Вы находитесь на странице: 1из 59

Daftar Isi

Daftar isi ………………………………………………………………………….1


BAB I – SITE LAYOUT
1.1. Site Layout ………………………………………………………………...2
BAB II – STRUKTUR ORGANISASI
2.1. Unsur – unsur pelaksanaan Proyek ………………………………………...4
2.2. Susunan Organisasi Pelaksanaan Proyek…………………………………..6
BAB III – STRATEGI DAN METODE PELAKSANAAN
3.1. Rencana Strategi Pelaksanaan………………………………..…………..22
3.2. Metode Pelaksanaan …………………………………………………......22
BAB IV – KURVA S
4.1. Analisa Kurva S ………………………………………………………….32
BAB V – RENCANA MUTU
5.1. Lingkup Pekerjaan……………………………………………………......33
5.2. Ringkasan Spek …………………………………………………………..36
5.3. Rencana Inspeksi Material …………………………………………….....38
5.4. Rencana Inspeksi Pekerjaan………………………………………………38
5.5. Rencana Mutu Pekerjaan Abutmen dan Pier…….…………………….....39
5.6. Rencana Mutu Pekerjaan Borepile……………………………………….39
5.7. Rencana Mutu Pekerjaan Beton………………………………………......40
5.8. Rencana Mutu Pekerjaan Girder……………………………………….....43
5.9. Rencana Mutu Pekerjaan Elastomerik ……………………………….......44
5.10. Rencana Mutu Pekerjaan Ekspension Join……………………………….45
5.11. Rencana Mutu Pekerjaan Sandaran (Railing) …………………………….45
BAB VI – RENCANA K3L
6.1. Kebijakan K3 ………………………………………………………….....46
6.2. Dasar – dasar Hukum K3 …………………………………………………46
6.3. Kerangka Sistem Manajemen K3L ……………………………………...47
6.4. Ketentuan, Peralatan, dan Acara K3……………………………………...50
PT. GAMERKA KARYA

6.5. Pelaporan dan Pengarsipan Kegiatan K3 …………………………………53


6.6. Identifikasi dan Pengendalian Resiko ……………………………………53
6.7. Perlengkapan K3 di Lapangan …………………………………………...56

1
BAB I
SITE LAYOUT
1.1. Site Layout

PT. GAMERKA KARYA

Gambar 1.1 Sitelayout Jembatan Tayan

2
Lokasi Proyek Jembatan
Tayan (AB.1 – AB.2)

Gambar 1.2 Lokasi Proyek Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2)

Kearah Kalimantan Barat


Lokasi Jembatan Pak Kasih
Tayan

Kearah Kalimantan Tengah


PT. GAMERKA KARYA

Gambar 1.3 Lokasi Proyek Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2)

3
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

2.1. Unsur – Unsur Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Tayan


(AB.1 – AB.2) Kalimantan Barat
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan proyek meliputi pemberi tugas (Owner), perencana dan
kontraktor pelaksana. Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai
wewenang dan tanggung jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Hubungan
kerja dalam pengelolaan Proyek Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2)
Kalimantan Barat ialah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Unsur – unsur pelaksanaan proyek

Keterangan: Hubungan Kontrak =

Hubungan Kerja =

2.1.1. Pemberi Tugas (Owner)


PT. GAMERKA KARYA

Pemberi tugas (pemilik proyek) adalah seseorang atau badan hokum atau
instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk
merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:

4
a. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik
segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
b. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan
kewajiban sesuai prosedur.
c. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek
tersebut.
d. Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan prooyek.
e. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.
f. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
g. Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor.
h. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.
Pemilik Proyek Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) adalah
Pemerintah Kabupaten Sanggau selaku Pengguna Anggaran / Pengguna
Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Barat.

2.1.2. Perencana
Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan
dan pelaporan ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Perencanaan
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja
dan Syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya.
b. Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.
c. Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam
rapat pemberian pekerjaan, membuat berita acara penjelasan.
d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas
(owner) tentang pelaksanaan proyek.
e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat
PT. GAMERKA KARYA

(RKS).
f. Membuat gambar revisi jika ada perubahan.
g. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.

5
h. Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis, Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
i. Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai
dengan bidangnya.
j. Menyusun rencana strategis dinas.
k. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang bina
program.

2.1.3. Kontraktor Pelaksana


Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
serta Gambar - Gambar Kerja) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktor
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
b. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan.
c. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada owner.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
e. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
f. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat
kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya.
g. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

2.2. Susunan Organisasi Pelaksanaan Proyek


Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan pelaksanaan
proyek. Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan
PT. GAMERKA KARYA

tiga hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-
ciri adanya sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban
dan tanggung jawab masing-masing.

6
Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing.
Dengan adanya batasan-batasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang
tindih tugas, maupun pelemparan tanggung jawab, sehingga semua
permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu
dan tuntas.

2.2.1. Struktur Organisasi Pemberi Tugas (Owner)


Pemberi tugas (owner) dari Proyek Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1
– AB.2) adalah Pemerintah Kabupaten Sanggau selaku Pengguna Anggaran /
Pengguna Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sanggau.
Berikut ialah struktur organisasi dari owner:
1. Pengguna Anggaran
Tugas dan kewajiban Pengguna Anggaran antara lain:
a. Mengembangkan tujuan dan sasaran proyek yang ingin dicapai dari
segi biaya dan waktu serta membuat perkiraan biaya awal.
b. Menyusun pembagian paket pekerjaan sebagai dasar untuk
tahapanperencana.
c. Membuat master network planing yang terpadu sebagai pedoman
bagi semua pihak yang terlibat.
d. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan bagian
proyek.
e. Mengambil tindakan yang menyangkut penyalahgunaan anggaran
dari jumlah yang telah ditetapkan.
f. Membentuk Panitia Pelelangan Pekerjaan Bagian Proyek yang
dipimpinnya.
g. Menetapkan HPS (Harga Perhitungan Sendiri) untuk Pelelangan
Pekerjaan dari bagian proyek yang dipimpinnya.
h. Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan proyek yang
PT. GAMERKA KARYA

dipimpinnya.
i. Menandatangani SPK / Kontrak Pekerjaan Proyek yang
dipimpinnya.

7
j. Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.

2. Pemegang Kas
Tugas dan kewajiban Pemegang Kas antara lain:
a. Membantu dan bertanggung jawab kepada pengguna anggaran
sebagai atasan langsung dalam hal pengurusan administrasi dan
keuangan.
b. Menyelenggarakan pengurusan keuangan negara yang diserahkan
kepadanya (menerima, menyimpan dan mengeluarkan serta
mempertanggung jawabkan).
c. Menyelenggarakan Buku Kas Umum (BKU) dengan buku-buku
pembantunya.

3. Direksi Pekerjaan
Tugas dan kewajiban Direksi Pekerjaan antara lain:
a. Menyusun program kerja dan rencana kegiatan pelaksanaan proyek
b. Memberiakan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
sesuai bidang tugasnya.
c. Mengkaji ulang hasil evaluasi pengawas lapangan saat berada di
proyek.
d. Mengeluarkan instruksi kepada pengawas lapangan untuk
melakukan tindakan tegas kepada kontraktor yang
menyalahgunakan anggaran.
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap semua unit
pekerja selama pelaksanaan proyek.
f. Membagi dan menyerahkan tugas pada pihak yang benar-benar
berkompeten / ahli di bidangnya.

4. Pembukuan
PT. GAMERKA KARYA

Tugas dan tanggung jawab Pembukuan antara lain:


a. Menyelenggarakan pencatatan keuangan bagian proyek.

8
b. Mencatat, mengurus dan melaksanakan semua peraturan / keperluan
yang berlaku berkaitan dengan administrasi keuangan.
c. Menghimpun bendel administrasi keuangan
d. Mencatat dan menyusun penerimaan dan pengeluaran bagian
proyek.
e. Membuat neraca pada akhir tahun anggaran bersama Pemegang kas.
f. Melaksanakan pencatatan, mengklasifikasikan serta
mengakumulasikan semua bukti bukti transaksi penerimaan dan
pengeluaran yang dibebankan kepada anggaran proyek (DIP) baik
lewat Pemegang Kas maupun KPKN ke dalam buku pembantu dan
buku tambahan.
g. Pada akhir bulan dan setiap saat bila diperlukan harus dilaksanaan
penutupan buku-buku tersebut sehingga dapat diketahui saldo atau
jumlah penerimaan maupun pengeluaran dari masing-masing
bukubuku tersebut.
h. Memberi data mengenai pembukuan tersebut kepada urusan SPPP.
i. Memeriksa tagihan pembayaran pada sertifikat pembayaran
bulanan.
j. Melaporkan semua hasil tugasnya.

5. Juru Bayar
Tugas dan kewajiban Juru Bayar antara lain:
a. Memeriksa kebenaran tanda bukti/tagihan kepada proyek
berdasarkan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku dan
tersedianya dana.
b. Menangani semua pembayaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proyek sesuai dengan anggaran yang direncanakan.
c. Pengawasan dana yang bersumber dari:
• DIPNAS dan DIPDA
PT. GAMERKA KARYA

• PO (Petunjuk Operasional)
• LOAN, OECF
d. Memeriksa laporan keuangan rutin dan insidentil.

