Вы находитесь на странице: 1из 42

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN NY .

“R”

DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik

Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun oleh :

S A D I NIS 7060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskuler merupakan sebab kematian terbesar pada


populasi usia 65 tahun keatas diseluruh dulnia dengan jumlah kematian lebih
banyak dinegara yang sedang berkembang. Diseluruh dunia didapatkan 50 juta
kematian tiap tahun, 39 juta terdapat dinegara yang sedang berkembang.
Diperkirakan penyakit kardiovaskuler merupakan 50% sebab kematian dinegara
industry maju dan seperempat kematian dinegara sedang berkembang (WHO
1995).

Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah penting pada usia lanjut,


makan dengan adanya peningkatan populasi golongan ini akan terjadi pula
peningkatan penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler merupakan
penyebab utama kematian dan disabilitas pada usia lanjut (Kannel, 1972).

Apabila seseorang dalam proses pemulihan dari penyakit jantung, maka


program olahraga/latihan misalnya senam, berjalan, tehnik relaksasi progresif
dapat direkomendasikan untuk membantu pemulihan, namun sesuai advice
dokter yang merawat. Program ini juuga baik dilakukan oleh seseorang yang
telah lama tidak melakukan latihan asalkan melakukan control tekanan darah
untuk menghindari perubahan terhadap kardiovaskuler. Tujuan dilakukan terapi
modalitas untuk lansia yang menderita gangguan kardiovaskuler adalah
melancarkan sirkulasi, menurunkan tekanan darah, membantu mengontrol berat
badan, dan meningkatkan kekuatan otot, juga dapat membantu istirahat tidur
lebih baik dan perasaan lebih senang dan lebih baik.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini


adalahUntuk meningkatkan pengetahuan serta mendapat gambaran lebih jelas
tentang penyakit k hipertensi pada lansia dan terapi modalitas yang akan
diberikan.

1. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pemberian


terapi modalitas pada lansia yang menderita penyakit hipertensi.
C. Ruang Lingkup Penulisan
Dalam makalah, penulis ini hanya membahas tentang terapi modalitas
pada lansia yang mengalami hipertensi.

D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif
dan dilengkapi dengan tinjauan literatur dengan menelusuri perpustakaan yang
berkaitan dengan terapi modalitas pada lansia dengan hipertensi.
BAB II

Konsep Dasar Teori Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Hipertensi didefinisikan oleh the seventh of the joint national committee on


prevention, detection,avaluation and treatment of high blood pressure(JNC 7)
sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan
sesuai derajat keparahannya, memppunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi
sampai hipertensi maligna(aru W. sudoyo,2006).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik kurang lebih 140 mmhg dan tekanan
darah diastolic kurang lebih 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
antihipertensi(Arief Mansjoer, 2000). Sedangkan menurut Smeltzer C.
Suzanne(2005), Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90
mmHg.

2.1.2 Klasifikasi

Menurut The seventh report of the joint national committee on prevention,


Detection, evaluation and treatment of high blood pressure(JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
hipertensi derajat 1 dan derajat 2(table 2.1)(Aru.W.sudoyo, 2006).

Tabel 2.1.

Klasifikasi hipertensi Menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD(mmHg)


Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 Kurang lebih 160 Kurang lebih 100
TDS=Tekanan darah sistolik,TDD=Tekanan darah diastolic

Sumber: aru w. sudoyo, 2006


Menurut N. M. Kaplan (2006) memberikan batasan dengan membedakan
usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

1. Pria, usia <45 th, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbasing >130/90 mmHg.
2. Pria, usia >45 th, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya >145/95
mmHg.
3. Pada wanita tekanan darah >160/95 mmHg, dinyatakan hipertensi

Menurut penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Hipertensi Esensial atau Hipertensi primer


