Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
BAB I
SITE LAYOUT
1.1. Site Layout
2
Lokasi Proyek Jembatan
Tayan (AB.1 – AB.2)
3
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Hubungan Kerja =
Pemberi tugas (pemilik proyek) adalah seseorang atau badan hokum atau
instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk
merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
4
a. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik
segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
b. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan
kewajiban sesuai prosedur.
c. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek
tersebut.
d. Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan prooyek.
e. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.
f. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
g. Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor.
h. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.
Pemilik Proyek Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) adalah
Pemerintah Kabupaten Sanggau selaku Pengguna Anggaran / Pengguna
Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Barat.
2.1.2. Perencana
Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan
dan pelaporan ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Perencanaan
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja
dan Syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya.
b. Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.
c. Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam
rapat pemberian pekerjaan, membuat berita acara penjelasan.
d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas
(owner) tentang pelaksanaan proyek.
e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat
PT. GAMERKA KARYA
(RKS).
f. Membuat gambar revisi jika ada perubahan.
g. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
5
h. Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis, Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
i. Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai
dengan bidangnya.
j. Menyusun rencana strategis dinas.
k. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang bina
program.
tiga hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-
ciri adanya sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban
dan tanggung jawab masing-masing.
6
Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing.
Dengan adanya batasan-batasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang
tindih tugas, maupun pelemparan tanggung jawab, sehingga semua
permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu
dan tuntas.
dipimpinnya.
i. Menandatangani SPK / Kontrak Pekerjaan Proyek yang
dipimpinnya.
7
j. Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.
2. Pemegang Kas
Tugas dan kewajiban Pemegang Kas antara lain:
a. Membantu dan bertanggung jawab kepada pengguna anggaran
sebagai atasan langsung dalam hal pengurusan administrasi dan
keuangan.
b. Menyelenggarakan pengurusan keuangan negara yang diserahkan
kepadanya (menerima, menyimpan dan mengeluarkan serta
mempertanggung jawabkan).
c. Menyelenggarakan Buku Kas Umum (BKU) dengan buku-buku
pembantunya.
3. Direksi Pekerjaan
Tugas dan kewajiban Direksi Pekerjaan antara lain:
a. Menyusun program kerja dan rencana kegiatan pelaksanaan proyek
b. Memberiakan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
sesuai bidang tugasnya.
c. Mengkaji ulang hasil evaluasi pengawas lapangan saat berada di
proyek.
d. Mengeluarkan instruksi kepada pengawas lapangan untuk
melakukan tindakan tegas kepada kontraktor yang
menyalahgunakan anggaran.
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap semua unit
pekerja selama pelaksanaan proyek.
f. Membagi dan menyerahkan tugas pada pihak yang benar-benar
berkompeten / ahli di bidangnya.
4. Pembukuan
PT. GAMERKA KARYA
8
b. Mencatat, mengurus dan melaksanakan semua peraturan / keperluan
yang berlaku berkaitan dengan administrasi keuangan.
c. Menghimpun bendel administrasi keuangan
d. Mencatat dan menyusun penerimaan dan pengeluaran bagian
proyek.
e. Membuat neraca pada akhir tahun anggaran bersama Pemegang kas.
f. Melaksanakan pencatatan, mengklasifikasikan serta
mengakumulasikan semua bukti bukti transaksi penerimaan dan
pengeluaran yang dibebankan kepada anggaran proyek (DIP) baik
lewat Pemegang Kas maupun KPKN ke dalam buku pembantu dan
buku tambahan.
g. Pada akhir bulan dan setiap saat bila diperlukan harus dilaksanaan
penutupan buku-buku tersebut sehingga dapat diketahui saldo atau
jumlah penerimaan maupun pengeluaran dari masing-masing
bukubuku tersebut.
h. Memberi data mengenai pembukuan tersebut kepada urusan SPPP.
i. Memeriksa tagihan pembayaran pada sertifikat pembayaran
bulanan.
j. Melaporkan semua hasil tugasnya.
5. Juru Bayar
Tugas dan kewajiban Juru Bayar antara lain:
a. Memeriksa kebenaran tanda bukti/tagihan kepada proyek
berdasarkan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku dan
tersedianya dana.
b. Menangani semua pembayaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proyek sesuai dengan anggaran yang direncanakan.
c. Pengawasan dana yang bersumber dari:
• DIPNAS dan DIPDA
PT. GAMERKA KARYA
• PO (Petunjuk Operasional)
• LOAN, OECF
d. Memeriksa laporan keuangan rutin dan insidentil.
9
e. Memeriksa laporan keuangan yang akan dikirim.
f. Mempersiapkan Surat Permintaan Pembayaran Pembangunan
6. Pengawas Lapangan
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan antara lain:
a. Memberi petunjuk dan mengarahkan kontraktor sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain.
c. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak dan
melaksanakannya.
d. Menguji program mobilisasi kontraktor seperti kedatangan alat, ketetapan,
waktu dan lain-lain.
e. Menguji progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya.
f. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap kontraktor tentang
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
g. Mengadakan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.
h. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan, pembukuan,
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
i. Memeriksa kebenaran tagihan-tagian dari kontraktor.
j. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan di
lapangan.
k. Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman
kerja di lapangan.
l. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.
