari suatu perusahaan (Cooper, 1998). Inovasi
baru, yang ada gilirannya akan diimplementasikan ke proses merupakan saran untuk meningkatkan kualitas
dalam produk baru, proses baru. Adapun tujuan uta- dan juga penghematan biaya. Hal ini mencerminkan
ma proses inovasi adalah memberikan dan menya- bahwa adopsi proses inovasi diakui dapat meningkat-
lurkan nilai pelanggan yang lebih baik. Inovasi dapat kan efisiensi produksi dan kualitas produk yang di-
dipandang dengan pendekatan strukturalis dan pen- hasilkan.
dekatan proses. Pendekatan strukturalis memandang Penilaian konsumen akan kualitas bersifat sub-
inovasi sebagai suatu unit dengan parameter yang yektif. Kualitas penting bagi perusahaan. Kualitas
tetap seperti teknologi dan praktek manajemen, ada- produk akan memberikan kontribusi besar terhadap
pun pendekatan proses memandang inovasi sebagai kepuasan pelanggan. Konsep kualitas itu sendiri se-
suatu proses yang kompleks, yang sering melibatkan ring dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu
berbagai kelompok sosial dalam organisasi (Swan et produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan
al., 1999). Inovasi lebih merupakan aspek budaya or- kualitas kesesuaian. Dalam perspektif TQM, kualitas
ganisasi yang mencerminkan tingkat keterbukaan ter- dipandang secara luas, yang mana tidak hanya aspek
hadap gagasan baru. Di lain pihak kemampuan ino- hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi
vasi merupakan kemampuan organisasi untuk meng- proses, lingkungan dan manusia. Kualitas adalah ke-
adopsi atau mengimplementasikan gagasan baru, pro- sesuaian antara produk (barang maupun jasa) dengan
ses dan produk baru (Hurley & Hult, 1998) spesifikasi kebutuhan pelanggan. Jika perusahaan me-
Tingkat inovasi diukur dengan pengukuran garis lakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan
kontinum, yang mana tingkat inovasi rendah meng- pelanggan berarti perusahaan tersebut tidak membe-
gambarkan individu atau unit dalam organisasi lemah rikan kualitas yang baik. Perbaikan dan pengukuran
dalam mengadopsi inovasi, dilain pihak tingkat ino- kualitas secara terus-menerus, karyawan diberdaya-
vasi yang tinggi menggambarkan posisi adopsi yang kan untuk memecahkan masalah (dengan catatan ma-
kuat dari individu atau unit dalam organisasi (Dagh- najemen menyediakan alat-alat yang cocok), maka
fous et al., 1999). Kecenderungan organisasi untuk kualitas dapat disempurnakan.
mengadopsi inovasi bersifat tidak konstan untuk se- Setiap organisasi mendefinisikan kualitas berda-
tiap jenis inovasi. Dalam hal ini berbagai karakteristik sarkan tujuan, harapan, budaya, dan pelanggannya
organisasi berinteraksi bersama dengan berbagai di- masing-masing. Dalam mendefinisikan produk yang
mensi organisasi untuk menentukan kemungkinan berkualitas, terdapat beberapa karateristik yang harus
adopsi inovasi dalam organisasi (Cooper, 1998). Ada- diperhitungkan. Berdasarkan Zhang (2000) terdapat
pun jenis inovasi yang banyak digunakan peneliti ada- dua variasi pendekatan terhadap konsep kualitas, yaitu
lah inovasi produk dan inovasi proses. pendekatan kualitas yang obyektif dan pendekatan
Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini kualitas yang subyektif. Pendekatan obyektif mene-
bertujuan untuk mengidentifikasi dampak inovasi ter- kankan pada pandangan terhadap kualitas secara in-
hadap kualitas produk dan kinerja bisnis dari usaha ternal, melalui pendekatan produksi dan penawaran.
kecil dan menengah di Jawa Timur. Adapun pendekatan subyektif menekankan pada pan-
dangan terhadap kualitas secara eksternal yaitu kese-
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS suaian produk atau jasa yang dihasilkan dengan stan-
dar eksternal yaitu keinginan atau harapan pelanggan.