a. Pengertian
Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang
etiologinya tidak diketahui dan meliputi lebih kurang 90% kasus
hipertensi. Hipertensi esensial kemungkinan disebabkan bersama-
sama menyebabkan menningkatnya tekanan darah (faqih
Ruhyyanudin,2006).
b. Etiologi
Onset hipertensi esensial biasanya muncul pada usia antara 25-55
tahun, sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan.
Pathogenesis hipertensi essensial adalah multifaktoriial. Factor-faktor
yang terlibat dalam pathogenesis hipertensi essensial menurut
rindiastuti(2008) antara lain:
1. Factor genetic
Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di Negara barat lebih
banyak menderita hipertensi lebih tinggi tingkat hipertensinya dan
lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitas sehingga
diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetic.
Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelaianan pada gen
angiotensin tetapi mekanisme mungkin bersifat poligenik.
2. Hipertaktivitas system saraf simpatis
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriki. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian di ubah
menjadi angiiotensin 11, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensio natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua
factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi(Smeltzer C.suzanne, 2005).
3. Sistem renin angiostensin
Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume
darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika tekanan
darah menurun, ginjal akan menngurangi pembuangan garam dan
air sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan
menghasilkan enzim yang di sebut renin, yang memicu
pembentukan hormone angiotensin yang selanjutnya akan memicu
pelepasan hormone aldosteron.
4. Defek natriuresis
Vasokonstriksi dari pembuluh darah ginjal arteriol post glomerulus
menimbulkan retensio natrium dengan akibat kenaikan volume
plasma(VP) dan volume cairan ekstraselluler(VCES) dan kenaikan
tekanan pengisian atrium, akhirnya isi semenit meningkat.
Kenaikan isi semenit menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
tepi(tahanan perifer) akhirnya terjadi hipertensi. Dalam hal ini, ginjal
memegang peranan penting dalam pengendalian kelebihan cairan
dan homeostasis natrium. Pada hipertensi essensial dimana belum
terdapat kelainan struktur dinding pembuluh darah ginjal, maka
kenaikan tekanan darah akan menjadi normal kembali (normotensi)
karena ekskresi natrium melalui urine meningkat(natriuresis).
5. Natrium dan kalsium intraseluler
Tingginya kadar aldosteron dan renin yang rendah akan
mengakibatkan kelebihan (overload) natrium dan air.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat
6. Rokok, kopi, dan konsumsi alcohol secara berlebihan
Dalam rokok terdapat zat nikotin yang merupakan penyebab
ketagihan merokok akan merangsang jantung, syaraf, otak dan
bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga
merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan
darah, denyut nadi dan tekanan konstriksi otot jantung. Selain itu,
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyebabkan
gangguan irama jantung(aritmia) serta berbagai kerusakan lainnya.
Selain rokok, kopi juga berakibat buruk bagi penderita hipertensi,
kopi mnegandung kafein yang dapat meningkatkan debar jantung
dan naiknya tekanan darah(hembing, 2005).
c. Klasifikasi
Hipertensi essensial dapat diklasifikasikan sebagai sebagai benigna
dan maligna (staf pengajar FKUI,1999).
1) Hipertensi benigna
Laju perkembangan hipertensi essensial jinak berbeda-beda,
tetapi biasanya memiliki perkembangan yang berjalan secara
progresif lambat. Biasanya lebih banyak terjadi pada dewasa
akhir khususnya dengan control yang tidak teratur. Rentang
tekanan darah untuk hipertensi benigna yaitu tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90
mmHg(Smeltzer C.suzanne, 2005).
Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengaibatkan
perubahan struktur-struktur pada arteriol di seluruh tubuh,
ditandai oleh fibrosis dan hialinisasi(sklerosis) dinding pembuluh
darah. Organ-organ sasaran utama keadaan ini adalah jantung,
otak dan ginjal(Sylvia .A price,2005).
Pada ginjal akibat hipertensi yang lama akan terjadi
nefrosklerosis, nefrosklerosis adalah penegrasan atau sklerosis
arteri ginjal. Penyakit ini menyebabkan penurunan aliran darah
ke ginjal dan bercak nekrosis parenkim renal. Kadang-kadang
terjadi terjadi fibrosis dan glomerulus rusak. Pasien ini jarang
mengeluhkan gejala renal, meskipun urine mengandung protein
dan sedimen. Insufisiensi renal dan tanda serta gejala yang
berhubungan muncul kemudian setelah penyakit
terjadi(Smeltzer C.suzanne, 2005).
Selain itu nefrosklerosis benigna ini merupakan akibat langsung
iskemia karena penyempitan lumen pembuluh darh intra renal.
Ginjal dapat mengecil, bisanya simetris, dan mempunyai
permukaan yang berlubang(Sylvia A. price,2005).

2).Hipertensi Maligna

Hipertensi maligna bisa diartikan hipertensi berat dengan


tekanan diastolic lebih tinggi dari 120 sampai 130 mmHg, hipertensi
maligna ini dapat terjadi setiap saat dalam perjalanan hipertensi
jinak(Sylvia A. price, 2005).
Hipertensi maligna juga dapat diartikan hipertensi yang sangat
parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam
waktu 3-6 bulan, dimana dengan tekanan sistoliknya mencapai 210
mmHg atau lebih dan tekanan sistoliknya 120 mmHg atau
lebih(medicastore, 2004).
Hipertensi dipercepat, berat atau hipertensi maligna ini terjadi
pada <1% pasien dengan hipertensi primer, tetapi lebih sering pada
kasus-kasus hipertensi sekunder.
Pada awalnya pembuluh serebbral menyempit dengan
peningkatan hipertensi(autoregulasi) tetapi pada kasus-kasus cepat,
pembuluh darah akhirnya tidak tahan pada tekanan yang menaik cepat
dan mengalami dilatasi, menyebabkan hiperperfusi serebral dan
edema serebral(ensefalopati hipertensi) dengan gejala sakit kepala,
iritabilitas dan gangguan kesadaran. Jika tidak diterapi, hipertensi
dipercepat ini akan mengakibatkan kerusakan ginjal yang progresif,
hiperaldosteronisme karena iskemia ginjal(Houn H. Gray, dkk, 2005).

