Вы находитесь на странице: 1из 29

ASKEP DERMATITIS

Label: Perkuliahan
Pengertian:
dermatitis adalah peradangan pada kulit.

Terbagi Atas :
DERMATITIS KONTAK
Sinonim :
Dermatitis venenata, dermatitis industri, dan lain-lain.
Penyebab :
a. Zat iritan misalnya asam atau alkali.
b. Alergen misalnya tumbuh-tumbuhan, kosmetik atau nikel.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
Dermaitis Kontak Iritan :
Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif
tegas.
Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin
hardering.
Gejala klinis dipengaruhi keadaan kulit pada waktu kontak antara lain, faktor kelembaban,
paparan dengan air, panas dingin, tekanan atau gesekan. Kulit kering lebih kurang bereaksi.
Dermatitis Kontak Alergik :
Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah
terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain.

Diagnosis banding :
Dermatitis numularis, dermatitis seboroika, dermatitis atopik.
Pengobatan :
Menghindari penyebab.
Simtomatik
Topikal :
o Apabila basah : kompres PK 1/10.000
o Apabila kering : Kortikosteroid
Pada keadaan berat – per oral :
o Antihistamin
o Kortikosteroid

DERMATITIS ATOPIK
Sinonim :
Neurodermatitis disseminata; prurigo diathesique Besnier.
Penyebab :
a. Gangguan fungsi sel limfosit T dan peningkatan kadar Ig E
b. Blokade reseptor beta adrenergik pada kulit.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik
pada penderita atau keluarganya. Gejala klinis edema, vesikel sampai bula, dapat pula disertai
ekskoriasi. Keadaan kronik terdapat penebalan kulit, likenifikasi dan hyperpigmentasi. Gatal dari
ringan sampai berat, disertai rasa terbakar. Keadaan akut disertai rasa tidak enak badan
Lokalisasi sesuai umur penderita dibagi:
 Tipe infantil : muka, terutama kedua pipi (disebut milk eczema), kepala, ekstremitas, badan
dan bokong. Biasanya usia 2 bulan – 2 tahun.
Tipe anak-anak : muka, tengkuk, lipat siku dan pergelangan tangan. Lesi bersifat sub-akut.
Tipe dewasa : fosa poplitea, lipat siku dan tengkuk, dahi, daerah yang terpapar matahari. Lesi
bersifat kronis.
Diagnosis Banding :
Dermatitis seboroika, dermatitis herpetiformis dan keratosis folikularis (penyakit Darier)

Pengobatan :
Keadaan ringan diberikan pengobatan topikal.
Sistemik : Antihistamin. Keadaan sangat eksudativ, diberikan kortikosteroid jangka pendek.
 Topikal : salepKeadaan akut dan basah diberi kompres. Kronik kortikosteroid. Keadaan
infeksi dikombinasi dengan antibiotika. Bila diduga mengalami infeksi dengan kandidosis dapat
diberikan campuran kortikosteroid dan anti kandida.
Tanda Diagnostik :
o Lokalisasi – daerah lipatan flexor ekstremitas.
o Terdapat stigmata atopik
o Gatal

DERMATITIS NUMULARIS
Sinonim :
Dermatitis Diskoid, Neurodermatitis Numularis.
Penyebab :
Tidak pasti. Diduga stress emosi, alkohol dapat memperburuk keadaan.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi
5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. Gejala
biasanya hebat dan hilang timbul, bila digaruk dapat terjadi fenomena Koebner.
Lokalisasi di ekstremitas atas dan bawah bagian ekstensor, tetapi dapat berlokasi diseluruh
bagian tubuh.
Diagnosis Banding :
Dermatitis atopik, neurodermatitis.
Pengobatan :
Topikal tidak mencukupi, perlu pengobatan sistemik berupa anti histamin.
Lesi basah kompres larutan Permanganas Kalikus 1 : 10.000
Lesi kering : salep kortikosteroid.
Bila ada infeksi sekunder ditambahkan antibiotika sistemik.
Tanda Diagnostik :
Bentuk lesi numuler
Sifat lesi membasah
Gatal