Inovasi produk didefinisikan sebagai produk Kualitas dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu pers-
atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk me- pektif produsen dan perspekti konsumen (Russel &
menuhi kebutuhan pasar (Damanpour, 1991). Lukas Taylor, 1996). Dalam perspektif produsen, kualitas
& Farel (2000) membedakan inovasi produk atas tiga produk dikaitkan dengan standard produksi dan biaya,
kategori dasar, yaitu “product line extensions, mee to artinya produk dinilai berkualitas jika memiliki kese-
products dan new to the world product. Product line suaian terhadap spesifikasi dan memenuhi persyara-
extensions adalah produk yang relatif baru di pasar tan biaya. Adapun dalam perspektif konsumen, kua-
84 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.14, NO. 1, MARET 2012: 82−88

litas produk dapat tercipta jika terjadi kesesuaian an- spesifikasi yang ditetapkan pelanggan. Jadi, penelitian
tara perspektif produsen dan perspektif konsumen ini, merumuskan hipotesis sebagai berikut:
yang disebut kesesuaian untuk digunakan konsumen
(Fitness for Consumer Use). Payne (2000) meman- H1: Inovasi produk akan meningkatkan kualitas pro-
dang kualitas dari dua perspektif, yaitu internal dan duk.
eksternal. Kualitas internal didasarkan pada kesesuai- H2: Inovasi proses akan meningkatkan kualitas pro-
an dengan spesifikasi atau standar yang telah ditetap- duk.
kan perusahaan. Kualitas eksternal didasarkan pada
kualitas yang dipersepsikan pelanggan relatif. Inovasi dan Kinerja Perusahaan
Pemahaman akan adanya perbedaan pandangan
terhadap kualitas sebagaimana diuraikan di atas dapat Menilai seberapa baik aktivitas dan proses yang
bermanfaat dalam mengatasi konflik-konflik yang ka- dilakukan perusahaan merupakan hal yang mendasar
dang kala timbul di antara para manajer dalam de- dalam meningkatkan profitabilitas, sehingga untuk itu
partemen fungsional yang berbeda. Poin yang penting perlu digunakan ukuran kinerja yang dirancang untuk
untuk memenangkan persaingan adalah bahwa kuali- menilai seberapa baik hasil akhir yang dicapai. De-
tas harus dilihat dari sudut pandang pelanggan bukan ngan adanya pengukuran kinerja akan dapat dilaku-
dari perusahaan. Oleh sebab itu, kualitas harus diukur kan pengevaluasian dengan membandingkan kinerja
perspektif pelanggan (Payne, 2000; Zhang, 2000) yang ditetapkan dengan yang sesungguhnya. Dari ha-
Banyak pakar mengemukakan dimensi kualitas sil perbandingan tersebut, manajemen dapat menge-
produk. Zhang (2000) mengemukakan delapan di- tahui seberapa besar penyimpangan yang terjadi dan
mensi kualitas yang dikembangkan dan dapat diguna- seberapa jauh kemajuan yang telah tercapai dan tidak
kan sebagai kerangka perencanaan strategis dan anali- tercapai, sehingga dapat diambil tindakan untuk me-
sis. Dimensi-dimensi tersebut antara lain: Perfoman- ngatasinya.
ce, Feature, Reliability, Comformance to specifica- Kinerja perusahaan pada hakekatnya merupakan
tions, Durability, Serviceability, dan Perceive quality prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi bisnis yang
Kualitas produk dicapai melalui inovasi yang dapat dilihat dari hasilnya. Hasil kinerja ini kurang te-
berkelanjutan. Untuk terjadinya inovasi yang berke- pat apabila hanya dilihat dari satu dimensi. Para pe-
lanjutan dibutuhkan komitmen manajemen yang ting- neliti menyepakati bahwa pengukuran kinerja bisnis
gi pada kualitas, termasuk pengawasan tinggi pada tidak hanya cukup menggunakan ukuran tunggal
kualitas produk sehingga terjadi zero defect atau kesa- (Day & Wensley,1998; Jaworski & Kohli, 1993). Da-
lahan mendekati nol. Kualitas produk dilihat pelang- lam penelitian Jaworski & Kohli (1993) serta Chang
gan dari daya tahan produk, desain produk, dan man- (1998) kinerja perusahaan diukur dari kinerja bisnis
faat atau fungsi dari produk itu sendiri, sehingga jika keseluruhan dibanding pada tahun lalu dan kinerja ke-
perusahaan mengukur kualitas produk yang diproduk- seluruhan dibandingkan pesaing utamanya, sedang-
si selain dilihat secara teknis, juga dapat dilihat dari kan pada penelitian Slater & Narver (2000) kinerja
bagaimana sikap pelanggan atas kualitas produk. Se- bisnis diukur dari profitabilitas dibandingkan dengan
makin positif respon konsumen maka semakin tinggi target yang telah ditetapkan.