Adapun Patofisiologi dari hipertensi essensial(primer) dibagi menjadi 3


stadiun.
a. Stadium labil
Tekanan emosi akan meningkatkan aktivasi syaraf otonom dan
menyebabkan kenaikan tekanan darah akibat vasokonstriksi arterior
post glomerulus. Vasokonstriksi dari pembuluh darah ginjal arterior
post glomerulus menimbulkan retensio natrium dengan akibat
kenaikan volume plasma(VP) dan volume cairan ekstraseluler(VCES)
dan kenaikan tekanan isis semenit menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah tepi(tahanan perifer) akhirnya terjadi hipertensi.
Dalam hal ini, ginjal memegang peranan penting dalam pengendalian
kelebihan cairan dan homeostasis natrium. Pada HE stadium labil
dimana belum terdapat kelainan struktur dinding pembuluh drah ginjal,
maka kenaikan tekanan darah akan menjadi normal
kembali(normotensi) karena eksresi natrium melalui urin meningkat(
Natriuresis).
b. Stadium menetap(fixed essential hypertension)
Pada stadium menetap telah terdapat perubahan-perubahan struktur
dinding pembuluh darah yang irreversible berupa hiperplasi, hialinisasi
dan fibrinoid, mengenai arteriolar post glomerulus. Perubahan-
perubahan dinding ini menyebabkan penyempitan lumen, diikuti
dengan kenaikan filtration friction dari renal vasculature resistance
yang persisten.
c. Stadium Maligna(Malignant essential hypertension)
Kenaikan tekanan intravaskuler yang berlebihan menyebabkan
perubahan-perubahan struktur dinding pembuluh darah arterior
afferent glomerulus berupa nekrosis fibrinoid. Sebenarnya perubahan-
perubahan ini sudah mulai terjadi pada stadium menetap, hanya pada
stadium maligna perubahan-perubahan lebih berat sehingga
menyebabkan penyempitan lumen. Penyempitan lumen pembuluh
darah menyebabkan iskemia yang merangsang sel-sel intraglomerulus
untuk melepaskan renin. Kenaikan renin di angiotensin langsung
menyebabkan hipertensi (sukandar Enday, 2005).
2. Hipertensi Sekunder
a. Pengertian
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dan
patofisiologinya diketahui,sehingga dapat dikendalikan dengan obat-
obatan atau pembedahan(Arjatmo Tjokronegoro,2001).
b. Etiologi
Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya dan dapat
dikelompokkan seperti dibawah ini:
1). Penyakit parekin ginjal(3%)
Setiap penyebab gagal ginjal
(glomerulonefritis,pielonefritis,sebab-sebab penyumbatan)yang
menyebabkan kerusakan parekrim atau cenderung menimbulkan
hipertensi dan hipertensi itu sendiri akan mengakibtakan kerusakan
ginjal(Houn H.Gray,2005).
2). Penyakit renovaskuler(1%)
Hipertensi renovaskuler ialah peningkatan tekanan darah
sekunder yang disebabkan oleh penurunan perfusi ginjal,baik
bilateral,unilateral maupun segmental.Penyebabnya adalah penyakit
renovaskuler yang menyebabkan gangguan pasukan darah ginjal dan
secara umum dibagi atas aterosklerosis yang terutama mempengaruhi
sepertiga bagian proksimal arteri renalis dan paling sering terjadi pada
pasien usia lanjut dan fibrodisplasia yang terutama mempengaruhi2/3
bagian distal,dijumpai paling sering pada individu muda,terutama
perempuan,penurunan pasokan darah ginjal akan memacu produksi
renin ipsilateral dan meningkatnya tekanan darah.
3).Endrokin(1%)
Pertimbangkan aldosteronisme primer(sindrom cushing) jika
terdapat hipokalemia bersama hipertensi.Tingginya kadar aldosteron
dan renin yang rendah akan mengakibatkan
kelebihan(Overload)natrium dan air.
4). Sindrom cushing
Disebabkan oleh hyperplasia adrenal bilateral yang disebabkan
oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan ACTH(adrenocortico
trophic hormone) pada dua pertiga khasus.perlu dicurigai jika terdapat
hipertensi bersama dengan obesitas,kulit tipis,kelemahan otot dan
osteoporosis.
5).Hiperplasia adrenal congenital
Merupakan penyebab hipertensi pada anak(jarang)
6).Feokromositoma
Disebabkan oleh tumor sel kromatin asal neural yang
mensekresikan ketekolamin,90% berasal dari kelenjar adrenal,kurang
lebih 10% terjadi ditempat lain dalam rantai simpatis,10% dari tumor ini
ganas,dan10% adenoma adrenal adalah bilateral.feokromostima
dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi tinggi,disertai takikardial,atau
edema paru karena gagal jantung.
7). Koarktasio Aorta
Paling sering mempengaruhi aorta pada atau distal dari arteri
subklavia kiri dan menimbulkan hipertensi pada lengan dan
menurunkan tekanan kaki,dengan denyut nadi arteri femoralis lemah
atau tidak ada.
8). Akibat obat
Pengguanaan obat yang paling banyak berkaitan dengan
hipertensi adalah pil kontrasepsi oral(OCP) dengan5% pperempuan
mengalami hipertensi dalam 5 tahun sejak mulai penggunaan.pada
50% tekanan darah akan kembali normal dalam 3-6 bulan sesudah
penghentian pil.Tidak jelas apakah hipertensi ini disebabkan oleh pil
atau apakah pengguanaan pil memunculkan predisposisi yang selama
ini tersembunyi.(Houn H,Grak,dkk,2005).
1.1.3 Faktor Risiko Hipertensi
1.Faktor resiko yang dapat dihindarkan atau dirubah
Menurut Arjatmo,Tjokronegoro(2001),Faktor resiko hipertensi
yang dapat dihinfarkan atau dirubah adalah:Obesitas atau
kegemukannlemak dan kolesterol,diabetes
mellitus(DM),garam,rokok,kopi dan olahraga.
2.Faktor resiko yang tidak dapat dihindarkan/dirubah
Menurut Slyvia A .price(2005),Faktor resiko hipertensi yang
tidak dapat dihindarkan atau dirubah
adalah:umur,genetic,lingkungan,jenis kelamin.
1.1.4 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme terjadainya hipertensi adalahmelalui
terbentuknya angiotensi II dari angiotensin I oleh angiotensin I
converting enzyme(ACE).ACE memegang peran fisiologi
penting dalam mengatur takanan darah.drah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi ke hati.selanjutnya oleh
hormone,renin(diproduksi oleh ginjal)akan diubah menjadi
angiotensin I.oleh ACE yang terdapat di paru-paru,angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II.Angiotensin II inilah yang memiliki
peranan kunci dalam menaikkan tekanan darh melalui dua aksi
utama.
Aksi pertama adalah meningkatnya sekresi hormon
antidiuterik(ADH) dan rasa haus.ADh diproduksi di
hipotalamus(kelenjar pituitari)dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan meningkatnya
ADH.sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar
tubuh(antidiuresis),sehingga menjadi pakat dan tinggi
osmolalitasnya.Untuk mengencerkannya,volume cairan
ekstraselular akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
bagian intraselular.Akibatnya,volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari
korteks adrenal.Aldosteron merupakan hormone steroid yang
memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume
cairan eksteraseluler,aldosteron akan mengurangi ekskresi
NaCl(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal.Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang
pada gilirannya akan meningkatnya volume dan tekanan darah.
Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan
multifaktorial dan sangat komplek.faktor-faktor tersebut merubah
fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat
meliputi mediator hormone,aktivitas vaskuler,volum sirkulasi
darah,caliber vaskular,viskositas darah,curah jantung,elasitas
pembuluh darah dan stimulasi neural.patogenesis hipertensi
esensial dapat dipicu oleh beberapa factor meliputi factor
genetic,asupan garam dalam diet,tingkat stress dapat
berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi.
Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari
hipertensi yang kadang-kadang muncul menjadi
persisten.setelah periode asimtomatik yang lama,hipertensi
persisten berkembang menjadi hipertensi dengan
komplikasi,dimana kerusakan organ target diaorta dan arteri
kecil,jantung,ginjal,retina dan susunan saraf pusat.progresifitis
hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30
tahun(dengan meningkatnya curah jantung)kemudian menjadi
hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun(dimana tahanan
perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur30-
50 tahun dan akhirnyamenjadi hipertensi degan komplikasi pada
usia 40-60 tahun(Ade dian,2009).
Menurut faqih ruhyanudin(2006),mengkatnya tekanan
darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1.Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku,sehingga mereka todak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut,karena itu darah
pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekann.inilah yang terjadi pada usia lanjut,damna dinding
arterinya telah menebal dan kaku karena
arterioksklerosis.Dengan cara yang sama,tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi yaitu jika arteri
kecil(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormone didalam tubuh.
3.Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh
meningkat,sehingga tekanan darah juga
meningkat.Sebaliknya,jika aktivitas memompa jantung
berkurang,arteri mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar
dari sirkulasi mka tekanan darah akan menurun.