7. Laboratory Technician
Tugas dan tanggung jawab Laboratory Technician antara lain:
a. Melaksanakan pengendalian mutu dan tes material di laboratoriumdan
lapangan.
PT. GAMERKA KARYA
10
d. Memberikan saran dalam memecahkan masalah yang menyangkut material.
e. Bertanggung jawab terhadap semua tes supply material.
f. Membuat laporan hasil uji laboratorium.
ST - POP ST-METHOD NSC ARSITEK GSP STRUKTUR SP FINISHING S.AKUTANSI OFFICE BOY
KOOR. PERALATAN
11
tersendiri untuk memudahkan dalam pelaksanaan di lapangan. Berikut ialah
struktur organisasi dari Pelaksana (kontraktor):
1. Project Manager
Project Manager merupakan wakil dari perusahaan yang memimpin tim
kontraktor pada sebuah proyek dengan tugas sebagai berikut:
a. Memimpin dan mengkoordinasi tim kontraktor pada suatu project.
b. Menyelenggarakan hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk
mendukung kelancaran pelaksaan.
c. Menyelenggarakan pengadaan, penempatan, dan pengembangan SDM.
2. QSHE Manager
QSHE Manager merupakan wakil dari Project Manager yang membidangi
Quality Control dan K3 dalam suatu proyek. Adapun tugasnya adalah sebagai
berikut:
a. Mengkoordinir tim QC untuk menjaga ataupun mengecek pekerjaan yang
sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan gambar kerja,biasanya tim
QC melakukan dua kali pengecekan dimana pengecekan pertama dilakukan
checklist internal dan yang kedua dilakukan bersama pengawas untuk
mendapatkan progress pekerjaan selanjutnya.
b. Menjaga dan mengkoordinir team safety untuk melakukan tugas sebagai
tim keselamatan di proyek.
c. Mengadakan rapat rutin untuk mengkoordinasikan pelaksanaan K3 dengan
para pekerja (mandor)
12
c. Melakukan pengawasan di lapangan agar mutu pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang dibuat.
d. Melaporkan kemajuan pekerjaan proyek kepada manajer proyek.
e. Meneliti dan mengesahkan tagihan – tagihan mandor dan subkontraktor
yang berhubungan dengan volume fisik dan harga satuan.
13
5. Site Administration Manager (SAM)
SAM wakil dari pemimpin proyek ini membidangi masalah – masalah segala
administrasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaan proyek. Adapun tugas dari
SAM adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan jajaran staff administrasi di proyek.
b. Berkoordinasi dengan owner kapan waktu pencairan termin pembayaran.
c. Merekap pencatatan Laporan Sediaan Bahan (LSB) dari bagian logistic
yang selanjutya diserahkan kepada project manager sebelum diarsipkan.
d. Berkoordinasi dengan DVO sebagai wakil dari cabang kontraktor untuk
melakukan koordinasi lanjutan mulai seperti apabila ada pekerja baru
ataupun mahasiswa - mahasiswa yang berkeinginan untuk magang di
proyek tersebut
6. Quality Control
Berposisi di bawah QSHE manager sebagai QC mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Mengawasi seluruh jalannya pekerjaan mengontrol mutu dan metode
pelaksanaan yang digunakan.
b. Mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat teknis
(RKS).
c. Melakuan pengujian-pengujian di laboratorium untuk mengontrol kualitas
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab kepada project Managerdalam melaporkan hasil kontrol
kualitas yang dilakukan.
e. Memeriksa kualitas hasil dan mutu pekerjaan yang telah selesai
dikerjakandi proyek.
f. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai
dengan Spesifiksi Pekerjaan yang diberikan dan juga diingikan oleh pihak
owner.
PT. GAMERKA KARYA
14
a. Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan dan para pekerja di lapangan agar
memenuhi standart keamanan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
dan lingkungan (K3L) yang berlaku.
b. Membuat laporan bulanan tentang pelaksanaan dan pengawasan K3L di
proyek.
c. Memberikan panduan ataupun instruksi pada pekerja (mandor) mengenai
keselamatan yang dilakukan dalam rapat mingguan dan mendengan
masukan – masukan apa saja komponen keselamatan yang perlu dilakukan
dari pekerja.
d. Bertanggung jawab kepada Project Managertentang penerapan K3.
8. Koordinator NSC
Adapun tugas dari koordinator NSC adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan pihak sub - kontraktor mengenai pelaksanaan
pemasangan sistem plumbing, mechanical electrical di lapangan.
b. Melakukan pengawasan penjaminan mutu dari sub kontraktor.
c. Melaporkan segala kemajuan pekerjaan kepada Project Manager.
15
a. Memberikan solusi ataupun cara pemasangan ataupun semua pelaksanaan
dalam pekerjaan.
b. Memantau pekerjaan di lapangan apabila ada masalah mengenai metode
yang dilakukan.
c. Melaporkan metode yang akan dibuat kepada owner.
d. Mengganti metode baru apabila metode yang diajukan ditolak.
e. Rekayasa Teknik.
11. ST-Arsitek
Adapun tugas dari ST-Arsitek adalah sebagai berikut:
a. Menggambar arsitektural dalam proyek.
b. Bertanggung jawab atas gambar yang telah digambar.
c. Berkoordinasi dengan owner apabila ada perubahan mengenai arsitektural.
d. Berkoordinasi dengan pelaksana arsitektural agar sesuai dengan gambar
rencana yang telah dibuat.