kualitas. Dalam pengukuran kinerja terdapat dua perspe-
Inovasi perusahaan baik inovasi proses dan ino- ktif yaitu subjectives concept dan objective concept.
vasi produk akan meningkatkan kualitas produk. De- Pada budaya bisnis di Asia informasi tentang kinerja
ngan inovasi produk dan inovasi proses akan mencip- perusahaan biasanya merupakan suatu rahasia peru-
takan berbagai disain produk sehingga meningkatkan sahaan, sehingga perusahaan enggan memberikan da-
alternatif pilihan, meningkatkan manfaat atau nilai ta kinerjanya. Jaworski & Kohli (1993) membuktikan
yang diterima pelanggan, yang pada akhirnya akan kuatnya hubungan antara pengukuran obyektif dan
meningkatkan kualitas produk sesuai yang diharapkan subjective response. Banyak variasi dimensi yang di-
pelanggan. Prajogo & Sohal (2003) dalam studinya, gunakan dalam riset, Adapun beberapa dimensi terse-
menunjukkan adanya hubungan kausal antara inovasi but antara lain dikemukakan oleh Robinson (1990),
dan kualitas produk. Inovasi perusahaan menentukan Kaplan & Norton (1996), Walker & Ruekert (1987),
kualitas produk. Inovasi perusahaan menentukan ke- dan Ranchod (2004).
mampuan perusahaan dalam menciptakan produk se- Walker & Ruekert (1987) mengemukakan tiga
suai spesifikasi yang ditetapkan pelanggan. Semakin dimensi dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan,
tinggi inovasi perusahaan, semakin tinggi pula kese- yaitu effectiveness, efficiency, dan adaptivenes. Menu-
suaian produk yang dihasilkan perusahaan di banding rut Ranchod (2004) efektivitas, efisiensi, dan adap-
Hartini: Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis 85

tivitas merupakan tiga atribut pemasaran utama yang me penjualan akan meningkat, semakin rendah ting-
digunakan dalam pengukuran kinerja. Adapun varia- kat komplain, sehingga akan meningkatkan kinerja
bel anteseden dalam studi ini berkaitan dengan strate- perusahaan. Dengan demikian, hipotisis terakhir yang
gi pemasaran, maka ketiga dimensi tersebut diguna- akan diteliti adalah:
kan dalam pengukuran kinerja, selain pertimbangan
tersebut, dimensi pengukuran kinerja ini relatif ba- H5: Kualitas produk akan meningkatkan kinerja per-
nyak digunakan dalam pengukuran kinerja perusaha- usahaan.
an kecil dan menengah (Pelhalm, 2000). Ranchod
(2004) mengemukakan bahwa tiga dimensi tersebut METODE PENELITIAN
merupakan kunci pengukuran kinerja yang saling me-
lengkapi, sehingga harus diukur bersama. Penelitian ini merupakan penelitian survei. Po-
Inovasi proses akan meningkatkan efisiensi da- pulasi penelitian ini adalah perusahaan mebel kayu di
lam proses produksi, sehingga akan meminimalkan Jawa Timur. Data perusahaan berdasar direktori per-
biaya perusahaan dalam memproduksi, seperti biaya usahaan yang dikeluarkan Departemen Perindustrian
komplain, biaya retur. Menurunnya biaya dengan Jawa Timur. Adapun yang menjadi responden adalah
kualitas produk yang relatif sama berarti akan me- manajer perusahaan. Untuk perusahaan dengan jum-
ningkatkan keuntungan perusahaan dalam hal ini pe- lah manajer yang lebih dari satu, digunakan skor rata-
rata dari semua manajer di perusahaan tersebut. Peru-
ningkatan kinerja perusahaan. Dengan rumusan yang
sahaan yang mengembalikan. Dengan menggunakan
lebih singkat:
bantuan program komputer paket, semua instrumen
penelitian adalah valid, demikian halnya composite
H3: Inovasi produk akan meningkatkan kinerja per-
reliability-nya. Asumsi liniearitas diuji dengan meto-
usahaan.