9
e. Memeriksa laporan keuangan yang akan dikirim.
f. Mempersiapkan Surat Permintaan Pembayaran Pembangunan

6. Pengawas Lapangan
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan antara lain:
a. Memberi petunjuk dan mengarahkan kontraktor sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain.
c. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak dan
melaksanakannya.
d. Menguji program mobilisasi kontraktor seperti kedatangan alat, ketetapan,
waktu dan lain-lain.
e. Menguji progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya.
f. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap kontraktor tentang
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
g. Mengadakan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.
h. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan, pembukuan,
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
i. Memeriksa kebenaran tagihan-tagian dari kontraktor.
j. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan di
lapangan.
k. Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman
kerja di lapangan.
l. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.

7. Laboratory Technician
Tugas dan tanggung jawab Laboratory Technician antara lain:
a. Melaksanakan pengendalian mutu dan tes material di laboratoriumdan
lapangan.
PT. GAMERKA KARYA

b. Melakukan pengawasan harian dan pemeriksaan mutu bahan di


laboratorium dan lapangan.
c. Mengambil sampel material yang akan diuji di laboratorium.

10
d. Memberikan saran dalam memecahkan masalah yang menyangkut material.
e. Bertanggung jawab terhadap semua tes supply material.
f. Membuat laporan hasil uji laboratorium.

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pengguna Anggaran

2.2.2. Struktur Organisasi Perencana


Perencana dari Proyek Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) adalah
CV. ABC. (penyusun tidak memiliki informasi yang cukup)

2.2.3. Struktur Organisasi Pelaksana


Pelaksana dari proyek pembangunan jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) adalah
PT. GAMERKA KARYA. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah struktur organisasi
PROJECT MANAGER

QUALITY CONTROL SHEO

QC STAFF SAFETY SUPERVISOR

SEM KOOR. NSC SOM SAM

ST - POP ST-METHOD NSC ARSITEK GSP STRUKTUR SP FINISHING S.AKUTANSI OFFICE BOY

QS DRAFTER (Struktur) NSC ME SP STRUKTUR SURVEYOR SEKR. PROYEK DRIVER


PT. GAMERKA KARYA

LOGISTIK ARSITEK DRAFTER ME SURVEYOR SA-UMUM SECURITY

DRAFTER (Arsitek) SP ME & PLUMBING

KOOR. PERALATAN

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Kontraktor


STAFF PERALATAN

11
tersendiri untuk memudahkan dalam pelaksanaan di lapangan. Berikut ialah
struktur organisasi dari Pelaksana (kontraktor):

1. Project Manager
Project Manager merupakan wakil dari perusahaan yang memimpin tim
kontraktor pada sebuah proyek dengan tugas sebagai berikut:
a. Memimpin dan mengkoordinasi tim kontraktor pada suatu project.
b. Menyelenggarakan hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk
mendukung kelancaran pelaksaan.
c. Menyelenggarakan pengadaan, penempatan, dan pengembangan SDM.

2. QSHE Manager
QSHE Manager merupakan wakil dari Project Manager yang membidangi
Quality Control dan K3 dalam suatu proyek. Adapun tugasnya adalah sebagai
berikut:
a. Mengkoordinir tim QC untuk menjaga ataupun mengecek pekerjaan yang
sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan gambar kerja,biasanya tim
QC melakukan dua kali pengecekan dimana pengecekan pertama dilakukan
checklist internal dan yang kedua dilakukan bersama pengawas untuk
mendapatkan progress pekerjaan selanjutnya.
b. Menjaga dan mengkoordinir team safety untuk melakukan tugas sebagai
tim keselamatan di proyek.
c. Mengadakan rapat rutin untuk mengkoordinasikan pelaksanaan K3 dengan
para pekerja (mandor)

3. Site Operational Manager (SOM)


SOM merupakan wakil dari Project Manager dalam memimpin jalanya dan
keberlangsungan proyek di lapangan. Adapun tugas dari SOM adalah sebagai
berikut:
PT. GAMERKA KARYA

a. Mengkoordinir pekerjaan yang ada di lapangan.


b. Memberikan masukan ataupun mengambil keputusan apabila ada
ketidakcocokan antara gambar kerja yang ada di dalam lapangan.

12
c. Melakukan pengawasan di lapangan agar mutu pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang dibuat.
d. Melaporkan kemajuan pekerjaan proyek kepada manajer proyek.
e. Meneliti dan mengesahkan tagihan – tagihan mandor dan subkontraktor
yang berhubungan dengan volume fisik dan harga satuan.

4. Site Engineering Manager (SEM)


Adapun tugas dari Site Engineering Manager (SEM) adalah sebagai berikut:
a. Menerima dan mempelajari gambar desain dan spesifikasi teknis proyek.
b. Berkoordinasi dengan engineer dalam pembuatan dan pengecekan gambar
kerja.
c. Berkoordinasi dengan project Managerdanenginer dalam pembuatan time
schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan.
d. Memberikan instruksi kerja kepada ST-metode & perencanaan teknis agar
sesuai dengan gambar kerja, time schedule dan metode pelaksanaan yang
telah dibuat.
e. Melakukan safety patrol
f. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan apabila hasil pekerjaan tidak
memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
g. Berkoordinasi dengan pelaksana dalam hal pengadaan tenaga kerja.
h. Berkoordinasi dengan Project Managerdalam hal pelaksanaan pekerjaan.
i. Mengatur kinerja para pekerja agar sesuai jadwal dengan mutu yang telah
ditetapkan.
j. Melakukan penilaian atas kinerja para pekerja.
k. Berkoordinasi dengan engineer dan logistik dalam pengadaan material di
lapangan dengan memperhatikan jumlah spesifikasi teknis dan jadwal
pengiriman material oleh pemasok.
l. Bertanggung jawab kepada projeck coordinator atas keberhasilan proyek
mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.
PT. GAMERKA KARYA

13
5. Site Administration Manager (SAM)
SAM wakil dari pemimpin proyek ini membidangi masalah – masalah segala
administrasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaan proyek. Adapun tugas dari
SAM adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan jajaran staff administrasi di proyek.
b. Berkoordinasi dengan owner kapan waktu pencairan termin pembayaran.
c. Merekap pencatatan Laporan Sediaan Bahan (LSB) dari bagian logistic
yang selanjutya diserahkan kepada project manager sebelum diarsipkan.
d. Berkoordinasi dengan DVO sebagai wakil dari cabang kontraktor untuk
melakukan koordinasi lanjutan mulai seperti apabila ada pekerja baru
ataupun mahasiswa - mahasiswa yang berkeinginan untuk magang di
proyek tersebut

6. Quality Control
Berposisi di bawah QSHE manager sebagai QC mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Mengawasi seluruh jalannya pekerjaan mengontrol mutu dan metode
pelaksanaan yang digunakan.
b. Mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat teknis
(RKS).
c. Melakuan pengujian-pengujian di laboratorium untuk mengontrol kualitas
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab kepada project Managerdalam melaporkan hasil kontrol
kualitas yang dilakukan.
e. Memeriksa kualitas hasil dan mutu pekerjaan yang telah selesai
dikerjakandi proyek.
f. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai
dengan Spesifiksi Pekerjaan yang diberikan dan juga diingikan oleh pihak
owner.
PT. GAMERKA KARYA

7. SafetyOfficeer (K3L = kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup)


Adapun tugas dari SafetyOfficeer adalah sebagai berikut:

14
a. Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan dan para pekerja di lapangan agar
memenuhi standart keamanan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
dan lingkungan (K3L) yang berlaku.
b. Membuat laporan bulanan tentang pelaksanaan dan pengawasan K3L di
proyek.
c. Memberikan panduan ataupun instruksi pada pekerja (mandor) mengenai
keselamatan yang dilakukan dalam rapat mingguan dan mendengan
masukan – masukan apa saja komponen keselamatan yang perlu dilakukan
dari pekerja.
d. Bertanggung jawab kepada Project Managertentang penerapan K3.

8. Koordinator NSC
Adapun tugas dari koordinator NSC adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan pihak sub - kontraktor mengenai pelaksanaan
pemasangan sistem plumbing, mechanical electrical di lapangan.
b. Melakukan pengawasan penjaminan mutu dari sub kontraktor.
c. Melaporkan segala kemajuan pekerjaan kepada Project Manager.

9. NSC ME, NSC SIPIL – ARS, SP ME & PLUMBING


Adapun tugas dari NSC ME, NSC SIPIL – ARS, SP ME & PLUMBING adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas pekerjaan mechanical electrical maupun perpipaan
di dalam proyek.
b. Berkoordinasi dengan koordinator NSC mengenai kemajuan pekerjaan
mechanical electrical dan plumbing.
c. Melakukan penggantian mengenai system ME dan plumbing apabila ada
perubahan dari pemilik proyek.
d. Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
e. Memberikan laporan pekerjaan kepada koordinator NSC.
PT. GAMERKA KARYA

10. ST-Metode Perencanaan Teknis


Adapun tugas dari ST-Metode Perencanaan Teknis adalah sebagai berikut:

15
a. Memberikan solusi ataupun cara pemasangan ataupun semua pelaksanaan
dalam pekerjaan.
b. Memantau pekerjaan di lapangan apabila ada masalah mengenai metode
yang dilakukan.
c. Melaporkan metode yang akan dibuat kepada owner.
d. Mengganti metode baru apabila metode yang diajukan ditolak.
e. Rekayasa Teknik.