16
b. Melakukan koodinasi dengan pelaksana lapangan agar gambar kerja yang
telah dibuat telah terealisasikan dengan baik.
c. Mengganti gambar apabila ada perubahan yang diminta oleh owner.
d. Bertanggung jawab atas gambar yang telah disebar di lapangan.
15. Logistik
Adapun tugas dari Logistik adalah sebagai berikut:
PT. GAMERKA KARYA
17
c. Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan
waktu.
d. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
e. Membuat laporan penerimaan material yang biasanya di koordinasikan
dengan SEM.
16. ST-PENBAR
Adapun tugas dari ST-PENBAR adalah sebagai berikut:
a. Mengontrol material yang datang dengan kecocokan data dari logistik
mengenai material – material apa saja yang didagtangkan.
b. Mengurus pengecekan laboratorium mengenai kualitas barang yang
didatangkan apakah sudah memenuhi syarat yang ditentukan.
c. Berkoordinasi dengan coordinator peralatan dimanakah akan menaruh
material agar mempermudah metode pelaksanaan.
18. ST-Peralatan
Adapun tugas dari ST-Peralatan adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam memperlancar
pekerjaan di lapangan,
b. Biasanya diberikan tugas tambahan sebagai tukang las untuk sepatu kolom
karena membutuhkan keahlian khusus.
PT. GAMERKA KARYA
18
19. Operator dan Riger
Adapun tugas dari Operator dan Riger adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan semua alat – alat yang menunjang dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Berkoordinasi dengan pekerja titik – titik manakah yang perlu dibantu
dengan menggunakan alat berat.
c. Riger membatu pengarahan operator TC agar mempermudah dimana letak
titik posisi waktu mengangkat ataupun menurunkan.
21. SP/Pelaksana
Pelaksana merupakan tombak dari kontraktor untuk melakukan pengarahan
pekerjaan dan pengawasan mengenai perlakuan para pekerja dalam sebuah
proyek. Adapun tugas dari pelaksana sendiri yakni:
a. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu
proyek (instruksi kerja), spesifikasi teknis dari pelanggan dan gambar kerja
yang diterimanya dengan mengarahkan tukang sub kontraktor
dan pekerjanya sehingga didapat pekerjaan yang bermutu, tentang waktu
PT. GAMERKA KARYA
19
c. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian/mingguan dan bulanan yang ada serta melaporkan prestasi kerja ke
kepala proyek.
d. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub-
kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lainlain.
e. Menyelenggarakan pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik
qualitative maupun quantative untuk membuat laporan mingguan
mengenai pemakaian bahan, mesin-mesin, alat dalam pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.
22. Surveyor
Adapun tugas dari Surveyor adalah sebagai berikut:
a. Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan pengukuran.
b. Mencari titik tetap yang telah ada di sekitar lokasi pekerjaan.
c. Melaksanakan selurh pengukuran untuk gambar pekerjaan terahir (as
built drawing).
d. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran di lokasi
proyek.
e. Melakukan pengukuran dan pematokan di lokasi proyek.
23. ST-Akutansi
Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut:
a. Mencatat semua pengeluaran dan pemasukan keuangan yang ada dalam
proyek.
b. Berkoordinasi dengan logistic mengenai surat yang dikeluarkan dan
diterima mengenai pengeluaran dana pembelian material.
c. Berkoordinasi dengan ST – pengendali biaya mengenai pencairan dana
yang dibutuhkan.
PT. GAMERKA KARYA
24. ST-Umum
Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut:
20
a. Membantu pekerjaan di divisi administrasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi.
b. Berkoordinasi dengan DVO dan biasanya menjadi wakil dari proyek untuk
bertemu dengan pihak DVO.
21
BAB III
RENCANA STRATEGI DAN METODE PELAKSANAAN
Keterangan:
: Stuktur Atas
: Struktur Bawah
22
Gambar 3.2 Denah Pondasi bored pile.
Gambar 3.3 Proses pengeboran pondasi Gambar 3.4 Proses pengeboran pondasi
dengan bored pile machine dengan bored pile machine (pada badan
sungai)
PT. GAMERKA KARYA
23
pondasi, selain itu casing ini juga berfungsi pada pondasi yang terletak
pada badan sungai yaitu agar air sungai tidak ikut tercampur pada saat
proses pengecoran nantinya. Kemudian dilanjutkan dengan memberi
tulangan pada masing – masing lubang pondasi. Perlu diingat bahwa
tulangan yang terpasang pada lubang pondasi sebelumnya dirakit diluar
lubang sehingga ketika susunan tulangan telah selesai dirakit maka
selanjutnya dimasukkan kedalam lubang pondasi dengan bantuan alat
berat seperti crane. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengecoran
dimana proses ini menggunakan alat berat yaitu concrete pump.
24
START
EVALUASI MK
OKE
GALIAN
NO SURVEY TITIK
REVISI ACTUAL TITIK
PENGEBORAN
OKE
PEMBESIAN
REVISI
CEK OLEH NO
PENGAWAS
OKE
BEKISTING / CASING
REVISI
CEK PEMBESIAN NO
DAN KEBERSIHAN
OKE
PENGECORAN
CURING
FINISH
25
proses pembesian atau memasang tulangan pada abutment sesuai dengan
desain perencanaan. Setelah selesai pada proses pembesian selanjutnya
yaitu pengecoran dimana proses ini menggunakan alat truck mixer.
