Вы находитесь на странице: 1из 8

ETIKA BISNIS ISLAM

“Corporate Social Responsibility”

Dosen Mata Kuliah:

Murwanto Sigit Drs.,M.B.A.

Disusun Oleh:

Nanda Putra Pratama ( 15311474 )

KELAS : A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2017/2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada zaman sekarang kesadaran akan lingkungan sudah meningkat. Masalah pencemaran
sudah banyak menarik minat, mulai lapisan bawah sampai lapisan atas. Dimana pemerintah daerah
sudah mulai mewajibkan pembuatan instalasi pengolahan limbah kepada perusahaan.

Perusahaan-perusahaan pada zaman sekarang juga banyak tumbuh berkembang dengan


pesat dikalangan masyarakat. Dan banyak juga yang merugikan masyarakat sekitar karena limbah
yang dihasilkannya.

Pembangunan yang di Indonesia dapat meningkatkan kemakmuran namun disisi lain hal
ini juga dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak yang diakibatkan dari
pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari limbah bekas proses sebuah industri yang
mengakibatkan rusaknya ekosistem (pencemaran terhadap ikan dan air) serta mengakibatkan
sejumlah penyakit dimasyarakat sekitar.

Rumusan Masalah
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

2. Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia

3. Dasar hukum Corporate Social Responsibility (CSR)

4. Aspek dalam Corporate Social Responsibility (CSR)


5. Permasalahan yang biasa terjadi dalam penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memberikan pengetahuan seputar CSR dalam ruang lingkup etika
bisnis.
PEMBAHASAN

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu pendekatan yang dilakukan


perusahaan untuk menegakkan kepedulian sosial di dalam operasi bisnisnya dan dalam
interaksinya dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan. CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yaitu suatu organisasi, terutama
perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi
juga harus memikirkan dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari kegiatan itu, baik untuk
jangka pendek maupun untuk jangka yang panjang.

Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia

Di Indonesia sendiri, CSR dikenal pada tahun 1980-an. Tapi popular digunakan sejak tahun
1990-an. Sama seperti sejarah munculnya CSR didunia dimana istilah CSR muncul ketika kegiatan
CSR sebenarnya telah terjadi. Di Indonesia, kegiatan CSR ini sebenarnya sudah dilakukan
perusahaan beberapa tahun lalu. Tapi pada saat itu kegiatan CSR Indonesia dikenal dengan nama
CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Kegiatan CSA ini bisa
dikatakan sama dengan CSR karena konsep dan pola pikir yang digunakan hampir sama.

Setelah beberapa lama, pemerintah mengimbau kepada pemilik perusahaan untuk


memperhatikan lingkungan sekitarnya. Namun, ini hanya sekedar imbauan karena belum ada
peraturan yang mengikat. Sejatinya pemerintah menegaskan bahwa yang perlu diperhatikan
perusahaan bukan hanya sebatas stakeholders atau para pemegang saham. Melainkan stakeholders,
yakni pihak-pihak yang berkepentingan di dalam operasi perusahaan

Pada tahun 2007 tepatnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang kewajiban
Perseroan Terbatas keluar, hampir semua perusahaan Indonesia telah menerapkan program CSR,
meski kegiatan itu masih berlangsung pada tahap cari popularitas dan keterikatan peraturan
pemerintah. Misalnya seperti, masih banyak perusahaan yang jika memberikan bantuan maka yang
penerima bantuan harus menempel poster perusahaan ditempatnya sebagai tanda bahwa ia telah
menerima bantuan dari perusahaan tersebut.
Dasar hukum Corporate Social Responsibility (CSR)

UU No. 40 tahun 2007 yang berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR.
Direksi yang bertanggung jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan &
CSR. Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap
perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat
maupun masyarakat pada umumnya.

Aspek dalam Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam menjalankan program CSR, berlandaskan pada empat aspek utama, yaitu:

1. Lingkungan Hidup

Perusahaan berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan:

a. Mengontrol dampak limbah, pembuangan sisa produksi serta pengecekan seluruh peralatan
sesuai dengan prosedur.
b. Pengadaan kerja bakti untuk membersihkan saluran-saluran air oleh karyawan Perseroan
pada musim hujan.

2. Ketenaga-kerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan ramah lingkungan serta
melakukan pembinaan bagi karyawan sehingga dapat berkontribusi maksimal di dalam
perusahaan.

3. Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan


Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pengembangan sosial dan masyarakat sekitar.

a. Perusahaan menjalin hubungan baik dengan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan
instansi Pemerintah untuk terciptanya kerja sama dan hubungan yang harmonis dengan
masyarakat setempat, khususnya di sekitar lokasi operasi perusahaan.
b. Perusahaan menggunakan tenaga kerja local.

4. Tanggung Jawab kepada Konsumen

Perusahaan berkomitmen untuk menghasilkan atau menciptakan produk dan layanan konsumen
berkualitas tinggi.

Perusahaan selalu terbuka dan menjunjung nilai-nilai jujur, adil dan tanggung-jawab terhadap
kualitas produk. Untuk mempertahankan tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Permasalahan yang biasa terjadi dalam penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Kendala yang masih banyak ditemukan di lapangan dalam pelaksanaan CSR adalah
masalah biaya, SDM yang kompeten, distribusi kegiatan serta penentuan target, bentuk kegiatan,
masalah perizinan dan regulasi, kurangnya kemitraan, sosialisasi kegiatan, pemahaman mengenai
pelaksanaan dan evaluasi di lapangan, dan masih banyak oknum yang melakukan pungutan liar di
lapangan.
PENUTUP

Kesimpulan

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah kepedulian yang dilakukan perusahaan terhadap
kepentingan pihak-pihak lain secara luas daripada hanya kepada kepentingan perusahaan saja.
Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih canggih, munculah gagasan yang lebih komprehensif
mengenai lingkup tanggung jawab sosial perusahaan. Indikator keberhasilan tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap masyarakat sendiri dilihat dari gimana masyarakat di dekat lokasi
operasi perusahaan merasakan manfaat dengan adanya kegiatan yang dilakukan perusahaan
tersebut. Karena dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat setempat dan memperhatikan
limbah dari produk yang dihasilkan dari operasi maka perusahaan tersebut telah menjalankan
tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Dengan begitu terjalin hubungan yang baik antara
masyarakat setempat dengan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Desjardins, Hartman. 2012. Etika Bisnis ; Pengambil Keputusan untuk Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial. Erlangga : Jakarta.

Ernawan, R. Erni. 2011. Business Ethics. Alfabeta : Bandung.

http://i-makalah.blogspot.com/2013/02/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-csr.html

http://romannaart.blogspot.com/2013/05/makalah-csr.html

Вам также может понравиться