NEURODERMITIS SIRKUMSKRIPTA
Sinonim :
Liken Simpleks Kronis
Penyebab :
Tidak pasti.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Penderita umumnya orang dewasa atau orang tua. Mungkin suatu tempat gatal kemudian digaruk
berulang-ulang, maka akan timbul papel, likenifikasi dan kulit menjadi tebal yang menimbulkan
hyperpigmentasi. Lesi berupa papel besar, gatal disebut prurigo nodularis.
Tempat di tengkuk, di punggung kaki, punggung tangan, lengan bawah dekat siku, tungkai
bawah bagian lateral, perianal, scrotum dan vulva atau di scalp. Prurigo nodularis sering
ditemukan di lengan dan tungkai. Kelainan menipis bila tidak digaruk.
Pengobatan :
Diberitahukan kepada penderita : kelainan kulit menipis dan kemudian menghilang bila tidak
digaruk.
õ Sistemik : Sedativa atau Antihistaminika untuk mengurangi rasa gatal.
õ Topikal : Salep Kortikosteroid.
Bila kurang berhasil dibantu dengan cara oklusi (ditutup dengan bahan impermeabel misalnya
bungkus plastik). Kalau belum berhasil juga disuntik dengan kortikosteroid intra lesi, misalnya
triamsinolon.

Prognosis :
Baik, tetapi sering pula residif.

DERMATITIS STATIS
Sinonim :
Dermatitis Hemostatika.
Penyebab :
Gangguan aliran darah pembuluh vena di tungkai. Berupa bendungan di luar pembuluh darah;
misalnya tumor di abdomen sumbatan thrombus di tungkai bawah, atau kerusakan katup vena
setelah thrombophlebitis.
Insidens :
Orang dewasa dan orang tua.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat
berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-
tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah
berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung
lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam.
Komplikasi :
Timbul ulkus, disebut ulkus varikosum atau ulkus venosum.
Diagnosis :
Lokalisasi ditungkai bawah, dimulai di atas maleous internus sampai di bawah lutut. Kelainan
berupa hyperpigmentasi, skuama, erosi, papel, kadang-kadang eksudasi. Batas tidak jelas.
Udema terutama di pergelangan kaki.
Diagnosis Banding :
Dermatitis kontak.
Pengobatan :
õ Dermatitis akut dikompres dengan larutan Permanganas Kalikus 1/10.000, atau larutan perak
nitrat 0,25 % - 0,5 %.
õ Obat topikal : Ichtyol 2 % dalam salep zink-oksid.
õ Bila eksudatif , diberi kortikosteroid dalam jangka pendek (7-10 hari).
õ Bila ada infeksi sekunder diberi antibiotika.
Prognosis :
Residif..

DERMATITIS SEBOROIKA
Sinonim :
Seborrheic Eczema, Dermatitis Seborrhoides, Seborrhoide.
Penyebab :
Tidak diketahui.
Faktor yang mempengaruhi / memperburuk :
Jenis makanan berlemak
Banyaknya keringat
Stress emosi
Insidens :
Daerah dingin insidennya lebih tinggi. Umumnya bayi dan anak umur 6 – 10 tahun, serta orang
dewasa umur 18 – 40 tahun.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;
krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak,
umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.
Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebut
pytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut.

Lesi dapat menjalar ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing (membasah), dan menjadi
keadaan eksfoliatif generalisata. Pada bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut
penyakit Leiner.
Diagnosis Banding :
Psoriasis, Pitiriasis Rosea, Dermatofitosis.
Pengobatan :
Umum : diet rendah lemak.
Sistemik : antihistamin, pada kasus berat, kortikosteroid.
Lokal : preparat sulfur, tar, kortikosteroid. Shampo dapat dipakai selenium sulfida.
Prognosis :
Kronik residif.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS

I. PENGKAJIAN.
a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
c. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
4. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang
berkepanjangan.
5. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien
tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

II. PEMERIKSAAN FISIK.


a. Subjektif :
Gatal
b. Objektif :
Skuama kering, basah atau kasar.
Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan
mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum ).
Kerontokan rambut.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI.