2.1.5. Manifestasi klinis

Pada sebagian besar penderita,hipertensi tidak menimbulkan


gejala.Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,perdarahan dari
hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelehan,yang bisa saja terjadi
pada penderita hipertensi.jika hipertensinya berat atau menurun dan
tidak diobati,bisa timbul gejala sakit kepala,kelelahan,muntah,sesak
napas,pandangan menjadi kabur,yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak,mata,jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan


kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan
otak.Keadaan ini disebut sebagai esafalopatik
hipertensif(Medicastore,2004).Sedangkan menurut lany
gunawab(2001) gejala klinis yang dialami oleh penderita hipertensi
biasanya berupa:pusing,mudah marah,sukar tidur,rasa berat di
tengkuk,mudah lelah,mata berkunang-kunang(lary Gunawan,2001).

2.1.6.Pemeriksaan penunjang

1. Hemoglobin/hematokrit:mengakaji hubungan dari sel-sel terhadap volume


cairan(viskositas).
2. BUN/Kreatinin:memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa: Hiperglikemia diakibatkan oleh peningkatan kadar katckolamin.
4. Kalium serum: hipokalamia dapat mengidikasikan adanya aldosteron
utama(penyebab).
5. Kolesterol dan trigliserida serum:peningkatan kadar dapat mengidikasikan
adanya pembentukan plak ateromatosa(efek kardiovaskuler),
6. Foto dada:dapat menunjukkan obstruksai kalasifikasi pada area katup.
7. EKG:dapat menunjukan pembesaran jantung,pola rengangan,gangguan
konduksi.

2.1.7. Penatalaksanaan

1. Pengelolaan hipertensi primer


Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan
pengobatan untuk mencegahterjadainya komplikasi.Langkah awalnya
adalah merubah pola hidup penderita:
a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan
dianjurkan dapat menurunkan berat badannya sampai batas
ideal.
b. Mengubah pola makan pada penderita kegemukan atau kadar
kolestrol darah tinggi.Mengurangi pemakaian garam sampai
kurang dari2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap
harinya(disertai dengan asupan kalium,magnesiumdan kalium
yang cukup)dan mengurangi alcohol.
c. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya
selama tekanan darahnya terkendali.
d. Berhenti merokok.

Pemberian obat-obatan yaitu:

Diuretik thiaziden
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air yang
akan mengurangi volume cairan diseluruh tubuh
sehingga menurunkan tekanan darah.Diuterik juga
menyebabkan pelebaran pembulih darah.Diuretik
menyebabkan hilangnya kalium melalui air
kemir,sehingga kadar diberikan tambahan kalium atau
obat penahan kalium atu obat penahan kalium.diuretik
sangat efektif pada orang kulit hitam,lanjut
usia,kegemukan,penderita gagal jantung/penyakit ginjal
menahun.
Penghambat adrenergic
Merupakan sekelompok obat yang terdiri dari
alfablocker,beta blocker dan alfabeta blocker
labetatol,yang menghambat efek sistemsaraf
simpatis.Sistem saraf simpatis adalah system saraf yang
dengan segera akan memberikan respon terhadap
stress,dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Angiotension converting enzyme inhibitor(ACE-
inhibitor)menyebabkan penurunan tekanan darah cara
melebarkan arteri.
Angiotensin-II blocker menyebabkan penurunan tekanan
darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-
inhibitor.
Antagonis kalsium menyebabkan penurunan tekanan darah
dengan mekanisme yang bener-bener berbeda.
Vasodilator langsung
Menyebablan melebarnya pembuluh darah.obat dari
golongan ini hamper selalu digunakan sebagai tanbahan
terhadap obat anti-hipertensi lainnya.
Kedaruratan hipertensi(misalnya:hipertensi
maligna)memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah
tinggi dengan segara.

Beberapa oabat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat


dan sebagian besar diberikan secara intravena(melalui
pembuluh darah).

 Diazoxide
 Nitroprusside
 Nitroglycerin
 Labeltalol
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan
kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per
oral(ditelan),tetapi obat ini bisa menyebabkan
hipotensi,sehingga pemberiannya harus diawasi
secara ketat.
2. Pengelolaan hipertensi sekunder
Pengobatan hipertensi sekunder tergantung penyebabnya.Mengatasi
penyakit ginjal kadang dapay mengembalikan tekanan
darah.penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukan selang yang
pada ujungnya terpasang balon dan mengembangkan tersebut atau
bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas(obrasi
bypass).Tumor yang menyebabkan hipertensi(misalnya
feakromositoma)biasanya diangkat melalui pembedahan.(faqih
Rahyanudi,2006).