11. ST-Arsitek
Adapun tugas dari ST-Arsitek adalah sebagai berikut:
a. Menggambar arsitektural dalam proyek.
b. Bertanggung jawab atas gambar yang telah digambar.
c. Berkoordinasi dengan owner apabila ada perubahan mengenai arsitektural.
d. Berkoordinasi dengan pelaksana arsitektural agar sesuai dengan gambar
rencana yang telah dibuat.

12. ST-Pengendalian Biaya


Adapun tugas dari ST-Pengendalian Biaya adalah sebagai berikut:
a. Mengolah data yang diperoleh dari QS mengenai volume yang di kurs kan
menjadi nominal uang sesuai dengan harga satuan yang dibuat sejak awal.
b. Mengelola data pekerja yang berapa lama bekerja untuk di kurskan dengan
nominal uang yang sesuai dengan harga satuan pekerja yang tertera di
RAB.
c. Berkoordinasi dengan SAM untuk pencairan pembayaran gaji pekerja.
d. Melakukan berbagai simulasi kenaikan harga bahan untuk mengantisipasi
apabila ada kenaikan harga yang dapat merugikan kontraktor.

13. DrafterStructur, Arsitek dan ME


Adapun tugas dari Drafter Structur, Arsitek dan ME adalah sebagai berikut:
PT. GAMERKA KARYA

a. Menggambar soft drawing sebagai pedoman kerja baik drafter struktur,


arsitek maupun ME.

16
b. Melakukan koodinasi dengan pelaksana lapangan agar gambar kerja yang
telah dibuat telah terealisasikan dengan baik.
c. Mengganti gambar apabila ada perubahan yang diminta oleh owner.
d. Bertanggung jawab atas gambar yang telah disebar di lapangan.

14. ST-QS (Quality Surveyor)


Adapun tugas dari ST-QS (Quality Surveyor) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perhitungan volume pekerjaan yang akan dikerjakan maupun
pekerjaan yang sudah dikerjakan.
b. Berkoordinasi dengan pengendali biaya mengenai berapa besar volume
yang telah dihasilkan dalam suatu pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan volume terhadap gambar FORCON (for
construction) dan gambar soft drawing untuk memperoleh berapa selisih
volume yang nantinya apabila ada perubahan bisa diajukan klaim ke pihak
owner.
d. Menghitung luas (m2) pekerjaan.
e. Menghitung volume pekerjaan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan
untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborongan untuk
keperluanenginering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan
pembangunan.
f. Menghitung keebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan.
g. Bekerja sama dengan logistic atau pegadaan barang untuk member
informasi kebutuhan material yang harus didatangkan.
h. Menghitung volume (kg) pada pekerjaan besi beton bertulang, aluminium,
dan lain-lain.
i. Mengecek kesesuaian penerapan material.

15. Logistik
Adapun tugas dari Logistik adalah sebagai berikut:
PT. GAMERKA KARYA

a. Mengadakan material pekerjaan.


b. Berkoordinasi dengan QS tentang berapa banyak material yang harus
didatangkan.

17
c. Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan
waktu.
d. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
e. Membuat laporan penerimaan material yang biasanya di koordinasikan
dengan SEM.

16. ST-PENBAR
Adapun tugas dari ST-PENBAR adalah sebagai berikut:
a. Mengontrol material yang datang dengan kecocokan data dari logistik
mengenai material – material apa saja yang didagtangkan.
b. Mengurus pengecekan laboratorium mengenai kualitas barang yang
didatangkan apakah sudah memenuhi syarat yang ditentukan.
c. Berkoordinasi dengan coordinator peralatan dimanakah akan menaruh
material agar mempermudah metode pelaksanaan.

17. Koordiantor Peralatan


Adapun tugas dari Koordiantor Peralatan adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan orang – orang peralatan dan operator agar menyiapkan
segala kebutuhan pelaksanaan proyek di lapangan.
b. Berkoordinasi dengan logistik apabila ada peralatan yang kurang ataupun
penggantian peralatan yang rusak.

18. ST-Peralatan
Adapun tugas dari ST-Peralatan adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam memperlancar
pekerjaan di lapangan,
b. Biasanya diberikan tugas tambahan sebagai tukang las untuk sepatu kolom
karena membutuhkan keahlian khusus.
PT. GAMERKA KARYA

c. Berkoordinasi dengan orang K3 untuk mempersiapkan segala bentuk


pengamanan yang terpasang di lokasi proyek.

18
19. Operator dan Riger
Adapun tugas dari Operator dan Riger adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan semua alat – alat yang menunjang dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Berkoordinasi dengan pekerja titik – titik manakah yang perlu dibantu
dengan menggunakan alat berat.
c. Riger membatu pengarahan operator TC agar mempermudah dimana letak
titik posisi waktu mengangkat ataupun menurunkan.

20. General Super Intendent Project (GSP)


GSP merupakan sebutan untuk ketua peaksana yang mengkoordinir para
pelaksana sesuai dengan kapasitas masing – masing.GSP dalam proyek ini
dibagi menjadi 2 yakni GSP struktur dan GSP finishing yang bertanggung
jawab pada satu tower apartemen dan sama halnya 2 GSP yang mempunyai
beban kerja pada tower SOHO. Adapun tugas – tugas dari GSP sendiri adalah:
a. Menjelaskan gambar kerja yang diberikan dari drafter kepada pelaksana.
b. Memberikan ijin kepada mandor dan pekerja untuk melakukan pencairan
upah pekerjaan menurut berapa lama waktu bekerja dan kehadiran.
c. Memberikan masukan kepada pelaksana apabila ada pekerjaan yang tidak
sesuai dengan gambar kerja.

21. SP/Pelaksana
Pelaksana merupakan tombak dari kontraktor untuk melakukan pengarahan
pekerjaan dan pengawasan mengenai perlakuan para pekerja dalam sebuah
proyek. Adapun tugas dari pelaksana sendiri yakni:
a. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu
proyek (instruksi kerja), spesifikasi teknis dari pelanggan dan gambar kerja
yang diterimanya dengan mengarahkan tukang sub kontraktor
dan pekerjanya sehingga didapat pekerjaan yang bermutu, tentang waktu
PT. GAMERKA KARYA

dan biaya yang seifisien mungkin.


b. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan.

19
c. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian/mingguan dan bulanan yang ada serta melaporkan prestasi kerja ke
kepala proyek.
d. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub-
kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lainlain.
e. Menyelenggarakan pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik
qualitative maupun quantative untuk membuat laporan mingguan
mengenai pemakaian bahan, mesin-mesin, alat dalam pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.

22. Surveyor
Adapun tugas dari Surveyor adalah sebagai berikut:
a. Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan pengukuran.
b. Mencari titik tetap yang telah ada di sekitar lokasi pekerjaan.
c. Melaksanakan selurh pengukuran untuk gambar pekerjaan terahir (as
built drawing).
d. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran di lokasi
proyek.
e. Melakukan pengukuran dan pematokan di lokasi proyek.

23. ST-Akutansi
Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut:
a. Mencatat semua pengeluaran dan pemasukan keuangan yang ada dalam
proyek.
b. Berkoordinasi dengan logistic mengenai surat yang dikeluarkan dan
diterima mengenai pengeluaran dana pembelian material.
c. Berkoordinasi dengan ST – pengendali biaya mengenai pencairan dana
yang dibutuhkan.
PT. GAMERKA KARYA

24. ST-Umum
Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut:

20
a. Membantu pekerjaan di divisi administrasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi.
b. Berkoordinasi dengan DVO dan biasanya menjadi wakil dari proyek untuk
bertemu dengan pihak DVO.

PT. GAMERKA KARYA

21
BAB III
RENCANA STRATEGI DAN METODE PELAKSANAAN

3.1. Rencana Strategi Pelaksanaan


Strategi pekerjaan pelaksanaan jembatan Tayan (AB.1 – AB.2)
Kalimantan Barat secara garis besar digambarkan detail menggunakan
Microsoft Project. Namun secara sederhana strategi pembangunan dijabarkan
sebagai berikut:

Lama pekerjaan = 4 bulan

Lama pekerjaan = 4.5 bulan

Gambar 3.1 Schedule Rencana Pekerjaan

Keterangan:
: Stuktur Atas
: Struktur Bawah

3.2. Metode Pelaksanaan


3.2.1. Pekerjaan Pondasi
Pondasi adalah salah satu unsur penting dalam struktur bangunan,
karena melalui pondasi, beban – beban yang terjadi pada suatu struktur
akan diteruskan ke tanah. Oleh karena itu, pondasi harus dibuat kuat
menahan beban rencana baik dalam perencanaan dan kekuatan aktualnya.
Jembatan Tayan ini sendiri didesain dengan bentang panjang serta
untuk bisa menahan beban rencana yang tinggi, oleh karena itu pondasi
PT. GAMERKA KARYA

yang digunakan adalah bored pile dengan kedalaman tertentu tergantung


dari dayang dukung tanah masing – masing daerah pekerjaan.