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Inflamasi dermatitis, ditandai dengan :
Adanya skuama kering, basah atau kasar.
Adanya krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
Intervensi :
Kaji / catat ukuran dari krusta, bentuk dan warnanya, perhatikan apakah skuama kering, basah
atau kasar.
Anjurkan klien untuk tidak menggaruk daerah yang terasa gatal.
Kolaborasi dalam pemberian pengobatan :
Sistemik : Antihistamin, Kortikosteroid.
Lokal : Preparat Sulfur, Tar, Kortikosteroid, Shampo (Selenium Sulfida)

2. Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis aktual atau yang dirasa sekunder
akibat penyakit, ditandai dengan :
(Kemungkinan yang terjadi)
Insomnia
Keletihan dan kelemahan
Gelisah
Anoreksia
Ketakutan
Kurang percaya diri
Merasa dikucilkan
Menangis.
Intervensi :
Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat, panik.
Berikan kenyamanan dan ketentraman hati :
Tinggal bersama pasien.
Tekankan bahwa semua orang merasakan cemas dari waktu ke waktu.
Bicara dengan perlahan dan tenang, gunakan kalimat pendek dan sederhana.
Perlihatkan rasa empati.
 Singkirkan stimulasi yang berlebihan (ruangan lebih tenang), batasi kontak dengan orang lain
– klien atau keluaraga yang juga mengalami cemas.
Anjurkan intervensi yang menurunkan ansietas (misal : teknik relaksasi, imajinasi terbimbing,
terapi aroma).
Identifikasi mekanisme koping yang pernah digunakan untuk mengatasi stress yang lalu.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat
penyakit, ditandai dengan :
Klien mungkin merasa malu.
Tidak melihat / menyentuh bagian tubuh yang terganggu.
Menyembunyikan bagian tubuh secara berlebihan.
Perubahan dalam keterlibatan sosial.
Intervensi :
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Dorong klien untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosa
penyakit.
Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan.
Perjelas berbagai kesalahan konsep individu / klien terhadap penyakit, perawatan dan
pengobatan.
Dorong kunjungan / kontak keluarga, teman sebaya dan orang terdekat.

4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya sumber informasi,


ditandai dengan :
Pasien sering bertanya / minta informasi, pernyataan salah konsep.
Intervensi :
Jelaskan konsep dasar penyakitnya secara umum.
Jelaskan / ajarkan nama obat-obatan, dosis, waktu dan metode pemberian, tujuan, efek samping
dan toksik.
Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak.
Tekankan pentingnya personal hygiene

http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/07/askep-dermatitis.html

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN DERMATITIS

1. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan respon reaksi hipersnsitivitas lambat tipe IV, kelainan
inflamasi yang bersifat ekzematosa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah bahan
yang irirtan atau alergenik. Ada 4 bentuk dasar: alergik, iritan, fototoksik, fotoalergika. Hampir
setiap zat dapat menimbulkan dermatitis kontak antara lain: poison ivy, bahan kosmetika, sabun
deterjen, dan bahan industri

Manifestasi klinik

Gatal-gatal, rasa terbakar, eritema, lesi kulit (vesikel), dan edema yang diikuti
pengeluaran sekret, pembentukan krusta dan akhirnya pengeringan serta pengelupasan kulit.