de curve fit. Rujukan yang digunakan adalah prinsip
H4: Inovasi proses akan meningkatkan kinerja per-
parsimony, yaitu bilamana seluruh model yang digu-
usahaan. nakan sebagai dasar pengujian signifikan atau non-
signifikan berarti model dikatakan linier. Adapun
Perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar- spesifikasi model yng digunakan sebagai dasar pe-
nya melalui pemenuhan kualitas yang bersifat custo- ngujian adalah model linier, kuadratik, kubik, inverse,
mer driven. Hal ini akan memberikan keunggulan logarithmic, power, S, compound, growth dan ekspo-
harga dan customer value. Customer value merupa- nensial semua linier. Pengujian goodness of fit model
kan kombinasi dari manfaat dan pengorbanan yang diperoleh nilai Q-square predictive relevance sebesar
terjadi apabila pelanggan menggunakan suatu barang 0,88192. Dengan demikian, model hasil analisis layak
atau jasa guna memenuhi kebutuhan tertentu. Bila dilakukan inferensi guna pembuktian hipotesis.
kualitas yang dihasilkan superior dan pangsa pasar
yang dimiliki besar, maka profitabilitasnya terjamin. Pengukuran Variabel
Perusahaan yang menawarkan barang atau jasa ber-
kualitas superior pasti dapat mengalahkan pesaingnya Inovasi produk sebagai tingkat keinovasian per-
yang menghasilkan kualitas inferior. Kualitas juga usahaan dalam desain produk dan tambahan atribut
dapat mengurangi biaya. Manfaat dari kualitas yang produk, diukur tiga item pernyataan, yaitu banyaknya
superior antara lain berupa penurunan biaya, pening- penelitian yang dilakukan perusahaan berkaitan de-
katan pangsa pasar (Russel & Taylor, 1996). ngan pengembangan produk, banyaknya penciptaan
Kualitas produk merupakan kesesuaian produk produk baru dan kepemimpinan perusahaan dalam
dengan spesifikasi atau standar yang ditetapkan pe- pengembangan produk baru. Inovasi proses sebagai
langgan, dalam hal ini adalah harapan pelanggan. Se- tingkat keinovasian perusahaan dalam proses produk-
makin tinggi kesesuaian dengan spesifikasi maka ber- si, diukur dengan tiga item pernyataan, yaitu perbaik-
arti semakin tinggi kualitas produk atau jasa tersebut. an terus menerus pada proses produksi, alokasi dana
Kepuasan pelanggan akan semakin tinggi pula. Kepu- penelitian untuk perbaikan proses produksi dan freku-
asan pelanggan yang tinggi akan berdampak pada re- ensi pelatihan perusahaan berkaitan dengan perbaikan
tensi pelanggan, yang pada akhirnya akan meningkat- proses produksi. Kualitas produk diukur dengan dua
kan kinerja perusahaan. Kualitas merupakan faktor item pernyataan, yaitu tingkat pengembalian produk
penting yang menentukan kinerja perusahaan (Philips dan tingkat keluhan pelanggan.