26
START
NO
CEK ENGINEER Diperbaiki
OKE FABRIKASI
PASANG TULANGAN
NO
INSPEKSI 1 Diperbaiki
OKE
PASANG BEKISTING
DIPERBAIKI
INSPEKSI 2
NO
OKE
PEMBERSIHAN
DIPERBAIKI
INSPEKSI 3
NO
OKE
PENGECORAN
BONGKAR
CURING
FINISH
27
jembatan sebesar 11,5 m. Untuk pekerjaan girder sendiri, girder setelah
melalui proses fabrikasi, diangkut menuju area proyek untuk selanjutnya
dipasang diatas abutmen dan pier jembatan. Alat yang digunakan untuk
memasang girder ialah crane. Metode yang digunakan yaitu Service Crane
System. Metode ini dilakukan dengan menggunakan dua crane yang
mengikat pada ujung – ujung girder lalu diangkat secara bersamaan dan
diletakkan diatas abutmen dan atau pier dimana telah diletakkan
elastomeric bearing pad pada tempat sangga girder pada abutment dan
atau pier.
28
3.2.5. Pekerjaan Plat Lantai
Sebelum membuat plat lantai, proses yang dilakukan terlebih dahulu
yaitu memasang lantai kerja. Lantai kerja diletakkan diatas girder I seperti
dijelaskan pada gambar 3.11.
29
sebagai penguat atau pengunci dari tiang – tiang sandaran. Kemudian
dilanjutkan dengan proses akhir yaitu pengecoran.
30
3.3. Alur Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) dijadwalkan selesai
pada alokasi waktu 9 bulan terhitung dari mulai 1 Maret 2018. Oleh karena
itu strategi dan metode pelaksanaannya pun harus efektif dan efisien. Maka
PT. GAMERKA KARYA melakukan metode yaitu pengerjaan bersamaan
pada ujung – ujung bentang lalu titik akhir pengerjaan adalah di tengah
bentang jembatan itu sendiri. Metode ini dinilai efektif serta efisien pada
pelaksanaan pembangunan jembatan bentang panjang seperti Jembatan
Tayan untuk mengurangi beban biaya serta waktu yang relatif lebih
singkat.
31
BAB IV
KURVA S
32
BAB V
RENCANA MUTU
5.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) di
Kalimantan Barat adalah pekerjaan struktur. Untuk mencegah
ketidaksesuaian pekerjaan disetiap tahapan, dilaksanakan pengendalian mutu
sebagai berikut:
2
INCOMING CONTROL
1 3
INITIAL CONTROL
INPROCESS CONTROL
Pengendalian terhadap
parameter mutu (Spesifikasi,
Pengendalian pada setiap
Uji material) proses pekerjaan
FINAL CONTROL
33
Selanjutnya untuk tahapan inspection akan digambarkan melalui
flowchart seperti berikut:
a. Flowchart Incoming Inspection
START
PENENTUAN JENIS
MATERIAL / BAHAN
NO
YES
MATERIAL ON SITE
> TOLERANSI
CEK SAAT KEDATANGAN DITOLAK
MATERIAL
YES
STOCK MATERIAL
FINISH
START
PERSIAPAN LOKASI
NO
PERSETUJUAN IJIN KERJA PERBAIKI
PROSES PELAKSANAAN
PEKARJAAN
TDK SESUAI
CEK SAAT KEDATANGAN PERBAIKI
YES
FINISH
PT. GAMERKA KARYA
34
c. Flowchart Inproduct Inspection
START
PERSIAPAN LOKASI
NO
PERBAIKI
CHECK HASIL PEKERJAAN
YES
BACK UP QUALITY
FINISH
START
PEMERIKSAAN SHOP
DRAWING
NO
REVISI? REVISI SHOP DRAWING
YES
PERSETUJUAN SHOP
DRAWING
FINISH
35
5.2. Ringkasan Spek
No URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI / PERSYARATAN TEKNIS MERK
PEKERJAAN STRUKTUR
4 Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar
5 Besi Beton
Besi tulangan ulir yang digunakan ialah baja mutu fy" = 39 Mpa ( U - 39 )
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²
6 Kualitas / mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah abutment dan pier mutu beton tinggi
K.350 , Besi tulangan ulir yang dipakai adalah baja mutu fy" = 39 Mpa (U-
39) (Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²
4 Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar
Besi tulangan ulir yang digunakan ialah baja mutu fy" = 39 Mpa ( U - 39 )
5 Besi Beton
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²
6 Kualitas / mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah abutment dan pier mutu beton tinggi
K.350 , Besi tulangan ulir yang dipakai adalah baja mutu fy" = 39 Mpa (U-
39) (Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²
2 Agregat Kasar Agregat Kasar yang dipakai mempunyai gradasi 2-3 Produk Local
4 Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar
5 Kualitas / mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah lantai kerja mutu beton K.125
36
Pekerjaan Pengangkutan Baja
Struktur untuk Jembatan
Simple Beam I Girder
1 Girder Girder yang dipakai ialah Baja Struktur SM 490 , Titik Leleh 3552 kg/cm²
dengan dimensi 1900 x 550 x 24 x 16
1 Beton K250
Semen Portland Cement (PC) Jenis / type V
Agregat Kasar Agregat kasar yang dipakai untuk pekerjaan beton pada tiang bor ialah
gradasi 2 - 3 produk local
Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar
Besi Beton
Besi tulangan ulir yang digunakan ialah baja mutu fy" = 39 Mpa ( U - 39 )
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²
1 Elastomerik Elastomerik yang dipakai ialah elastomerik jenis 3 dengan dimensi 400 x
