Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
ARI SUSANTI
CRISTINA M.T
DEWI LISTIOWATI
HENI SUSILO WATI
YULIANTI
Syukur Alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniannya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “ASUHAN
KEBIDANAN MASA NIFAS DAN BBL ” dalam hal ini kami mengambil materi “RESPON
KELUARGA TERHADAP BAYI BARU LAHIR” ini dengan baik dan lancar.Makalah respon
keluarga terhadap BBL diperuntukan khusus untuk mahasiswa program RPL Kebidanan
Poltekkes Metro agar memudahkan proses belajar mengajar.Dalam penyususnan makalah ini
tentunya kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan beberapa pihak baik yang secara langsung
maupun tidak langsung telah ikut dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karenanya kritikan dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 61-
71).
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm:
55-56).
Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi
Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Kyla, B. 2009. Sibling Rivalry. Diunduh 29 Januari 2009, 06: 49 PM.
med.umich.edu/yourchild/topics/sibriv.htm
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm:
45-48).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 66-67).
Image, kidney.org.uk
1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi,
maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan
bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi
pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment:
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi
sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti
antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling
merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;
attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
1. Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak
mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting.
Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch,
Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu
ibunya (Stainto, 1985).
5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki,
seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak
mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk
belajar.
7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak
dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh
dari kontak dini :
Respon Negatif
1. Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan.
2. Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang
mendapat perhatian.
4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam
membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu
dan aib bagi keluarga.
Perilaku Memfasilitasi
Perilaku Penghambat
Faktor Internal
Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan
menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman
yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan (
mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang
telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan ).
Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama kehamilan,
melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari
orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.
1. Touch (Sentuhan). Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian
kepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan sebagai usapan lembut untuk
menenangkan bayi.
2. Eye to Eye Contact (Kontak Mata). Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan
kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap
perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam
hubungan manusia pada umumnya.
3. Odor (Bau Badan). Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan
baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera
penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada
waktu tertentu.
4. Bodi Warm (Kehangatan Tubuh). Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan
dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses
melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak
manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar
si bayi tetap hangat.
5. Voice (Suara). Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan
menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena
merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi
tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan
kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan
amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
6. Entrainment (Gaya Bahasa). Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan
dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh
sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah
satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain
itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi
yang efektif.
7. Biorhythmicity (Irama Kehidupan). Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri
dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah
lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan
menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan
interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
C. Sibling Rivalry
Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis
terutama pada saudara-saudaranya, sehingga perlu dipersiapkan.
Pengertian Sibling Rivalry
Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk
kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan.
Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah
kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian
dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki
dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak
atau lebih.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi
anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi
sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat
ambivalent dengan love hate relationship.
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara
lain:
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator
.
Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak
dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1. Masalah tidur.
2. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
3. Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.
1. Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
2. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan
perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
3. Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya.
4. Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.
Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang
merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan
mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota
baru dalam keluarganya, misalnya:
Peran Bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
BOUNDING ATTACMENT
Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai hasil
dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosiaonal dan saling membutuhkan. Proses ikatan batin
antara ibu dengan bayinya ini diaawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dan
dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan batin antara bayi dan orangtuanya berkaitan erat dengan
pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Rasa cinta menimbulkan ikatan batin / ketrikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi
(marshall kalus)menyarankan ibu agar menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk saling
mengenal lebih dalam dan menikmati kebersamaan yang disebut babymoon
B. SARAN
Respon keluarga terhadap bayi baru lahir berbeda beda. Sebaikanya keluarga menerima dengan
baik kelahiran bayi di tengah tengah kelurga. Perilaku setiap anggota keuarga diharapkan dapat
memberikan respon ositif terhadap bayi maupun anggota keluarga lainnya.