Вы находитесь на странице: 1из 19

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR

“RESPON KELUARGA TERHADAP BAYI BARU LAHIR”

DISUSUN OLEH:
ARI SUSANTI
CRISTINA M.T
DEWI LISTIOWATI
HENI SUSILO WATI
YULIANTI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG


PRODI KEBIDANAN RPL METRO
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniannya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “ASUHAN
KEBIDANAN MASA NIFAS DAN BBL ” dalam hal ini kami mengambil materi “RESPON
KELUARGA TERHADAP BAYI BARU LAHIR” ini dengan baik dan lancar.Makalah respon
keluarga terhadap BBL diperuntukan khusus untuk mahasiswa program RPL Kebidanan
Poltekkes Metro agar memudahkan proses belajar mengajar.Dalam penyususnan makalah ini
tentunya kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan beberapa pihak baik yang secara langsung
maupun tidak langsung telah ikut dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karenanya kritikan dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin

Metro, Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..... ………………………………………………………………i


Kata Pengantar .. ……………………………………………………………….ii
Daftar Isi . ………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. ………...1
A. LatarBelakang ................................................................ ………...1
B. RumusanMasalah .......................................................... …………1
C. Tujuan ........................................................................... …………1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. ………...2
A. Bounding Attachment…………………………………………….2
1. Pengertian ................................................................. …..…….2
2. Tahap tahap Bonding Attachment ............................ ………...4
3. Elemen Elemen Bonding Attachment ..................... …………4
4. Prinsip Bonding Attachment ................................... …………6
B. Respon Ayah terhadap BBL ......................................... …………6
C. Sibling Rivalry .............................................................. ………..10
1. Penyebab Sibling Rivalry ....................................... ………..10
2. sisi Positif Sibling Rivalry ...................................... ………..11
3. Mengatasi Sibling Rivalry ...................................... ………..12
BAB III PENUTUP……………………………………………………..…..15
A. KESIMPULAN ........................................................... ………..15
B. SARAN......................................................................... .............15

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 61-
71).
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm:
55-56).

Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi
Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Kyla, B. 2009. Sibling Rivalry. Diunduh 29 Januari 2009, 06: 49 PM.
med.umich.edu/yourchild/topics/sibriv.htm

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm:
45-48).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 66-67).
Image, kidney.org.uk

Telli, L. Bounding Attachment. Diunduh 15 Januari 2010, 10:15 PM.


akbidypsdmi.net/download/pdf/asuhan26.pdf
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina
keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan suci dan luhur
yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Anugrah tersebut tentunya bukan anugrah yang
diberikan begitu saja. Allah menyerahkan anugrah mulia tersebut kepada umat manusia disertai
dengan beban dan tanggung jawab untuk mendidik dan membesarkannya sehingga menjadi
sebuah karakter yang kuat dan tangguh dimasa depan. Reaksi orangtua dan keluarga terhadap
bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya
reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada
jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru
lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil masalah tersebut dengan judul “Respon
Keluarga terhadap Bayi Baru Lahir” agar pembaca dapat mendapatkan informasi mengenai
masalah yang terjadi karena perbedaan respon keluarga terhadap bayi yang baru saja lahir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bounding Attachment?
2. Apasajakah respon ayah terhadap bayi yang baru lahir?
3. Apa sajakah masalah yang biasa timbul dari kecemburuan yang berdampak dari bayi baru
lahir?
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai boinding attachment
2. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai macm macam respon ayah
terhadap bayi baru lahir
3. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai kecemburuan atau sibling
rivaly
BAB II
PEMBAHASAN