450 x 45
37
5.3. Rencana Inspeksi Material
RENCANA INSPEKSI MATERIAL
Alat Yang
No. Jenis Material Cara Periksa Toleransi Penerimaan Frekuensi PIC
Spesifikasi Digunakan
Alat Yang
No. Jenis Pekerjaan Cara Periksa Toleransi Penerimaan Frekuensi PIC
Kriteria Penerimaan Digunakan
1 Pekerjaan Pondasi Visual Kedalaman pengeboran sesuai uji test sondir Tiap Pengeboran Bore Pile Machine QC
2 Pekerjaan Abutment dan - Dimensi sesuai dengan gambar rencana - Panjang keseluruhan sampai QC
Pier Visual - Lokasi bebas dari kotoran dengan 6m (+5mm)
- Tidak boleh menambah campuran beton - Kelurusan atau lengkungan
dengan air agar beton menjadi encer untuk panjang 3 m - 6 m (15mm)
- Kualitas beton K350
3 Pekerjaan Bore Pile/Tiang Visual - Vertikalitas dari alat pancang Toleransi dimensi penampang +/- Tiap pengecoran QC
Pancang - Pemberhentian Pemancangan sesuai dengan 6 mm
data tanah Panjang total +/- 25 mm
- Kualitas beton tiang pancang K250 Penyimpangan dari garis lurus 1
- Kalendering sesuai dengan spesifikasi mm / m'
4 Pekerjaan Lantai Kerja Visual - Kualitas beton K125 Puncak lantai kerja dibawah Tiap pengecoran QC
- Dimensi sesuai gambar rencana pondasi +/- 10 mm
PT. GAMERKA KARYA
6 Pekerjaan Tulangan Diukur , Visual - Kualitas baja tulangan U39 (ulir) Toleransi untuk fabrikasi harus
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan seperti yang disyaratkan dalam QC
harus kawat baja lunak yang memenuhi ACI 315
AASHTO M32-90
38
7 Pekerjaan Baja Struktur Diukur , Visual - Kualitas Baja Struktur SM 490 YA, titik
leleh 3552 kg/cm² QC
- Dimensi sesuai gambar rencana
- Kalendering sesuai dengan spesifikasi
11 Pekerjaan Sandaran Diukur , visual - Dimensi sesuai gambar rencana Diameter lubang +1 mm , -0.4 Tiap pemasangan
(railing) - menggunakan bahan baja rol dengan mm QC
tegangan leleh 2800 kg/cm² memenuhi Kelengkungan sandaran harus
AASHTO M183 - 90 memenuhi kurva jembatan
39
dukung tanah yang lebih baik. Ada 3 (tiga) jenis tiang pancang yang
biasanya digunakan, yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang
pancang baja, masing – masing tiang pancang memiliki kegunaan yang
sama hanya saja tergantung pada saat pemakaiannya, bangunan seperti apa
yang akan didirikan dan daya dukung tanah sekitar lokasi pembangunan.
Bentuk dari tiang pancang juga bervariasi bisa berupa silinder, persegi, atau
segitiga dengan panjang tiang 10 m sampai dengan 30 m. Tiang pancang
pada pembangunan proyek ini menggunakan tiang pancang dari beton mutu
K250 dengan diameter 1 m.
Pengeboran tiang pancang pada proyek ini dilakukan dengan Tower
Bor Pile machine, setelah itu pemasukan tulangan menggunakan tenaga
manusia dan pengecoran menggunakan Concrette Pump.
40
1. Agregat kasar, Ukuran besar nominal maksimum agregat kasar tidak
melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3
dari tebal pelat atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan.
Agregat kasar harus bersih dari bahan–bahan organik dan harus
mempunyai ikatan yang baik dengansel semen. Gradasi dari agregat
tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang ditetapkan oleh
ASTM agar tidak terjadi sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan
sebagai berikut:
2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih,tajam, dan bebas
dari bahan organik,lempung dan bahan lainnya yang dapat merusak
campuran beton. Agregat halus yang baik tidak mengandung lumpur
lebih besar 5 % dari berat.
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umunya berupa pasir dengan
partikel butir lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan
tertahan pada saringan No.200
41
karena sesuatu hal, maka kontraktor wajib untuk mempberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan MK. Agregat harus disimpan ditempat
yang bersih dan keras permukaannya agar tidak tercampur dengan
tanah.
c. Air untuk campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh berwarna,
berbau, dan mengandung bahan-bahan yang dapat merusak/merugikan
terhadap beton atau tulangan.
Banyak hal-hal lain yang bisa berdampak karena pemakaian air, berikut
uraiannya:
1. Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2gram/liter karena dapat
mengurangi daya lekat atau bisa juga mengembang (pada saat
pengecoran karena bercampur dengan air) dan menyusut (pada saat
beton mengeras karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang)
2. Air tidak mengandung garam lebih dari 15gram karena resiko
terhadap korosi semakin besar
3. Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena
dapat dapat menurunkan mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.
4. Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen
karena akan mengurangi kuat tekan beton sebesar 20%
5. Air tidak mengandung gula lebih dari 2% dari berat semen karena
akan mengurangi kuat tekan beton pada umur 28 hari
d. Besi Beton
Besi beton yang digunakan pada pembangunan proyek ini ialah besi
beton U39 ulir. Agar memperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi
beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Baru, bebas dari kotoran, tidak berkarat, tidak ada lapisan minyak
dan tidak cacat
2. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
PT. GAMERKA KARYA
toleransi
3. Besi tulangan polos, permukaan batang baja tulangan harus tidak
bersirip sedangkan besi tulangan sirip harus memiliki sirip yang
42
teratur, setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang
yang sejajar dan sejajar dengan sumbu batang serta sirip-sirip
lainnya dengan arah melintang sumbu batang.
• Kualitas Beton
1. Kualitas Beton
Kualitas beton yang dipakai dalam proyek pembangunan
jembatan tayan ini menggunakan bervariasi/bermacam mutu,
yaitu mutu K350 pada pekerjaan abutment dan pier, pekerjaan
pelat lantai, mutu K125 pada pekerjaan lantai kerja dan mutu
K250 pada pekerjaan tiang bor. Maka dari itu dalam
penggunaanya untuk konstruksinya harus benar-benar sesuai
dengan yang telah ditentukan di dalam gambar rencana.
2. Disain Adukan Beton
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan
supaya beton yang dihasilkan memberikan workability dan
konsistensi yang baik, sehingga beton tidak menimbulkan
bleeding (terpisahnya air secara berlebihan) dan beton mudah
dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton.
43
1. Baja struktur girder disiapkan oleh pabrik dan dimuatkan ke tronton
dengan biaya atas tanggungan pabrik
2. Mengangkut baja struktur girder dengan menggunakan tronton dan
dibawa ke lokasi (proyek) dengan biaya atas tanggungan kontraktor
3. Menurunkan girder dari tronton dengan menggunakan crane dengan
biaya atas tanggungan kontraktor.
44
5.10. Rencana Mutu Pekerjaan Expansion Joint
Expansion joint merupakan bahan yang dipasang di antara dua bidang
lantai beton untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku dan dapat juga
pertemuan antara konstruksi jalan pendekat sebagai media lalu lintas yang
akan melewati jembatan, agar pengguna lalu lintas merasa aman dan
nyaman (Badang Litbang PU, Pd T-13-2005-B).
Fungsi dari expansion joint untuk mengakomodasi gerakan yang terjadi
pada bagian superstruktur jembatan. Expansion joint yang digunakan pada
proyek ini ialah expansion joint tipe Rubber 3 dengan celah 42-82.
45
BAB VI
RENCANA K3L
6.1. Kebijakan K3
PT. GAMERKA KARYA berkomitmen untuk:
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang
lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2. Memenuhi semua peraturan perundang – undangan pemerintah yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) di tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan
Kinerja K3L guna meningkatkan Budaya K3 yang baik di tempat kerja.
Untuk mencapai itu semua, maka kami:
1. Membangun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja berkelanjutan serta sumber daya yang relevan.
2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan dan persyaratan lainnya terkait K3
3. Memberikan Pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja kepada tenaga untuk meningkatkan kinerja K3
Perusahaan.
Kerja No.14/1993
7. Keputusan Presidan tentang Penyakit yang timbul karena Hubungan
Kerja No.22/1993
46
8. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan
serta Penerangan dalam tempat kerja No.71/1964
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja No.2/1980
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan Penyakit
akibat Kerja No.1/1981
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
No.3/1982
12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di tempat
kerja No.51/1999
13. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor kimia di udara
lingkungan kerja No.1/1997
47
harus ditentukan oleh isu pokok dalam perusahaan dalam
mengidentifikasi bahaya:
c. Kecelakaan Kerja
d. Kecelakaan Lalu Lintas
e. Kebakaran dan Peledakan
f. Keselamatan Kontraktor dan tenaga kerja
g. Emisi dan pencemaran udara
3. Pelaksanaan K3L
a. Sistem Prosedur
Mengembangkan system dan prosedur K3 untuk setiap kegiatan
operasi sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan
yang akan berpengaruh meningkatnya produktifitas kerja.
b. Penerapan (Implementasi)
Sistem penerapan dan prosedur termasuk petunjuk kerja meliputi
seluruh aspek kegiatan pekerjaan, diantaranya:
• Prosedur kerja Aman (Safe Working Practices)
• Prosedur Identifikasi bahaya dan penilaian resiko K3
• Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat
• Prosedur pengendalian operasional
• Prosedur kesehatan kerja dan lain – lain
c. Sarana dan Fasilitas
Memenuhi dan mengembangkan sarana dan fasilitas operasi yang
memenuhi standar / code K3L yang berlaku sejak tahap rancang
bangun, konstruksi dan pengoperasiannya.