2.1.8 Pencegahan
Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah
tinggiu. Perubahan gaya hidup dan obat-obatan bisa menurunkan tekanan
darah tinggi sampai pada batas normal:
1. Olahraga dan mempertahankan berat badan normal.
2. Makann sehat rendah lemak kaya akan sumber vitamin dan mineral
alami.

Obat-obatan anti hipertensi:diuretic,beta blocker,penggantian kalium,penghambat


saluran kalsium,ACE inhibitor.(Medicastore,2004).
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, Vinay. Et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7.Jakarta : EGC.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses. Jakarta :

EGC.

N. Richard. Mitchell. Et.al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbinsdan

Coutran. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Reevers, Charlene J, et all. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :

SalembaMedica.

http://nurse87.wordpress.com. Asuhan Keperawatan Pada Lansia

DenganHipertensi. Regards,
A. Analisa Data
NO DATA DIAGNOSA
1 DS : Ketidakefektifan
1. Ny. O mengatakan Tn. T suka mengeluh pusing perfusi jaringan
2. Tn. T mengatakan tengkuknya terasa berat dan kaku pada keluarga Tn.
3. Tn. T mengatakan dirinya mudah lelah. T (55 tahun)
4. Tn. T sering tidur larut malam karena sulit tidur khusunya pada Tn.
T (55 tahun)
DO :
1. TTV Tn. T :
a. TD : 160/90 mmHg
b. N : 93 x/mnt
c. RR : 20 x/mnt
d. S : 360C
2. Tn. T terlihat lemas
3. Keadaan umum : Baik
4. Kesadaran : composmentis
2 DS : Kurang
1. Tn. T tidak mengetahui keluhan yang ia rasakan adalah tanda pengetahuan pada
dari penyakit hipertensi. keluarga Tn. T (55
2. Tn. T sering tidur larut malam karena sulit tidur. tahun) khususnya
3. Tn. T sebelumnya belum pernah memeriksakan tekanan Tn. T (55 tahun)
darahnya.
4. Tn. T hanya membeli obat warung jika ia merasa pusing dan
pegal.
5. Saat ditanya tentang penyakit hipertensi, Tn. T tampak
bingung.
6. Ny.O mengatakan kalau Tn. T adalah perokok dan terkadang
suka minum–minum yang berakohol saat ada pesta.

DO :
1. TTV Tn. T :
a. TD : 160/90 mmHg
b. N : 93 x/mnt
c. RR : 20 x/mnt
d. S : 360C
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : composmentis
4. Tn. T terlihat bingung ketika ditanya tentang penyakit
hipertensi
5. Tn. T banyak bertanya tentang penyakitnya

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga


a. Ketidakefektifan perfusi jaringan pada keluarga Tn. T (55 tahun) khusunya pada Tn.
T (55 tahun)
b. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn. T (55 tahun) khususnya Tn. T (55 tahun)
F. Intervensi Keperawatan
TUJUAN EVALUASI
DIAGNOSA
INTERVENSI
KEPERAWATAN
TUM TUK KRITERIA STANDAR
Ketidak efektifan Setelah Setelah dilakukan
perfusi jaringan dilakukan 3x tindakan
pada keluarga Tn.S kunjungan keperawatan
(62 tahun) pertemuan selama 1x60
khususnya Tn. T diharapkan menit, diharapkan
(54 tahun) masalah keluarga mampu :
masalah 1. Mengenal
perfusi masalah penyakit
jaringan hipertensi
teratasi Dengan cara :
a) Menyebutkan RESPON a) Hipertensi adalah 1. Mendiskusikan kembali bersama
definisi VERBAL suatu keadaan keluarga definisi hipertensi
penyakit dimana tekanan 2. Tanyakan kembali definisi hipertensi
hipertensi darah persisten 3. Berikan reinforcement positif kepada
dimana tekanan keluarga atas jawaban yang tepat
sistoliknya diatas
140 mmHg dan
tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg

b) Menyebutkan RESPON b) Penyebab hipertensi: 1. Diskusikan dengan keluarga tentang


3 dari 10 VERBAL 1) Keturunan penyebab penyakit hipertensi
penyebab 2) Usia 2. Motivasi/dukung keluarga untuk
hipertensi 3) Garam meyebutkan penyebab hipertensi
4) Kolestrol 3. Berikan reinforcement positif atas
5) Kegemukan jawaban yang tepat
6) Stress
7) Rokok
8) Kafein
9) Alkohol
10) Kurang olahraga

c) Menyebutkan RESPON c) Tanda dan gejala 1. Diskusikan dengan keluarga tanda gejala
3 dari 7 tanda PSIKOMOT hipertensi : penyakit hipertensi
dan gejala OR 1) Sakit kepala atau 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
hipertensi pusing kembali tanda gejala hipertensi
2) Berat di tengkuk 3. Berikan reinforcement positif atas
3) Mata berkunang- jawaban yang tepat
kunang dan kabur
4) Mudah lelah
5) Mudah marah
6) Sesak nafas
7) Susah tidur

d) Menyebutkan RESPON d) Pencegahan 1. Dorong keluarga untuk menyebutkan


3 dari 7 cara VERBAL hipertensi : pencegahan penyakit hipertensi
pencegahan 1) Jaga berat badan 2. Berikan reinforcement positif atas
penyakit 2) Kurangi makan jawaban yang tepat
hipertensi makanan
berlemak dan
garam
3) Berhenti
merokok dan
alcohol
4) Kurangi atau
tidak minum
kopi
5) Cukup istirahat
dan tidur
6) Hindari stress
7) Olahraga secara
teratur