Rangkuman karakteristik dari dermatitis kontak

Tipe Etiologi Gambaran Kinis Pemeriksaan Terapi


Diagnostik
Alergik Reaksi hipersensitivitas  Vasodilatasi dan Tes Pacth  Hindari bahan
tipe IV yang terjadi infiltrat penyebab
akibat kontak kulit perivaskuler pada
dengan bahan alerginik. dermis  Larutan
Tipe ini memiliki Burrowl atau
periode sensitivitas 10-  Edema intrasel kompres air
14 hari dingin
 Biasanya terlihat
pada permukaan  Kortikosteroid
dorsal tangan sistemik
selama 7 hari
Iritan Terjadi akibat kontak  Kekeringan kulit Hasil patch  Anti histamin
dengan bahan secara dalam beberapa test negatif untuk
kimiawi atau fisik hari hingga yang sesuai mengurangi
merusak kulit tanpa beberapa bulan pruritus
dasar imunologik.
Terjadi sesudah kontak  Vesikula, fisura  Identifikasi dan
pertama dengan iritan dan pecah-pecah penghilangan
atau kontak ulang sumber iritasi
dengan iritan ringan  Tangan dan lengan
dalam waktu yang lama bawah  Pemberian krim
merupakan untuk
bagian yang mendinginkan
sering terkena. kulit dan
mengurangi
iritasi

 Kortikosteroid
topikaldan
obat kompres
untuk
mengatasi lesi
yang berair

 Antibiotik
untuk
mengatasi
infeksi dan
antihistamin
oral untuk
pruritus
Fototoksik Menyerupai tipe iritan Serupa dengan Tes  Sama seperti
tetapi memerlukan dermatitis iritan photopatch dermatitis
kombinasi sinar alergika dan
matahari dan bahan iritan
kimia yang merusak
kulit
Fotoalergik Menyeruoai dermatitis Serupa dengan Tes  Sama seperti
alergika tetapi dermatitis alergika photopatch dermatitis
memerluka pajanan alergika dan
cahay di samping irita
kontak alergen untuk
menimbulkan
reaktivitas
immunologik

2. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan


limfosit T dan sel mast. Tipe gatal kronik yang sering timbul, dalam keadaan yang sering disebut
eksema. Kata “atopic” berhubungan dengan tiga group gangguan alergi yaitu asthma, alergi
renitis (influensa), dan dermatitis atopik

Insiden

Kejadian dari beberapa studi menyatakan 75 sampai 80 % dari klien dermatitis atopik
mengenai perorangan atau keluarga yang mempunyai riwayat gangguan alergi. Dermatitis atopik
merupakan keadaan yang biasa mengganggu mempengaruhi 0,5 – 1 % penduduk seluruh dunia

Etiologi

Penyebab utama dermatitis atopik adalah belum diketahui. Xerosis adalah biasa lebih
buruk selama periode kelembaban rendah; musim dingin daerah garis lintang utara memperburuk
gatal-gatal

Patofisiologi

Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik karena ada
penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di transepidermal, dan penurunan
isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari
kulit, menjadi lebih gatal. Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon
dari beberapa keluhan kulit di klinik.
Manifestasi Klinik

Dermatitis atopik dimulai sejak selama anak-anak. Dalam keadaan akut, yang pertama
tampak kemerahan, lumpur dan banyak kerak. Pada bayi lesi kulit tampak pada wajah dan
bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja lesi tampak lebih sering muncul di tangan dan
kaki, di belakang lutut, dan lipat siku.

Gejala terbesar adalah pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan pembentukan
lesi, yang mrupakan keluhan utama orang mencari bantuaan

Komplikasi

Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus,
jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini sebaiknya menghindari
inokulasi virus hidup yang dilemahkan.

Penatalaksanaan Diet

Penatalaksanaan diet pada dermatitis atopik masih merupakan masalah yang


kontroversional. Alergi makanan yang signifikan, tidak diketahui sebagai penyebab dari
dermatitis atopik atau berapa persentase dari klien dermatitis atopik yang mempunyai alergi
terhadap makanan. Alergen yang paling umum yang sering muncul adalah telur, susu sapi,
kedelai, gandum, kacang-kacangan, dan ikan. Alergen yang telah diketahui ini harus dihindari.
Perawataan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya malnutrisi ketika melakukan
pembatasan diet apa saja.