4. Program Kerja K3
Program kerja K3 yang telah direncanakan dan diterapkan. Untuk Proyek
Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) ialah sebagai berikut:
• Perencanaan K3
Petunjuk atau gambaran pelaksanaan K3 di area proyek
PT. GAMERKA KARYA
• Target
Target berupa Zero Accident
• SHE Induction
48
Pendekatan dan pengarahan tentang K3, housekeeping dan
ketertiban proyek kepada pekerja baru dan kepada pekerja
sebelum melakukan pekerjaan yang berpotensi bahaya tinggi.
Hal ini berlaku untuk perusahaan, subkon, dan mandor.
• SH3 Talk
Pengarahan singkat tentang K3 dan kondisi proyek kepada
seluruh pekerja sebelum pekerjaan dimulai.
• Inspeksi K3 dan SHE Patrol
Inspeksi yang dilakukan untuk memonitor pelaksanaan K3
dan untuk menjaga konsistensi penerapan K3L di proyek.
Inspeksi K3 dilakukan setiap hari Kamis (mingguan).
Sedangkan untuk patrol merupakan patrol rutin yang
dilakukan setiap hari mulai jam 09.00 – 10.00 WIB dan
tujuannya untuk memonitor kegiatan pekerjaan di lapangan.
• SHE Meeting
Meeting internal dilaksanakan hari rabu jam 10.00 WIB
membahas masalah yang mungkin terjadi dan tindakan
pencegahannya serta melaporkan kecelakaan yang terjadi dan
langkah – langkah perbaikannya.
• Training K3
Training K3 kepada karyawan, mandor, dan subkontraktor
tentang dasar – dasar K3, P3K, cara pemadaman api, dan
tanggap darurat.
• Housekeeping
Housekeeping dengan target lingkungan kerja bersih, rapi, dan
sehat.
• Audit K3
Audit pelaksanaan dan penerapan K3 yang dilakukan dari
pusat selama tiga bulan sekali.
PT. GAMERKA KARYA
49
a. Penunjukkan sub kontraktor/mandor
• Dilakukan oleh SEM (engineering)
• Pengarahan SOP yang berlaku untuk sub kontraktor/mandor baru oleh
SEM
• Pemberian form Surat Izin Memulai Pekerjaan (SIMP) oleh SEM
b. Pengajuan izin memulai pekerjaan di lokasi proyek
• Setiap sub kontraktor/mandor yang baru WAJIB mengajukan Surat
Izin Memulai Pekerjaan (SIMP)
• SIMP diajukan maksimal 3 (tiga) hari sebelum melaksanakan
pekerjaan
• SIMP diajukan ke SHO (Safety Health Officer)
• SHO menjelaskan peraturan-peraturan yang berlaku di proyek dan
syarat-syarat safety yang wajib dilaksanakan oleh sub
kontraktor/mandor
c. Pemeriksaan safety
• SHO memeriksa semua peralatan yang sudah direkomendasikan
untuk disediakan oleh sub kontraktor/mandor pada saat pengajuan
SIMP SHO meneruskan SIMP ke SOM apabila sub
kontraktor/mandor sudah memenuhi persyaratan safety sesuai yang
tertera pada SIMP dan setelah SIMP ditandatangani SHO
• SOM tidak diperbolehkan mengizinkan sub kontraktor/mandor
memulai pekerjaan sebelum SHO menandatangani SIMP
• SHO mengadakan safety induction kepada pekerja baru
d. Target
• Zero accident dan proyek bersih, rapih, sehat, dan nyaman.
6.4. Ketentuan, Peralatan, dan Acara K3
Program K3 yang diterapkan tentunya dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas
yang mendukung kelancaran program. Oleh karena itu, disediakan berbagai
PT. GAMERKA KARYA
50
• Pekerja harus bertanya kepada atasan jika tidak jelas bagaimana
cara menjalankan pekerjaan
• Gunakan selalu alat pelindung diri yang tepat untuk melindungi
diri dari potensi kecelakaan
• Pekerja harus mengikuti dan menaati prosedur kerja yang aman
setiap waktu.
b. Peralatan Safety
• Helm Proyek
Dipakai oleh seluruh Karyawan dan pekerja di area proyek.
• Masker
Dipakai melindungi dari debu akibat pelaksanaan kerja.
• Sepatu Kerja
Dipakai oleh seluruh karyawan dan pekerja di area proyek. Sepatu
ini melindungi kaki saat bekerja. Menggunakan sepatu safety
dapat menolong dari luka karena menginjak pake, menendang
benda keras, tertimpa benda, dan lainnya.
• Lampu steek
Dipakai sebagai rambu – rambu pengarah lalu lintas sementara.
• Bendera
Membantu pengerjaan traffic management.
• Rompi/Kaos
Digunakan sebagai pelindung badan pekerja.
• Pelindung Telinga
Pelindung telinga digunakan untuk melindungi pendengaran dari
suara bising yang terus meneurs. Suara bising yang melampaui
batas dapat menyebabkan telinga menjadi tuli.
• Sarung Tangan
Sarung tangan dapat melindungi tangan dari luka dan penyakit
PT. GAMERKA KARYA
51
Guna meminimalisir ketidaklengkapan peralatan safety yang digunakan
oleh pekerja di dalam lokasi proyek, maka disediakan kotak peralatan di
dekat pintu masuk lokasi proyek sebagai tempat penitipan peralatan.
d. Kesehatan
Terkait dengan kesehatan para pekerja, maka pekerja dianjurkan untuk:
- Segera melapor ke atasan jika menderita luka saat bekerja
- Jangan memaksakan diri untuk bekerja jika mengalami luka yang
cukup serius.