2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat anggota
keluarga yang
menderita
hipertensi
Dengan cara :
a) Menyebutkan RESPON a) Akibat lanjut dari 1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut
2 dari 4 VERBAL hipertensi yang tidak apabila hipertensi tidak diobati
akibat lanjut di obati : 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
tidak 1) Gangguan kembali akibat lanjut dari hipertensi yang
diobatinya penglihatan tidak diobati
hipertensi 2) Stroke 3. Beri reinforcement positif atas jawaban
3) Serangan keluarga yang tepat
jantung
4) Gagal ginjal
b) Memutuskan RESPON b) Keluarga 1. Diskusikan kembali dengan keluarga
untuk VERBAL memutuskan untuk tentang lingkungan keluarga untuk
merawat Ny. merawat anggota merawat keluarga dengan hipertensi
N dengan keluarga dengan 2. Beri reinforcement positif atas keputusan
masalah hipertensi keluarga untuk merawat anggota
hipertensi keluarga dengan hipertensi

3. Setelah 1 x 60
menit kunjungan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
hipertensi
Dengan cara :
a) Menyebutkan RESPON a) Perawatan hipertensi 1. Diskusi dengan keluarga tentang
3 dari 5 cara VERBAL di rumah : pecegahan hipertensi
perawatan 1) Mengkonsumsi 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
hipertensi di kurangi garam pencegahan hipertensi
rumah dapur 3. Beri reinforcement positif atas usaha
2) Hindari stress yang di lakukan keluarga
yang berlebih
3) Hindari makanan
yang berlemak
dan mengandung
kolesterol
4) Olahraga teratur
5) Hindari rokok

b) Membuat RESPON b) Keluarga dapat 1. Mendemonstrasikan pada keluarga


obat PSIKOMOT mendemonstrasikan 2. cara membuat obat tradisional
tradisional OR cara membuat obat 3. Beri kesempatan keluarga untuk
untuk tradisional : membuat obat tradisional
hipertensi mentimun 4. Berikan reinforcement positif pada
keluarga atas usaha keluarga
5. Pastikan keluarga akan melakukan
tindakan yang di ajarkan bila di perlukan

4. Setelah 1 x 60
menit kunjungan,
keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
dapat mencegah
hipertensi
Dengan cara :

a) Menyebutkan RESPON a) Cara memodifikasi 1. Jelaskan lingkungan yang dapat


2 dari 2 cara VERBAL lingkungan untuk 2. mencegah hipertensi
memodifikasi mencegah 3. Motivasi keluarga untuk mengulangi
lingkungan hipertensi: penjelasan yang diberikan
1) Hidari asap rokok 4. Beri reinforcement positif atas jawaban
2) Ciptakan keluarga
lingkungan yang
nyaman bagi
keluarga untuk
menghindari
stress

b) Melakukan RESPON b) Ada kunjungan tidak 1. Observasi lingkungan rumah pada


modifikasi PSIKOMOT terencana keluarga kunjungan dengan terncana
lingkungan OR melakukan tindakan 2. Diskusikan dengan keluarga hal positif
yang tepat modifikasi yang sudah dilakukan keluarga
bagi Tn. T lingkungan 3. Berikan reinforcement positif atas upaya
yang dilakukan keluarga

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
Dengan cara :
a) Menyebutkan RESPON a) Manfaat kunjungan 1. Informasikan mengenai pengobatan dan
kembali VERBAL ke fasilitas pendidikan kesehatan yang dapat
manfaat kesehatan: diperoleh keluarga di klinik/balai desa,
kunjungan 1) Mendapatkan pengobatan Puskesmas, dan Rumah Sakit
fasilitas pelayanan 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kesehatan kesehatan kembali hasil diskusi
pengobatan 3. Beri reinforecement positif atas hasil
hipertensi yang di capainya
2) Mendapat
pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi
b) Memanfaatka RESPON 1) Keluarga membawa 1. Motivasi keluarga untuk membawa klien
n pelayanan VERBAL anggota keluarga apabila kondisinya tidak dapat ditangani
kesehatan dengan hipertensi : di rumah
dalam pusing, sakit kepala, 2. Temani keluarga ke klinik/BP bila
merawat mata berkunang – diperlukan
hipertensi kunang, mudah lelah 3. Berikan pujian atas hasil yang dicapai
2) Adanya kartu
berobat
TUJUAN EVALUASI
DIAGNOSA
INTERVENSI
KEPERAWATAN
TUM TUK KRITERIA STANDAR
Kurang Setelah Setelah dilakukan
pengetahuan pada dilakukan 3x tindakan
keluarga Tn. S (62 kunjungan keperawatan
tahun) khususnya pertemuan selama 1x60
Tn. T (54 tahun) diharapkan menit, diharapkan
masalah keluarga mampu :
masalah 1. Mengenal
perfusi masalah
jaringan penyakit
teratasi hipertensi
Dengan cara :
a. Menyebutkan RESPON c. Hipertensi adalah 1. Mendiskusikan kembali bersama
definisi VERBAL suatu keadaan keluarga definisi hipertensi
penyakit dimana tekanan 2. Tanyakan kembali definisi hipertensi
hipertensi darah persisten 3. Berikan reinforcement positif kepada
dimana tekanan keluarga atas jawaban yang tepat
sistoliknya diatas
140 mmHg dan
tekanan
diastoliknya diatas
90 mmHg

b. Menyebutkan RESPON d. Penyebab 1. Diskusikan dengan keluarga tentang


3 dari 10 VERBAL hipertensi: penyebab penyakit hipertensi
penyebab 1) Keturunan 2. Motivasi/dukung keluarga untuk
hipertensi 2) Usia meyebutkan penyebab hipertensi
3) Garam 3. Berikan reinforcement positif atas
4) Kolestrol jawaban yang tepat
5) Kegemukan
6) Stress
7) Rokok
8) Kafein
9) Alkohol
10) Kurang olahraga

