Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, kita akan mempelajari tentang sifat unsur transisi periode
keempat, reaksi kimia dan pengolahan unsur transisi periode keempat, pemanfaatan unsur
transisi periode keempat dalam kehidupan sehari-hari, sifat senyawa kompleks yang
terbentuk dari berbagai unsur transisi periode keempat, serta penulisan nama senyawa
kompleks yang terbentuk.
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar
dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi
periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi
penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi
periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur
golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur,
yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi
(Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari unsur transisi
2. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur transisi
3. Untuk mengetahui Bilangan Oksidasi
4. Untuk mengetahui warna unsur transisi
5. Untuk mengetahui Keaktifan Katalitik, Sifat Keaktifan dan Ion Konflek
6. Untuk mengetahui Kegunaan unsur-unsur periode keempat.
7. Untuk mengetahui Unsur Transisi di Alam
BAB II
PEMBAHASAN
a) Sifat logam, semua unsure transisi tergolong logam dengan titk cair dan titik didih
yang relatif tinggi.
f) Berdaya katalitik, banyak unsur transisi atau senyawanya yang berfungsi sebagai
katalis, baik dalam proses industri maupun dalam metabolisme.
Zink dan unsur-unsur golongan IIB lainnya (Cd dan Hg) mempunyai titik leleh dan
titik didih yang relatif rendah (raksa bahkan adalah satu-satunya logam yang berupa
cairan pada suhu kamar); tidak paramagnetik, melainkan bersifat diamagnetik (sedikit
ditolak keluar medan magnet); dan senyawa-senyawa tidak berwarna (putih). Zink
hanya mempunyai satu tingkat oksidasi, yaitu 2+.
Sifat-sifat khas unsur transisi berkaitan dengan adanya subkulit d yang terisi tidak
penuh. Semua unsur transisi periode keempat memenuhi definisi ini, kecuali zink.
Pada tingkat oksidasi nol (sebagian unsur) maupun pada tingkat oksidasi +2 (satu-
satunya tingkat oksidasi zink), subkulit 3d-nya terisi penuh
UNSUR 21Sc 22Ti 23V 24Cr 25Mn 26Fe 27Co 28Ni 29Cu 30Zn
[Ar] [Ar] [Ar] [Ar] [Ar] [Ar] [Ar] [Ar] [Ar] [Ar]
Konfigurasi
3d1 3d2 3d3 3d5 3d5 3d6 3d7 3d8 3d10 3d10
Elektron
4s2 4s2 4s2 4s1 4s2 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2
Massa
jenis Antara 3.4 - 8.92 (makin besar sesuai dengan arah panah)
(g/mL) -------------------------------------------------------->
keelektro- Antara 1.3 - 1.9 (makin besar sesuai dengan arah panah)
negatifan
Titik lebur
Di atas 1000oC (berbentuk padat)
(oC)
Energi
ionisasi Antara 1872 - 2705 (sukar melepaskan elektron terluarnya)
(kJ/mol)
Jumlah
elektron Satu Dua Tiga Enam Lima Empat Tiga Dua Satu -
tunggal
Sifat yang disebabkan karena adanya elektron yang tidak
Sifat para- berpasangan
magnetik/ (=elektron tunggal) diama-
fero- gnetik
magnetik Makin banyak elektron tunggalnya, makin bersifat
feromagnetik
Tak
Warna ion
ber- Ungu Hijau Hijau - Kuning - - - -
M3+
warna
Ion-ion tak
Sc3+ , Ti4+ , Cu+ , Zn2+
berwarna
Catatan :
MnO4- = ungu
Cr2O72- = jingga
C. Bilangan Oksidasi
Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beragam warna. Karena dalam bentuk
unsur, warnanya berada pada bentuk ini. Begitu juga dalam bentuk ion, warnya unsurnya
berubah drastis. Sebenarnya warna unsur-unsur transisi sangat banyak, tetapi untuk ada
juga unsur-unsur transisi periode keempat ini yang dalam bentuk unsur dan ion tidak
berwarna.
Tidak berwarna karena subkulid 3d-nya penuh dan kosong. Jadi, kalau elektron di
subkulid 3d penuh dan kosong, tidak berwarna dong
Namun, ada beberapa unsur-unsur periode keempat dalam bentuk ion yang subkuit 3d-nya
kosong dan berisi (3d0) mempunyai warna serta tidak berwarna, yaitu:
E. Keaktifan Katalitik
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk menjadi
katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Kemampuan unsure transisi mengkatalisasi suatu
reaksi diperkirakan karena unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Di dalam
tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim
ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya telah
digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industri seperti TiCl3 (Polimerasasi
alkena pada pembuatan plastic), V2O5 (proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu
atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).