- Periksakan kesehatan diri secara teratur
- Jangan minum minuman yang beralkohol
- Jangan tidur terlalu larut malam
- Selesai bekerja istirahatlah yang cukup
e. Kebakaran
• Seluruh pekerja harus tahu cara menggunakan alat pemadam
kebakaran dan cara memadamkan api.
• Apabila terjadi kebakaran kecil, api segera dipadamkan
• Cara menyelamatkan diri waktu terjadi kebakaran disaar Anda
berada di ruangan antara lain:
- Pada waktu anda melewati pintu ruangan, anda harus menutup
setiap pintu di belakang anda
- Pintu yang tertutup akan melindungi anda dari panas dan asap
- Gunakan jendela jika jalan keluar melalui pintu tidak aman
- Bila banyak asap, merangkaklah dengan kedua belah tangan
dan lutut, dan cari jalan keluar
- Jangan merangkak dengan perut menempel di lantai.
Selain itu disediakan pula fasilitas seperti tempat sampah yang diatur
sedemikian rupa agar sampah terpilah sesuai jenisnya dan diletakkan di
titik-titik tertentu. Dilokasi juga disediakan tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) yang letaknya searah dengan jalur masuk kendaraan
PT. GAMERKA KARYA
52
6.5. Pelaporan dan Pengarsipan Kegiatan K3
Sesuai dengan aturan Pemerintah yang mewajibkan dilaksanakannya
kegiatan K3 di setiap proyek konstruksi, maka segala bentuk arsip dan juga
laporan yang berkaitan dengan aktivitas K3 harus disimpan dan juga
dijaga. Laporan hasil sosialisasi dan juga pealtihan K3 digunakan sebagai
bukti bahwa pihak manajemen telah melakukan pengarahan dan
pembinaan dalam rangka mencegah terjadinya bahaya. Laporan tersebut
antara lain berupa:
1. Laporan aktivitas K3 secara periodik.
2. Laporan kecelakaan secara periodik.
Laporan hasil sosialisasi dan pelatihan K3 sebagai bukti bahwa pihak
manajemen telah melakukan pengarahan dan pembinaan dalam rangka
mencegah terjadinya kecelakaan.
2 Pekerjaan Struktur
A. Pondasi
1 Galian (Pengeboran) a. Kecelakaan akibat manuver alat Memberikan batas minimal jarak orang
berat terhadap manuver alat
53
B. ABUTMENT (AB.1 ; AB.2)
1 Pembesian abutment a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
Menggunakan katrol/crane untuk
mengangkat
2 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
(tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
dan ditata rapi pada tempatnya tersendiri
Memakai APD (sepatu dan helm)
3 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
membahayakan pejalan kaki, lalu pump
lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
C. PIER (P.1 - P.2; P.6)
1 Pembesian abutment a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
Menggunakan katrol/crane untuk
mengangkat
2 Pembesian Bored Pile a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
Menggunakan katrol/crane untuk
mengangkat
3 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
membahayakan pejalan kaki, lalu pump
lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
PT. GAMERKA KARYA
54
2 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
I Railing (tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
1 Pemasangan Tiang Sandaran a. Terkena paku / barang tajam dan ditata rapi
Memakasi pada
safety tempatnya tersendiri
shoes
lainnya Memakai APD (sepatu dan helm)
3 Pengecoran a. Tangan
b. Sarung tangan
Memakai sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Mata
c. Menginjak benda
terkena sinartajam
pada saat safety shoes
Memakai kacamata pelindung sinar las
c. Pergerakan
proses concrete pump
pengelasan Mengatur area jalan kerja concrete
2 Pemasangan Railing post membahayakan
a. Tangan pejalan kaki, lalu pump
Memakai sarung tangan
lintas dan pekerja
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
d. Mata terkena
b. terpecik,sinar
butiran - butiran
pada saat safety sinar las
Memakai kacamata pelindung
kecil beton
proses segar
pengelasan
E Pengangkutan Baja Struktur I Girder a. Pekerja tertabrak pada proses Mengatur rute mobilisasi sehingga tidak
mobilisasi material membahayakan pekerja
F Girder
1 Perakitan Girder a. Tangan lecet/terluka/terjepit Memakai Sarung tangan
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
2 Pemasangan Elastomeric a. Tangan terjepit/ terluka Memakai Sarung tangan
3 Pemasangan Girder a. Tertimpa Balok Girder saat
pemasangan diatas abutment atau Membatasi area pengangkutan balok
pilar dengan di beri tali pembatas
Memakai APD (safety helm)
G Plat Lantai
1 Pembesian Plat Lantai a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
2 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
membahayakan pejalan kaki, lalu pump
lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
3 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
(tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
dan ditata rapi pada tempatnya tersendiri
Memakai APD (sepatu dan helm)
H Lantai Kerja
1 Pembesian Plat Lantai a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
2 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
PT. GAMERKA KARYA
55
6.7. Perlengkapan K3 di Lapangan
56
Diagram 6.1. Kecelakaan Berat / cacat permanen
57
Diagram 6.3. Laporan Kecelakaan
58
Diagram 6.5. Pengadaan Tim Kesehatan untuk
pemeriksaan pekerja
59