c. Menyebutkan RESPON c. Tanda dan gejala 1. Diskusikan dengan keluarga tanda


3 dari 7 tanda PSIKOMOT hipertensi : gejala penyakit hipertensi
dan gejala OR 1) Sakit kepala atau 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
hipertensi pusing kembali tanda gejala hipertensi
2) Berat di tengkuk 3. Berikan reinforcement positif atas
3) Mata berkunang- jawaban yang tepat
kunang dan kabur
4) Mudah lelah
5) Mudah marah
6) Sesak nafas
7) Susah tidur

d. Menyebutkan RESPON d. Pencegahan 1. Dorong keluarga untuk menyebutkan


3 dari 7 cara VERBAL hipertensi : pencegahan penyakit hipertensi
pencegahan 1) Jaga berat 2. Berikan reinforcement positif atas
penyakit badan jawaban yang tepat
hipertensi 2) Kurangi makan
makanan
berlemak dan
garam
3) Berhenti
merokok dan
alcohol
4) Kurangi atau
tidak minum
kopi
5) Cukup istirahat
dan tidur
6) Hindari stress
7) Olahraga secara
teratur
2. Keluarga
mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
hipertensi
Dengan cara :
a. Menyebutka RESPON a. Akibat lanjut dari 1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut
n 2 dari 4 VERBAL hipertensi yang apabila hipertensi tidak diobati
akibat lanjut tidak di obati : 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
tidak 1) Gangguan kembali akibat lanjut dari hipertensi
diobatinya penglihatan yang tidak diobati
hipertensi 2) Stroke 3. Beri reinforcement positif atas jawaban
3) Serangan keluarga yang tepat
jantung
4) Gagal ginjal

b. Memutuska RESPON b. Keluarga 1. Diskusikan kembali dengan keluarga


n untuk VERBAL memutuskan tentang lingkungan keluarga untuk
merawat untuk merawat merawat keluarga dengan hipertensi
Ny. N anggota 2. Beri reinforcement positif atas keputusan
dengan keluarga keluarga untuk merawat anggota
masalah dengan keluarga dengan hipertensi
hipertensi hipertensi

3. Setelah 1 x 60
menit kunjungan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
hipertensi
Dengan cara :
a. Menyebutkan RESPON a. Perawatan 1. Diskusi dengan keluarga tentang
3 dari 5 cara VERBAL hipertensi di pecegahan hipertensi
perawatan rumah : 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
hipertensi di 1) Mengkonsumsi pencegahan hipertensi
rumah kurangi garam 3. Beri reinforcement positif atas usaha
dapur yang di lakukan keluarga
2) Hindari stress
yang berlebih
3) Hindari makanan
yang berlemak
dan mengandung
kolesterol
4) Olahraga teratur
5) Hindari rokok

b. Membuat obat RESPON b. Keluarga dapat 1. Mendemonstrasikan pada keluarga cara


tradisional PSIKOMOT mendemonstrasikan membuat obat tradisional
untuk OR cara membuat obat 2. Beri kesempatan keluarga untuk
hipertensi tradisional : membuat obat tradisional
mentimun 3. Berikan reinforcement positif pada
keluarga atas usaha keluarga
4. Pastikan keluarga akan melakukan
tindakan yang di ajarkan bila di perlukan
4. Setelah 1 x 60
menit kunjungan,
keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
dapat mencegah
hipertensi
Dengan cara :
a. Menyebutkan RESPON a. Cara memodifikasi 1. Jelaskan lingkungan yang dapat
2 dari 2 cara VERBAL lingkungan untuk 2. mencegah hipertensi
memodifikasi mencegah 3. Motivasi keluarga untuk mengulangi
lingkungan hipertensi: penjelasan yang diberikan
1) Hidari asap 4. Beri reinforcement positif atas jawaban
rokok keluarga
2) Ciptakan
lingkungan
yang nyaman
bagi keluarga
untuk
menghindari
stress
b. Melakukan RESPON b. Ada kunjungan 1. Observasi lingkungan rumah pada
modifikasi PSIKOMOT tidak terencana kunjungan dengan terncana
lingkungan OR keluarga 2. Diskusikan dengan keluarga hal positif
yang tepat melakukan yang sudah dilakukan keluarga
bagi Tn. T tindakan modifikasi 3. Berikan reinforcement positif atas upaya
lingkungan yang dilakukan keluarga

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
Dengan cara :
a. Menyebutkan RESPON a. Manfaat kunjungan 1. Informasikan mengenai pengobatan dan
kembali VERBAL ke fasilitas pendidikan kesehatan yang dapat
manfaat kesehatan: diperoleh keluarga di klinik/balai desa
kunjungan 1) Mendapatkan pengobatan PKM
fasilitas pelayanan 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kesehatan kesehatan kembali hasil diskusi
pengobatan 3. Beri reinforecement positif atas hasil
hipertensi yang di capainya
2) Mendapat
pendidikan
kesehatan
tentang
hipertensi

b. Memanfaatka RESPON 1) Keluarga 1. Motivasi keluarga untuk membawa klien


n pelayanan VERBAL membawa anggota apabila kondisinya tidak dapat ditangani
kesehatan keluarga dengan di rumah
dalam hipertensi : pusing, 2. Temani keluarga ke klinik/BP bila
merawat sakit kepala, mata diperlukan
hipertensi berkunang – 3. Berikan pujian atas hasil yang dicapai
kunang, mudah
lelah
2) Adanya kartu
berobat
F. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal dan
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Waktu