3. Reaksi Obat dan Medikasi (Dermatitis Medikamentosa)

 Dermatitis Medikamentosa adalah kelainan hipersensitivitas


tipe I, merupakan istilah yang digunakan untuk ruam kulit
karena pemakaian internal obat-obatan atau medikasi tertentu.
Pada umumya reaksi obat timbul mendadak, raum dapat
disertai dengan gejala sistemik atau menyeluruh.
 Urtikaria merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe I yang ditandai dengan kemunculan mendadak
lesi yang menonjol edematosus, berwarna merah muda dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.
Bagian tubuh yang terkena termasuk membran mukosa (mulut), laring dan traktus gastrointestinal.
 Edema Angioneurotik merupakan pembengkakan timbul mendadak beberapa detik atau menit, atau
secara perlahan-lahan, yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam, sehingga tidak nampak lesi
diluar. Bagian tubuh yang sering terkena adalah bibir, kelopak mata, pipi, tangan, kaki, genitalia dan
lidah; membran mukosa laring, bronkus, dan saluran gastrointestinal.

 Alergi makanan merupakan bentuk hipersensitivitas tipe I. Gejala klinisnya berupa gejala alergi yang
klasik seperti yang lainnya.

 Serum sickness merupakan hipersensitivitas tipe III komplek imun.

Pengkajian Keperawatan

Klien dengan dermatitis harus dikaji bagaimana kebiasaan hygiene sehari-hari (misal: apakah
klien mandi menggunakan sabun dan air panas?), pengobatan yang telah diberikan, terpapar oleh
alergen, terpapar lingkungan, dan riwayat kerusakan kulit.

Modifikasi perencanaan untuk klien lansia


Dermatitis adalah gangguan kulit yang umum pada lansia. Ini dapat disebabkan karena
hipoproteinemia, insufisiensi vena, alergen, iritan, atau penyakit keganasan seperti leukemia atau
lymphoma. Karena klien lansia sering minum lebih dari satu obat, maka dermatitis karena
interaksi obat dapat dipertimbangkan. Kerapuhan kulit harus dipertimbangkan dalam
perencanaan pemberian pengobatan. Kebanyakan klien lansia tidak membutuhkan mandi setiap
hari dan harus menghindari air panas untuk mandi begitu pula sabun. Air kran dan bahan-bahan
yang tidak membuat kering kulit dapat digunakan.

Asuhan Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d kekeringan pada kulit

Kriteria hasil: klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya
peradangan, ditandai dengan

 Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit

 Berkurangnya derajat pengelupasan kulit

 Berkurangnnya kemerahan
 Berkurangnya lecet karena garukan

 Penyembuhan area kulit yang telah rusak

Intervensi:

 Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah
diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat. Rasionalisasi
dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4
menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.

 Gunakan air hangat jangan panas. Rasionalisasi air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan
meningkatkan pruritus.

 Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi
busa. Rasionalisasi sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan
tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.

 Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari. Rasionalisasi
salep atau krim akan melembabkan kulit.

2. Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen

Kriteria hasil: klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan

 Menghindari alergen

Intervensi:

 Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
Rasionalisasi menghindari alergen akan menurunkan respon alergi

 Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen

 Hindari binatang peliharaan. Rasionalisasi jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari
memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
 Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasionalisasi AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di
lingkungan.

3. Perubahan rasa nyaman b.d pruritus

Kriteria hasil: klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan

 Berkurangnya lecet akibat garukan

 Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal

 Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman

Intervensi:

 Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip
terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk. Rasionalisasi dengan
mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan
meningkatkan rasa kooperatif.

 Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia
lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik. Rasionalisasi pruritus
sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen
pelembut pakaian.

 Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang
tertinggal. Rasionalisasi bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat
menyebabkan iritas

Lembar Pengkajian Alergi

Nama: ……………………….. usia ……… Jenis Kelamin …………. Tanggal ……….

1. Keluhan utama: ………………………………………………………………………..

2. Keadaan sakit yang sekarang: …………………………………………………………


3. Gejala alergik kolateral:

 Mata:  Pruritus  Perasaan terbakar  Lakrimasi  Pembengkakan  Sekret

 Telinga:  Pruritus  Rasa penuh  Berdenging  Sering infeksi

 Hidung:  Bersin-bersin  Rinore  Obstruksi  Pruritus  Bernapas lewat mulut  Sekret


purulen

 Tenggorok:  Sakit leher  Pruritus palatum  Mukus pada pagi hari

 Dada:  Batuk  Nyeri  Mengi  Dispnea  Waktu istirahat  Waktu aktivitas

 Sputum Warna………… Jumlah…………………

 Kulit:  Dermatitis  Ekzema  Urtikaria

4.  Alergi dalam keluarga

5.  Terapi tes alergi kulit sebelumnya ………………………………………………….

 Tes kulit sebelumnya …………………………………………………………….