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR


A. BOUDING ATTACHMENT
Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai
hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosiaonal dan saling membutuhkan. Proses ikatan batin
antara ibu dengan bayinya ini diaawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dan
dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan batin antara bayi dan orangtuanya berkaitan erat dengan
pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi. Rasa cinta menimbulkan ikatan batin /
ketrikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi (marshall kalus)menyarankan ibu agar
menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk saling mengenal lebih dalam dan menikmati
kebersamaan yang disebut babymoon
ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu daan bayi berkembang:
1. Periode prenatal
Merupaakan periode selama kehamilan , dalam masa prenatal ini ketika wanita menerima
fakta kehamilan dan mendefinisikan dirinya sebagai seorang ibu memeriksakan kehamilan,
mengidentifikasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya, bermimpi dan
berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk bayi.
2.Waktu kelahiran dan sesaat setelahnya
Ketika persalinan secara langsung berpengaaruh terhaadap proses keterkaitan ketika
kelahiran bayi. Keterkaitan pada waktu kelahiran ini dapat dimulai dengan ibu menyentuh
kepala bayinya pada bagian introitus sesaat sebelum kelahiran, bahkan ketika bayi
ditempatkan diatas perut ibu sesaat setelah kelahiran. Perilaku keterikatan ini seperti seperti
penyentuhan ibu pada bayinya ini dimulai dengan jari- jari tangan (ekstremitas) bayi lalu
meningkat pada saat melingkari dada bayi dengan kedua tangannya dan berakhir ketika dia
melindungi keseluruhan tubuh bayi dalam rengkuhan lengannya. Perilaku lain dalam periode
ini meliputi kontak mata dan menghabiskan waktu dalam posisi en face (tatap muka),
berbicara dengan bayi, membandingkan bayi denganbayi yang telah diimpikannya selama
kehamilan (jenis kelamin)dan menggunakan nama pada bayi.keterkaitan ini menyebabkan
respon yang menciptakan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya hal ini
difasilitaasi karena bayi dalam fase waspada waspada selama satu jam pertana setelah
kelahiran, ini membuat bayi reseptif terhadap rangsangan.
3. Postpartum dan pengasuhan awal
Suatu hubungan berkembang seiring berjalannya waktu dan bergantung pada partisipasi
kedua pihak yang terlibat. Ibu mulai berperan mengasuh bayinya dengan kasih saying.
Kemampuan untuk
mengasuh agar menghasilkan bayi yang sehat hal ini dapat menciptakan perasaan puas, rasa
percaya diri dan perasaanberkompeten dan sukses terhadap diri ibu

Ada beberapa ahli yang mengungkapkan pengertian Bounding Attachment

1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi,
maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan
bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi
pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment:
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi
sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti
antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling
merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;
attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.

Tahap-Tahap Bounding Attachment

1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan


mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.

Elemen-Elemen Bounding Attachment

1. Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak
mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting.
Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch,
Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu
ibunya (Stainto, 1985).
5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki,
seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak
mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk
belajar.
7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak
dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.

Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh
dari kontak dini :

1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.


2. Reflek menghisap dilakukan dini.
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh);
waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment

1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).


2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6. Persiapan PNC sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Keuntungan Bounding Attachment

1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.


2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

Hambatan Bounding Attachment

1. Kurangnya support sistem.


2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

B. Respon Ayah dan Keluarga Terhadap Bayi Baru Lahir


Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga
dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon
yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
 Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:

1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.


2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.
3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
4. Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi

 Respon Negatif

Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:

1. Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan.
2. Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang
mendapat perhatian.
4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam
membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu
dan aib bagi keluarga.

Perilaku Orang Tua


Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap bayi
baru lahir, terbagi menjadi:.

 Perilaku Memfasilitasi

1. Menatap, mencari ciri khas anak.


2. Kontak mata.
3. Memberikan perhatian.
4. Menganggap anak sebagai individu yang unik.
5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
6. Memberikan senyuman.
7. Berbicara/bernyanyi.
8. Menunjukkan kebanggaan pada anak.
9. Mengajak anak pada acara keluarga.
10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
11. Bereaksi positif terhadap perilaku anak.

 Perilaku Penghambat

1. Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk


menyentuh anak.
2. Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama
pada anak.
3. Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
4. Tidak menggenggam jarinya.
5. Terburu-buru dalam menyusui.
6. Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.

Respon Orang Tua

Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

 Faktor Internal

Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan
menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman
yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan (
mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang
telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan ).

 Faktor Eksternal

Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama kehamilan,
melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari
orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.