et al., 1983). Kualitas produk yang tinggi menunjuk- Kinerja merupakan hasil yang dicapai perusaha-
kan bahwa produk sesuai yang diinginkan pelanggan. an dalam aspek keuangan dan aspek non keuangan,
Jika produk sesuai dengan keinginan pelanggan volu- bila dibandingkan dengan standar atau target yang di-
86 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.14, NO. 1, MARET 2012: 82−88

tetapkan perusahaan, pengukuran ini dilihat dari efek- Berdasarkan Tabel 1, hasil studi ini membukti-
tivitas, efisiensi dan adaptivitas Pengukuran semua kan bahwa inovasi produk dan inovasi proses berpe-
variabel penelitian ini dengan menggunakan skala Li- ngaruh signifikan terhadap kualitas produk. Hal ini
kert. dapat diartikan bahwa perubahan pada inovasi produk
dan inovasi proses akan berdampak pada perubahan
Kerangka atau Model Penelitian kualitas produk. Nilai estimasi positif diartikan bahwa
kedua variabel mempunyai hubungan searah. Sema-
kin tinggi inovasi produk dan inovasi proses, maka se-
INPROD
makin tinggi pula kualitas produk. Adapun yang di-
maksud inovasi produk dalam studi ini adalah keter-
KUALPROD
bukaan dan kemampuan perusahaan dalam mencipta-
KINERJA
kan produk baru. Inovasi perusahaan yang tinggi ber-
INPROS arti perusahaan terbuka pada ide baru dan memiliki
kemampuan tinggi dalam implementasi dan pencip-
Gambar 1. Kerangka Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN taan sesuatu yang baru. Perusahaan yang terbuka pada
ide atau gagasan baru akan mempermudah perusaha-
an tersebut saat adaptasi dengan perubahan lingkung-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN an, seperti menyesuaikan dengan perubahan standar
produk yang ditetapkan pelanggan. Demikian pula
Sebagian besar yang menjadi manajer adalah kemampuan perusahaan dalam modifikasi produk
pemilik usaha tersebut. Hanya 7,6% perusahaan yang baru, implementasi ide baru dalam bisnis akan me-
dikelola secara profesional, dalam arti setiap fungsi di ningkatkan kepuasan pelanggan yang dapat dilihat
perusahaan dipegang oleh orang yang berbeda. Fung- dari rendahnya tingkat komplain dan rendahnya ting-
si pemasaran relatif kurang mendapat perhatian dari kat produk cacat atau reject. Dengan demikian, sema-
pemilik usaha. Fungsi pemasaran dijalankan oleh ma- kin tinggi keterbukaan dan kemampuan perusahaan
najer produksi dan pemilik perusahaan. dalam inovasi produk dan inovasi proses, maka se-
Kemampuan inovasi perusahaan baik inovasi makin tinggi pula kualitas produk yang dihasilkan
produk maupun inovasi proses sangat rendah. Hanya perusahaan. Hasil studi ini mengkonfirmasi Hasil
12,1% perusahaan memiliki inovasi produk yang penelitian Flynn (1994) yang membuktikan bahwa
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya inovasi inovasi menjadi dasar penting perusahaan untuk pe-
produk perusahaan yang dijadikan acuan pesaing. Se- ngembangan kualitas produk. Hasil studi ini juga
lain itu, hanya 10,6% perusahaan yang memperbaiki mendukung penelitian yang dilakukan Prajogo & So-
proses produksi. Dilihat dari inovasi proses perusaha- hal (2003). Studi tersebut mengkaji pengaruh imple-
an hanya 8,1% perusahaan yang memiliki inovasi mentasi TQM terhadap inovasi dan kualitas produk.
proses tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa per- Adapun studi yang dilakukan pada perusahaan ma-
hatian perusahaan pada inovasi perusahaan baik ino- nufaktur dan non-manufaktur di Australia tersebut
vasi produk maupun inovasi proses masih sangat ren- menunjukkan terdapat hubungan kausal yang signi-
dah. Demikian halnya dengan kualitas produk, hanya fikan antara inovasi perusahaan dan kualitas produk.
8,35% perusahaan yang mempunyai kualitas produk Dalam meningkatkan atau memperbaiki inovasi, per-
tinggi. Hal ini ditunjukkan 45,5% produk kembali, usahaan membutuhkan informasi kualitas produk
karena cacat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan yang ada. Sementara untuk mendapatkan produk
bahwa kualitas produk mebel kayu IKM di Jawa Ti- yang berkualitas, dibutuhkan inovasi perusahaan yang
mur rendah. berkelanjutan.