22
Gambar 3.2 Denah Pondasi bored pile.

Pengeboran sendiri dilakukan menggunakan bored pile machine


dengan kedalaman tertentu yang telah dilakukan sebelumnya seperti CBR,
Uji Sondir, dan lain – lain.
Pada pengeboran pondasi untuk abutmen 1, pier 1, dan pier 2, lokasi
masih dalam area daratan atau tepatnya masih pada area bantaran sungai,
sedangkan pada pier 3, 4, dan 5 berada pada badan sungai sehingga alat
berat yang digunakan perlu diberi ponton supaya dapat mengapung diatas
air dan tidak mengganggu proses konstruksi.

Gambar 3.3 Proses pengeboran pondasi Gambar 3.4 Proses pengeboran pondasi
dengan bored pile machine dengan bored pile machine (pada badan
sungai)
PT. GAMERKA KARYA

Setelah pengeboran selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu


memberikan casing pada tiap lubang, casing ini berfungsi agar tanah pada
dinding lubang tidak runtuh sehingga dapat mengurangi kedalaman lubang

23
pondasi, selain itu casing ini juga berfungsi pada pondasi yang terletak
pada badan sungai yaitu agar air sungai tidak ikut tercampur pada saat
proses pengecoran nantinya. Kemudian dilanjutkan dengan memberi
tulangan pada masing – masing lubang pondasi. Perlu diingat bahwa
tulangan yang terpasang pada lubang pondasi sebelumnya dirakit diluar
lubang sehingga ketika susunan tulangan telah selesai dirakit maka
selanjutnya dimasukkan kedalam lubang pondasi dengan bantuan alat
berat seperti crane. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengecoran
dimana proses ini menggunakan alat berat yaitu concrete pump.

Gambar 3.5 Proses pengecoran bored pile menggunakan


concrete pump

PT. GAMERKA KARYA

24
START

PENGAJUAN SHOP PENGAJUAN METODE


DRAWING PELAKSANAAN
NO

EVALUASI MK

OKE

GALIAN

NO SURVEY TITIK
REVISI ACTUAL TITIK
PENGEBORAN

OKE

PEMBESIAN
REVISI

CEK OLEH NO
PENGAWAS

OKE

BEKISTING / CASING
REVISI

CEK PEMBESIAN NO
DAN KEBERSIHAN

OKE

PENGECORAN

CURING

FINISH

Diagram 3.1 Flowchart pekerjaan pondasi

3.2.2. Pekerjaan Abutment


Abutment yang dipakai pada pembangunan Jembatan Tayan (AB.1
– AB.2) sebanyak dua abutment yaitu pada masing – masing ujung
PT. GAMERKA KARYA

bentang jembatan. Proses pembuatan abutment ini dilakukan setelah


proses pembuatan pondasi bore pile. Kemudian langkah selanjutnya yaitu
membuat bekisting untuk abutment itu sendiri. Langkah selanjutnya ialah

25
proses pembesian atau memasang tulangan pada abutment sesuai dengan
desain perencanaan. Setelah selesai pada proses pembesian selanjutnya
yaitu pengecoran dimana proses ini menggunakan alat truck mixer.

Gambar 3.6 Perspektif Abutment 1 Gambar 3.7 Perspektif Abutment 2

3.2.3. Pekerjaan Pier


Pada umumnya proses pekerjaan pier sama dengan abutment, namun
pier yang digunakan pada proyek ini, ada beberapa pier yang letaknya
berada di badan sungai sehingga pelaksanaannya harus menggunakan alat
tambahan seperti ponton. Pier yang digunakan pada proyek ini sebanyak
6 pier dengan rincian terdapat 3 pier yang terletak pada bantaran sungai,
sedangkan sisanya terletak pada badan sungai.

Gambar 3.8 Perspektif pier

PT. GAMERKA KARYA

26
START

PERSIAPAN PANEL SURVEY ; SHOP


PERSIAPAN PEMBESIAN
BEKISTING DRAWING

NO
CEK ENGINEER Diperbaiki

OKE FABRIKASI

PASANG TULANGAN

NO
INSPEKSI 1 Diperbaiki

OKE

PASANG BEKISTING
DIPERBAIKI

INSPEKSI 2
NO

OKE

PEMBERSIHAN
DIPERBAIKI

INSPEKSI 3
NO

OKE

PENGECORAN

BONGKAR

CURING

FINISH

Diagram 3.2 Flowchart Pekerjaan pier


PT. GAMERKA KARYA

3.2.4. Pekerjaan Girder


Pada pembangunan Jembatan Tayan ini, material yang digunakan
sebagai girder adalah baja profil I (detail dijelaskan pada Bab V tentang
Rencana Mutu). Bentang jembatan ini adalah 280,509 m dengan lebar

27
jembatan sebesar 11,5 m. Untuk pekerjaan girder sendiri, girder setelah
melalui proses fabrikasi, diangkut menuju area proyek untuk selanjutnya
dipasang diatas abutmen dan pier jembatan. Alat yang digunakan untuk
memasang girder ialah crane. Metode yang digunakan yaitu Service Crane
System. Metode ini dilakukan dengan menggunakan dua crane yang
mengikat pada ujung – ujung girder lalu diangkat secara bersamaan dan
diletakkan diatas abutmen dan atau pier dimana telah diletakkan
elastomeric bearing pad pada tempat sangga girder pada abutment dan
atau pier.

Gambar 3.9 Proses pengangkatan girder oleh alat crane

Setelah seluruh girder diletakkan diatas abutment dan pier


selanjutnya yaitu memasang diafragma. Diafragma sendiri berfungsi
sebagai pengikat antar girder supaya tidak bergeser. Pemasangan
diafragma dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya dengan
memakai scaffolding atau bangunan perancah.
PT. GAMERKA KARYA

Gambar 3.10 Diafragma selesai terpasang

28
3.2.5. Pekerjaan Plat Lantai
Sebelum membuat plat lantai, proses yang dilakukan terlebih dahulu
yaitu memasang lantai kerja. Lantai kerja diletakkan diatas girder I seperti
dijelaskan pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 potongan melintang girder dan


Lantai kerja

Gambar 3.12 pemasangan plat lantai oleh pekerja

Setelah memasang lantai kerja, proses selanjutnya yaitu memastikan


bahwa tiap – tiap plat tidak memiliki celah yang menyebabkan kebocoran
karena plat lantai juga digunakan sebagai bekisting pada saat pengecoran
plat lantai. Setelah itu, melakukan proses pembesian untuk plat lantai.
Kemudian dilanjutkan dengan membuat bekisting pada sisi – sisi
PT. GAMERKA KARYA

jembatan. Karena pekerjaan plat lantai ini akan berkelanjutan langsung


dengan pekerjaan selanjutnya, yaitu pekerjaan railing, maka sebelum
dilakukan pengecoran disiapkan angkur – angkur yang nantinya dipakai

29
sebagai penguat atau pengunci dari tiang – tiang sandaran. Kemudian
dilanjutkan dengan proses akhir yaitu pengecoran.

Gambar 3.13 Plat lantai selesai pengecoran

3.2.6. Pekerjaan Railing


Pekerjaan railing merupakan tahapan akhir dari pekerjaan struktur
pada pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2). Pembuatan railing
atau pagar pembatas dimulai dengan memasang tiang sandaran terlebih
dahulu. Tiang sandaran dihubungkan dengan angkur yang telah dibuat
pada pekerjaan sebelumnya yaitu dengan cara diberi suatu plat kemudian
di kunci dengan menggunakan baut. Jika tiang sandaran selesai dipasang,
selanjutnya yaitu menghubungkan tiang sandaran satu dengan lainnya
dengan rel atau pagar pengaman.

PT. GAMERKA KARYA

Gambar 3.14 perspektif railing (tiang sandaran)

30
3.3. Alur Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) dijadwalkan selesai
pada alokasi waktu 9 bulan terhitung dari mulai 1 Maret 2018. Oleh karena
itu strategi dan metode pelaksanaannya pun harus efektif dan efisien. Maka
PT. GAMERKA KARYA melakukan metode yaitu pengerjaan bersamaan
pada ujung – ujung bentang lalu titik akhir pengerjaan adalah di tengah
bentang jembatan itu sendiri. Metode ini dinilai efektif serta efisien pada
pelaksanaan pembangunan jembatan bentang panjang seperti Jembatan
Tayan untuk mengurangi beban biaya serta waktu yang relatif lebih
singkat.