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESUME


1, 2, dan 3 TUK 1 : S:
1. Mengucapkan salam 1. Tn. T menjawab salam
2. Memvalidasi keadaan keluarga 2. Tn. T mengatakan kepalanya sedikit pusing
3. Mengingatkan kontrak 3. Tn. T menyetujui pertemuan saat ini selama 60
4. Menjelaskan tujuan menit tentang hipertensi
4. Tn. Tmenyebutkan pengertian dari hipertensi yaitu
1. Menjelaskan tentang definisi hipertensi. suatu keadaan dimana tekanan darah persisten
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan darah persisten dimana tekanan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan 5. Tn. T dapat menyebutkan penyebab hipertensi yaitu
diastoliknya diatas 90 mmHg keturunan, usia, stress, dan kurang olahraga
2. Menanyakan pada keluarga tentang 6. Tn. T dapat mengidentifikasi penyebab Hipertensi
hipertensi 7. Tn. T dapat mengenal tanda2 hipertensi
3. Mendikusikan dengan keluarga tentang 8. Tn. T dapat membandingkan apa yang terjadipada
penyebab hipertensi: keturunan, usia, kondisi saat ini.
garam, kolestrol, kegemukan, stress, 9. Ny Y dapat mengidentifikasi masalah yang timbul
rokok, kafein, alkohol, kurang olahraga 10. Dapat menyimpulkan masalah yang dihadapi
4. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali penyebab hipertensi O:
5. Mendorong keluarga untuk 1. Tn. T kooperatif dan aktif saat dijelaskan
mengidentifikasi penyebab hipertensi
6. Mendiskusikan mengenai tanda-tanda A :
hipertensi 1. Tn. T dapat menyebutkan pengertian hipertensi
Tanda – tanda hipertensi : sakit kepala dan 2. Tn. T dapat menyebutkan penyebab hipertensi
tengkuk, Jantung berdebar-debar, Sukar 3. Tn. T dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda –
tidur, Nafas pendek, mudah marah, Sesak tanda hipertensi
nafas, Pandangan kabur 4. Tn. T dapat menyimpulkan penyakit yang ia derita
7. Membantu keluarga membandingkan apa
yang telah di jelaskan dengan kondosi P :
klien. Lanjutkan ke TUK berikutnya.
8. Memotivasi Tn. T mengidentifikasi
masalah yang timbul
9. Bersama menyimpulakan masalah yang
dihadapi Tn. T
10. Memberikan reinforment positif atas
usaha Tn. T

1, 2, dan 3 TUK 2
1. Menjelaskan kepada keluarga akibat lanjut S :
apabila hipertensi tidak diatasi yaitu, stroke, 1. Tn. T mengatakan akibat bila tidak segera diatasi dapat
gagal ginjal dan kebutaan. menyebabkan stroke dan penyakit jantung
2. Respon verbal: 2. Tn. T mengatakan akan merawat dirinya bila
Tn. T mampu menyebutkan akibat lanjut hipertensinya kambuh sesuai dengan anjuran .
hipertensi apabila tidak diobati O:
3. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan 1. Tn. T mendengar penjelasan yang diberikan
kembali akibat lanjut dari hipertensi. 2. Tn. T kooperatif dan aktif saat diskusi.
4. Mendiskusikan kembali dengan keluarga 3. Tn. T terlihat mengerti dengan apa yang dijelaskan
tentang keinginan keluarga untuk merawat A:
anggota keluarga dengan hipertensi. 1. Tn. T dapat menyebutkan akibat lanjut bila hipertensi
5. Memberikan reinforcement positif atas tidak di atasi.
jawaban keluarga dan keputusan untuk 2. Tn. T memutuskan untuk merawat dirinya bila
merawat anggota keluarga dengan hipertensi hipertensinya kambuh.
P:
1. Evaluasi Tuk 1 dan 2, serta lanjutkan ke TUK 3.

TUK 3
1. Menjelaskan kepada keluarga cara merawat
anggota keluarga dengan hipertensi di S :
rumah yaitu dengan kurangi konsumsi 1. Tn. T mengatakan cara merawat hipertensi di rumah
garam dapur,hindari stress yang berlebih, yaitu dengan mengurangi konsumsi garam,
hindari makanan yang berlemak dan menghindari makanan berlemak dan mengandung
mengandung kolesterol, Olahraga teratur kolesterol, dan olahraga teratur
(30 – 45 menit/hari), hindari rokok. 2. Tn. T memutuskan untuk melakukan penataan rumah.
Respon Verbal :
Tn. T mampu menyebutkan cara merawat O :
anggota keluarga dengan hipertensi di 1. Tn. T mendengar penjelasan yang diberikan
rumah 2. Tn. T kooperatif dan aktif saat diskusi.
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan 3. Tn. T terlihat mengerti dengan apa yang dijelaskan
kembali cara perawatan hipertensi di 4. Tn. T terlihat mengerti dengan apa yang di
rumah demonstrasikan
3. Memberikan reinforcement positif atas 5. Tn. T dapat mendemonstrasikan kembali cara
jawaban keluarga dan keputusan untuk membuat jus mentimun
merawat anggota keluarga dengan
hipertensi A:
4. Mendiskusikan kembali dengan keluarga 1. Tn. T memutuskan untuk melakukan modifikasi
tentang keinginan keluarga untuk lingkungan dengan melakukan penataan rumah
modifikasi lingkungan dengan melakukan .
penataan rumah P:
5. Menjelaskan kepada keluarga cara 1. Evaluasi TUK 3
merawat anggota keluarga dengan
hipertensi di rumah yaitu membuat obat
tradisional untuk hipertensi dengan
melakukan teknik relaksasi otot progresif.
Respon Psikomotor :
Tn. T mampu mendemonstrasikan
pembuatan obat tradisional untuk
hipertensi
6. Memotivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali pembuatan
obat tradisional untuk hipertensi
7. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban keluarga dan keputusan untuk
merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
8. Mendiskusikan kembali dengan keluarga
tentang keinginan keluarga untuk
modifikasi lingkungan dengan melakukan
penataan rumah

Вам также может понравиться