 Sikap Orang Tua

Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi meliputi:

1. Kurang kasih sayang.


2. Persaingan tugas orang tua.
3. Pengalaman melahirkan.
4. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.
5. Cemas tentang biaya.
6. Kelainan pada bayi.
7. Penyesuaian diri bayi pascanatal.
8. Tangisan bayi.
9. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.
10. Gelisah tentang kenormalan bayi.
11. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.
12. Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.

 Respon Antara Ibu dan Bayi


Respon Antara Ibu dan Bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya meliputi:

1. Touch (Sentuhan). Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian
kepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan sebagai usapan lembut untuk
menenangkan bayi.
2. Eye to Eye Contact (Kontak Mata). Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan
kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap
perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam
hubungan manusia pada umumnya.
3. Odor (Bau Badan). Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan
baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera
penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada
waktu tertentu.
4. Bodi Warm (Kehangatan Tubuh). Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan
dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses
melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak
manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar
si bayi tetap hangat.
5. Voice (Suara). Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan
menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena
merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi
tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan
kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan
amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
6. Entrainment (Gaya Bahasa). Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan
dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh
sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah
satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain
itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi
yang efektif.
7. Biorhythmicity (Irama Kehidupan). Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri
dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah
lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan
menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan
interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.

C. Sibling Rivalry
Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis
terutama pada saudara-saudaranya, sehingga perlu dipersiapkan.
Pengertian Sibling Rivalry

 Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk
kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan.
Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah
kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian
dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
 Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki
dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak
atau lebih.

Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi
anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi
sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat
ambivalent dengan love hate relationship.

Penyebab Sibling Rivalry


Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1. Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin
menunjukkan pada saudara mereka.
2. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang
tua mereka.
3. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
anggota keluarga baru/ bayi.
4. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.
7. Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
8. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal.
9. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
10. Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11. Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
12. Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.

Segi Positif Sibling Rivalry

Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara
lain:

1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa


keterampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator

.
Mengatasi Sibling Rivalry

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak
dapat bergaul dengan baik, antara lain:

1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.


2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
7. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.
11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan


Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada
umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran
anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang
orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada anak-
anak ini.
Tingkah laku ini antara lain berupa:

1. Masalah tidur.
2. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
3. Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.

Batita (Bawah Tiga Tahun)


Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2
tahun.
Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:

1. Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
2. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan
perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
3. Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya.
4. Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.

Anak yang Lebih Tua


Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak
seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan
kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap perkembangan adiknya. Terdapat
pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh adiknya.

Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang
merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan
mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota
baru dalam keluarganya, misalnya:

1. Berkurangnya ikatan kepada orang tua.


2. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3. Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri.
4. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.

Peran Bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:

1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
 BOUNDING ATTACMENT
Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai hasil
dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosiaonal dan saling membutuhkan. Proses ikatan batin
antara ibu dengan bayinya ini diaawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dan
dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan batin antara bayi dan orangtuanya berkaitan erat dengan
pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Rasa cinta menimbulkan ikatan batin / ketrikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi
(marshall kalus)menyarankan ibu agar menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk saling
mengenal lebih dalam dan menikmati kebersamaan yang disebut babymoon

 RESPON AYAH DAN KELUARGA


Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat disebabkan pengalaman
mereka dalam mengasuh anak dan meliputi keseluruhan reaksi emosi, mulai dari tingkatan
kebahagiaan tapi dapat juga berupa kesedihan yang mendalam.
 SIBLING RIVA
Merupakan suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudara kandung
yang baru dilahirkan. Perasaan cemburu inipun dapat timbul terhadap sang ayah. Sibling rivalry
dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal
seorang anak karena merasa ada ancaman gsngguan kestabilan hubungan keluarganya dengan
adanya saudara baru.

B. SARAN

Respon keluarga terhadap bayi baru lahir berbeda beda. Sebaikanya keluarga menerima dengan
baik kelahiran bayi di tengah tengah kelurga. Perilaku setiap anggota keuarga diharapkan dapat
memberikan respon ositif terhadap bayi maupun anggota keluarga lainnya.

Вам также может понравиться