 Obat-obatan:  Antihistamin  Membaik  Tidak membaik

 Broncodilator  Membaik  Tidak membaik

 Tetes hidung  Membaik  Tidak membaik

 Hiposensitisasi  Membaik  Tidak membaik

Durasi……………… Antigen ……………… Reaksi ……………….

 Antibiotik  Membaik  Tidak membaik

 Kortikosteroid  Membaik  Tidak membaik

\6. Unsur-unsur fisik dan Kebiasaan: ………………………………………………….


 Terganggu oleh:

 Tembakau, selama……..tahun/bulan  Alkohol  AC

 Rokok, jumlah……….pak/hari  Panas  Udara berkabut

 Lisong, selama……….. Dingin Perubahan cuaca

 Pipa, jumlah ……………perhari  Parfum  Bahan kimia

 Tidak pernah merokok  Cat  Hair spray

 Terganggu asap rokok  Insektisida  Surat kabar

 Kosmetika

7. Tindakan yang dilakukan bila gejala terjadi …………………………………………

 Waktu dan keadaan saat kejadian pertama ………………………………………

 Kesehatan sebelumnya: …………………………………………………………

 Riwayat sakit dalam dekade:  progresif  Regresi

 Waktu terjadinya dalam satu tahun: ……kali  Sepanjang tahun  Musiman  Kambuh pada
musim tertentu …………. Sebulan:……kali  Seminggu:…...kali  Setiap hari  Pagi  Siang 
Malam

 Variasi menstruasi……..

 Pekerjaan: ……………

 Sesudah sengatan serangga: …………………………………………………….

8. Di mana gejala terjadi: ………………………………………………………………..

 Tinggal di mana pada saat mulai terjadi: ……………………………………….

 Akibat liburan atau perubahan geografis yan penting: ………………………….


 Gejala membaik:  Di dalam rumah  Di luar rumah

 Efek sekolah atau bekerja:………………………………….

 Efek lingkungan yang khusus: ………………………………

 Efek perawatan di rumah sakit: ……………………………..

 Apakah gejala terjadi di sekitar: Tumpukan daun yang sudah lama Tumpukan jerami  Danau 
Kandang hewan  Rumah musim panas  Gudang yang lembab  Loteng yang kering 
Pemotongan rumput di lapangan  Dekat hewan  Lainnya………………………..

 Apakah gejala terjadi sesudah mengkonsumsi:  Keju  Cendawan  Bir  Melon  Pisang  Ikan
 Kacang-kacangan  Buah jeruk  Makanan lainnya ……………….

 Rumah:  Perkotaan  Pedesaan  Dekat jalan raya  Rumah kuno (usianya)……..tahun 


Apartemen  Basement  Lembab  Kering

Tempat tidur: Tipe Usia Ruang keluarga: Tipe Usia

Bantal …………… …………… Karpet …………… …………..

Kasur …………… …………… Permadani …………… …………..

Selimut ……………. …………… Perabot …………… …………..

Selimut tebal………… ……………

Perabot …………… ……………

9. Keadaan yang diperkirakan membuat gejala semakin parah: ………………………….

10. Keadaan yang membuat pasien terbebas dari gejala alergi: …………………………

11. Komentar tambahan: …………………………………………………………………

http://anwarcs3.blogspot.com/2009/07/askep-dermatitis.html
Askep Dermatitis
Posted by Astagina Br Ginting on 02/21/2012

Iklan Oleh Google

Dermatitis adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan
eksternal yang mengenai kulit.