PT. GAMERKA KARYA

31
BAB IV
KURVA S

4.1. Analisa Kurva S


Kurva S digunakan untuk menunjukkan hubungan antara nilai
kumulatif biaya atau jam – orang yang telah digunakan atau presentase (%)
penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Kurva S pada proyek
pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) Kalimantan Barat
ditunjukkan dengan data sebagai berikut:

PT. GAMERKA KARYA

32
BAB V
RENCANA MUTU
5.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) di
Kalimantan Barat adalah pekerjaan struktur. Untuk mencegah
ketidaksesuaian pekerjaan disetiap tahapan, dilaksanakan pengendalian mutu
sebagai berikut:
2
INCOMING CONTROL

Pengendalian pada setiap


permulaan kerja dan
kedatangan material / bahan

1 3
INITIAL CONTROL
INPROCESS CONTROL
Pengendalian terhadap
parameter mutu (Spesifikasi,
Pengendalian pada setiap
Uji material) proses pekerjaan

FINAL CONTROL

Pengendalian pada akhir


proses pekerjaan

Diagram 5.1. Pengendalian Mutu


PT. GAMERKA KARYA

33
Selanjutnya untuk tahapan inspection akan digambarkan melalui
flowchart seperti berikut:
a. Flowchart Incoming Inspection
START

PENENTUAN JENIS
MATERIAL / BAHAN

NO

PERSETUJUAN MATERIAL / PEMASOK


MATERIAL/BAHAN LAIN

YES

MATERIAL ON SITE

> TOLERANSI
CEK SAAT KEDATANGAN DITOLAK
MATERIAL

YES

STOCK MATERIAL

FINISH

b. Flowchart Inprocess Inspection

START

PERSIAPAN LOKASI

NO
PERSETUJUAN IJIN KERJA PERBAIKI

PROSES PELAKSANAAN
PEKARJAAN

TDK SESUAI
CEK SAAT KEDATANGAN PERBAIKI

YES
FINISH
PT. GAMERKA KARYA

34
c. Flowchart Inproduct Inspection

START

PERSIAPAN LOKASI

NO
PERBAIKI
CHECK HASIL PEKERJAAN
YES

BACK UP QUALITY

FINISH

d. Flowchart Persetujuan Shop Drawing

START

PEMERIKSAAN SHOP
DRAWING

EVALUASI & KOREKSI SHOP


DRAWING

NO
REVISI? REVISI SHOP DRAWING

YES
PERSETUJUAN SHOP
DRAWING

FINISH

PT. GAMERKA KARYA

35
5.2. Ringkasan Spek
No URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI / PERSYARATAN TEKNIS MERK
PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan Beton K350 untuk


Abutment dan pier
1 Semen Portland Cement (PC) Jenis / type V
Local

2 Agregat Kasar Lokal


Agregat Kasar yang digunakan mempunyai gradasi 2 - 3 produk local

3 Pasir Beton Pasir Beton / cor hitam produk local

4 Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar

5 Besi Beton
Besi tulangan ulir yang digunakan ialah baja mutu fy" = 39 Mpa ( U - 39 )
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²

6 Kualitas / mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah abutment dan pier mutu beton tinggi
K.350 , Besi tulangan ulir yang dipakai adalah baja mutu fy" = 39 Mpa (U-
39) (Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²

Pekerjaan Beton K350 untuk


Pelat Lantai
1 Semen Portland Cement (PC) Jenis / type V
Local

2 Agregat Kasar Lokal


Agregat Kasar yang digunakan mempunyai gradasi 2 - 3 produk local

3 Pasir Beton Pasir Beton / cor hitam produk local

4 Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar

Besi tulangan ulir yang digunakan ialah baja mutu fy" = 39 Mpa ( U - 39 )
5 Besi Beton
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²

6 Kualitas / mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah abutment dan pier mutu beton tinggi
K.350 , Besi tulangan ulir yang dipakai adalah baja mutu fy" = 39 Mpa (U-
39) (Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²

Pekerjaan Beton K125 untuk


Lantai Kerja
1 Semen Portland Cement (PC) Jenis / type I

2 Agregat Kasar Agregat Kasar yang dipakai mempunyai gradasi 2-3 Produk Local

3 Pasir Beton Pasir Beton / cor hitam produk local


PT. GAMERKA KARYA

4 Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar

5 Kualitas / mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah lantai kerja mutu beton K.125

36
Pekerjaan Pengangkutan Baja
Struktur untuk Jembatan
Simple Beam I Girder

1 Girder Girder yang dipakai ialah Baja Struktur SM 490 , Titik Leleh 3552 kg/cm²
dengan dimensi 1900 x 550 x 24 x 16

Pekerjaan Tiang Bor ,


diameter 1000 mm

1 Beton K250
Semen Portland Cement (PC) Jenis / type V

Agregat Kasar Agregat kasar yang dipakai untuk pekerjaan beton pada tiang bor ialah
gradasi 2 - 3 produk local

Pasir Beton Menggunakan pasir beton / cor hitam produk local

Air untuk campuran beton Air yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung
minyak,asam alkali,garam,zat organis atau bahan lain yang dapat
merusak mutu beton. Air yang digunakan untuk campuran beton adalah
air tawar

Besi Beton
Besi tulangan ulir yang digunakan ialah baja mutu fy" = 39 Mpa ( U - 39 )
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm²

Pekerjaan Expansion Joint


Rubber 3 (celah 42 - 82 mm)

1 Besi Siku Besi siku yang dipakai dengan dimensi 25 x 25 x 12

Pekerjaan Elastomerik Jenis 3


(400 x 450 x 45)

1 Elastomerik Elastomerik yang dipakai ialah elastomerik jenis 3 dengan dimensi 400 x
450 x 45

Pekerjaan Sandaran (Railing)


1 Pipa Galvanis Pada pekerjaan sandaran digunakan pipa galvanis dengan diameter

PT. GAMERKA KARYA

37
5.3. Rencana Inspeksi Material
RENCANA INSPEKSI MATERIAL

Alat Yang
No. Jenis Material Cara Periksa Toleransi Penerimaan Frekuensi PIC
Spesifikasi Digunakan

1 Tulangan Diukur, Visual U39 (Ulir) QC

2 Air Visual Tidak Berbau QC


Tidak Berwarna
Tidak Mengandung Zat Kimia

3 Pasir Visual Harus bersih Kadar Lumpur maks. 4% QC

4 Semen Visual Tidak mengeras QC


Packing tidak bocor
Portland Cement
Standard :
SII 0013-81

5 Agregat Kasar Visual Tidak bercampur dengan lumpur tiap datang QC


Homogen

6 Baja Struktur Visual, Diukur Baja Struktur SM 490 YA tiap datang QC


(Simple Beam I
girder) Titik leleh 3551 kg/cm2

7 Elastomerik Visual, Diukur QC

8 Railing Visual, Diukur Hollow 150 x 150 x 6 QC


Angkur D 3/4"
Base Plat 12 x 300 x 300
Pipa Besi D 42.7 mm

5.4. Rencana Inspeksi Pekerjaan


RENCANA INSPEKSI PEKERJAAN

Alat Yang
No. Jenis Pekerjaan Cara Periksa Toleransi Penerimaan Frekuensi PIC
Kriteria Penerimaan Digunakan

1 Pekerjaan Pondasi Visual Kedalaman pengeboran sesuai uji test sondir Tiap Pengeboran Bore Pile Machine QC

2 Pekerjaan Abutment dan - Dimensi sesuai dengan gambar rencana - Panjang keseluruhan sampai QC
Pier Visual - Lokasi bebas dari kotoran dengan 6m (+5mm)
- Tidak boleh menambah campuran beton - Kelurusan atau lengkungan
dengan air agar beton menjadi encer untuk panjang 3 m - 6 m (15mm)
- Kualitas beton K350

3 Pekerjaan Bore Pile/Tiang Visual - Vertikalitas dari alat pancang Toleransi dimensi penampang +/- Tiap pengecoran QC
Pancang - Pemberhentian Pemancangan sesuai dengan 6 mm
data tanah Panjang total +/- 25 mm
- Kualitas beton tiang pancang K250 Penyimpangan dari garis lurus 1
- Kalendering sesuai dengan spesifikasi mm / m'

4 Pekerjaan Lantai Kerja Visual - Kualitas beton K125 Puncak lantai kerja dibawah Tiap pengecoran QC
- Dimensi sesuai gambar rencana pondasi +/- 10 mm
PT. GAMERKA KARYA

- Kalendering sesuai dengan spesifikasi Puncak lantai kerja dibawah plat


injak +/- 10 mm
5 Pekerjaan Pelat Lantai Visual - Kualitas Beton K350 Tiap pengecoran QC
- Dimensi sesuai gambar rencana
- Kalendering sesuai dengan spesifikasi

6 Pekerjaan Tulangan Diukur , Visual - Kualitas baja tulangan U39 (ulir) Toleransi untuk fabrikasi harus
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan seperti yang disyaratkan dalam QC
harus kawat baja lunak yang memenuhi ACI 315
AASHTO M32-90

38
7 Pekerjaan Baja Struktur Diukur , Visual - Kualitas Baja Struktur SM 490 YA, titik
leleh 3552 kg/cm² QC
- Dimensi sesuai gambar rencana
- Kalendering sesuai dengan spesifikasi

8 Pekerjaan Girder Visual - Girder menggunakan tipe I QC


- Dimensi sesuai gambar rencana Tiap pemasangan
- Kalendering sesuai dengan spesifikasi

9 Visual - Dimensi sesuai gambar rencana Tiap pemasangan QC


Pekerjaan Expansion Joint
- menggunakan tipe rubber 3

10 Pekerjaan Elastomerik Visual - Dimensi sesuai gambar rencana Tiap pemasangan QC


- menggunakan elastomerik jenis 3

11 Pekerjaan Sandaran Diukur , visual - Dimensi sesuai gambar rencana Diameter lubang +1 mm , -0.4 Tiap pemasangan
(railing) - menggunakan bahan baja rol dengan mm QC
tegangan leleh 2800 kg/cm² memenuhi Kelengkungan sandaran harus
AASHTO M183 - 90 memenuhi kurva jembatan

5.5. Rencana Mutu Pekerjaan Abutment dan pier


Abutment pada struktur jembatan berfungsi sebagai penerima beban
struktur atas kemudian ditransferkan ke pondasi, Pemasangan abutment
terletak pada setiap ujung jembatan. Pada pembangunan proyek ini
menggunakan abutment mutu beton K350 dengan dimensi 11,5 x 5m dan
menggunakan besi tulangan U39 ulir.

