Вы находитесь на странице: 1из 2

Suatu renungan yang indah di malam pergantian tahun baru islam.

Mengingat kembali sirah


nabi ketika harus berhijrah ke Madinah karena tekanan yang begitu besar dari kaum kafir
setelah berdakwah 13 tahun di kota Mekkah. Sebuah hijrah yang mempunyai dampak besar
terhadap perkembangan islam. Rencana itu terlalu halus untuk dideteksi secara dini oleh
para pemimpin musyrik Quraisy.Tiba-tiba saja Makkah terasa lengang dan sunyi. Ada
banyak wajah yang terasa perlahan-lahan menghilang dari lingkungan pergaulan. Tapi tidak
ada berita. Tidak ada yang tahu secara pasti apa yang sedang terjadi dalam komunitas
Muslim di bawah pimpinan Rasulullah SAW. Ini memang bukan rencana yang bisa
dirahasiakan dalam waktu lama. Orang-orang musyrik Makkah akhirya memang mengetahui
bahwa kaum Muslimin telah berhijrah ke Madinah. Tapi setelah proses hijrah hampir
selesai. (Dari Gerakan ke Negara)

Dalam konteks hijrah telah hadir dua kelompok yaitu Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar.
Kaum Muhajirin yaitu mereka yang datang dari Mekkah, sedangkan Kaum Anshar yaitu
orang-orang yang menyambut dengan penuh ikhlas kedatangan kaum muhajirin. Kedua kaum
ini kemudian saling dipersaudarakan oleh Rasulullah, mengingat ikatan akidah mereka yang
begitu kuat. Sebuah ikatan yang mampu menglahkan ikatan darah. Itulah alasannya mengapa
para sahabat rela meninggalkan keluarganya demi untuk mengejar dan memperhankan
kemuliaan islam.Sebuah pengorbanan yang jarang kita temukan hari ini. Karena jika kita
melihat kondisi umat saat ini sangat mirip dengn kondisi zaman jahiliyah sebelum
kedatangan Rasulullah SAW. Kondisi umat saat ini telah di galaukan dengan dunia.
Uang,Jabatan, Wanita telah mereka jadikan Tuhan abad modern.

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti
halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah
karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali,
tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap
kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah
wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu
Dawud No. 3745)

Zaman terus bergulir menghampiri penghabisannya. Hadits-hadits nabi tentang datangnya


akhir dari alam semesta semakin terpenuhi. Kita telah melihat bahwa ummat ini semakin
mengikuti tingkah laku yahudi dan nashara. Bukan hanya di mal-mal, bahkan di pasar-pasar
tradisional, kita dapat melihat betapa ummat ini telah melangkah meninggalkan millah Islam
dan terus saja mengikuti jejak yahudi dan nashara, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi
sehasta, hingga ke lubang biawak pun mereka ikuti.

Sungguh hati ini merindukkan kesederhanaan Abu Bakar , Ketegasan Umar Bin Khattab,
Kelembutan Utsman Bin Affan, dan Kecerdasan seperti Ali Bin Abi Thalib. Hamba ini
merindukan balutan kasih sayang yang di contohkan para sahabat. Sungguh tinta emas itu
memang benar-benar telah di torehkan di generasi mereka.

Yang menjadi kabar gembira adalah dari ayat yang menyebut aktor pelaku hijrah bahwa
selain dari kelompok Muhajirin dan Anshar, Allah masih membuka peluang jaminan dan
penghargaan yang sama dengan mereka bagi siapapun yang mampu mengikuti jejak teladan
kedua kelompok itu dengan baik pasca hijrah yang tersirat dari firman-Nya: “dan orang-
orang yang mengikuti mereka (Muhajirin dan Anshar) dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar”. (QS At-Taubah: 100)

Inilah momentum perbaikan diri. Saatnya bangkit dari kegelapan. Tidak ada lagi keraguaan
bagi-Nya. Saatnya memahami islam seutuhnya seperti para sahabat bukan setengah-
setengah. Karena agama ini telah di sempurnakan.

Firman ALLAH "Kullu bani adam khotoun,wa khoeru khotouna Atawabun." "Semua umat
manusia pasti berbuat salah, dan sebaik-baik yang bersalah yang mau bertaubat."
"Wa Huwa ladzi yaqbalut taubata'an 'ibaadihi, Wa ya'fuu 'anissayyiaati wa ya'lamu maa
tuf'aluun".
"Dan Dia-lah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-
kesalahanmu serta mengetahui apa yang kamu lakukan."
(QS. Asy-Syuura : 25)
Taubat-lah dengan TAUBATAN NASUHA, karena itu adalah GERBANG AWAL UNTUK
MENUJU JALAN ALLAH SWT !!

Вам также может понравиться