Namun inovasi produk dan inovasi proses ini ti-
Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis dak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini
Variabel Variabel Koefisien TStatistic Keterangan
dapat diartikan bahwa perubahan pada inovasi produk
Independen Dependen Jalur maupun inovasi proses tidak berdampak pada peru-
Inprod Kualprod 0,245 2,078 Signifikan bahan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan para pe-
Inprod Kinerja 0,156 1,880 Tidak saing dapat meniru dengan cepat inovasi produk yang
signifikan dihasilkan perusahaan demikian pula halnya dengan
Inpross Kualprod 0,356 2,998 Signifikan inovasi proses. Akibatnya, inovasi produk yang dila-
Inpross Kinerja -0,003 0,036 Tidak kukan perusahaan tidak dianggap istimewa, sehingga
signifikan inovasi tidak berdampak pada profitabilitias dan per-
Kualprod Kinerja 0,637 6,712 Signifikan tumbuhan perusahaan. Tingkat inovasi produk peru-
Hartini: Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis 87

sahan pada industri ini rendah. Hanya 12,1% perusa- ruhi signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan
haan yang mempunyai inovasi produk tinggi. Hal ini demikian kualitas produk menjadi variabel mediasi
menyebabkan inovasi produk tidak dapat dirasakan yang penting dalam keterkaitan inovasi perusahaan
secara langsung oleh konsumen, sehingga konsumen dengan kinerja, maka perlu dilakukan penelitian eks-
hanya dapat merasakan perbedaannya dengan melihat plorasi inovasi perusahaan seperti apa yang dibutuh-
kualitas produk sebagai hasil dari inovasi perusahaan. kan perusahaan sehingga meningkatkan kualitas pro-
Hasil studi ini mendukung pendapat Bayus et al. duk yang ditawarkan.
(1997) dan Chaney et al. (1991) yang menyatakan Populasi penelitian ini terbatas pada perusahaan
bahwa inovasi yang dilakukan perusahaan memiliki manufaktur mebel di Jawa Timur maka perlu dilaku-
kemungkinan tidak akan mempengaruhi kinerja kan penelitian lebih lanjut dengan lingkup yang lebih
perusahaan. Hal ini disebabkan para pesaing dapat luas atau lintas industri sehingga lebih menjelaskan
meniru dengan cepat inovasi yang dilakukan perusa- hubungan kausal inovasi perusahaan terhadap kinerja
haan. perusahaan dalam berbagai industri.
Hasil studi ini tidak sesuai dengan pendapat Unit analisis penelitian ini adalah perusahaan
yang menyebutkan bahwa inovasi berpengaruh secara kecil menengah, maka perlu dilakukan penelitian le-
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Innovation bih lanjut pada perusahaan besar atau memasukkan
skills, juga berdampak pada kinerja pemasaran secara ukuran perusahaan sebagai variable moderator se-
langsung. Begitu juga studi Hurley & Hult (1998) hingga lebih menjelaskan hubungan kausal antara
yang berpendapat bahwa inovasi berperan sebagai inovasi perusahaan dengan keunggulan kinerja peru-
mediator antara orientasi pasar dengan kinerja peru- sahaan.
sahaan, tidak dapat dibuktikan dalam studi ini.
Hasil studi ini membuktikan kualitas produk DAFTAR REFERENSI
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini dapat diartikan perubahan kualitas produk Bayus, B., Jain, S., & Rao, A. 1997. Too Little, Too
akan berdampak pada perubahan kinerja perusahaan. Early: Introduction Timing and New Product
Nilai estimasi positif menunjukkan hubungan searah. Performance in the Personal Digital Assistant
Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi pula Industry. Journal of Marketing Research, 34 (1):
kinerja perusahaan. Rendahnya komplain akan ber- 50−63.
dampak pada kepuasan pelanggan yang pada akhir- Chaney, P., Devinney, T., & Winer, R. 1991. The
nya akan menciptakan loyalitas pelanggan. Semakin Impact of New Product Introductions on the
tinggi loyalitas pelanggan akan menekan biaya pro- Market Value of Firms. Journal of Business,
mosi perusahaan dan meningkatkan volume penju- 64(4): 573−610.
alan. Tingginya loyalitas pelanggan berarti tinggi pula Chang, J. 1998. The Decline in Value Relevance of
retensi pelanggan. Hal ini akan meningkatkan market Earnings and Book Values. Working paper.
share, yang pada akhirnya akan meningkatkan laba Philadelphia, PA.: University of Pennsylvania.
perusahaan dan meningkatnya penjualan. Cooper, J. R.1998. A Multidimensional Approach to
Hasil studi ini mendukung pendapat bahwa kua- the Adoption of Innovation. Management De-
litas yang superior akan membantu meningkatkan cision, 36(8): 493−502.