Gambar 5.1 Dimensi Abutment

Pelaksanaan pembuatan pier dilakukan dalam tiga tahap, yaitu


pembuatan bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran dilakukan
dalam dua tahap, yaitu bagian bawah pier dan bagian atas pier.
PT. GAMERKA KARYA

5.6. Rencana Mutu Pekerjaan Bore Pile


Tiang pancang pada pondasi berfungsi untuk mentransfer beban
yang dipikul oleh pondasi ke lapisan tanah terdalam dimana terdapat daya

39
dukung tanah yang lebih baik. Ada 3 (tiga) jenis tiang pancang yang
biasanya digunakan, yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang
pancang baja, masing – masing tiang pancang memiliki kegunaan yang
sama hanya saja tergantung pada saat pemakaiannya, bangunan seperti apa
yang akan didirikan dan daya dukung tanah sekitar lokasi pembangunan.
Bentuk dari tiang pancang juga bervariasi bisa berupa silinder, persegi, atau
segitiga dengan panjang tiang 10 m sampai dengan 30 m. Tiang pancang
pada pembangunan proyek ini menggunakan tiang pancang dari beton mutu
K250 dengan diameter 1 m.
Pengeboran tiang pancang pada proyek ini dilakukan dengan Tower
Bor Pile machine, setelah itu pemasukan tulangan menggunakan tenaga
manusia dan pengecoran menggunakan Concrette Pump.

5.7. Rencana Mutu Pekerjaan Beton


Lingkup pekerjaan dari beton diantaranya adalah pekerjaan abutment dan
pier, Pelat lantai, lantai kerja dan tiang bor. Adapun mutu beton yang
digunakan pada setiap jenis pekerjaan beton adalah:
• K350: untuk Abutment dan Pier
• K350: untuk Pelat Lantai
• K125: untuk Lantai Kerja
• K250: untuk bore pile
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton dengan kualitas
bagus agar mampu mencapai mutu yang ditargetkan maka harus
direncanakan dengan baik sesuai peraturan(prosedur) yang sudah ada /
berlaku dan tidak boleh sembarangan karena akan berdampak buruk
terhadap kekuatan beton itu sendiri (mutu beton).
Bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan beton ialah:
a. Semen
b. Agregat
PT. GAMERKA KARYA

Pada pembuatan beton, ada dua jenis/ukuran agregat yang digunakan,


yaitu agregat kasar/batu pecah dan agregat halus/pasir beton. Kedua jenis
agregat ini disyaratkan sebagai berikut:

40
1. Agregat kasar, Ukuran besar nominal maksimum agregat kasar tidak
melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3
dari tebal pelat atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan.
Agregat kasar harus bersih dari bahan–bahan organik dan harus
mempunyai ikatan yang baik dengansel semen. Gradasi dari agregat
tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang ditetapkan oleh
ASTM agar tidak terjadi sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan
sebagai berikut:

Tabel batasan gradasi untuk agregat halus

2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih,tajam, dan bebas
dari bahan organik,lempung dan bahan lainnya yang dapat merusak
campuran beton. Agregat halus yang baik tidak mengandung lumpur
lebih besar 5 % dari berat.
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umunya berupa pasir dengan
partikel butir lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan
tertahan pada saringan No.200

PT. GAMERKA KARYA

Kontraktor harus mengadakan pengujian yang sesuai dengan


persyaratan yang telah ditetapkan. Apabila sumber agregat berubah

41
karena sesuatu hal, maka kontraktor wajib untuk mempberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan MK. Agregat harus disimpan ditempat
yang bersih dan keras permukaannya agar tidak tercampur dengan
tanah.
c. Air untuk campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh berwarna,
berbau, dan mengandung bahan-bahan yang dapat merusak/merugikan
terhadap beton atau tulangan.
Banyak hal-hal lain yang bisa berdampak karena pemakaian air, berikut
uraiannya:
1. Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2gram/liter karena dapat
mengurangi daya lekat atau bisa juga mengembang (pada saat
pengecoran karena bercampur dengan air) dan menyusut (pada saat
beton mengeras karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang)
2. Air tidak mengandung garam lebih dari 15gram karena resiko
terhadap korosi semakin besar
3. Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena
dapat dapat menurunkan mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.
4. Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen
karena akan mengurangi kuat tekan beton sebesar 20%
5. Air tidak mengandung gula lebih dari 2% dari berat semen karena
akan mengurangi kuat tekan beton pada umur 28 hari
d. Besi Beton
Besi beton yang digunakan pada pembangunan proyek ini ialah besi
beton U39 ulir. Agar memperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi
beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Baru, bebas dari kotoran, tidak berkarat, tidak ada lapisan minyak
dan tidak cacat
2. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
PT. GAMERKA KARYA

toleransi
3. Besi tulangan polos, permukaan batang baja tulangan harus tidak
bersirip sedangkan besi tulangan sirip harus memiliki sirip yang

42
teratur, setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang
yang sejajar dan sejajar dengan sumbu batang serta sirip-sirip
lainnya dengan arah melintang sumbu batang.
• Kualitas Beton
1. Kualitas Beton
Kualitas beton yang dipakai dalam proyek pembangunan
jembatan tayan ini menggunakan bervariasi/bermacam mutu,
yaitu mutu K350 pada pekerjaan abutment dan pier, pekerjaan
pelat lantai, mutu K125 pada pekerjaan lantai kerja dan mutu
K250 pada pekerjaan tiang bor. Maka dari itu dalam
penggunaanya untuk konstruksinya harus benar-benar sesuai
dengan yang telah ditentukan di dalam gambar rencana.
2. Disain Adukan Beton
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan
supaya beton yang dihasilkan memberikan workability dan
konsistensi yang baik, sehingga beton tidak menimbulkan
bleeding (terpisahnya air secara berlebihan) dan beton mudah
dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton.

5.8. Rencana Mutu Pekerjaan Girder


Girder merupakan suatu balok diantara dua penyangga dapat berupa pier
atau abutment pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder
merupakan profil I, namun girder juga dapat berbentuk box (box girder),
atau bentuk lainnya. Menurut material penyusunnya girder dapat terdiri dari
girder beton dan girder baja, sedangkan menurut system perancangannya
girder terdiri dari girder precast dan on site girder. Pada pembangunan
proyek jembatan tayan ini, girder yang digunakan ialah Baja Struktur SM
490 YA dengan titik leleh 3552 kg/cm². Bentang jembatan pada proyek
PT. GAMERKA KARYA

jembatan tayan adalah 280,509 m dengan lebar jembatan 11,5 m.


Adapun urutan kerja pengangkutan girder dari pabrik menuju lokasi
(proyek):

43
1. Baja struktur girder disiapkan oleh pabrik dan dimuatkan ke tronton
dengan biaya atas tanggungan pabrik
2. Mengangkut baja struktur girder dengan menggunakan tronton dan
dibawa ke lokasi (proyek) dengan biaya atas tanggungan kontraktor
3. Menurunkan girder dari tronton dengan menggunakan crane dengan
biaya atas tanggungan kontraktor.

5.9. Rencana Mutu Pekerjaan Elastomerik


Elastomerik yang digunakan dalam perletakan jembatan harus baik karet
alam maupun karet choloprene sebagai bahan baku polymer. Karet yang
diolah kembali atau karet vulkanisir tidak boleh digunakan. Bahan
elastomer yang digunakan pada pembangunan proyek jembatan tayan
menggunakan elastomerik jenis 3 dengan dimensi 400 x 450 x 45.
Adapun Pelaksanaan pemasangan bantalan elastomer sebagai berikut:
a. Pengadaan Elastomer harus dalam keadaan baik dan telah teruji serta
sesuai dengan spesifikasi, selain itu dimensi elastomer telah sesuai
dengan gambar rencana
b. Persiapan peralatan menggunakan dongkrak hidrolik
c. Pengukuran/leveling tumpuan pada abutment
d. Dongkrak hidrolik ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan dan
dilakukan pengangkatan
e. Pasang kayu penyangga sementara
f. Bantalan elastomer diletakkan dibawah pelat bantalan dan direkatkan
menggunakan lem, bagian atas jembatan diturunkan agar elastomer
melekat sempurna pada pelat
g. Lakukan pengangkatan secukupnya hingga elastomer tergantung pada
pelat dan lepaskan kayu penyangga
h. Pasang mortar dibawah elastomer dan turunkan hingga elastomer masuk
pada mortar yang belum mengeras
PT. GAMERKA KARYA

i. Bersihkan dan rapihkan sisa mortar


j. Pekerjaan pemasangan elastomer selesai
k. Girder dapat dipasang

44
5.10. Rencana Mutu Pekerjaan Expansion Joint
Expansion joint merupakan bahan yang dipasang di antara dua bidang
lantai beton untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku dan dapat juga
pertemuan antara konstruksi jalan pendekat sebagai media lalu lintas yang
akan melewati jembatan, agar pengguna lalu lintas merasa aman dan
nyaman (Badang Litbang PU, Pd T-13-2005-B).
Fungsi dari expansion joint untuk mengakomodasi gerakan yang terjadi
pada bagian superstruktur jembatan. Expansion joint yang digunakan pada
proyek ini ialah expansion joint tipe Rubber 3 dengan celah 42-82.