Etiologi

1.Dermatitis Iritan
Penyebab munculnya dermatitis iritan ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,
detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
2.Dermatitis Alergi
Dermatitis alergi disebabkan karena kulit terpapar oleh bahan-bahan tertentu, misalnya alergen,
yang diperlukan untuk timbulnya suatu reaksi alergi. Hapten merupakan alergen yang tidak
lengkap (antigen), contohnya formaldehid, ion nikel dll.

Patofisiologi

1.Dermatitis Iritan Pada kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan
iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik.
2.Pada dermatitis alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV yang menyebabkan
timbulnya lesi dermatitis.

Manifestasi Klinik
1. Fase akut
2. Fase Sub Akut
3. Fase Kronis

Pemeriksaan Penunjang

1. Tes Tempel Terbuka


2. Tes Tempel Tertutup
3. Tes tempel dengan Sinar

Penatalaksanaan

1. Pencegahan
2. Pengobatan
3. Pengobatan topical

Prognosis

Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis adalah penyebab dermatitis , kapan terapi mulai
dilakukan, apakah pasien sudah menghindari faktor pencetusnya, terjadinya ulang dan adanya
faktor individual seperti atopi.

Pencegahan

Pencegahan dermatitis berarti menghindari ber dengan bahan yang telah disebutkan di atas.
Strategi pencegahan meliputi:
1. Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila dilakukan secepatnya,
dapat menghilangkan banyak iritan dan alergen dari kulit.
2. Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk menghindari dengan
bahan pembersih.
3. Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk menghindari
dengan bahan alergen atau iritan.

http://www.myaskep.info/askep-dermatitis/

defined
undefined

Askep Dermatitis
0
A. Definisi
Dermatitis adalah epidermo yang berupa gejala subyektif pruritus dan obyektif tampak imflamasi
eritema
( arief masjoer.1998.Kapita Selekta.Edisi 3.Jakarta:EGC)

Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( umlamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit
ari
( Brunner dan Suddart dan pembentukkan sisik 2000 )

Dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal


( www.blogdokter,net2007)

B. Etiologi
Penyebab Dermatitisbelum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap
agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis ( Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta” ). Dermatitis juga ada klasifikasinya (1.) Dermatutus
kontak yang disebabkan oleh kontak dengan zat pewarna,zat detergen (2.) dermatitis atopik yang
disebabkan sensitif terhadap serum . obat-obatan, reaksi abnormal karena perubahan suhu.

C. Patofisiologis
Histamin dianggap sebagian zat penting yang memberikan reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin
menghambat kemotoksis dan menekan produksi sel,sehingga sel mempunyai kemampuan untuk
melepaskan histamin. Sementara histamin itu sendiri tidak dapat menyebabkan lesi pada kulit tapi zat
tersebut dapat menyebabkan pruritus dan eritema , mungkin karena garukan akibat gatal menimbulkan
lesi pada kulit
D. Manifestasi klinis
Adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibis ) dan gangguan fungsi kulit.
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi, yang dapat timbul secara
serentak atau berturut-turut. Pada permulaan timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada
permulaan timbul eritema dan edema. Edema sangat jeas pada kulit yang longgar misalnya muka (
terutama palpebra dan bibir. Dan genetalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.

Dermatitis madidans ( basah ) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis artinya
terdapat vesikel-vesikel pungtiformis yang berkelompok dan kemudian membesar. Kelainan tersebut
dapat disertai bula atau pustul jika disertai infeksi.

Dermatitis sika ( kering ) berarti tidak madidas. Bila gelembung-gelembung mengering maka akan
terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut dermatitis
sika. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi artinya timbul sisik-sisik. Bila proses menjadi kronis
tampak likenifikasi dan sebagian sekuele terlihat hiperpigmrntas atau hipopigmentasi.

E. Komplikasi
- Infeksi saluran nafas atas
- Bronkitis
- Infeksi kulit

F. Penatalaksanaan medis
1. Pemeriksaan penunjang :
a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi.

2. Terapi
a. Terapi sitemik
Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin,
arit – SRS – A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
b. Terapi tropikal
Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diber saleb
c. Diet
Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP )
Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain

Вам также может понравиться