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Kualitas Daghfous, N., Petrof, J., & Pons, F. 1999. Value and
yang superior mempunyai dampak positif pada laba Adoption of Innovations: A Cross−Cultural Stu-
dy. The Journal Consumer Marketing, 16 (4):
perusahaan. Biaya kualitas yang lebih rendah diban-
314−331.
ding biaya yang terjadi bila kualitas produk rendah se-
Damanpour, F. 1991. Organizational Innovation: A
perti hilangnya pelanggan, perbaikan produk cacat,
Meta Analysis of Effect of Determinants and
dan biaya lainnya. Kualitas yang tinggi akan mengu-
Moderators. Academy of Management Journal,
rangi biaya (Zulian, 2002). Adanya pengurangan bia- 34(3): 555−590.
ya ini pada gilirannya akan meningkatkan profitabi- Day, G. S. & Wensley, R. 1998. Assessing Advan-
litas dan pertumbuhan perusahaan. tage: Diagnosing Competitive Superiority. Jour-
nal of Marketing, 52(2): 1−20.
SIMPULAN DAN SARAN Flynn, B. 1994. The Relationships between Quality
Management Practices, Infrastructure and Fast
Berdasar hasil penelitian bahwa inovasi per- Product Innovation, Benchmarking for Quality
usahaan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan se- Management & Technology, 1(1): 48−64.
cara langsung, tapi berpengaruh signifikan terhadap Hurley, R. & Hult, G. T. 1998. Innovation, Market
kualitas produk. Adapun kualitas produk mempenga- Orientation and Organizational Learning: An In-
88 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.14, NO. 1, MARET 2012: 82−88

tegration and Empirical Exemination. Journal of Ranchod, A. 2004. Marketing Strategies: a Twenty-
Marketing, 62(3): 42−54. First A Century Approach. New Jersey: Pren-
Jaworski, B. J. & Kohli, A. K. 1993. Market Orien- tice Hall.
tation: Antecedent and Consequences. Journal Robinson, W. T. 1990. Product Innovation and Start-
of Marketing, 57(3): 53−70. up Business Market Share Performance. Ma-
Kaplan, R. S. & Norton, D. P. 1996. The Balanced nagement Science, 36(10): 1279−1289.
Scorecard: Translating Strategy into Action. Russel, R. S. & Taylor, B. W. 1996. Production and
Boston: HBS Press.
Operations Management: Focusing on Quality
Lukas, B. A & Ferrel, O. C. 2000. The Effect of Mar-
ket Orientation on Product Innovation. Journal and Competitiveness. New Jersey: Prentice
of Academy of Marketing Scence, 28(2): 239 Hall.
−247. Slater, S. F. & Narver, J. C. 2000. Intelligence Gene-
Payne, A. 2000. The Essence of Service Marketing, ration and Superior Customer Value. Journal
Penerjemah Fandy Tjiptono, Yogyakarta: Pe- of the Academy of Marketing Science, 28(1):
nerbit Andi. 120–127.
Pelhalm, A. M. 2000. Market Orientation and Other Swan, J., Newel, H., Scarbrought, & Hislop. 1999.
Potential Influence on Performance in Small and Knowledge Management and Innovations:
Medium-Sized Manufacturing Firms. Journal of Networks and Networking. Journal of Know-
Small Business Management, 38(1): 48−67. ledge Management, 3(4): 262−275.
Philips, L., Chang, D., & Buzzel, R. 1983. Product Walker & Ruekert. 1987. Marketing’s Role in the
Quality, Cost Position and Business Perform- Implementation of Business Strategies: a Criti-
ance: a Test of Some Key Hypothesis. Journal
cal Review and Conceptual Framework. Jour-
of Marketing, 47(2): 26−43.
Prajogo, D. & Sohal, A. 2003. The Relationships be- nal of Marketing, 51: 15−33.
tween TQM Practices, Quality Performance, Zhang, Z. 2000. Developing a Model of Quality
and Innovation Performance. International Management Methods and Evaluating Their
Journal of Quality and Reliability Manage- Effect on Business Performance. Total Quality
ment, 20(8): 901−918. Management, 11(1): 1−11.
Quinn, J. B., Baruch, J., & Zien, K. A. 1996. Soft- Zulian, Y. 2002. Manajemen Kualitas Produk
ware-based innovation.Sloan Management Re- dan Jasa. Jakarta: Ekonisa.
view, 37(4): 11−24.

Вам также может понравиться