5.11. Rencana Mutu Pekerjaan Sandaran (Railing)


Tiang sandaran (railing) terbuat dari beton bertulang atau baja profil
dan ada juga yang langsung dipasang pada rangka utama, gunanya untuk
menahan pipa sandaran. Tiang sandaran pada pekerjaan proyek jembatan
tayan ini menggunakan baja profil dengan dimensi 150 x 150 x 6 sedangkan
untuk pemasangannya Hollow dihubungkan dengan angkur Ø3/4 – 300 dan
diberi plat berukuran 12 x 300 x 300 kemudian dikunci dengan
menggunakan baut. Jika pemasangan tiang sandaran sudah selesai maka
selanjutnya menghubungkan tiang sandaran satu dengan yang lainnya
dengan rel atau pagar pengaman, dimana penggunaan pagar pengaman ini
menggunakan pipa besi Ø42.7 mm.

PT. GAMERKA KARYA

45
BAB VI
RENCANA K3L

6.1. Kebijakan K3
PT. GAMERKA KARYA berkomitmen untuk:
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang
lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2. Memenuhi semua peraturan perundang – undangan pemerintah yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) di tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan
Kinerja K3L guna meningkatkan Budaya K3 yang baik di tempat kerja.
Untuk mencapai itu semua, maka kami:
1. Membangun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja berkelanjutan serta sumber daya yang relevan.
2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan dan persyaratan lainnya terkait K3
3. Memberikan Pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja kepada tenaga untuk meningkatkan kinerja K3
Perusahaan.

6.2. Dasar – dasar Hukum K3


1. Undang – undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Permenaker No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3
3. Permenaker No.4 Tahun 1987 tentang Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
4. Undang – undang Ketenagakerjaan No.13/2003
5. Undang – undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
6. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga
PT. GAMERKA KARYA

Kerja No.14/1993
7. Keputusan Presidan tentang Penyakit yang timbul karena Hubungan
Kerja No.22/1993

46
8. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan
serta Penerangan dalam tempat kerja No.71/1964
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja No.2/1980
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan Penyakit
akibat Kerja No.1/1981
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
No.3/1982
12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di tempat
kerja No.51/1999
13. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor kimia di udara
lingkungan kerja No.1/1997

6.3. Kerangka Sistem Manajemen K3L


1. Tinjauan Awal Sistem Manajemen K3L di dalam Perusahaan.
Menurut Undang – undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja, yang diatur oleh Undang – undang ini adalah
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah
kekuasaan hokum Republik Indonesia. Berawal dari undang – undang
tersebut perusahaan harus menerapkan Sistem Manajemen K3L. Sistem
Manajemen K3 mana yang dipilih tergantung kebijakan dan tujuan atau
sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Tentunya harus sesuai dengan
sifat / karakteristik kegiatan dan kepentingan perusahaan, khusunya
dalam hal untuk memenuhi sertifikasi baik secara nasional ataupun
internasional.
2. Perencanaan K3L
Perencanaan awal sebagai bagian untuk mengidentifikasi permasalahan
K3 yang perlu ada dalam perusahaan, potensi bahaya dan tantangan yang
PT. GAMERKA KARYA

dihadapi seiring berjalannya masa konstruksi beberapa hal ini


menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan. Untuk hal tersebut

47
harus ditentukan oleh isu pokok dalam perusahaan dalam
mengidentifikasi bahaya:
c. Kecelakaan Kerja
d. Kecelakaan Lalu Lintas
e. Kebakaran dan Peledakan
f. Keselamatan Kontraktor dan tenaga kerja
g. Emisi dan pencemaran udara
3. Pelaksanaan K3L
a. Sistem Prosedur
Mengembangkan system dan prosedur K3 untuk setiap kegiatan
operasi sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan
yang akan berpengaruh meningkatnya produktifitas kerja.
b. Penerapan (Implementasi)
Sistem penerapan dan prosedur termasuk petunjuk kerja meliputi
seluruh aspek kegiatan pekerjaan, diantaranya:
• Prosedur kerja Aman (Safe Working Practices)
• Prosedur Identifikasi bahaya dan penilaian resiko K3
• Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat
• Prosedur pengendalian operasional
• Prosedur kesehatan kerja dan lain – lain
c. Sarana dan Fasilitas
Memenuhi dan mengembangkan sarana dan fasilitas operasi yang
memenuhi standar / code K3L yang berlaku sejak tahap rancang
bangun, konstruksi dan pengoperasiannya.
4. Program Kerja K3
Program kerja K3 yang telah direncanakan dan diterapkan. Untuk Proyek
Pembangunan Jembatan Tayan (AB.1 – AB.2) ialah sebagai berikut:
• Perencanaan K3
Petunjuk atau gambaran pelaksanaan K3 di area proyek
PT. GAMERKA KARYA

• Target
Target berupa Zero Accident
• SHE Induction

48
Pendekatan dan pengarahan tentang K3, housekeeping dan
ketertiban proyek kepada pekerja baru dan kepada pekerja
sebelum melakukan pekerjaan yang berpotensi bahaya tinggi.
Hal ini berlaku untuk perusahaan, subkon, dan mandor.
• SH3 Talk
Pengarahan singkat tentang K3 dan kondisi proyek kepada
seluruh pekerja sebelum pekerjaan dimulai.
• Inspeksi K3 dan SHE Patrol
Inspeksi yang dilakukan untuk memonitor pelaksanaan K3
dan untuk menjaga konsistensi penerapan K3L di proyek.
Inspeksi K3 dilakukan setiap hari Kamis (mingguan).
Sedangkan untuk patrol merupakan patrol rutin yang
dilakukan setiap hari mulai jam 09.00 – 10.00 WIB dan
tujuannya untuk memonitor kegiatan pekerjaan di lapangan.
• SHE Meeting
Meeting internal dilaksanakan hari rabu jam 10.00 WIB
membahas masalah yang mungkin terjadi dan tindakan
pencegahannya serta melaporkan kecelakaan yang terjadi dan
langkah – langkah perbaikannya.
• Training K3
Training K3 kepada karyawan, mandor, dan subkontraktor
tentang dasar – dasar K3, P3K, cara pemadaman api, dan
tanggap darurat.
• Housekeeping
Housekeeping dengan target lingkungan kerja bersih, rapi, dan
sehat.
• Audit K3
Audit pelaksanaan dan penerapan K3 yang dilakukan dari
pusat selama tiga bulan sekali.
PT. GAMERKA KARYA

Adapun dalam berlangsungnya proses konstruksi proyek, terdapat peraturan


mengenai prosedur standar memulai suatu pekerjaan, yang mana sebagai
berikut:

49
a. Penunjukkan sub kontraktor/mandor
• Dilakukan oleh SEM (engineering)
• Pengarahan SOP yang berlaku untuk sub kontraktor/mandor baru oleh
SEM
• Pemberian form Surat Izin Memulai Pekerjaan (SIMP) oleh SEM
b. Pengajuan izin memulai pekerjaan di lokasi proyek
• Setiap sub kontraktor/mandor yang baru WAJIB mengajukan Surat
Izin Memulai Pekerjaan (SIMP)
• SIMP diajukan maksimal 3 (tiga) hari sebelum melaksanakan
pekerjaan
• SIMP diajukan ke SHO (Safety Health Officer)
• SHO menjelaskan peraturan-peraturan yang berlaku di proyek dan
syarat-syarat safety yang wajib dilaksanakan oleh sub
kontraktor/mandor
c. Pemeriksaan safety
• SHO memeriksa semua peralatan yang sudah direkomendasikan
untuk disediakan oleh sub kontraktor/mandor pada saat pengajuan
SIMP SHO meneruskan SIMP ke SOM apabila sub
kontraktor/mandor sudah memenuhi persyaratan safety sesuai yang
tertera pada SIMP dan setelah SIMP ditandatangani SHO
• SOM tidak diperbolehkan mengizinkan sub kontraktor/mandor
memulai pekerjaan sebelum SHO menandatangani SIMP
• SHO mengadakan safety induction kepada pekerja baru
d. Target
• Zero accident dan proyek bersih, rapih, sehat, dan nyaman.
6.4. Ketentuan, Peralatan, dan Acara K3
Program K3 yang diterapkan tentunya dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas
yang mendukung kelancaran program. Oleh karena itu, disediakan berbagai
PT. GAMERKA KARYA

ketentuan, peralatan, dan acara sebagai berikut:


a. Ketentuan Sebelum Bekerja
• Pekerja harus tahu bagaimana cara bekerja yang aman.