F. Sifat Kemagnetan
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-
unsur transisi bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V, Cr
dan Mn. Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat
paramagnetknya. Unsur yang memiliki elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat
diamagnetic (tidak tertarik oleh medan magnet. Unsur Fe, Co, Ni bersifat
Ferromagnetic meski logam ini dijauhi medan magnet, tetapi induksi magnet
logam ini tidak hilang.
G. Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat
merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong
sebagai tempat masuknya ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN)6].
Ligan yang merupakan basa Lewis sekurang-kurangnya harus mempunyai sepasang
elektron bebas dalam orbital ikatan. Perbandingan besarnya ligan dan atom pusat menentukan
jumlah ligan maksimum yang dapat diikat. Jumlah ikatan kovalen koordinasi yang dapat
terbentuk pada pembentukan kompleks disebut bilangan koordinasi dari ion pusat. Contohnya
ion Cu2+ mempunyai bilangan koordinasi 4 dalam [Cu(H2O)4]2+, [Cu(NH3)4]2+, dan dalam
[CuCl4]2¯. Ion Fe3+ mempunyai bilangan koordinasi 6 dalam [Fe(H2O)6]3+, [FeF6]3, dan
dalam [Fe(CN)6]3¯. Adapun Ag+ mempunyai bilangan koordinasi 2 dalam [Ag(NH3)2]+,
dan dalam [Ag(CN)2]¯.
b. Logam anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran -o.
Contoh
F¯ = fluoro CN¯ = siano
Cl¯ = kloro OH¯ = hidrokso
Br¯ = bromo CO32¯ = karbonato
CH3COO¯ = asetato C2O42¯ = oksalato
2) Untuk menyebut banyaknya ligan yang sejenis digunakan awalan Yunani (misalnya di-,
tri-, tetra-, penta-, heksa-).
3) Nama atom pusat diikuti bilangan oksidasinya yang ditulis dengan angka romawi.
4) Untuk kompleks berupa kation atau molekul netral maka nama atom pusat tidak berubah.
Adapun senyawa berupa anion kompleks negatif maka nama atom pusat diakhiri dengan -
at).
Contoh
Kompleks kation:
[Cu(NH3)4]2+ = ion tetraamin tembaga (II)
[Ag(NH3)2]+ = ion diamin perak (I)
[Co(NH3)4Cl2]+ = ion tertraamin diklorokobalt (III)
Kompleks netral:
[Co(NH3)4(H2O)CN]Cl2 = tetraamin aquasianokobalt (II) klorida
[Co(NH3)5CO3]Cl = pentaamin karbonatokobalt (II) Klorida
h. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)
Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO),
malasit (CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Semua senyawa
Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna
merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna.
Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang
mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
j. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), sebagai
senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).
1. Kegunaan skandium
sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.
2. Kegunaan Titanium
Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
3. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri, yaitu:
Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi
seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
Untuk membuat logam campuran
4. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras
dan permukaanya tetap mengkilap.
Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang
biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
5. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.
6. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul,
pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
7. Kegunaan kobalt
Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam
system peramalan cuaca
8. Kegunaan Nikel
Pembuatan electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis
9. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
A. KESIMPULAN
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng
(Zn).
Sifat Fisis Dan Kimia yang dimiliki oleh Unsur-Unsur Periode Ke Empat
1. Sifat Logam
2. Sifat Magnet
3. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna
4. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
5. Banyak Diantaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks
6. Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator
B. SARAN
Adapun saran dari kami adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan agar para pembaca dapat mengetahui apa itu unsur transisi, sifat-sifat yang
terdapat di unsur transisi dan kegunaannya
2. Kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://amaldoft.wordpress.com/2015/10/16/unsur-unsur-transisi-periode-keempat-kimia-
unsur/
http://dinafitrya.blogspot.co.id/2013/10/unsurtransisi-periode-keempat-unsur.html\
http://metaltransition.wordpress.com/2009/11/27/sifat-sifat-unsur-transisi-periode-keempat/
DAFTAR ISI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “UNSUR-
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT”.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas ini di
kemudian hari.
Kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan
yang bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.