50
• Pekerja harus bertanya kepada atasan jika tidak jelas bagaimana
cara menjalankan pekerjaan
• Gunakan selalu alat pelindung diri yang tepat untuk melindungi
diri dari potensi kecelakaan
• Pekerja harus mengikuti dan menaati prosedur kerja yang aman
setiap waktu.
b. Peralatan Safety
• Helm Proyek
Dipakai oleh seluruh Karyawan dan pekerja di area proyek.
• Masker
Dipakai melindungi dari debu akibat pelaksanaan kerja.
• Sepatu Kerja
Dipakai oleh seluruh karyawan dan pekerja di area proyek. Sepatu
ini melindungi kaki saat bekerja. Menggunakan sepatu safety
dapat menolong dari luka karena menginjak pake, menendang
benda keras, tertimpa benda, dan lainnya.
• Lampu steek
Dipakai sebagai rambu – rambu pengarah lalu lintas sementara.
• Bendera
Membantu pengerjaan traffic management.
• Rompi/Kaos
Digunakan sebagai pelindung badan pekerja.
• Pelindung Telinga
Pelindung telinga digunakan untuk melindungi pendengaran dari
suara bising yang terus meneurs. Suara bising yang melampaui
batas dapat menyebabkan telinga menjadi tuli.
• Sarung Tangan
Sarung tangan dapat melindungi tangan dari luka dan penyakit
PT. GAMERKA KARYA

kulit. Sarung tangan yang digunakan haruslah tepat untuk


pekerjaan yang telah ditentukan
c. Kotak Peralatan Safety

51
Guna meminimalisir ketidaklengkapan peralatan safety yang digunakan
oleh pekerja di dalam lokasi proyek, maka disediakan kotak peralatan di
dekat pintu masuk lokasi proyek sebagai tempat penitipan peralatan.
d. Kesehatan
Terkait dengan kesehatan para pekerja, maka pekerja dianjurkan untuk:
- Segera melapor ke atasan jika menderita luka saat bekerja
- Jangan memaksakan diri untuk bekerja jika mengalami luka yang
cukup serius.
- Periksakan kesehatan diri secara teratur
- Jangan minum minuman yang beralkohol
- Jangan tidur terlalu larut malam
- Selesai bekerja istirahatlah yang cukup
e. Kebakaran
• Seluruh pekerja harus tahu cara menggunakan alat pemadam
kebakaran dan cara memadamkan api.
• Apabila terjadi kebakaran kecil, api segera dipadamkan
• Cara menyelamatkan diri waktu terjadi kebakaran disaar Anda
berada di ruangan antara lain:
- Pada waktu anda melewati pintu ruangan, anda harus menutup
setiap pintu di belakang anda
- Pintu yang tertutup akan melindungi anda dari panas dan asap
- Gunakan jendela jika jalan keluar melalui pintu tidak aman
- Bila banyak asap, merangkaklah dengan kedua belah tangan
dan lutut, dan cari jalan keluar
- Jangan merangkak dengan perut menempel di lantai.
Selain itu disediakan pula fasilitas seperti tempat sampah yang diatur
sedemikian rupa agar sampah terpilah sesuai jenisnya dan diletakkan di
titik-titik tertentu. Dilokasi juga disediakan tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) yang letaknya searah dengan jalur masuk kendaraan
PT. GAMERKA KARYA

proyek sehingga memudahkan proses pengangkutan sampah oleh truk


sampah. Adapun jadwal pengangkutan sampah oleh truk sampah
dilakukan sebanyak satu minggu sekali.

52
6.5. Pelaporan dan Pengarsipan Kegiatan K3
Sesuai dengan aturan Pemerintah yang mewajibkan dilaksanakannya
kegiatan K3 di setiap proyek konstruksi, maka segala bentuk arsip dan juga
laporan yang berkaitan dengan aktivitas K3 harus disimpan dan juga
dijaga. Laporan hasil sosialisasi dan juga pealtihan K3 digunakan sebagai
bukti bahwa pihak manajemen telah melakukan pengarahan dan
pembinaan dalam rangka mencegah terjadinya bahaya. Laporan tersebut
antara lain berupa:
1. Laporan aktivitas K3 secara periodik.
2. Laporan kecelakaan secara periodik.
Laporan hasil sosialisasi dan pelatihan K3 sebagai bukti bahwa pihak
manajemen telah melakukan pengarahan dan pembinaan dalam rangka
mencegah terjadinya kecelakaan.

6.6. Identifikasi dan Pengendalian Resiko


NO.
JENIS PEKERJAAN Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko Pengendalian Resiko

1 Pekerjaan Persiapan a. Tabrakan antar alat berat saat


beroperasi Merencanakan rute alat berat
A. Mobilisasi b. Alat berat menabrak pekerja Menugaskan pengawas atau menunjuk
arah
c. Akses dalam kondisi licin dan Menggunakan safety boot
berlumpur menyebabkan terpeleset
d. Alat berat dan dump truck Perawatan akses jalan dengan
tergelincir penambahan material pengerasan jalan

2 Pekerjaan Struktur
A. Pondasi
1 Galian (Pengeboran) a. Kecelakaan akibat manuver alat Memberikan batas minimal jarak orang
berat terhadap manuver alat

Memasang rambu peringatan pada area


swing bore pile machine
Memasang rambu "Awas Alat Berat"
b. Terjatuh atau tergelinci ke dalam
galian Memasang penerangan yang cukup di
sekitar area galian saat malam hari
Buat pagar pengaman
Pasang rambu - rambu peringatan
Memakai sepatu boot
PT. GAMERKA KARYA

53
B. ABUTMENT (AB.1 ; AB.2)
1 Pembesian abutment a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
Menggunakan katrol/crane untuk
mengangkat
2 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
(tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
dan ditata rapi pada tempatnya tersendiri
Memakai APD (sepatu dan helm)
3 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
membahayakan pejalan kaki, lalu pump
lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
C. PIER (P.1 - P.2; P.6)
1 Pembesian abutment a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
Menggunakan katrol/crane untuk
mengangkat
2 Pembesian Bored Pile a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
Menggunakan katrol/crane untuk
mengangkat
3 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
membahayakan pejalan kaki, lalu pump
lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
PT. GAMERKA KARYA

54
2 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
I Railing (tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
1 Pemasangan Tiang Sandaran a. Terkena paku / barang tajam dan ditata rapi
Memakasi pada
safety tempatnya tersendiri
shoes
lainnya Memakai APD (sepatu dan helm)
3 Pengecoran a. Tangan
b. Sarung tangan
Memakai sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Mata
c. Menginjak benda
terkena sinartajam
pada saat safety shoes
Memakai kacamata pelindung sinar las
c. Pergerakan
proses concrete pump
pengelasan Mengatur area jalan kerja concrete
2 Pemasangan Railing post membahayakan
a. Tangan pejalan kaki, lalu pump
Memakai sarung tangan
lintas dan pekerja
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
d. Mata terkena
b. terpecik,sinar
butiran - butiran
pada saat safety sinar las
Memakai kacamata pelindung
kecil beton
proses segar
pengelasan
E Pengangkutan Baja Struktur I Girder a. Pekerja tertabrak pada proses Mengatur rute mobilisasi sehingga tidak
mobilisasi material membahayakan pekerja
F Girder
1 Perakitan Girder a. Tangan lecet/terluka/terjepit Memakai Sarung tangan
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
2 Pemasangan Elastomeric a. Tangan terjepit/ terluka Memakai Sarung tangan
3 Pemasangan Girder a. Tertimpa Balok Girder saat
pemasangan diatas abutment atau Membatasi area pengangkutan balok
pilar dengan di beri tali pembatas
Memakai APD (safety helm)
G Plat Lantai
1 Pembesian Plat Lantai a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
2 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
membahayakan pejalan kaki, lalu pump
lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
3 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
(tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
dan ditata rapi pada tempatnya tersendiri
Memakai APD (sepatu dan helm)
H Lantai Kerja
1 Pembesian Plat Lantai a. Terjepit pada saat mengangkat besi Dibuatkan dudukan untuk menumpuk besi
dari tumpukan stock yard sesuai diameter
b. Terkena cutter saat pemotongan
besi Personil yang menjalankan cutter adalah
orang yang memposisikan titik potong
c. Tertusuk kawat bendrat Menggunakan sarung tangan
d. Tersandung saat Menggunakan safety shoes
pengangkutan/pemasangan
2 Pengecoran a. Tangan Memakai Sarung tangan
lecet/terluka/terjepit/talang/terjatuh
b. Menginjak benda tajam Memakai safety shoes
c. Pergerakan concrete pump Mengatur area jalan kerja concrete
PT. GAMERKA KARYA

membahayakan pejalan kaki, lalu pump


lintas dan pekerja
d. Mata terpecik, butiran - butiran Memakai kacamata safety
kecil beton segar
3 Pemasangan Bekisting a. Terkena paku / bendrat / barang
tajam lainnya Kaso bekas bekisting yang ada paku
(tertancap) harus dilepas, dikumpulkan
dan ditata rapi pada tempatnya tersendiri

55
6.7. Perlengkapan K3 di Lapangan

Gambar 6.1 Peralatan K3 di Lapangan

Gambar 6.2 Rambu – rambu K3 di Lapangan


PT. GAMERKA KARYA

56
Diagram 6.1. Kecelakaan Berat / cacat permanen

Diagram 6.2. Laporan Harian/Laporan inspeksi


bulanan K3L
PT. GAMERKA KARYA

57
Diagram 6.3. Laporan Kecelakaan

Diagram 6.4. Pemeriksaan terhadap rambu –


rambu K3L
PT. GAMERKA KARYA

58
Diagram 6.5. Pengadaan Tim Kesehatan untuk
pemeriksaan pekerja

Diagram 6.6. Penjelasan K3L Kepada Mandor


PT. GAMERKA KARYA

59

Вам также может понравиться